Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“MENDUKUNG PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR


DAN KOMPETENSI INTI”

Dosen Pengampu :

Di susun Oleh :

Kelompok 1
1. RATNA YANTI (2027101020011)
2. MARNI PUJI ASTUTI (2027101020019)
3. UPIT FITRIANI (2027101020010)
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil’alamin, atas kehendak Allah SWT penulis dapat menyelesaikan
tugas ini tepat pada waktunya. Tanpa pertolongannya, penulis tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tak lupa salawat serta salam tercurah limpah pada
Rasulullah SAW hingga pada kita umatnya akhir zaman. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan berbagai
pihak. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Perencanaan Pembelajaran dalam Pendidikan Khusus, yang telah dengan sabar
membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis memohon
maaf atas segala kekurangan dalam penulisan makalah ini. Penulis sangat mengharapkan
saran untuk kemajuan penulis. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi berbagai
pihak.

Banjar,

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengembangan Kompetensi Dasar............................................................3
B. Pengembangan Indikator Pencapaian Hasil Pembelajaran.........................5
C. Pengembangan Tujuan Pembelajaran.........................................................8
BAB III KESIMPULAN.........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan pembelajaran merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh setiap
guru, karena hal ini merupakan salah satu kompetensi yang harus diwujudkannya. Dengan
demikian, sebagai seorang perancang pembelajaran, guru bertugas membuat rancangan
program pembelajarannya (meliputi pengorganisasian bahan ajar, penyajian dan evaluasi)
yang menjadi tanggung jawabnya sesuai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain, perencanaan pembelajaran merupakan perencanaan yang sistematik dan
suatu pembelajaran yang akan dimanifestasikan bersama-sama (kepada) peserta didik.
Dalam rangka hal ini, ada baiknya jika guru lebih dahulu memiliki proses berfikir dalam
dirinya; apa yang akan diajarkan, dan materi apa yang diperlukan untuk mencapai hasil
belajar yang diinginkan, bagaimana cara mengajarkan serta prosedur pencapaiannya, dan
bagaimana guru menilai (untuk mengetahui) apakah tujuan sudah dicapai atau apakah
materi sudah dikuasai oleh peserta didik atau belum.
Perbaikan pembelajaran diawali dengan perencanaan pembelajaran, karena
perencanaan pembelajaran dapat dijadikan sebagai titik awal dalam upaya perbaikan
kualitas pembelajaran. Hal ini berarti bahw perbaikan kualitas pembelajaran haruslah di
awali dari perbaikan kualitas perencanaan pembelajaran Inti dari perencanaan
pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai
hasil pembelajaran yang diinginkan. Penekanan utama dalam perencanaan pembelajaran
terletak pada pemilihan, penetapan dan pengembangan variabel metode pembelajaran.
Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan hasil
pembelajaran. Analisisnya akan menunjukkan bagaimana kondisi pembelajarannya dan
apa hasil pembelajaran yang diharapkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan Kompetensi Dasar dalam perencanaan
pembelajaran?
2. Bagaimana mengembangkan indikator ketercapaian hasil pembelajaran dalam
perencanaan pembelajaran?
3. Bagaimana mengembangkan tujuan pembelajaran dalam perencanaan
pembelajaran?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. mengetahui pengembangan kompetensi dasar dalam perencanaan
pembelajaran;
2. mengetahui pengembangan indikator ketercapaian hasil pembelajaran dalam
perencanaan pembelajaran
3. mengetahui pengembangan tujuan pembelajaran dalam perencanaan
pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengembangan Kompetensi Dasar


