Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN

TINJAUAN ETIS KRISTEN TENTANG

PELESTARIAN LINGKUNGAN DI DANAU TOBA DAN SEKITARNYA

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Risnawaty Sinulingga, M.Th

Kelompok 9:

Gabriella A Tampubolon 190503146

Cindy R Sitanggang 190503150

Jeremia Sebastian Lumban Raja 190503156

Binsar David Hot Asi 190503200

Ira Geeta 190503207

Jenny Kristine 190503231

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

TAHUN AKADEMIK 2019


BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Danau Toba merupakan danau vulkanik terbesar dan terdalam di dunia. Terbentuk akibat
aktivitas vulkanisme Gunung Toba atau gunung berapi sekitar 74.000 tahun yang silam dan
merupakan letusan vulkanik supervolcano (gunung berapi super) paling dahsyat sepanjang
sejarah. Kawah Danau Toba memiliki luas yang sangat besar sehingga disebut kaldera (taman
bumi). Penetapan Danau Toba sebagai Geopark Nasional oleh pemerintah, namanya Geopark
Kaldera Toba, diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudoyono di Kualanamu, 27 Maret
2014. Saat ini Kaldera Toba sedang diusahakan sebagai Geopaark Dunia atau Unesco Global
Geopark (UGG). Namun terkadang, karena campur tangan manusia menimbulkan dampak
negatif dan juga dampak positif terhadap lingkungan. 2 Lingkungan hidup sangat erat
hubungannya dengan manusia, karena lingkungan hidup merupakan sumber daya bagi
segenap masyarakat. Lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup termasuk hubungan
manusia dengan lingkungannya. Dalam hal ini manusia dituntut untuk menciptakan
keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan pelestariannya. Masyarakat
menjaga atau memanfaatkan sumber daya alam dengan baik bukan hanya kepentingan saat
ini, tetapi juga untuk kelangsungan hidup manusia di masa yang akan datang. Melestarikan
lingkungan hidup merupakan kewajiban dan tanggung jawab bagi setiap manusia. Untuk
melestarikan lingkungan hidup yang selaras dan seimbang masyarakat membutuhkan
wawasan lingkungan dalam upaya melestarikan lingkungan hidup yang meliputi antara lain:
kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Pelestarian dan pengelolaan lingkungan
hidup merupakan tugas dan wewenang pemerintah dan masyarakat itu sendiri sebagai
penghuni dalam suatu 3 daerah. Pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup merupakan
tugas pemerintahan dan masyarakatnya. Termasuk di tingkat desa, pengelolaan dan
pelestarian lingkungan hidup merupakan tugas pemerintahan desa dan masyarakatnya. Dalam
mengolah dan melestarikan danau tersebut diperlukan kearifan lokal seluruh masyarakat.
Masyarakat dan pemerintah harus bijaksana dalam menjaga kelestarian Danau Toba,
bijaksana dalam arti pengetahuan yang melahirkan perilaku hasil adaptasi mereka terhadap
lingkungan, yang implikasinya adalah kelestarian dan kelangsungan lingkungan untuk jangka
panjang. Dewasa ini Danau Toba tidak seperti kita dengar atau lihat difoto betapa indah dan
bersihnya danau tersebut, namun kenyataannya Danau Toba sudah kotor dan air tidak jernih.
Modernisasi membuat Danau Toba menunjukkan tandatanda pencemaran. Secara spesifik
terdapat berbagai masalah di sekitar Danau Toba yang perlu mendapat perhatian, yaitu
ketidakseimbangan keluaran air, pembuangan sampah dan limbah masyarakat, bahan-bahan
kimia pertanian, oli bekas, perikanan masyarakat, dan merebaknya eceng gondok. Tidak
hanya itu saja saat musim kemarau tiba maka air Danau Toba akan surut dan akan kita lihat
sampah dipinggiran Danau Toba. Sampah-sampah tersebut adalah sampah masyarakat seperti
botol bekas minum, plastik dan lain-lain. Tetapi sampah tersebut bukan hanya sampah
masyarakat yang datang sebagai pengunjung namun sebagian dari masyarakat yang
bertempat tinggal disana yaitu sampah rumah tangga seperti sisa sayuran, barang-barang
bekas dan juga bangkai binatang dan air detergen. Akibat banyak sampah di pinggiran danau
toba mengakibatkan kualitas air menurun. Pada kenyataannya masih saja terjadi kerusakan
lingkungan di kawasan Danau Toba oleh masyarakat. Hal itu terjadi karena rendahnya
perhatian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan Danau Toba. Kurangnya kesadaran
masyarakat ini karena kurangnya pemahaman masyarakat arti pentingnya menjaga
kelestarian Danau Toba dan arti penting mengelola atau menata Danau Toba sebagai objek
wisata. Seiring dengan menciptakan pelestarian dan pengelolaan fungsi lingkungan hidup
yang bersih dan sehat terdapat beberapa kendala yaitu kurangnya kesadaran masyarakat
dalam menjaga kelestarian Danau Toba, Diharapkan mereka tidak membuang sampah dan
limbah lainnya ke danau Toba. Hal yang sama juga dilakukan dengan masyarakat umum di
sekitar Danau Toba. Dengan keadaan lingkungan seperti hal di atas maka diperlukan suatu
kesadaran masyarakat yang tinggi agar dapat menjaga atau mempertahankan kelestarian
Danau Toba. Oleh karena itu, sudah selayaknya dibutuhkan kepekaan dan tanggung jawab
seluruh masyarakat dalam menjaga kelestarian dan penataan lingkungan Danau Toba. Agar
tercipta kondisi yang asri, aman, bersih, sehat dan indah di lingkungan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana upaya masyarakat Kristen dalam menjaga kelestarian lingkungan air
Danau Toba dari sampah rumah tangga?
2. Bagaimana peran pemerintah dan gereja dalam mensosialisasikan kelestarian
lingkungan di sekitar Danau Toba?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kumpulan Artikel


