Anda di halaman 1dari 21

MODUL AJAR SEJARAH FASE E

INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS

Nama Penyusun Yupi Sovia S.Pd


Jenjang Sekolah SMA PEMBANGUNAN LAB.UNP
Fase/Kelas E/10
Elemen Topik Konsep Manusia Dalam Dimensi
Ruang Serta Waktu Serta Mampu
Mengolah Informasi Tersebut
Dalam Bentuk Tulisan
Kata Kunci Manusia, peristiwa, sejarah lokal,
konsep perkembangan, perubahan,
keberlanjutan dan keberulangan
Pengetahuan/Keterampilan Prasyarat Pemahaman konsep
Alokasi Waktu(menit) 270 menit
Jam Pelajaran (JP) 6 JP X 3 Pertemuan
Model Pembelajaran/ Metode Model: Problem Based Learning
Pembelajaran (PBL)
Metode: Resitasi (Penugasan),
Diskusi, Tanya Jawab dan
Pemberian Informasi

Sarana Prasarana 1. Papan tulis


2. Spidol
3. Laptop
4. LCD

Target Peserta Didik Fase E kelas 10


Daftar Pustaka Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti
Sejarah. Jakarta: Universitas
Indonesia
Kohn, Hans 1958. Nasionalisme,
Arti dan Sejarah. Jakarta: PT
Pembangunan
Kuntowijoyo. 1997. Pengantar Ilmu
Sejarah. Yogyakarta: Bentang
Budaya

Referensi lain Internet, youtobe

B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik mampu memahami konsep dasar ilmu sejarah
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Dengan mempelajari konsep manusia dalam dimensi ruang serta, peserta didik
diharapkan dapat:
1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlaq mulia
Dilakukan Melalui kegiatan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran,Mengimani
segala mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, mensyukuri nikmat tuhan karena setiap
setiap manusia memiliki sejarahnya masing-masing
2) Berkebhinekaan global
Rajutan setiap peristiwa sejarah Indonesia memiliki makna yang penting bagi
keberlangsungan “hidup” bangsa Indonesia di masa sekarang. Selain itu pelajaran dari
masa lalu dijadikan bekal untuk memastikan keberlangsungan dan kemajuan
Indonesia di masa depan.
3) Bernalar kritis
Didapaati dengan mampu memproses informasi dan gagasan serta melakukan
evaluasi terhadap prosedur yang dilakukan, mampu mengemukakan pendapat
mengenai informasi maupun gagasan yang muncul setelah mempelajari hubungan
manusia dan sejarah.
KOMPONEN INTI
Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu memahami konsep
manusia sebagai penggerek, pelaku, dan
saksi sejarah serta mampu menunjukkan
beberapa contoh dari materi yang dipelajari
Pemahaman Bermakna Peserta didik mampu menjadikan tokoh-
tokoh dalam peristiwa sejarah sebagai
inspirasi untuk kemajuan dirinya pribadi
dan bangsa Indonesia umumnya.

Pertanyaan Pemantik Suatu peristiwa sejarah tidak bisa


dilepaskan dari dimensi manusianya, apa
peran manusia dalam sejarah ?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 1
Materi: Konsep Manusia sebagai penggerak Sejarah dan konsep Manusia sebagai pelaku
Sejarah

Jenis Kegiatan Kegiatan Yang Dilakukan Waktu


Pendahuluan 1. Peserta didik dengan panduan guru menyiapkan 10
fisik dan mental untuk siap belajar menit
2. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran seperti berdoa, absensi, menyiapkan
buku pelajaran, bahan teks multimoda,
memasangkan LCD pada laptop.
3. Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai
dengan manfaat pembelajaran.
4. Memberikan beberapa gambar yang menunjukan
peninggalan-peninggalan sejarah sekaligus
menghubungkan dengan ayat-ayat Al Quran: surat
Muhammad ayat 10 tentang mengambil hikmah
atas peristiwa masa lampau)
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi,
literasi, dan karakater yang harus dicapai.dan
mewujudkan nilai nilai anti korupsi
6. Menyampaikan cakupan materi dan lingkup
penilain serta penjelasan uraian kegiatan sesuai
alur dan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti 1. Peserta didik diberi motivasi untuk memusatkan 70


perhatian pada topik materi konsep manusia menit
sebagai penggerak sejarah dan konsep manusia
sebagai pelaku sejarah
2. Guru menyajikan gambar olahraga bola basket
seperti contoh disamping lalu menyampaikan
pertanyaan pemantik : Tahukah kalian persamaan
antara bola basket dan Sejarah?