Sebelum membahas mengenai Kompetensi Dasar, ada baiknya membahas terlebih
dahulu Kompetensi Inti. Kompetensi Inti (KI) adalah tingkat kemampuan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap kelas
atau program yang menjadi landasan pengembangan Kompetensi Dasar[ CITATION
Riy17 \l 1057 ]. Di dalam mencapai kemampuan yang terdapat di dalam Kompetensi Inti
perlu diterjemahkan pada Kompetensi Dasar yang sesuai dengan aspek pada setiap
Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Inti (KI) meliputi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
Kompetensi Dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat
untuk organisasi vertikal dan organisasi horisontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal
Kompetensi Dasar adalah keterkaitan Kompetensi Dasar satu kelas dengan kelas lain di
atasnya, sehingga memenuhi prinsip belajar, yaitu terjadi akumulasi yang
berkesinambungan antarkompetensi yang dipelajari peserta didik. Sedangkan organisasi
horisontal adalah keterkaitan antara Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan
Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang sama sehingga
saling memperkuat.
Kompetensi Inti sikap spiritual (KI-1) dan Kompetensi Inti sikap sosial (KI-2)
dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran dan
kebutuhan serta kondisi peserta didik. Sedangkan Kompetensi Inti pengetahuan (KI-3) dan
keterampilan (KI-4) dicapai melalui pembelajaran langsung.
Kompetensi Dasar pada kurikulum 2013 berisi kemampuan dan muatan
pembelajaran untuk mata pelajaran yang mengacu pada Kompetensi Inti. Kompetensi
Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Dasar
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik dan
karakteristik mata pelajaran. Kompetensi Dasar untuk mata pelakaran Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti serta mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
meliputi empat kelompok sebagai berikut:
 Kelompok 1 : kelompok KD sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1.
 Kelompok 2 : kelompok KD sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2.
 Kelompok 3 : kelompok KD sikap pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3.
 Kelompok 4 : kelompok KD sikap keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
Kompetensi Dasar yang berkaitan dengan sikap spiritual (mendukung KI- 1) dan
sikap sosial (mendukung KI-2) ditumbuhkan melalui pembelajaran tidak langsung, yaitu
pada saat peserta didik belajar tentan pengetahuan (mendukung KI-3) dan keterampilan
(mendukung KI-4). Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang
menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Pembelajaran KI-1 dan KI-2
terintegrasi dengan pembelajaran KI-3 dan KI- 4.
Adapun dalam mengkaji Kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana yang
tercantum pada standar isi dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi,
tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada distandar isi.
2. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
3. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
4. Pada dasarnya rumusan Kompetensi Dasar itu ada yang operasional maupun yang
tidak operasional karena setiap kata kerja tindakan yang berada pada kelompok
pemahaman dan juga pengetahuan yang tidak bisa digunakan untuk rumusan
Kompetensi Dasar, sehingga langkah-langkah untuk menyusun kompetensi dasar adalah
sebagai berikut:
a. Menjabarkan kompetensi yang dimaksud, dengan bertanya “kemampuan apa
saja yang harus dimiliki siswa agar standar kompetensi dapat dicapai?” jawaban
dari pertanyaan tersebut kemudian didaftar baik yang menyangkut pengetahuan,
sikap dan keterampilan.
b. Tulislah rumusan Kompetensi Dasarnya[ CITATION Ham08 \l 1057 \m
Mul10].

B. Pengembangan Indikator Pencapaian Hasil Pembelajaran


Menurut Mulyasa (2010), indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar
yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan
oleh peserta didik. Indikator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja
operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar
dalam penyusunan alat penilaian. Sedangkan menurut Riyanto (2017), Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK) merupakan penanda pencapaian Kompetensi Dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang terukur, meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur atau dapat diobservasi.
Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta didik yang
unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar.
Oleh karena itu, indikator selayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut. Peserta
didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya diakomodir
dengan penilaian yang sesuai, sehingga kompetensi peserta didik dan dapat terukur secara
proporsional. Karakteristik sekolah dan daerah juga menjadi acuan dalam pengembangan
indikator karena target pencapaian sekolah tidak sama. Sekolah kategori tertentu yang
melebihi standar minimal dapat mengembangkan indikator lebih tinggi, termasuk
sekolah bertaraf internasional dapat mengembangkan indikator dari SK dan KD. Dengan
mengkaji tuntutan kompetensi sesuai rujukan standar nasional yang digunakan. Sekolah
dengan keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan indikator.
Di dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, maka terdapat dua rumusan
indikator, yaitu indikator pencapaian kompetensi yang terdapat dalam RPP dan indikator
penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal atau yang disebut
dengan indikator soal. Indikator memiliki kedudukan yang strategis dalam
mengembangkan pencapai Kompetensi Dasar. Indikator berfungsi sebagai berikut:
1. pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran;
2. pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran;
3. pedoman dalam mengembangkan bahan ajar; dan
4. pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Dalam merumuskan indikator pembelajaran perlu diperhatikan beberapa ketentuan
sebagai berikut:
1. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi dua indikator.
2. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata
kerja yang digunakan dalam KI dan KD.
3. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan
melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
4. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.
5. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat
kompetensi dan materi pembelajaran.
6. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga
menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
7. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang
mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Harjanto, 2010, hlm. 74).