Beberapa artikel mengenai pelestarian lingkungan di Danau Toba dan sekitarnya:

ARTIKEL 1 ARTIKEL 2 ARTIKEL 3

ARTIKEL 4 ARTIKEL 5 ARTIKEL 6

ARTIKEL 7 ARTIKEL 8 ARTIKEL 9


ARTIKEL 10 ARTIKEL 11 ARTIKEL 12

ARTIKEL 13 ARTIKEL 14 ARTIKEL 15

ARTIKEL 16 ARTIKEL 17 ARTIKEL 18

ARTIKEL 19 ARTIKEL 20 ARTIKEL 21

2.2 Rangkuman Artikel

Dari berbagai artikel koran yang kami kumpulkan, Danau Toba merupakan suatu
destinasi wisata Sumatera Utara yang sangat indah dan pemerintah sedang berusaha untuk
semakin menonjolkan keindahan alamnya dengan meningkatkan infrastruktur dan
melestarikan lingkungan Danau Toba untuk menarik para wisatawan, baik lokal maupun
mancanegara untuk mengunjungi dan menikmati keindahan alam Danau Toba tersebut.

Namun sayangnya masih ada oknum-oknum, baik lokal maupun wisatawan yang
kurang peduli dengan kelestarian alam dan lingkungan Danau Toba. Contohnya,
mencemari perairan Danau Toba dengan limbah pabrik, plastik, dan mencemari daratan
sekitarnya dengan sampah-sampah serta perambahan hutan (Artikel 14, 20).

Pencemaran yang dilakukan masyarakat maupun wisatawan tersebut bukan hanya merusak
lingkungan, namun juga merusak alam. Kualitas air Danau Toba menurun, seperti pernyataan
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, “10 atau 15 tahun yang lalu, kita berenang
di Danau Toba masih tenang-tenang saja. Sekarang katanya banyak orang yang
mengingatkan, jangan, karena ada gatal-gatal.”(Artikel 9).Terbukti dengan artikel yang
menyatakan bahwa sekarang air Danau Toba berubah menjadi keruh (artikel 1).

