Anda di halaman 1dari 4

Pertanyaan Mata Pelajaran Fisika

“Pertanyaan terkait pencemaran air”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Kelompok


Mata Pelajaran Fisika
Pendidik Profesional Ibu Yunita Esnawati Fauzana, S.T, M.Pd

Kelompok :1
Anggota : 1. Aulia H
2. Babay
3. Firda Nadya S
. 4. Jonathan MHS
5. Muhayadi M
6. Raka Gahriel
7. Safa Aulia
8. Talita A

SMA NEGERI 3 CILEGON


Jl. SMAN 3 Cilegon No. 68 Kel. Bulakan
Kec. Cibeber, Kota Cilegon - Banten TAHUN
AJARAN 2023-2024
1. Kasus 1: Sungai Citarum
Sungai Citarum adalah sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat,
Indonesia. Sungai ini mengalir dari Gunung Wayang hingga Laut Jawa,
melewati berbagai kota dan desa. Sungai ini juga menjadi sumber air
bagi jutaan orang, baik untuk minum, mandi, irigasi, maupun
pembangkit listrik.

Namun, Sungai Citarum juga menjadi salah satu sungai terkotor di


dunia. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti limbah industri,
pertanian, rumah tangga, dan sampah plastik yang dibuang ke sungai
tanpa pengolahan. Akibatnya, air sungai menjadi keruh, berwarna,
berbau, dan beracun. Banyak ikan dan makhluk hidup lainnya yang mati
atau mengalami mutasi. Banyak orang yang terkena penyakit kulit,
pernapasan, pencernaan, dan kanker akibat terpapar air sungai yang
tercemar.

Beberapa upaya telah dilakukan untuk membersihkan Sungai Citarum,


seperti program Citarum Harum yang diluncurkan oleh pemerintah pada
tahun 2018. Program ini melibatkan berbagai pihak, seperti TNI, polisi,
masyarakat, LSM, dan pihak swasta, untuk melakukan aksi bersih-
bersih, penegakan hukum, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat.
Program ini bertujuan untuk menjadikan Sungai Citarum bersih dan
layak dalam tujuh tahun.

Namun, program ini masih menghadapi berbagai tantangan dan


hambatan, seperti kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat,
kurangnya sumber daya dan anggaran, kurangnya koordinasi dan sinergi
antara pihak-pihak terkait, serta adanya kepentingan politik dan
ekonomi yang bertentangan. Oleh karena itu, diperlukan komitmen dan
kerjasama yang kuat dari semua pihak untuk menyelamatkan Sungai
Citarum dari pencemaran air.

2. Kasus 2: Danau Toba


Danau Toba adalah danau vulkanik terbesar di Indonesia dan Asia
Tenggara, yang terletak di Sumatera Utara. Danau ini memiliki luas
sekitar 1.130 km2, dengan kedalaman maksimum sekitar 505 meter.
Danau ini juga memiliki pulau di tengahnya, yaitu Pulau Samosir,
yang merupakan tempat tinggal suku Batak.

Danau Toba adalah salah satu destinasi wisata yang populer, baik bagi
wisatawan lokal maupun asing. Danau ini menawarkan pemandangan
alam yang indah, udara yang sejuk, dan budaya yang kaya. Danau ini
juga menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar, yang
bermata pencaharian sebagai nelayan, petani, pedagang, dan
pengrajin.
Namun, Danau Toba juga mengalami ancaman pencemaran air, yang
disebabkan oleh berbagai faktor, seperti limbah pertanian,
perkebunan, peternakan, industri, dan rumah tangga yang mengalir ke
danau tanpa pengolahan. Selain itu, aktivitas wisata juga berkontribusi
terhadap pencemaran air, seperti pembangunan hotel, restoran, dan
fasilitas lainnya yang tidak memperhatikan aspek lingkungan, serta
perilaku wisatawan yang tidak bertanggung jawab, seperti membuang
sampah sembarangan, memancing dengan racun atau bom, dan
mengendarai perahu bermotor yang mengeluarkan asap.

Akibat pencemaran air, kualitas air danau menurun, sehingga


berdampak negatif bagi ekosistem dan kesehatan masyarakat. Banyak
ikan dan tumbuhan air yang mati atau berkurang, sehingga
mengurangi keanekaragaman hayati dan sumber protein. Banyak
masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan, seperti diare, tifus,
dan hepatitis, akibat mengkonsumsi air danau yang tercemar. Banyak
wisatawan yang beralih ke tempat lain, sehingga mengurangi
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mengatasi masalah pencemaran air di Danau Toba, diperlukan


upaya bersama dari berbagai pihak, seperti pemerintah, masyarakat,
akademisi, LSM, dan sektor swasta, untuk melakukan langkah-
langkah preventif dan kuratif, seperti pengelolaan limbah, pengawasan
dan penegakan hukum, penanaman pohon, pengembangan teknologi
ramah lingkungan, edukasi dan sosialisasi, serta pemberdayaan
masyarakat. Upaya ini bertujuan untuk menjaga kelestarian dan
keindahan Danau Toba sebagai warisan alam dan budaya bangsa.

3. Kasus 3: Laut Bali


Laut Bali adalah laut yang terletak di antara Pulau Bali dan Pulau
Jawa, Indonesia. Laut ini memiliki luas sekitar 45.000 km2, dengan
kedalaman rata-rata sekitar 1.500 meter. Laut ini memiliki kekayaan
biota laut yang luar biasa, seperti karang, ikan, penyu, lumba-lumba,
hiu, dan lain-lain.

Laut Bali adalah salah satu sumber daya alam yang penting bagi
Indonesia, khususnya bagi Pulau Bali. Laut ini menjadi salah satu
daya tarik wisata yang menarik jutaan wisatawan setiap tahunnya,
yang ingin menikmati keindahan dan keajaiban bawah laut. Laut ini
juga menjadi sumber mata pencaharian bagi ribuan nelayan, yang
bergantung pada hasil tangkapan ikan dan hasil laut lainnya.

Namun, Laut Bali juga menghadapi masalah pencemaran air, yang


disebabkan oleh berbagai faktor, seperti limbah domestik, industri,
dan pertanian yang berasal dari daratan, serta limbah kapal, perikanan,
dan pariwisata yang berasal dari laut. Limbahlimbah ini mengandung
berbagai zat kimia, logam berat, pestisida, deterjen, minyak, dan
sampah plastik, yang mencemari air laut dan merusak ekosistem laut.

Akibat pencemaran air, Laut Bali mengalami penurunan kualitas dan


produktivitas, sehingga berpengaruh buruk bagi lingkungan dan
masyarakat. Banyak karang yang mati atau mengalami pemutihan,
sehingga menghilangkan habitat dan makanan bagi ikan dan biota laut
lainnya. Banyak ikan yang mati, berkurang, atau berpindah ke tempat
lain, sehingga mengurangi hasil tangkapan dan pendapatan nelayan.
Banyak wisatawan yang kecewa atau menghindari Laut Bali, sehingga
menurunkan kunjungan dan pemasukan pariwisata.

Untuk mengatasi masalah pencemaran air di Laut Bali, diperlukan


kerjasama dan konservasi dari berbagai pihak, seperti pemerintah,
masyarakat, nelayan, pengusaha, wisatawan, dan LSM, untuk
melakukan tindakan-tindakan yang bertanggung jawab dan
berkelanjutan, seperti pengurangan dan pengolahan limbah,
penggunaan bahan dan teknologi ramah lingkungan, pengendalian dan
pengaturan aktivitas laut, perlindungan dan rehabilitasi ekosistem laut,
serta peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat. Tindakan-
tindakan ini bertujuan untuk menjaga dan memulihkan kesehatan dan
keharmonisan Laut Bali sebagai sumber kehidupan dan kebahagiaan
bagi semua makhluk.

Pertanyaan
1. Dari pernyataan diatas, jika kalian adalah bagian dari warga disana
yang sadar tentang pencemaran itu, apa yang akan kalian lakukan
untuk meningkatkan kesadaran warga terhadap kebersihan Sungai
citarum ?

2. Mengapa danau toba terancam mengalami pencemaran air dan apa


penyebabnya bagi pergerakan pariwisata di Danau Toba ?

3. Apa saja akibat dari pencemaran air dilaut bali dan apakah ada
Sangkut pautnya dengan Ajaran Agama Hindu ?

Anda mungkin juga menyukai