Menurut Suryosubroto (1998, hlm. 31), sebelum membuat indikator harus


diperhatikan terlebih dahulu komponen-komponen berikut:
1. Indikator merupakan penjabaran dari KD yang menunjukkan tanda-tanda,
perbuatan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.
2. Rumusan indicator menggunakan kerja operasional yang terukur atau dapat
diobservasi.
3. Indikator digunakan sebagai bahan dasar untuk menyusun alat penilaian.
Adapun kata-kata operasional menurut Mulyasa (2010, hlm. 143) yang dijabarkan
dalam membuat indikator adalah sebagai berikut:
1. Kognitif, meliputi:
a. Knowledge (pengetahuan) yaitu, menyebutkan, menuliskan, menyatakan,
mengurutkan, mengidentifikasi, mendefinisikan, mencocokkan, memberi nama,
memberi leber, dan melukiskan.
b. Comprehension (pemahaman) yaitu, menerjemahkan, mengubah,
menggeneralisasikan, menguraikan, menuliskan kembali, merangkum,
membedakan, mempertahankan, menyimpulkan, mengemukakan pendapat, dan
menjelaskan.
c. Application (penerapan) yaitu, mengoperasikan, menghasilkan, mengatasi,
mengubah, menggunakan, menunjukkan, mempersiapkan, dan menghitung.
Analysisi (analisis) yaitu, menguraikan, membagi-bagi, memilih dan
membedakan.
d. Syntnesis (sintesisi) yaitu, merancang, merumuskan, mengorganisasikan,
menerapkan, memadukan, dan merencanakan.
e. Evaluation (evaluasi) yaitu, mengkritisi, menafsirkan dan memberikan evaluasi.
2. Efektif, meliputi:
a. Receiving (penerimaan) yaitu mempercayai, memilih, mengikuti, bertanya, dan
mengalokasikan.
b. Responding (menanggapi) yaitu, konfirmasi, menjawab, membaca, membantu,
melaksanakan, melaporkan, dan menampilkan.
c. Valuing (penanaman nilai) yaitu, menginisiasi, mengundang, melibatkan,
mengusulkan, dan melakukan.
d. Organization (pengorganisasian) yaitu, menverivikasi, menyusun,
menyatukan, menghubungkan dan mempengaruhi.
e. Characterization (karakterisasi) yaitu menggunakan nilai-nilai sebagai
pandangan hidup, mempertahankan nilai-nilai yang sudah diyakini.
3. Psikomotorik atau gerak jiwa meliputi:
a. Observing (pengamatan) yaitu mengamati proses, memperhatikan pada
tahap-tahap sebuah perbuatan, memberi perhatian pada sebuah artikulasi.
b. Initation (peniruan) yaitu melatih, mengubah, membongkar sebuah
struktur, membangun kembali struktur dan menggunakan sebuah model.
c. Practicing (pembiasaan) yaitu membiasakan perilaku yang sudah
dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten.
d. Adapting (penyesuaian) yaitu menyesuaikan model, mengembangkan
model, dan menerapkan model.

