Berkat bantuan dari pihak-pihak terkait, akhirnya laporan seminar aktualisasi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Penyusun menyadari bahwa laporan seminar aktualisasi ini jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Besar harapan penyusun laporan seminar aktualisasi ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.
Lembang, 28 Februari 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......…………..........................………………………………. 1
B. Maksud dan Tujuan ......…………..........................………....….. 2
BAB II ISI
A. Keterkaitan tupoksi jabatan dengan tema.................................................. 5
B. Keterkaitan kinerja jabatan dengan visi dan misi kabupaten Bandung............... 11
C. Konsep strategi dan inovasi yang ditawarkan................................................... 13
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................………………………………………… 16
B. Saran .......................................……………………………………………… 16
BAB I
PENDAHULUAN
Disrupsi adalah teori dari inovasi yang digagas oleh pelaku dunia industri baru yang
keberadaanya mengancam pelaku industri lama. Dengan kata lain, dengan adanya inovasi disrupsi
akan mendatangkan segala perubahan yang signifikan dalam segala bidang, tidak terkecuali dalam
bidang pendidikan. Selain tidak pasti, kedatangannya pun tidak bisa terelakkan oleh siapapun. Latar
belakang strategi implementasi pendidikan karakter di era disrupsi melibatkan pemahaman terhadap
perubahan signifikan dalam lingkungan sosial, ekonomi, dan teknologi yang dapat memengaruhi
perkembangan karakter individu. Era disrupsi, yang ditandai oleh perubahan cepat dan tidak terduga,
menuntut adanya penyesuaian dalam pendekatan pendidikan karakter untuk mempersiapkan
generasi muda menghadapi tantangan masa depan.
Era disrupsi ditandai oleh perubahan teknologi yang cepat dan transformasi digital.
Perkembangan ini menciptakan tantangan baru dalam membentuk karakter siswa yang mampu
beradaptasi dengan perubahan, mengelola informasi, dan menggunakan teknologi dengan bijak.
Peran media sosial yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari anak-anak dan remaja
memberikan dampak besar terhadap perkembangan karakter. Pengaruh ini dapat melibatkan isu-isu
seperti cyberbullying, kecanduan media sosial, dan kurangnya keterampilan sosial di dunia nyata.
c. Krisis Nilai:
Era disrupsi sering kali diikuti oleh krisis nilai dan pergeseran budaya. Nilai tradisional
mungkin dihadapkan pada tantangan, dan pendidikan karakter harus merespons dengan membantu
siswa memahami dan mengembangkan nilai-nilai yang relevan dengan zaman mereka.
Perubahan ekonomi yang cepat dan otomatisasi dalam dunia kerja menciptakan
ketidakpastian tentang jenis keterampilan yang diperlukan di masa depan. Pendidikan karakter perlu
mengakomodasi keterampilan seperti kreativitas, kolaborasi, dan adaptabilitas untuk
mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja yang dinamis.
Tekanan dari perubahan sosial, akademis, dan lingkungan dapat memberikan dampak negatif
terhadap kesejahteraan mental dan emosional siswa. Pendidikan karakter harus mencakup aspek
pembelajaran emosional dan pemberdayaan siswa dalam mengelola stres dan tekanan.
Sekolah mungkin menghadapi keterbatasan sumber daya, baik dari segi waktu maupun
keuangan, untuk menerapkan program pendidikan karakter yang komprehensif. Hal ini dapat menjadi
kendala dalam memberikan pengalaman pembelajaran yang memadai.
i. Tantangan Penilaian:
Menilai perkembangan karakter tidak selalu mudah. Sistem penilaian yang fokus pada aspek
akademis sering kali tidak cukup untuk mengukur perkembangan karakter. Tantangan ini dapat
menghambat pemantauan efektivitas program pendidikan karakter.
Dengan memahami latar belakang masalah ini, pendekatan yang holistik dan kolaboratif
perlu diambil untuk mengembangkan strategi pendidikan karakter yang efektif dalam menghadapi
dinamika era disrupsi.
Maksud dan tujuan strategi implementasi pendidikan karakter di era disrupsi bertujuan
untuk membentuk individu dengan nilai-nilai, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk
menghadapi perubahan yang cepat dan kompleks dalam lingkungan sosial, ekonomi, dan teknologi.
Berikut adalah beberapa maksud dan tujuan strategi tersebut:
Pembentukan Generasi Tangguh: Maksudnya adalah membentuk generasi yang tangguh dan
adaptif, mampu menghadapi perubahan dengan kepribadian yang kuat, serta memiliki keterampilan
sosial dan emosional yang diperlukan untuk sukses di era disrupsi.
Peningkatan Kualitas Manusia: Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia,
tidak hanya dari segi pengetahuan dan keterampilan teknis, tetapi juga dalam hal karakter,
moralitas, dan etika.
Membangun Nilai-Nilai Moral dan Etika: Tujuan utama adalah membentuk karakter yang
didasarkan pada nilai-nilai moral dan etika, seperti integritas, kejujuran, tanggung jawab, dan
kerjasama.
Meningkatkan Keterampilan Soft Skills: Salah satu tujuan strategi ini adalah meningkatkan
keterampilan sosial dan emosional seperti komunikasi efektif, kerjasama, kepemimpinan, dan
penyelesaian konflik.
Membentuk Kesadaran Digital dan Etika: Tujuan ini mencakup membentuk kesadaran
tentang penggunaan teknologi dan internet yang etis, aman, dan bertanggung jawab.
Menumbuhkan Rasa Empati dan Kepedulian Sosial: Strategi pendidikan karakter bertujuan
untuk menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial, sehingga individu dapat merespons
kebutuhan dan penderitaan sesama dengan sikap yang peduli.