3. Contoh jawaban : Ya benar, olahraga bola basket


melibatkan manusia, dibatasi oleh sebuah ruang
yaitu lapangan basket, dan juga dibatasi oleh
waktu bermain 40 menit serta sebuah pertandingan
bisa menjadi bermakna dan menjadi sejarah. Nah
kali ini kita akan belajar mengenai hubungan
Manusia sebagai penggerak sejarah dan manusia
sebagai pelaku sejarah
4. peserta didik mendapatkan pemaparan secara
umum tentang konsep manusia sebagai
penggerak sejarah dan konsep manusia sebagai
pelaku sejarah
5. Guru membagikan LKPD kepada peserta didik
6. Peserta didik mengerjakan LKPD yang sudah
disediakan
7. Peserta didik dibimbing oleh guru melakukan
verifikasi data yang telah ditemukan
8. Peserta didik menyampaikan hasil temuannya
melalui tulisan di buku latihan
9. Setiap peserta didik berkewajiban untuk
mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas

Penutup 1. Penguatan Guru 10


2. Guru dan peserta didik secara bersama-sama menit
menerik kesimpulan dari materi pembelajaran hari
ini
3. Guru memberikan tugas individu untuk pertemuan
selanjutnya
4. Guru Menginformasikan kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan selanjutnya
5. Refleksi
PERTEMUAN 2
Materi: Mengaitkan hubungan antara peristiwa Sejarah Lokal, Nasional, dan Global

Jenis Kegiatan Kegiatan Yang Dilakukan Waktu


Pendahuluan 1. Peserta didik dengan panduan guru menyiapkan 10
fisik dan mental untuk siap belajar menit
2. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran seperti berdoa, absensi, menyiapkan
buku pelajaran, bahan teks multimoda,
memasangkan LCD pada laptop.
3. Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai
dengan manfaat pembelajaran.
4. Memberikan beberapa gambar yang menunjukan
peninggalan-peninggalan sejarah sekaligus
menghubungkan dengan ayat-ayat Al Quran: surat
Muhammad ayat 10 tentang mengambil hikmah
atas peristiwa masa lampau)
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi,
literasi, dan karakater yang harus dicapai.
6. Menyampaikan cakupan materi dan lingkup
penilain serta penjelasan uraian kegiatan sesuai
alur dan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti 1. Peserta didik diberi motivasi untuk memusatkan 70


perhatian pada topik materi mengaitkan menit
hubungan antara peristiwa sejarah lokal,
nasional, dan global
2. Guru menyajikan gambar I Pelabuhan Muaro
Padang (1663) dan gambar II Bank Indonesia
Cabang Padang (29 Agustus 1864)
3. Guru menapilkan video peninggalan kolonial
Belanda di Sumatera Barat serta bagiaman
perubahan situs tersebut dari masa kemasa
4. Berdasarkan pada video tersebut, peserta didik
menyusun pernyataan-pernyataan mengenai
peristiwa sejarah dari masing-masing situs
5. Peserta didik boleh membuka buku, atau
memanfaatkan website untuk menggali informasi
mengenai situs peninggalan kolonial Belanda di
Sumatera Barat
6. peserta didik mendapatkan pemaparan secara
umum tentang mengaitkan hubungan antara
peristiwa sejarah lokal, nasional, dan global
7. Guru membagikan LKPD kepada peserta didik
8. Peserta didik mengerjakan LKPD yang sudah
disediakan
9. Peserta didik dibimbing oleh guru melakukan
verifikasi data yang telah ditemukan
10. Peserta didik menyampaikan hasil temuannya
melalui tulisan di buku latihan
11. Setiap peserta didik berkewajiban untuk
mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas

Penutup 1. Penguatan Guru 10


2. Guru dan peserta didik secara bersama-sama menit
menerik kesimpulan dari materi pembelajaran hari
ini
3. Guru memberikan tugas individu untuk pertemuan
selanjutnya
4. Guru Menginformasikan kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan selanjutnya
5. Refleksi
PERTEMUAN 3
Materi: Konsep Perkembangan, Perubahan, Keberlanjutan Dan Keberulangan

Jenis Kegiatan Kegiatan Yang Dilakukan Waktu


Pendahuluan 1. Peserta didik dengan panduan guru menyiapkan 10
fisik dan mental untuk siap belajar menit
2. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran seperti berdoa, absensi, menyiapkan
buku pelajaran, bahan teks multimoda,
memasangkan LCD pada laptop.
3. Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai
dengan manfaat pembelajaran.
4. Memberikan beberapa gambar yang menunjukan
peninggalan-peninggalan sejarah sekaligus
menghubungkan dengan ayat-ayat Al Quran: surat
Muhammad ayat 10 tentang mengambil hikmah
atas peristiwa masa lampau)
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi,
literasi, dan karakater yang harus dicapai.
6. Menyampaikan cakupan materi dan lingkup
penilain serta penjelasan uraian kegiatan sesuai
alur dan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti 1. Peserta didik diberi motivasi untuk memusatkan 70


perhatian pada topik materi konsep menit
perkembangan, perubahan, keberlanjutan dan
keberulangan
2. Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan
pemantik sebagai pengantar pembelajaran ke arah
materi yang akan dipelajari:
 Apa itu perkembangan?
 Apa itu perubahan?
 Apa itu keberlanjutan dan keberulangan?
3. Peserta didik boleh membuka buku, atau
memanfaatkan website untuk menggali informasi
mengenai konsep perkembangan, perubahan,
keberlanjutan dan keberulangan
4. peserta didik mendapatkan pemaparan secara
umum tentang konsep perkembangan,
perubahan, keberlanjutan dan keberulangan
5. Guru memebagikan LKPD kepada peserta didik
6. Peserta didik mengerjakan LKPD yang sudah
disediakan
7. Peserta didik dibimbing oleh guru melakukan
verifikasi data yang telah ditemukan
8. Peserta didik mencatat hasil temuan di buku
catatan atau di buku tugas masing-masing
9. Guru berjalan kesetiap meja peserta didik untuk
memastikan peserta didiknya belajar dengan baik
10. Setiap peserta didik berkewajiban untuk
mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas
Penutup 1. Penguatan Guru 10
2. Guru dan peserta didik secara bersama-sama menit
menerik kesimpulan dari materi pembelajaran hari
ini
3. Guru memberikan tugas individu untuk pertemuan
selanjutnya
4. Guru Menginformasikan kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan selanjutnya
5. Refleksi

E. ASESMEN
Asesmen Sikap Profil Pelajar Pancasila
No Profil Pelajar Pancasila BT MT MB MK Keterangan
1. Beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlaq mulia

2. Berkebhinekaan global

3. Bernalar kritis

Keterangan
BT : Belum Terlihat MT : Mulai terlihat
MB : Mulai Berkembang MK : Membudaya

Asesmen Kognitif Formatif


Peserta didik diminta untuk mengerjakan LKPD yang sudah disediakan
Asesmen Kognitif Sumatif
Tes tertulis 10 butir soal uraian terbatas
F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
Pengayaan: Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut :
1. Peserta didik yang mencapai nilai n(ketuntasan) < n < n(maksimum) diberikan materi
masih dalam cakupan capaian pembelajaran dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan
2. Peserta didik yang mencapai nilai n > n(maksimum) diberikan materi melebihi
cakupan capaian pembelajaran dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

Remedial
Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang hasil capaian pembelajaran rendah
melalui:
1. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes
2. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali

Padang, Juni 2023


Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala SMA PEMBANGUNAN
LAB.UNP

Afrizal,S.Si.M.Pd Yupi Sovia, S,Pd

Nip. 198104212010011025
LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (PERTEMUAN 1)


Nama :
Kelas :

Lengkapilah kolom di bawah ini!

KONSEP MANUSIA PENJELASAN DAN CONTOHNYA

Penggerak Sejarah

Pelaku Sejarah

Saksi Sejarah
B. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (PERTEMUAN 2)
Nama :
Kelas :

Carilah satu peristiwa di lokal yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di nasional
maupun internasional !

.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................

C. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (PERTEMUAN 3)


Silakan dilengkapi kolom di bawah ini !

Nama :
Kelas :

Konsep Waktu Penjelasan dan contohnya

Perkembangan

Kesinambungan

Pengulangan

Perubahan

D. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK


PERTEMUAAN KE 1
Manusia sebagai penggerak, pelaku, dan saksi sejarah
Apakah kalian pernah membaca cerita tokoh penting dalam sejarah Indonesia?
Mengapa mereka menjadi tokoh yang bersejarah? Hikmah dan teladan apa yang dapat kalian
petik dari mereka? Bacalah artikel dengan cermat berikut ini!