C. Pengembangan Tujuan Pembelajaran


Kamus Compact Oxford English menyatakan aim, objective, dan goal adalah istilah
yang sering digunakan dalam dunia pendidikan. Objective adalah perilaku terukur yang
diukur kurang dari satu hari. Goal adalah hasil serangkaian utuh dari beberapa objective
yang diukur dalam beberapa hari. Sedangkan Aim adalah tujuan jangka panjang dan
biasanya untuk satu tahun atau lebih. Perbedaan antara objective, goal, dan aim
ditunjukkan dari sisi waktu. Perbedaan lainnya adalah goal lebih luas, umum, abstrak, tak
terukur adapun objective lebih sempit, kongkrit, dan terukur[ CITATION Uta10 \l 1057 ].
Secara singkatnya Kamarga (2010) menyebutkan bahwa goals adalah tujuan yang
diharapkan dicapai setelah melalui satu periode pembelajaran. Sedangkan objectives
adalah tujuan yang dicapai setelah melalui satu unit pembelajaran. Kata kunci dalam
tujuan pembelajaran (objective) adalah very specific, outcome based, measurable,
describe student behavior. Tujuan adalah alat untuk menggambarkan hasil siswa, tujuan
mengarahkan pembelajaran agar efektif. Selain itu, tujuan pembelajaran berfungsi
sebagai panduan siswa untuk mengetahui apa yang diharapkan dari belajar siswa. Selain
itu, digunakan untuk dasar pemilihan media pembelajaran dan dasar bagaimana cara
membelajarkan. Tujuan dapat diklasifikasikan menurut hasil pembelajarannya dimana
hasil pembelajaran biasanya digolongkan menjadi kognitif, psikomotor, dan afektif .
Merujuk pengertian Goal adalah hasil serangkaian utuh dari beberapa objective yang
diukur dalam beberapa hari, lebih luas, umum, abstrak, dan tak terukur. Kita bandingkan
dengan tujuan pembelajaran sebagai gambaran dari proses dan hasil belajar yang akan
diperoleh selama pembelajarannya. Jika proses kita pandang sebagai sesuatu yang abstrak
dan tak terukur, kita dapat menganggap tujuan pembelajaran yang dimaksudkan adalah
goal. Karena tujuan pembelajaran terdapat dalam RPP yang berarti ada dalam sebuah
perencanaan, berarti proses yang dimaksudkan adalah proses yang terencana. Dapat
disimpulkan dalam tujuan pembelajaran tersebut, guru merencanakan proses belajar
seperti apa yang diinginkan agar peserta didik memperoleh hasil belajar yang diharapkan.
Proses belajar ini ditetapkan untuk seluruh peserta didik dalam kelas. Hal ini sesuai
dengan pendapat bahwa tujuan pembelajaran merupakan target pencapaian peserta didik
secara kolektif.
Menurut Suwono (dalam Utami, 2010) tujuan pembelajaran dapat dirumuskan
dalam dua bentuk, yaitu bentuk apa yang akan dilakukan guru dan apa yang akan dikuasai
peserta didik. Misalnya, menjelaskan konsep komposisi fungsi melalui menelaah syarat-
syarat terjadinya fungsi komposisi (sisi guru) dan menentukan komposisi fungsi dari dua
fungsi (sisi peserta didik). Dengan memperhatikan hal tersebut, kita dapat memandang
bahwa tujuan pembelajaran menggambarkan proses belajar yang direncanakan guru untuk
membelajarkan peserta didik dan hasil belajar peserta didik yang diharapkan.
Menurut Kamarga (2010), sebelum mengembangankan tujuan pembelajaran harus
memerhatikan hal-hal berikut ini:
1. Sifat tujuan hirarkhial (berjenjang), artinya tujuan pembelajaran tidak boleh lebih
luas dari tujuan akhir serta apabila tujuan-tujuan pembelajaran disatukan akan
menggambanrkan tujuan akhir.
2. Tujuan pembelajaran harus operasional dengan rumus ABCD, yaitu terdapat
audiences, behaviour, condition, dan degree.
3. Tujuan pembelajaran harus dapat diukur ketercapaiannya.
4. Tujuan pembelajaran mencakup domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
Adapun kriteria-kriteria pengembangan tujuan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1. Berorientasi pada peserta didik, menekankan pada apa yang diharapkan dapat
dilakukan oleh peserta didik, bukan apa yang dilakukan oleh instruktur.
2. Berisikan hasil belajar, apa yang harus dicapai oleh peserta didik (learning
outcomes).
3. Jelas dapat dipahami, eksplisit berisikan kata kerja yang menggambarkan perilaku
(definite action) dan merujuk kepada objek perilaku tersebut. Pernyataan tujuan
pembelajaran juga hanya berisikan satu makna/arti, tidak ambigu.
4. Deskripsi kata kerja harus merupakan tindakan yang dapat diobservasi atau tindakan
yang menghasilkan produk yang dapat diobservasi
Berikut ini adalah cara atau langkah-langkah mengembangkan tujuan
pembelajaran:
1. Perhatikan Kompetensi Dasar, apabila terlalu luas, pecahkan dalam topik- topik.
2. Tetapkan keluasan dan kedalaman topik.
3. Kembangkan tujuan pembelajaran sesuai dengan kriteria pengembangan tujuan
4. Banyaknya tujuan pembelajaran tidak ditentukan, sangat bergantung pada
keluasan dan kedalaman topik serta waktu pembelajaran yang tersedia.
5. Tujuan pembelajaran akan diukur melalui evaluasi hasil belajar.

