Anda di halaman 1dari 1

Mampu memberikan perubahan pada siswa dalam dinamika belajar dengan membuat metode

pembelajaran yang bersifat menyenangkan dan berpusat pada siswa.Sebelum menerapkan hal itu,
tentunya saya akan mempelajarinya terlebih dahulu. Disamping itu, alasan saya menjadi guru
penggerak adalah untuk memperdalam lagi terkait filosofi pendidikan yang dicetuskan oleh bapak
pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara.

Teori belajar dari Ki Hajar Dewantara menjadi patokan untuk memperbaiki paradigma belajar saat ini
dengan mengaplikasikan proses belajar yang mengutamakan anak didik.

Caranya dengan berpedoman pada 3 semboyannya yang populer, yaitu:

1.Ing ngarsa sing tuladha artinya seorang guru apabila berada di depan harus mencontohkan yang
baik.

2. Ing madya mangun karsa artinya seorang guru apabila berada di tengah harus dapat memberi
motivasi dan kekuatan.

3. Tut wuri handayani artinya seorang guru apabila berada di belakang harus memberi dukungan.

Sebagai Guru Penggerak, kita harus terus memegang teguh 3 semboyan Ki Hajar Dewantara tersebut.
Contoh dalam menerapkan semboyan pertama adalah kita harus mencontohkan yang positif kepada
anak didik. Mulai dari cara berpakaian, cara berbicara, dan cara menghadapi anak didik.

Mengapa harus demikian?

Karena guru merupakan sosok yang berada di depan dan selalu diperhatikan oleh anak didik. Jika kita
mencontohkan yang baik, mereka akan melakukan hal yang sama.

Lalu penjelasan contoh semboyan kedua yaitu guru adalah sosok yang mentransmisi pengetahuan
untuk anak didik, dalam proses belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus bisa menciptakan
kekuatan supaya anak didik dapat memperoleh ilmu yang diberikan secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai