Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTIK MANUFAKTUR

Untuk Melengkapi Tugas Praktik Pemesinan Bubut I yang diampu oleh :


Dr. Eng. Rizqi Fitri Naryanto, S.T., M.Eng. & Khoirul Huda, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh :
Nama : Achmad Erlangga Bintang Samodra
NIM : 5211421087

TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
PRAKTIK PEMESINAN BUBUT I
(PERKENALAN)

A. Tujuan
Tujuan praktik Pemesinan Bubut I pada job perkenalan
Sebagai berikut :
1. Memperkenalkan berbagai mesin
2. Memperkenalkan Pengoprasian Mesin

B. Landasan Teori
(Mesin Bubut adalah mesin perkakas yang memutar benda kerja pada sumbu rotasi
untuk melakukan berbagai proses seperti pemotongan, pengamplasan, knurling,
pengeboran, deformasi, pembubutan muka, dan pemutaran, dengan alat yang
diterapkan pada benda kerja untuk membuat objek dengan simetri terhadap
sumbunya.)

C. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


K3 yang diterapkan Perkenalan, sebagai berikut :
1. Jas lab,
2. Kacamata Safety
3. Sepatu safety

D. Penutup
1. Kesimpulan
Mempelajari bagian bagian mesin daan cara mengoprasiannya
2. Saran
Memperbaiki mesin yang rusak
Semarang, 6 Februari 2023

Dosen Pengampu Achmad Erlangga Bintang Samodra

Dr. Eng. Rizqi Fitri Naryanto, S.T., M.Eng.. NIM 5211421087

NIP. 198008302014041001

Khoirul Huda, S.Pd., M.Pd.

NIDN. 0029128912
PRAKTIK PEMESINAN BUBUT I
(MENGASAH PAHAT)

A. Tujuan
Tujuan praktik Pemesinan Bubut I pada job pengasahan pahat sebagai
berikut :
1. Agar dapat digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang
pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi
kepala lepas
2. Mengetahui cara mengasah pahat dengan baik
3. Mengetahui bentuk pahat secara baik dan benar

B. Landasan Teori
Penajaman pahat adalah sebagian teknik dan sebagian seni. Operator
mesin bubut harus mengetahui cara membentuk atau menajamkan mesin
bubut, karena mesin bubut HSS kebanyakan dijual kosong (tidak dibuat
mata potong). Ukuran yang tersedia biasanya mulai dari 5/16", 3/8", 1/2",
dll.) dan mencapai panjang 2", 4", 6", dll.

4. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktik kerja bangku job
pengasahan pahat, sebagai berikut :
Alat :
1. Mesin gerinda duduk
2. Penggaris busur (untuk mengukur derajat)
3. Pendingin (coolant)
Bahan :
1. Pahat HSS (High Speed Steels)

5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


K3 yang diterapkan pada praktik kerja bangku job pengasahan pahat,
sebagai berikut :
4. menggunakan jas lab
5. menggunakan masker
6. menggunakan Kacamata Safety
7. penggunaan Sepatu Safety

6. Langkah Kerja Pembuatan Pengasahan Pahat


Pertemuan ke : 2
NO POKOK URAIAN GAMBAR WAKTU
. BAHASA KEGIATAN YANG
N DIBUTUHKA
N

1. Mengasah A. Langkah Kerja 100 Menit


Pahat 1. Tepatkan
pahat pada
radius
seperti yang
disamping,
2. Gunakan
mesin
gerinda
untuk
pengerjaan
3. Miringkan
pahat ke
kanan roda
mesin
gerinda
4. Di langkah
keempat
tepatkan
pahat
disebelah
kiri
5. Setelah itu
ratakan
bagian
tengah pahat

B. Kesimpulan
1. Kesehatan
dan
keselamatan
kerja harus
diperhatikan
saat
melakukan
proses
pembuatan
pahat rata
kanan.
2. Kita harus
sesekali
menyelupka
n pahat yang
telah
digerinda ke
coolant
supaya
menghindar
kan kita dari
suhu panas
dar pahat
tersebut

7. Penutup
3. Kesimpulan
Saat pembuatan pahat rata kanan , yang pertama kali dilakukan yaitu
kesehatan dan keselamatan kerja harus diperhatikan saat melakukan proses
pembubutan pahat ratakanan. Setelah itu siapkan pahat bubut berukuran 5
sampai 10 cm. Lalu nyalakan mesin gerinda ketika sudah siap alat dan
bahannya.
Setelah itu, ambil pahat yang tersedia dan pegang dengan kedua
tangan. Lakukan proses penggerindaan dengan mengasah ujung mata
pahat yang pertama dengan kemiringan 14 derajat. Kemudian kita
putar ke kanan dengan sudut 8 derajat untuk menggerinda sisi
potong pahat. Pada langkah selanjutnya lakukan pengasahan bidang yang
berikut nya dengan kemiringan sudut 6 derajat ke bawah dan 10 derajat ke
sisi.Yang terakhir sudut dimiringkan ke samping 45 derajat ke bawah 6
derajat dan panjangnya kurang lebih 2/3 dari bidang ujung mata pahat.
4. Saran
Penulisan laporan ini penulis sadar masih banyak kekurangan dan
keterbatasan pengetahuan oleh sebab itu penulis memintak kritik dan saran
baik dari teman – teman yang membacanya dan Dosen Pengampu Mata
Kuliah Praktik Proses Manufaktur.
Adapun saran terhadap alat dan mesin yang digunakan dalam praktik
proses manufaktur yaitu sebaiknya pahat yang digunakan selain pahat HSS
karena kebanyakan industri diluar sana jarang yang menggunakan pahat
HSS agar kita bisa mengetahui karakteristik dan kekuatan pahat selain pahat
HSS dan bisa beradaptasi ketika sudah berada dalam lingkungan industri
yang sesungguhnya.

Semarang, 13 Februari 2023

Dosen Pengampu Achmad Erlangga Bintang S

Dr. Eng. Rizqi Fitri Naryanto, S.T., M.Eng.. NIM 5211421087

NIP. 198008302014041001

Khoirul Huda, S.Pd., M.Pd.

NIDN. 0029128912
PRAKTIK PEMESINAN BUBUT I

(BUBUT PERMUKAAN (FACING))

A. Tujuan
Tujuan praktik Pemesinan Bubut I pada job Pembuatan Poros bertingkat
sebagai berikut :
3. Mahasiswa mengetahui cara pembubutan facing dengan baik dan
benar
4. Agar tepi permukaan benda kerja halus dan rata
5. Mahasiswa mengetahui posisi pahat yang benar untuk membubut
facing.
B. Landasan Teori
Pembubutan muka merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat
bubut tegak lurus dengan sumbu putar benda kerja (radial). Metode
pembubutan muka digunakan untuk menyayat permukaan ujung benda kerja
serta mengurangi panjang benda kerja. Bubut permukaan adalah proses
bubut yang identik dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan pemakanan
tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Selain itu proses pengaturan
(setting) pahatnya tetap dilakukan satu persatu.
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktik kerja bangku job
Pembuatan Poros bertingkat, sebagai berikut :
Alat : Bahan :
1. Mesin bubut 1. Bahan batangan teflon
2. Pahat rata kanan
3. Palu karet
4. Kunci Chuck
5. Jangka sorong
D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
K3 yang diterapkan pada praktik kerja bangku job Pembuatan Poros
bertingkat, sebagai berikut :
8. menggunakan jas lab
9. menggunakan masker
10. menggunakan Kacamata Safety
11. penggunaan Sepatu Safety

E. Langkah Kerja Pembuatan Poros bertingkat


Pertemuan ke : 3
NO POKOK URAIAN GAMBAR WAKTU
. BAHASA KEGIATAN YANG
N DIBUTUHKA
N

1. Membubut C. Langkah Kerja 15 menit


Facing 6. Pasang pahat
bubut
setinggi
senter.
7. Pasang benda
kerja yang
akan di
bubut.
8. Miringkan
rumah pahat
bubut sekitar
8-15 derajat
ke kiri.
9. Hidupkan
mesin bubut.
10. Sentuhkan
atau dekatkan
ujung pahat
dengan benda
kerja.
11. Geser pahat
bubut
menjauhi
benda benda
kerja (maju
atau mundur)
12. Atur atau
setting nonius
pada eretan
atas pada
posisi nol (0)
13. Setelah itu,
atur tebal
pemakanan
pada saat
membubut
muka.
14. Mulailah
membubut
muka
(facing),

D. Kesimpulan
3. Pada saat
pemakanan
benda kerja
gunakan air
coolant agar
pahat tidak
cepat aus
4. Membubut
muka di
lakukan dari
kanan benda
kerja apabila
putaran
cekam
(mesin)
berlawanan
dengan arah
jarum jam,
dan
dilakukan
dari kiri
apabila
putaran
cekam
(mesin)
searah jarum
jam.

F. Penutup
5. Kesimpulan
Pada praktek pertemuan ini mahasiswa mulai mengerjakan benda
kerja oleh mesin bubut, melakukan pembubutan facing agar benda kerja
memiliki panjang yang diinginkan yaitu 110 mm dari panjang awal benda
kerja sepanjang 150 mm.
6. Saran
Untuk mesin bubut yang cekamnya goyang segera diperbaiki agar
hasil pembubutan lebih optimal dan penyediaan air coolant lebih
dicukupkan lagi.
Semarang, 20 Februari 2023

Dosen Pengampu Achmad Erlangga Bintang S

Dr. Eng. Rizqi Fitri Naryanto, S.T., M.Eng.. NIM 5211421087

NIP. 198008302014041001

Khoirul Huda, S.Pd., M.Pd.

NIDN. 0029128912
PRAKTIK PEMESINAN BUBUT I

(PEMADAMAN LISTRIK)

G. Tujuan
TIDAK ADA PRAKTIKUM
H. Landasan Teori
TIDAK ADA PRAKTIKUM
I. Alat dan Bahan
TIDAK ADA PRAKTIKUM
J. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
TIDAK ADA PRAKTIKUM
K. Langkah Kerja
Pertemuan ke : 4
NO. POKOK URAIAN GAMBAR WAKTU
BAHASAN KEGIATAN YANG
DIBUTUHKAN

1. TIDAK ADA E. Langkah Kerja - -


-
PRAKTIKUM F. Kesimpulan
-
L. Penutup
7. Kesimpulan : TIDAK ADA PRAKTIKUM
8. Saran : TIDAK ADA PRAKTIKUM
Semarang, 27 Februari 2023

Dosen Pengampu Achmad Erlangga Bintang S

Dr. Eng. Rizqi Fitri Naryanto, S.T., M.Eng.. NIM 5211421087

NIP. 198008302014041001

Khoirul Huda, S.Pd., M.Pd.

NIDN. 0029128912
PRAKTIK PEMESINAN BUBUT I

(BUBUT BERTINGKAT)

M. Tujuan
Tujuan praktik Pemesinan Bubut I pada job Pembuatan Poros bertingkat
sebagai berikut :
6. Mahasiswa mampu membubut lurus dan bertingkat
7. Mahasiswa mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar
8. Mahasiswa mampu membubut luar sampai halus dan rata
9. Mahasiswa mampu membubut macam macam diameter

N. Landasan Teori
Membubut bertingkat yaitu membubut rata dengan bermacam-
macam diameter dengan menggunakan pahat bubut rata. Pada dasarnya
membubut bertingkat sama seperti dengan membubut rata.

O. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktik kerja bangku job
Pembuatan Poros bertingkat, sebagai berikut :
Alat : Bahan :
6. Mesin bubut 1. Bahan batangan teflon
7. Pahat rata kanan
8. Palu karet
9. Kunci Chuck
10. Jangka sorong
P. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
K3 yang diterapkan pada praktik kerja bangku job Pembuatan Poros
bertingkat, sebagai berikut :
12. menggunakan jas lab
13. menggunakan masker
14. menggunakan Kacamata Safety
15. penggunaan Sepatu Safety

Q. Langkah Kerja Pembuatan Poros bertingkat


Pertemuan ke : 5
NO POKOK URAIAN GAMBAR WAKTU
. BAHASA KEGIATAN YANG
N DIBUTUHKA
N

1. Membubut A. G. 60 menit
Bertingkat Langkah
kerja
B. 15. Pasang
mesin
bubut
setinggi
senter. 16.
Pasang
benda kerja
di mesin
bubut. 17.
Nyalakan
sakelar
utama di
ujung tetap
untuk
menyesuai
kan
kecepatan
potong.
Kemudian
mulailah
mengumpa
nkan benda
kerja
secara
perlahan
dengan
ketebalan
umpan 1,5-
2,5 mm.
18.
Kemudian
ulangi
proses
pemberian
makan
hingga
mendapatk
an takaran
yang sudah
bekerja
C. 19.
Setelah
berputar,
kita harus
ingat
bahwa hal
pertama
yang kita
lakukan
adalah
membuat
bagian
dengan
diameter
lebih besar.
Kemudian
ikuti
diameter
yang lebih
kecil dan
seterusnya
D. Kesimpulan
5. Pada saat
pemakanan
benda kerja
gunakan air
coolant
agar pahat
tidak cepat
aus
6. Yang harus
kita ingat
dalam
proses
pembubuta
n bertingkat
yang
terlebih
dahulu kita
kerjakan
adalah
benda kerja
yang
memiliki
diameter
yang lebih
besar.

R. Penutup
9. Kesimpulan
Pada praktek pertemuan ini mahasiswa mulai mengerjakan benda
kerja oleh mesin bubut, melakukan pembubutan bertingkat agar benda kerja
memiliki panjang yang diinginkan yaitu 110 mm dan diameter yang
diinginkan yaitu 16 mm sepanjang 25 mm, 22 mm sepanjang 15 mm,
18 sepanjang 35 mm, 12 sepanjang 35 mm.
10. Saran
Untuk mesin bubut yang cekamnya goyang segera diperbaiki agar
hasil pembubutan lebih optimal dan penyediaan air coolant lebih
dicukupkan lagi.

Semarang, 6 Maret 2023

Dosen Pengampu Achmad Erlangga Bintang S

Dr. Eng. Rizqi Fitri Naryanto, S.T., M.Eng.. NIM 5211421087

NIP. 198008302014041001

Khoirul Huda, S.Pd., M.Pd.

NIDN. 0029128912
PRAKTIK PEMESINAN BUBUT I

(DOSEN BERHALANGAN HADIR)

S. Tujuan
TIDAK ADA PRAKTIKUM
T. Landasan Teori
TIDAK ADA PRAKTIKUM
U. Alat dan Bahan
TIDAK ADA PRAKTIKUM
V. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
TIDAK ADA PRAKTIKUM
W. Langkah Kerja
Pertemuan ke : 6
NO. POKOK URAIAN GAMBAR WAKTU
BAHASAN KEGIATAN YANG
DIBUTUHKAN

1. TIDAK ADA G. Langkah Kerja - -


-
PRAKTIKUM H. Kesimpulan
-
X. Penutup
11. Kesimpulan : TIDAK ADA PRAKTIKUM
12. Saran : TIDAK ADA PRAKTIKUM
Semarang, 13 Maret 2023

Dosen Pengampu Achmad Erlangga Bintang S

Dr. Eng. Rizqi Fitri Naryanto, S.T., M.Eng.. NIM 5211421087

NIP. 198008302014041001

Khoirul Huda, S.Pd., M.Pd.

NIDN. 0029128912
PRAKTIK PEMESINAN BUBUT I

(PEMADAMAN LISTRIK)

Y. Tujuan
TIDAK ADA PRAKTIKUM
Z. Landasan Teori
TIDAK ADA PRAKTIKUM
AA. Alat dan Bahan
TIDAK ADA PRAKTIKUM
BB. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
TIDAK ADA PRAKTIKUM
CC. Langkah Kerja
Pertemuan ke : 7
NO. POKOK URAIAN GAMBAR WAKTU
BAHASAN KEGIATAN YANG
DIBUTUHKAN

1. TIDAK ADA I. Langkah Kerja - -


-
PRAKTIKUM J. Kesimpulan
-
DD. Penutup
13. Kesimpulan : TIDAK ADA PRAKTIKUM
14. Saran : TIDAK ADA PRAKTIKUM
Semarang, 20 Maret 2023

Dosen Pengampu Achmad Erlangga Bintang S

Dr. Eng. Rizqi Fitri Naryanto, S.T., M.Eng.. NIM 5211421087

NIP. 198008302014041001

Khoirul Huda, S.Pd., M.Pd.

NIDN. 0029128912
PRAKTIK PEMESINAN BUBUT I

(MEMBUAT ALUR DAN MEMBUAT TIRUS)

EE.Tujuan
Tujuan praktik Pemesinan Bubut I pada job Pembuatan Poros bertingkat
sebagai berikut :
10. Mahasiswa mampu membubut alur dengan baik
11. Mahasiswa mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar
12. Mahasiswa mampu membubut tirus dengan baik
13. Mahasiswa mampu membubut macam macam diameter

FF. Landasan Teori


a. Pembubutan alur bertujuan untuk membuat pembebas pada
menguliran atau bisa juga untuk tempat pemasangan snap ring,
pembubutan alur dapat dilakukan pada diameter luar dan dalam. alat
potong yang digunakan adalah ISO 7 dan pahat alur dalam. Alur
(grooving) pada benda kerja dibuat dengan tujuan untuk memberi
kelonggaran ketika memasangkan dua buah elemen mesin, membuat
baut dapat bergerak penuh, dan memberi jarak bebas pada proses
gerinda terhadap suatu poros. Dimensi alur ditentukan berdasarkan
dimensi benda kerja dan fungsi dari alur tersebut.
b. Tirus atau taper adalah suatu bagian dari poros yang ukuran
diameternya berangsur-angsur mengecil dari titik ke titik pada
panjang poros, pembubtan tirus pada mesin bubut dapat dilakukan
dengan pahat khusus, atau dengan menyetel top slide pada ukuran
sudut tertentu, atau dengan menggeser center dari tailstock maupun
dengan perlengkapan tirus. alatpotong yang digunakan sama dengan
pembubutan rata. Rumus tirus untuk membubut tirus dengan
menggeser eretan atas adalah :
Keterangan :
ά : sudut pergeseran eretan atas
D : Diameter besar ketirusan
d : Diameter kecil ketirusan
t : Panjang ketirusan

GG. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktik kerja bangku job
Pembuatan Poros bertingkat, sebagai berikut :
Alat : Bahan :
11. Mesin bubut 1. Bahan batangan teflon
12. Pahat rata kanan
13. Pahat alur
14. Palu karet
15. Kunci Chuck
16. Jangka sorong
HH. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
K3 yang diterapkan pada praktik kerja bangku job Pembuatan Poros
bertingkat, sebagai berikut :
16. menggunakan jas lab
17. menggunakan masker
18. menggunakan Kacamata Safety
19. penggunaan Sepatu Safety
II. Langkah Kerja Pembuatan Poros bertingkat
Pertemuan ke : 8
NO. POKOK URAIAN KEGIATAN GAMBAR WAKTU
BAHASAN YANG
DIBUTUH
KAN

1. Membubut A. Langkah Kerja 30 menit


Alur 1. Pasang pahat
alur setinggi
senter.
2. Pasang benda
kerja yang akan
di bubut.
3. Atur kecepatan
potongnya,
Hidupkan
saklar utama
yang terdapat
pada kepala
tetap.
Kemudian
mulailah
pembubutan
alur dengan
cara memutar
eretan
melintang
sedikit demi
sedikit.
4. Kemudian
lakukan proses
pemakanan
secara berulang
– ulang sampai
mendapatkan
ukuran yang
sudah terdapat
pada jobsit. Jika
diameter benda
kerja yang
dibubut sudah
tercapai, maka
lakukanlah
proses serupa
dengan
memutar eretan
memanjang
agar lebar alur
sesuai dengan
ukuran yang
sudah tertera
pada jobsheet.

B. Kesimpulan
1. Pada saat
pemakanan
benda kerja
gunakan air
coolant agar
pahat tidak
cepat aus
2. Untuk
memotong
maupun untuk
pembubutan
alur dapat kita
lakukan selain
langsung
didorong
kedepan,
dengan
menggerakkan
supor atas,
kekiri dan
kekanan demi
untuk
menghindari
ujung pahat
jangan sampai
terjepit.
2. Membubut A. Langkah Kerja 30 menit
Tirus 1. Pasang pahat
alur setinggi
senter.
2. Pasang benda
kerja yang akan
di bubut.
3. Atur
kemiringan
eretan atas
sesuai sudut
dengan
perhitungan
yang telah
dihitung
sebelumnya.
4. Atur kecepatan
potongnya,
Hidupkan
saklar utama
yang terdapat
pada kepala
tetap.
Kemudian
bubut atau
sayat benda
kerja hingga
mencapai
diameter D.
Gerak
penyayatan
pahat tersebut
harus
menggunakan
eretan atas
(karena eretan
atas sudah
diatur miring,
bila
menggunakan
eretan
memanjang
atau eretan
melintang hasil
pembubutan
akan lurus).
Diameter D
atau diameter
yang besar
digunakan
sebagai
pedoman
pengukuran
karena
ujungnya
berbentuk sudut
lancip. Ujung
yang lancip
akan lebih
mudah diukur
dengan jangka
sorong
(diameter d
atau diameter
kecil sulit
diukur dengan
jangka sorong
karena
ujungnya
berbentuk sudut
tumpul atau
lebih besar dari
90°).
B. Kesimpulan
1. Pada saat
pemakanan
benda kerja
gunakan air
coolant agar
pahat tidak
cepat aus
2. Jangan sampai
kita salah
memutar eretan
karena jika kita
sampai salah,
maka tidak
akan terbentuk
tirus atau
miring.

Praktek proses manufaktur dengan menggunakan mesin bubut telah


selesai, berikut merupakan hasil akhir dari jobsheet mesin bubut :

JJ. Penutup
15. Kesimpulan
Pada sesi latihan ini, siswa mulai mengerjakan blanko dengan mesin
bubut, memutar alur sehingga blanko memiliki diameter alur 10 mm
dan panjang alur 5 mm. Pada pembubutan kerucut diameter besar benda
kerja poros 18 mm dan diameter kecil 12 mm, panjang kerucut 20 mm
dan kemiringan 8,5.Saran
Untuk mesin bubut yang cekamnya goyang segera diperbaiki agar
hasil pembubutan lebih optimal dan penyediaan air coolant lebih
dicukupkan lagi.

Semarang, 27 Maret 2023

Dosen Pengampu Achmad Erlangga Bintang S

Dr. Eng. Rizqi Fitri Naryanto, S.T., M.Eng.. NIM 5211421087

NIP. 198008302014041001

Khoirul Huda, S.Pd., M.Pd.

NIDN. 0029128912
PRAKTIK PEMESINAN FRAIS I

(FRAIS MEMBENTUK KOTAK)

KK. Tujuan
Tujuan praktik Pemesinan Frais I pada job pembuatan block v sebagai
berikut:
14. Mahasiswa mampu mengoperasikan mesin frais
15. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti gambar kerja
16. Mahasiswa dapat menegtahui langkah – langkah praktik mesin frais
yang baik dan benar.
17. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab dan kendala yang terjadi
selama proses praktikum mesin frais.

LL.Landasan Teori
Mesin frais adalah mesin tools yang digunakan secara akurat
untuk menghasilkan satu atau lebih pengerjaan permukaan benda dengan
menggunakan satu atau lebih alat potong. Benda kerja dipegang dengan
aman pada meja benda kerja dari mesin atau dalam sebuah alat pemegang
khusus yang dijepit atau dipasang pada meja mesin. Selanjutnya benda kerja
dikontakkan dengan pemotong yang bergerak maju mundur. Mesin frais
merupakan mesin potong yang dapat digunakan untuk berbagai macam
operasi seperti pengoperasian benda datar dan permukaan yang memiliki
bentuk yang tidak beraturan, roda gigi dan kepala baut, boring, reaming.
Kemampuan untuk melakukan berbagai macam pekerjaan membuat mesin
frais merupakan salah satu mesin yang sangat penting dalam bengkel kerja.
MM. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktik kerja bangku job
pembuatan block v, sebagai berikut :
Alat : Bahan :
17. Mesin frais 1. Bahan batangan teflon
18. Endmill
19. Palu karet
20. Kunci pas
21. Jangka sorong
22. Arbor
23. Penyiku
NN. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
K3 yang diterapkan pada praktik kerja bangku job pembuatan block v,
sebagai berikut :
20. menggunakan jas lab
21. menggunakan masker
22. menggunakan Kacamata Safety
23. penggunaan Sepatu Safety

OO. Langkah Kerja Pembuatan Block V


Pertemuan ke : 9
NO POKOK URAIAN GAMBAR WAKTU
. BAHASAN KEGIATAN YANG
DIBUTUHKA
N

1. Membentuk K. Langkah Kerja 100 menit


Kotak 15. Pasang
endmill
pada collet
mesin frais.
16. Pasang
arbor pada
spindel
mesin dan
ikat arbor
dengan
memutar
mur
pengikat
dibelakang
bodi mesin.
17. Pasang
benda kerja
pada ragum
yang masih
berbentuk
lingkaran.
18. Selanjutnya
lakukan
setting nol
untuk
persiapan
melakukan
pemakanan
dengan
cara
menggunak
an kertas.
19. Nyalakan
saklar
utama.
20. Selanjutnya
, lakukan
pemakanan
dengan
arah
putaran
searah
jarum jam
bila pisau
yang
digunakan
arah mata
sayatnya
helik kiri.
21. Lakukan
pemakanan
hingga satu
sisi rata.
Kemudian
jika salah
satu sisi
sudah rata,
lepas benda
kerja dan
pasang
kembali
pada sisi
yang belum
difrais.
Lakukan
secara
berulang
hingga
benda kerja
berbentuk
kotak.
L. Kesimpulan
7. Lakukan
pemakanan
dengan
arah
putaran
searah
jarum jam
bila pisau
yang
digunakan
arah mata
sayatnya
helik kiri.
8. Gunakanla
h penyiku
untuk
mengetahui
apakah
bidang atau
sisi yang
telah
difrais
telah rata
atau belum.

PP. Penutup
16. Kesimpulan
Pada praktek pertemuan ini mahasiswa mulai mengerjakan benda
kerja oleh mesin frais, melakukan pengefraisan agar benda kerja memiliki
bentuk kotak dengan ukuran sisi yang diinginkan yaitu 45 mm x 45 mm
dengan panjang 70 mm.
17. Saran
Adapun saran mengenai hal yang dapat dilakukan pada saat
melakukan proses pengefraisan yaitu :
- Sebelum melakukan proses pengefraisan hendaknya
menggunakan APD untuk terhindar dari bahaya kecelakaan
kerja.
- Setelah selesai melakukan proses pengefraisan, per step jangan
lupa untuk melakukan pengecekan ukuran dan kerataan bidang
pada benda kerja agar tidak terjadi kelebihan batas toleransi
ukuran serta agar bidang benda kerja mempunyai bidang yang
rata.
Semarang, 3 April 2023

Dosen Pengampu Achmad Erlangga Bintang S

Dr. Eng. Rizqi Fitri Naryanto, S.T., M.Eng.. NIM 5211421087

NIP. 198008302014041001

Khoirul Huda, S.Pd., M.Pd.

NIDN. 0029128912
PRAKTIK PEMESINAN FRAIS I

(FRAIS MEMBENTUK BLOCK V)

QQ. Tujuan
Tujuan praktik Pemesinan Frais I pada job pembuatan block v sebagai
berikut:
18. Mahasiswa mampu mengoperasikan mesin frais
19. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti gambar kerja
20. Mahasiswa dapat menegtahui langkah – langkah praktik mesin frais
yang baik dan benar.
21. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab dan kendala yang terjadi
selama proses praktikum mesin frais.

RR. Landasan Teori


Bentuk V blok seperti namanya adalah berupa balok baja dengan alur V
untuk tempat kedudukan benda kerja terutama benda kerja dengan
penampang bulat, sedangkan alur lurus adalah untuk tempat kedudukan
penjepit. Fungsi penjepit ini adalah untuk mengikat benda kerja yang
dikerjakan agar ia tidak dapat bergerak. Dalam pelaksanaan pengikatan
benda kerja sering digunakan dua atau tiga buah V blok secara bersamaan,
karena benda kerja yang akan dikerjakan panjang.
SS. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktik kerja bangku job
pembuatan block v, sebagai berikut :
Alat : Bahan :
24. Mesin frais 1. Bahan batangan teflon
25. Endmill
26. Palu karet
27. Kunci pas
28. Jangka sorong
29. Arbor
30. Penyiku
TT.Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
K3 yang diterapkan pada praktik kerja bangku job pembuatan block v,
sebagai berikut :
24. menggunakan jas lab
25. menggunakan masker
26. menggunakan Kacamata Safety
27. penggunaan Sepatu Safety

UU. Langkah Kerja Pembuatan Block V


Pertemuan ke : 10
NO POKOK URAIAN KEGIATAN GAMBAR WAKTU
. BAHASAN YANG
DIBUTUH
KAN

1. Mengefrais A. Langkah Kerja 50 menit


Alur 1. Pasang endmill
pada collet
mesin frais.
2. Pasang arbor
pada spindel
mesin dan ikat
arbor dengan
memutar mur
pengikat
dibelakang bodi
mesin.
3. Pasang benda
kerja pada
ragum.
4. Selanjutnya
lakukan setting
nol untuk
persiapan
melakukan
pemakanan
dengan cara
menggunakan
kertas.
5. Nyalakan saklar
utama. 10 mm
6. Selanjutnya,
lakukan
pemakanan
dengan arah 5 mm
putaran searah
jarum jam bila
pisau yang
digunakan arah
mata sayatnya
helik kiri.
7. Lakukan
pemakanan
pada benda
kerja sampai 5 mm
mendapatkan
ukuran
kedalaman
yang sesuai 35 mm
dengan perintah
yaitu 5 mm dan
dengan lebar
alur 10
mm.Ulangi
langkah yang
sama untuk
mengefrais alur
kedalaman 5
mm dan dengan
lebar alur 10
mm pada sisi
lainnya.
8. Lakukan hal
yang sama pada
sisi sebelahnya.
Lakukan
pemakanan
pada benda
kerja sampai
mendapatkan
ukuran
kedalaman
yang sesuai
dengan perintah
yaitu 5 mm dan
dengan lebar
alur 35
mm.Ulangi
langkah yang
sama untuk
mengefrais alur
kedalaman 5
mm dan dengan
lebar alur 35
mm pada sisi
lainnya.
B. Kesimpulan
1. Lakukan
pemakanan
dengan arah
putaran searah
jarum jam bila
pisau yang
digunakan arah
mata sayatnya
helik kiri.
2. Gunakanlah
penyiku untuk
mengetahui
apakah bidang
atau sisi yang
telah difrais
telah rata atau
belum.
2. Mengefrais A. Langkah Kerja 50 menit
Sudut “V” 1. Pasang endmill
pada collet
mesin frais.
2. Pasang arbor
pada spindel
mesin dan ikat
arbor dengan
memutar mur
pengikat
dibelakang bodi
mesin.
3. Pasang benda 10 mm
kerja pada
ragum. 5 mm
4. Kemudian,
miringkan
kepala mesin
frais dengan
sudut 45.
5. Selanjutnya
lakukan setting
nol untuk
persiapan
melakukan
pemakanan
dengan cara
menggunakan
kertas.
6. Nyalakan saklar
utama.
7. Selanjutnya,
lakukan
pemakanan
dengan arah
putaran searah
jarum jam bila
pisau yang
digunakan arah
mata sayatnya
helik kiri.
8. Lakukan
pemakanan
pada benda
kerja sampai
mendapatkan
membentuk
huruf V.
9. Setelah
terbentuk huruf
“V”,
kembalikan
posisi kepala
mesin frais
seperti semula.
10. Langkah
selanjutnya
yaitu
membentuk
alur pada alur V
dengan lebar 10
mm dan
kedalaman 5
mm.
B. Kesimpulan
1. Lakukan
pemakanan
dengan arah
putaran searah
jarum jam bila
pisau yang
digunakan arah
mata sayatnya
helik kiri.
2. Gunakanlah
penyiku untuk
mengetahui
apakah bidang
atau sisi yang
telah difrais
telah rata atau
belum.

Praktek proses manufaktur dengan menggunakan mesin frais telah


selesai, berikut merupakan hasil akhir dari jobsheet mesin frais :
VV. Penutup
18. Kesimpulan
Pada praktek pertemuan ini mahasiswa mulai mengerjakan benda kerja
oleh mesin frais, melakukan pengefraisan agar benda kerja memiliki bentuk
block v dengan ukuran sesuai dengan jobsheet.
19. Saran
Adapun saran mengenai hal yang dapat dilakukan pada saat
melakukan proses pengefraisan yaitu :
- Sebelum melakukan proses pengefraisan hendaknya
menggunakan APD untuk terhindar dari bahaya kecelakaan
kerja.
- Setelah selesai melakukan proses pengefraisan, per step jangan
lupa untuk melakukan pengecekan ukuran dan kerataan bidang
pada benda kerja agar tidak terjadi kelebihan batas toleransi
ukuran serta agar bidang benda kerja mempunyai bidang yang
rata.
PRAKTIK PEMESINAN FRAIS I

(DARING)

WW. Tujuan
TIDAK ADA PRAKTIKUM
XX. Landasan Teori
TIDAK ADA PRAKTIKUM
YY. Alat dan Bahan
TIDAK ADA PRAKTIKUM
ZZ.Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
TIDAK ADA PRAKTIKUM
AAA. Langkah Kerja
Pertemuan ke : 11
NO. POKOK URAIAN GAMBAR WAKTU
BAHASAN KEGIATAN YANG
DIBUTUHKAN

1. TIDAK ADA M. Langkah Kerja - -


-
PRAKTIKUM N. Kesimpulan
-
BBB. Penutup
20. Kesimpulan : TIDAK ADA PRAKTIKUM
21. Saran : TIDAK ADA PRAKTIKUM
Semarang, 24 April 2023

Dosen Pengampu Achmad Erlangga Bintang S

Dr. Eng. Rizqi Fitri Naryanto, S.T., M.Eng.. NIM 5211421087

NIP. 198008302014041001

Khoirul Huda, S.Pd., M.Pd.

NIDN. 0029128912
PRAKTIK PEMESINAN FRAIS I

(TANGGAL MERAH)

CCC. Tujuan
TIDAK ADA PRAKTIKUM
DDD. Landasan Teori
TIDAK ADA PRAKTIKUM
EEE. Alat dan Bahan
TIDAK ADA PRAKTIKUM
FFF. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
TIDAK ADA PRAKTIKUM
GGG. Langkah Kerja
Pertemuan ke : 12
NO. POKOK URAIAN GAMBAR WAKTU
BAHASAN KEGIATAN YANG
DIBUTUHKAN

1. TIDAK ADA O. Langkah Kerja - -


-
PRAKTIKUM P. Kesimpulan
-
HHH. Penutup
22. Kesimpulan : TIDAK ADA PRAKTIKUM
23. Saran : TIDAK ADA PRAKTIKUM
Semarang, 1 Mei 2023

Dosen Pengampu Achmad Erlangga Bintang S

Dr. Eng. Rizqi Fitri Naryanto, S.T., M.Eng.. NIM 5211421087

NIP. 198008302014041001

Khoirul Huda, S.Pd., M.Pd.

NIDN. 0029128912
PRAKTIK PEMESINAN LAS I

(MEMBUAT ALUR MELINGKAR)

III. Tujuan
Tujuan praktik Pemesinan Bubut I pada job Pengelasan alur sebagai
berikut :
1. Melatih kemampuan dalam mengoperasikan las SMAW
2. Mengetahui komponen– komponen dari peralatan las SMAW
3. Mengetahui jenis-jenis alat dan bahan yang digunakan
dalamparktikum las SMAW
4. Mengetahui proses dan langkah- langkah pengerjaan benda
kerjadengan menggunakan las SMAW
JJJ.Landasan Teori
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dikenal juga dengan istilah
ManualMetal Arc Welding (MMAW) atau las busur elektroda terbungkus
adalah suatuproses penyambungan dua keping logam atau lebih, menjadi
suatu sambunganyang tetap, dengan menggunakan sumber panas listrik dan
bahan tambah / pengisiberupa elektroda terbungkus. Pada proses las
elektroda terbungkus, busur apilistrik yang terjadi antara ujung elektroda
dan logam induk / benda kerja (basemetal) akan menghasilkan panas.
KKK. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktik kerja bangku job
Pengelasan alur, sebagai berikut :
Alat : Bahan :
1. Mesin las SMAW beserta perlengkapannya 1. Plat baja
2. Jas lab 2. Coolant
3. Cekam 3. Elektroda
4. Kikir
5. Sarung tangan
6. Teropong las
7. Tang
LLL. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
K3 yang diterapkan pada praktik kerja bangku job Pengelasan alur,
sebagai berikut :
28. menggunakan jas lab
29. menggunakan masker
30. menggunakan topeng las
31. penggunaan Sepatu Safety

MMM.Langkah Kerja Pengelasan alur


Pertemuan ke : 14
NO. POKOK URAIAN KEGIATAN GAMBAR WAKTU
BAHASAN YANG
DIBUTUH
KAN

1. Mengelas C. Langkah Kerja 30 menit


Alur 5. Mempersiapka
Melingkar n semua alat
dan bahan.
6. Menjepit
elektroda pada
holder.
7. Memastikan
sambungan
kabel power,
kabel massa,
kabel
elektroda, dan
clamp
terkoneksi
dengan baik
dan kuat.
8. Mengatur
besarnya arus
listrik.
9. Meletakkan
plat diatas
meja las.
10. Pada saat
elektroda
masih baru,
perlu
digesekkan
terlebih dahulu
dengan meja
dengan agak
ditekan
sehingga
elektroda
yang
terbungkus
dapat terbuka
bagian
ujungnya dan
siap
digunakan.
11. Mengambil las
dan
mendekatkan ALUR
elektroda
dengan plat.
MELINGKAR
12. Menutup
bagian
penutup mata
dari teropong
las.
13. Menyentuhkan
las elektroda
dengan benda
kerja sehingga
fluks mencari
dan membaur
dengan benda
kerja, sambil
mengerakkan
las secara
melingkar dari
atas kebawah.
14. Mengambil
benda kerja
yang sudah
jadi dengan
tang.
15. Merendam
benda kerja
yang telah
selesai ke
dalam coolant
dengan tang
masih
menjempit
benda kerja.
D. Kesimpulan
3. Pada saat
pengelasan
usahakan
pergerakan
tangan secara
perlahan agar
hasil las tidak
ada yang
bolong atau
maksimal.
4. Setelah proses
pengelasan
rendam benda
kerja yang
telah selesai ke
dalam coolant
dengan tang.

NNN. Penutup
24. Kesimpulan
Pada sesi latihan ini, siswa mulai mengerjakan benda kerja las SMAW.
Untuk mencapai hasil pengelasan yang baik diperlukan latihan dalam
waktu yang singkat. Saat menyolder alur, perhatian harus diberikan
pada peleburan elektroda untuk mendapatkan sambungan yang baik dan
benar. Selain itu penggunaan alat dan perlengkapan keselamatan kerja
harus diutamakan, karena pada prinsipnya hasil yang baik dapat
diperoleh dalam latihan yang memperhatikan keselamatan kerja.Saran
Sebaiknya jumlah alat diperbanyak dan dalam kondisi yang baik
sehingga dapat praktikum berlangsung dengan baik, tertib dan cepat.
Kurangnya peralatan kerja, seharusnya peralatan dapat dipenuhi karena
kerja bangku merupakan dasar dari praktik permesinan lainnya. Juga
mempengaruhi hasil dari pekerjaan. Sedikit, itu mengakibatkan
keterlambatan menyelesaikan pekerjaan.
Semarang, 15 Mei 2023

Dosen Pengampu Achmad Erlangga Bintang S

Dr. Eng. Rizqi Fitri Naryanto, S.T., M.Eng.. NIM 5211421087

NIP. 198008302014041001

Khoirul Huda, S.Pd., M.Pd.

NIDN. 0029128912
PRAKTIK PEMESINAN LAS I

(MEMBUAT ALUR ZIGZAG)

OOO. Tujuan
Tujuan praktik Pemesinan Bubut I pada job Pengelasan alur sebagai
berikut :
5. Melatih kemampuan dalam mengoperasikan las SMAW
6. Mengetahui komponen– komponen dari peralatan las SMAW
7. Mengetahui jenis-jenis alat dan bahan yang digunakan
dalamparktikum las SMAW
8. Mengetahui proses dan langkah- langkah pengerjaan benda
kerjadengan menggunakan las SMAW
PPP. Landasan Teori
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dikenal juga dengan istilah
ManualMetal Arc Welding (MMAW) atau las busur elektroda terbungkus
adalah suatuproses penyambungan dua keping logam atau lebih, menjadi
suatu sambunganyang tetap, dengan menggunakan sumber panas listrik dan
bahan tambah / pengisiberupa elektroda terbungkus. Pada proses las
elektroda terbungkus, busur apilistrik yang terjadi antara ujung elektroda
dan logam induk / benda kerja (basemetal) akan menghasilkan panas.
QQQ. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktik kerja bangku job
Pengelasan alur, sebagai berikut :
Alat : Bahan :
8. Mesin las SMAW beserta perlengkapannya 1. Plat baja
9. Jas lab 2. Coolant
10. Cekam 3. Elektroda
11. Kikir
12. Sarung tangan
13. Teropong las
14. Tang
RRR. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
K3 yang diterapkan pada praktik kerja bangku job Pengelasan alur,
sebagai berikut :
32. menggunakan jas lab
33. menggunakan masker
34. menggunakan topeng las
35. penggunaan Sepatu Safety

SSS. Langkah Kerja Pengelasan alur


Pertemuan ke : 15
NO. POKOK URAIAN KEGIATAN GAMBAR WAKTU
BAHASAN YANG
DIBUTUH
KAN

1. Mengelas E. Langkah Kerja 30 menit


Alur Zigzag 16. Mempersiapka
n semua alat
dan bahan.
17. Menjepit
elektroda pada
holder.
18. Memastikan
sambungan
kabel power,
kabel massa,
kabel
elektroda, dan
clamp
terkoneksi
dengan baik
dan kuat.
19. Mengatur
besarnya arus
listrik.
20. Meletakkan
plat diatas
meja las.
21. Pada saat
elektroda
masih baru,
perlu
digesekkan
terlebih dahulu
dengan meja
dengan agak
ditekan
sehingga
elektroda
yang
terbungkus
dapat terbuka
bagian
ujungnya dan
siap
digunakan.
22. Mengambil las
dan
mendekatkan ALUR ZIGZAG
elektroda
dengan plat.
23. Menutup
bagian
penutup mata
dari teropong
las.
24. Menyentuhkan
las elektroda
dengan benda
kerja sehingga
fluks mencari
dan membaur
dengan benda
kerja, sambil
mengerakkan
las secara
zigzag dari
atas kebawah.
25. Mengambil
benda kerja
yang sudah
jadi dengan
tang.
26. Merendam
benda kerja
yang telah
selesai ke
dalam coolant
dengan tang
masih
menjempit
benda kerja.
F. Kesimpulan
5. Pada saat
pengelasan
usahakan
pergerakan
tangan secara
perlahan agar
hasil las tidak
ada yang
bolong atau
maksimal.
6. Setelah proses
pengelasan
rendam benda
kerja yang
telah selesai ke
dalam coolant
dengan tang.

TTT. Penutup
25. Kesimpulan
Pada praktek pertemuan ini mahasiswa mulai mengerjakan benda
kerja dengan menggunakan las SMAW. Untuk dapat mengelas dengan hasil
lasan yang baik, perlu latihan dalam jangka waktu yang tidak singkat.
Pengelasan alur harus memperhatikan lelehan elektroda agar memperoleh
sambungan yang baik dan rapih. Penggunaan alat bantu dan alat
keselamatan kerja juga perlu diutamakan, karena pada dasarnya jika kita
mengindahkan keselamatan kerja maka akan diperoleh hasil yang baik pada
saat praktek.
26. Saran
Sebaiknya jumlah alat diperbanyak dan dalam kondisi yang baik
sehingga dapat praktikum berlangsung dengan baik, tertib dan cepat.
Kurangnya peralatan kerja, seharusnya peralatan dapat dipenuhi karena
kerja bangku merupakan dasar dari praktik permesinan lainnya. Juga
mempengaruhi hasil dari pekerjaan. Sedikit, itu mengakibatkan
keterlambatan menyelesaikan pekerjaan.
Semarang, 22 Mei 2023

Dosen Pengampu Achmad Erlangga Bintang S

Dr. Eng. Rizqi Fitri Naryanto, S.T., M.Eng.. NIM 5211421087

NIP. 198008302014041001

Khoirul Huda, S.Pd., M.Pd.

NIDN. 0029128912

Anda mungkin juga menyukai