Dalam pengembangan tujuan pembelajaran, terdapat proses dan keterampilan


yang tidak dapat secara langsung diobservasi tetapi hasilnya dapat diobservasi, misalnya
kita tidak dapat mengobservasi proses berpikir peserta didik dalam menghitung, tetapi
hasil berfikirnya dalam bentuk hasil hitungan dapat diobservasi (displaying thingking as
a product). Hal lain terjadi pada keterampilan menggambar, membuat puisi, sistesis satu
paragraf, dapat langsung diobservasi.
BAB III
KESIMPULAN

Kompetensi Dasar pada kurikulum 2013 berisi kemampuan dan muatan pembelajaran
untuk mata pelajaran yang mengacu pada Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dirumuskan
untuk mencapai Kompetensi Inti. Dalam mengembangkan Kompetensi Dasar, hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi,
tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada distandar isi.
2. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
3. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) merupakan penanda pencapaian Kompetensi Dasar
yang ditandai oleh perubahan perilaku yang terukur, meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur atau dapat diobservasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan indikator adalah:
1. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi dua indikator.
2. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja
yang digunakan dalam KI dan KD.
3. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan
melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
4. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.
5. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi
dan materi pembelajaran.
6. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan
kata kerja operasional yang sesuai.
7. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang
mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Goals adalah tujuan yang diharapkan dicapai setelah melalui satu periode pembelajaran.
Sedangkan objectives adalah tujuan yang dicapai setelah melalui satu unit pembelajaran. Adapun
langkah-angkah mengembangkan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Perhatikan Kompetensi Dasar, apabila terlalu luas, pecahkan dalam topik- topik.
2. Tetapkan keluasan dan kedalaman topik.
3. Kembangkan tujuan pembelajaran sesuai dengan kriteria pengembangan tujuan
4. Banyaknya tujuan pembelajaran tidak ditentukan, sangat bergantung pada keluasan
dan kedalaman topik serta waktu pembelajaran yang tersedia.
5. Tujuan pembelajaran akan diukur melalui evaluasi hasil belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, B. U. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Harjanto.


(2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Kamarga, H. (2010). Pengembangan Tujua. Dipetik April 02, 2020, dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/19560902198 7032-
HANSISWANY_KAMARGA/PEND_ILMU_SOSIAL/PENGEMBANG
AN_TUJUAN_%282%29.pdf
Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa.
(2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Riyanto, A. (2017). Prinsip Pengembangan KI, KD, dan Indikator Pada Kurikulum
2013. Dipetik April 02, 2020, dari
https://www.amongguru.com/prinsip-pengembangan-ki-kd-dan-indikator- pada-
kurikulum-2013/
Suryosubroto. (1998). Tata Laksana Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.
Utami, T. H. (2010). Indikator dan Tujuan Pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Dipetik April 02, 2020, dari
https://www.researchgate.net/publication/281288294_INDIKATOR_DAN
_TUJUAN_PEMBELAJARAN_DALAM_RENCANA_PELAKSANAA
N_PEMBELAJARAN

Anda mungkin juga menyukai