Qawaid Fiqhiyah Kel. 3
Qawaid Fiqhiyah Kel. 3
BAB I
PEMBAHASAN
لضرريزال
“Kemudharatan (bahaya) itu wajib dihilangkan.”
A. PENGERTIAN KAIDAH
Mudharat secara etimologi berasal dari kata “adh-Dharar" yang
berarti sesuatu yang turun tanpa ada yang dapat menahannya. Adh-dharar
adalah membahayakan orang lain secara mutlak, sedangkan adh-dhirar
adalah membahayakan orang lain dengan cara yang tidak disyariatkan.'
Adh-Dharar (bahaya) adalah lawan dari an-Nafu (manfaat). Juga bisa
diartikan bahwa adh-Dharar adalah segala bentuk kondisi buruk,
kekurangan, kesulitan, dan kemalangan. Sedangkan secara terminologi,
maknanya tidak jauh dari pengertiannya secara bahasa, yaitu kekurangan
atau kerusakan yang menimpa sesuatu. Segala bentuk kemudharatan
hukumnya haram di dalam Syariat Islam yang agung ini. Seseorang
tidaklah dibenarkan menimbulkan kerusakan atau menyebabkan mara
bahaya bagi dirinya sendiri dan orang lain, baik terhadap jiwa, harta
maupun kehormatannya. Dan wajib hukumnya, ntuk mencegah
timbulnya segala kemudharatan yang akan terjadi preventif), sebagaimana
sariat ini juga mengharuskan untuk menghilangkan kemudharatan setelah
terjadi (represif).
Kaidah fikih yang satu ini begitu penting karena sejalan dengan
sifat dasar Syariat Islam yang diturunkan Allah SWT lewat Nabi
Muhammad SAW yaitu meniadakan kesulitan berdasarkan firman Allah
SWT.