Bukan hanya kualitas airnya, sampah-sampah yang dibuang di pinggiran Danau Toba juga
selain merusak keasrian lingkungan juga mengotori Danau Toba, namun mengatasi hal
tersebut pemerintah daerah sedang menyusun rancangan peraturan daerah mengenai denda
yang diberi bila membuang sampah sembarangan di Kawasan Danau Toba (Artikel 5)

Pemerintah masih berusaha untuk menjaga kelestarian Danau Toba. Banyak upaya yang
dilakukan seperti, memberi bantuan perlengkapan alat biogas oleh PT. PGN (Perusahaan Gas
Negara), ajakan Menteri Kelautan, Susi Pudjiastuti, kepada masyarakat untuk mengurangi
plastik, penaburan bibit ikan nila dan mujahir di dermaga oleh Pemkab Tobasa yang
bekerjasama dengan HKBP yang bertajuk ‘Eco Pastoral Care.’ (Artikel 6, 18).

2.3 Tinjauan Etis Kristen

Berbicara tentang peran manusia dalam lingkungan hidup, gereja tentu termasuk di
dalamnya. Gereja sebagai kumpulan orang-orang beriman kepada Kristus yang hadir dan
beraktifitas di dunia ini tentu sedikit banyak mempunyai andil baik di dalam menjaga
keberlangsungan atau pelestarian alam mapun di dalam perusakannya. Gereja, sebagaimana
manusia pada umumnya, diberi kekuasaan dan kemampuan untuk mengelola, mengusahakan
dan memanfaatkan dunia ciptaan Allah ini. Di samping itu, gereja juga sebagai mitra Allah,
diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengusahakan pemeliharaannya.

Untuk hak ekonomis, gereja hidup, memanfaatkan dan menikmati apa saja yang
ada di dalam alam ini. Sebenarnya, bagi gereja, pengusahaan pemenuhan hak ekonomis
mengandung di dalamnya dan dengan sendirinya berakibat pada tanggung jawab ekologis.
Ini karena hak ekonomis, yaitu untuk pencapaian kemakmuran mengandung dua makna
dan kepentingan, yaitu baik untuk kesejahteraan dan kenikmatannya sendiri maupun untuk
kemuliaan Tuhan. Jadi di dalam mengusahakan pemenuhan kebutuhannya itu, gereja juga
mengusahakan kemuliaan Tuhan. Ini dilakukan dengan memberi kesaksian bahwa usaha
atau perbuatannya adalah baik dan yang mencerminkan bahwa gereja dipimpin oleh
Tuhan. Dengan begitu, tentu Tuhan dimuliakan. Di sini ada tanggung jawab moral-
spiritual ekstra bagi gereja sebagai umat atau anak-anak Tuhan yang telah ditebus dari
dosa dan telah diselamatkan. Ini adalah tugas kesaksian; dan di sini mengandung ucapan
syukur dan pujian kepada Tuhan.
Kewajiban ekologis dilakukan sebagai tugas yang diberikan untuk menjaga dan
melestarikan lingkungan hidup. Ini adalah tugas yang dilakukan gereja sebagai mitra
Allah. Di sini gereja melakukan tugas karena kepercayaan dan tanggung jawab yang
diberikan oleh Allah. Ini diberikan karena Tuhan mengakui dan menghargai kemampuan
manusia untuk mengelola dan memelihara dunia. Pengakuan dan kepercayaan Tuhan ini
tentunya adalah hal yang membanggakan gereja; bahwa gereja dihargai Tuhan dan dapat
berbuat sesuatu yang berguna bagi alam ciptaan Tuhan. Mazmur 8:4-9 memperlihatkan
pengakuan dan perlakuan Allah yang membanggakan manusia; bahwa Allah
mengindahkannya dan bahkan membuatnya “hampir sama” dengan Allah.

Tinjauan Etis Kristen mengenai Kelestarian Lingkungan menurut Alkitab

Alam yang adalah titipan Allah, idealnya dipakai untuk memenuhi kebutuhan ciptaan
dengan memperhatikan kebutuhan manusia dan ciptaanNya dengan cara menjaga
ekosistem agar tetap seimbang dngan memperhatikan generasi mendatang.

Manusia dalam proses penciptaan Allah dipakai dalam rangka keselamatan seluruh ciptaan
Allah. Manusia yang segambar dengan rupa Allah diharapkan menjaga martabat nilai
keluhuran terhadap maksud penciptaan. Manusia menjadi manusia yang rohani dalam
pekerja, yang material namun tidak materialistik.
Keberadaan manusia di tengah-tengah ciptaan lain memiliki peran dan tugas khusus.
Ketika menempatkan manusia di dunia, Allah memberi kebebasan atau kuasa kepadanya
untuk mengelola dan memanfaatkan alam ini (Kej. 1:26-31). Manusia ditugaskan juga
untuk mengusahakan dan memeliharanya (Kej. 2:15). Di sinilah letak tugas utama
manusia dalam alam ini yaitu untuk merawat dan memelihara atau menjaga
keberlangsungan hidupnya yang tentunya diharapkan selalu baik adanya sebagaimana
pada awal ia diciptakan.

Kejadian1: 28-29 disebutkan :


“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranakcuculah dan
bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di
laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di
bumi. Berfirmanlah Allah; lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan
yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah
menjadi makananmu.”

Manusia diberikan kedudukan sebagai mitra Allah di dunia yang memiliki peran aktif dan
keikutsertaan dengan bertanggungjawab sebagai manager untuk menata dan mengelolah
bumi dan isinya dengan baik. Kita perlu memikirkan tidak hanya kepentingan sesaat saja,
tetapi juga berpikir ke depan, untuk generasi yang akan datang supaya generasi
mendatang hidup ditengah-tengah bumi yang rusak akibat polutan-polutan yang
ditinggalkan oleh generasi saat ini serta sumber daya yang telah kita habiskan.

Sikap iman Kristen dalam menyikapi pengelolahan danau toba sebagai manusia yang
dipercayakan Allah untuk memimpin ciptaanNya

1. Pengelolah rumah tangga alam

Tugas sebagai manusia terkhusus disekitar danau toba sebagai penata rumah
bersama dalam pengelolaan ekonomi dengan menjauhi ketamakan dan kerakusan.
Panggilan untuk menjaga dan melestarikan alam juga harus semakin giat dilakukan.
Allah telah mempercayakan alam untuk dipakai dan dikelolah. Alam mesti
dipelihara dan keuntungan yang didapat dari alam sebagian dikembalikan sebagai
deposit terhadap alam. Tetapi juga dipergunakan secara adil dengan semua orang.

2. Sikap solider dengan alam

Sikap solider dengan alam merupakan sebuah implementasi ibadah yang sejati
dihadapan Tuhan secara bertanggung jawab dalam hidup yang nyata. Menghargai
alam berarti menghargai Sang Pencipta dan Sang Penebus. Misalnya, tidak
membabat hutan sembarangan sebab membabat hutan dapat memusnahkan aneka
ragam spesies dalam hutan, tidak menangkap ikan dengan menggunakan bahan
peledak atau bahan pemusnah lainnya.

3. Tuhan Yesus telah mengajar umat manusia berdoa, “…berikanlah kami pada hari
ini makanan kami yang secukupnya…(Mat.6:11). Sang Mesias yang memulihkan
kembali hakekat ciptaan yang telah rusak itu, mempraktekkan hidup yang sederhana
dan selalu bekerja keras. Untuk itulah kita perlu mengelolah dan melestarikan
lingkungan disekitaran danau toba dengan sikap kesederhaan untuk memikirkan
generasi yang akan datang.

4. Pelestarian Budaya sekitar danau toba

Kebudayaan adalah prestasi atau hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam alam.
Kearifan lokal dalam kebudayaan sebagai pelestarian budaya yang harus dilakukan
dalam ucapan syukur kepada Allah, seperti cerita rakyat tentang Kisah lahirnya
danau toba mengingatkan akan sebuah kesetiaan, kepatuhan pada orangtua. Jadi
cerita rakyat tidak semata-mata untuk meniadakan ajaran iman kekristenan.

Tinjauan Etis Kristen mengenai Kelestarian Lingkungan Menurut Undang Undang

Pada bagian ini diuraikan beberapa Undang Undang mengenai Kelestarian Lingkungan
Hidup.
1. UU RI No. 32 Tahun 2009
Mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Membahas bahwa lingkungan
hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

2. UU RI No. 5 Tahun 1990

Mengenai Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Bahwa sumber daya
alam hayati Indonesia dan ekosistemnya yang mempunyai kedudukan serta peranan penting
bagi kehidupan adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu perlu dikelola dan
dimanfaatkan secara lestari, selaras, serasi dan seimbang bagi kesejahteraan masyarakat
Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya, baik masa kini maupun masa
depan.

3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001


Mengenai Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Bahwa air
merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan
dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum, sehingga
merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
Untuk melestarikan dan menjaga lingkungan Danau Toba dan sekitarnya, bukan
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga masyarakat setempat dan para
wisatawan yang datang berkunjung kesana. Dengan menjaga kelstarian alam dan
lingkungan, Danau Toba dan penduduknya berpotensi untuk semakin maju baik dari segi
perekonomian, kesehatan, dan aktivitas sehari-hari mereka. Upaya pemerintah seperti
memberi bantuan, mengadakan gerakan yang positif untuk melestarikan Danau Toba
harus dijaga oleh penduduknya. Karena Allah pun sudah berfirman kepada manusia untuk
menjaga alam yang Ia berikan kepada manusia dan melestarikannya, dan perintahnya
untuk mengelola alam pemberian-Nya pada manusia.

3.2 SARAN

1. Kepada Masyarakat

Diharapkan agar masyarakat sekitar danau Toba dapat menjaga kelestarian


lingkungan danau Toba dengan cara, tidak membuang sampah ke danau.
Sebagaimana diketahui bahwa pencemaran lingkungan danau Toba juga harus segera
diatasi dengan kegiatan membersihkan area pantai danau dan membersihkan danau
Toba dari sampah. Masyarakat juga diharapkan dapat ikut serta melestarikan
lingkungan danau Toba dengan kegiatan menanam pohon di sekitar danau Toba agar
lingkungan danau Toba menjadi asri dan nyaman untuk ditinggali oleh masyarakat.
Menghimbau kepada wisatawan yang datang ke danau Toba agar ikut menjaga
kelestarian lingkungan danau Toba.

2. Kepada Pemerintah

Diharapkan agar pemerintah daerah dan pusat dapat melestarikan dan merawat
Lingkungan danau Toba. Perawatan lingkungan dapat dimulai dengan adanya
tindakan tegas terhadap wisatawan maupun masyarakat yang ketahuan melakukan
pencemaran lingkungan danau Toba. Melakukan pembangunan bukan saja melihat
aspek ekonomi tetapi juga melihat dari aspek lingkungan danau Toba dan kepentingan
masyarakat sekitar danau. Melakukan kegiatan pembersihan lingkungan danau Toba
bersinergi dengan masyarakat sekitar danau Toba maupun wisatawan yang datang ke
danau Toba.
3. Kepada Mahasiswa

Sebagai generasi intelektual mahasiswa diharapkan dapat memberikan


kontribusi dengan cara mengajak wisatawan dan masyarakat sadar akan pentingnya
lingkungan danau Toba agar tetap terjaga. Selanjutnya mahasiswa juga dapat
mengadakan kegiatan yang dilakukan tanam pohon disekitar lingkungan danau Toba
dan membersihkan sampah yang ada di lingkungan danau Toba agar tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimed.ac.id/35146/8/8.%20NIM.%203143111055%20CHAPTER%20I.pdf
https://daerah.sindonews.com/read/1331715/191/air-danau-toba-berubah-menjadi-coklat-dan-
keruh-ini-penjelasannya-1534750879
https://daerah.sindonews.com/read/1332881/191/ratusan-ton-ikan-mati-mendadak-di-danau-
toba-ini-penyebabnya-1535115474
https://daerah.sindonews.com/read/1385964/191/membuang-sampah-di-danau-toba-akan-
dikenakan-denda-1552370621
https://daerah.sindonews.com/read/1442431/174/hutan-di-tepi-danau-toba-kabupaten-dairi-
kembali-terbakar-1569247248
https://www.kompas.com/

https://news.metro24jam.com/

http://harian.analisadaily.com/epaper

https://medan.tribunnews.com/sumut

Anda mungkin juga menyukai