Ki Hadjar Dewantara:
“Lebih Baik Tak Punya Apa-Apa Tapi Senang Hati Daripada Bergelimang
Harta Namun Tak Bahagia”
Terlahir di keluarga bangsawan, tepatnya putra GPH Soerjaningrat
dan cucu Pakualam III, R. Soewardi Soerjaningrat tak kesulitan meretas
pendidikan. Bermula dari Eerste Lagere School (ELS), ia lantas diterima
belajar di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA), sekolah
dokter Bumiputera. Namun, ia urung lulus dan menjadi dokter karena sakit.
Soewardi lantas berkiprah di dunia jurnalistik. Sediotomo, Midden
Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan
Poesara adalah beberapa media yang pernah menjadi pelabuhan kariernya.
Pada saat yang bersamaan, ia pun berkiprah di dunia politik. Sempat
bergabung dengan Boedi Oetomo, ia bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto
Mangoenkoesoemo lantas mendirikan Indische Partij pada 25 Desember
1912.
Karena penanya yang tajam dan kiprah politiknya, pria yang
memutuskan menanggalkan gelar kebangsawanannya dengan mengganti
nama menjadi Ki Hadjar Dewantara pada umur 40 tahun tersebut dimusuhi
pemerintah kolonial Belanda. Bersama dua sahabatnya sesama pendiri
Indische Partij, Ki Hadjar dijatuhi hukuman tanpa proses pengadilan. Mereka
harus menjalani masa pembuangan. Atas hukuman itu, ketiganya mengajukan
permohonan untuk dibuang ke Belanda, bukan tempat terpencil di negeri
sendiri. Pada 1913, pemerintah kolonial Belanda menyetujui hal itu. Selama
lima tahun, Ki Hadjar menjalani masa pembuangan di Negeri Kincir Angin.
Kesempatan itu digunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan
pengajaran hingga akhirnya Ki Hadjar mendapatkan Europeesche Akte yang
memungkinkannya mendirikan lembaga pendidikan. Itulah titik balik
perjuangan Ki Hadjar. Sepulang ke tanah air, dia mendirikan Perguruan
Taman Siswa pada 1922. Perjuangan penanya pun bergeser dari masalah
politik ke pendidikan. Tulisan-tulisan itulah yang lantas menjadi dasar-dasar
pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Saat Indonesia merdeka, ia pun
dipercaya menjabat Menteri pendidikan dan pengajaran. Berkat perjuangan
dan komitmennya terhadap pendidikan, Ki Hadjar mendapat gelar doktor
honoris causa dari Universitas Gajah Mada pada 1957. Dua tahun berselang,
tepatnya 28 April 1959, Ki Hadjar meninggal dunia dan dimakamkan di
Yogyakarta.
Bagi seorang petinggi negeri, kenikmatan duniawi bukanlah hal yang
sukar untuk dirasakan dan didapatkan. Pesta besar usai pelantikan sebagai
pejabat adalah hal lumrah dengan dalih sebagai bentuk syukur kepada Tuhan
atas kepercayaan yang diembankan. Namun, hal itu tak berlaku bagi Ki
Hadjar Dewantara. Setelah ditetapkan menjadi orang pertama yang menjabat
Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia, Ki
Hadjar pulang larut malam. Tak ada pesta atau makan besar istimewa yang
menyambut kedatangannya. Bahkan sekadar lauk-pauk pun tak tersedia di
meja makan. Nyi Hadjar lantas menyuruh salah satu anak mereka untuk
membeli mi godhok (rebus) di pinggir jalan. Makan malam dengan menu
serantang mi rebus untuk sekeluarga pun jadilah.
Bagi Ki Hadjar, itu bukan masalah besar. Meski berasal dari keluarga
bangsawan, kesederhanaan memang telah menjadi bagian dari sikap
hidupnya. Kesederhanaan inilah yang membuat Ki Hadjar tak silau
memandang dunia walaupun jabatan prestisius disandangnya. Seperti
terpampang di Museum Sumpah Pemuda, Ki Hadjar pernah berujar, “Aku
hanya orang biasa yang bekerja untuk bangsa Indonesia, dengan cara
Indonesia. Namun, yang penting untuk kalian yakini, sesaat pun aku tak
pernah mengkhianati tanah air dan bangsaku, lahir maupun batin aku tak
pernah mengorup kekayaan negara. Aku bersyukur kepada Tuhan yang telah
menyelamatkan langkah perjuanganku.”

Sumber: Orange Juice For Integrity (2014) . Belajar Integritas kepada Tokoh
Bangsa, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Hal. 39-41.

Atas segala jasa, tindakan, maupun gagasannya untuk masyarakat Indonesia, kita mengenal
Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Dalam perspektif ilmu sejarah,
beliau merupakan pelaku sejarah, saksi sejarah, sekaligus penggerak sejarah.

1) Manusia Sebagai Penggerak Sejarah


Penggerak utama di dalam sejarah adalah orang-orang besar. Orang besar
yang dimaksud adalah tokoh bersejarah yang memiliki andil dan ikut atau melakukan
sesuatu yang berpengaruh terhadap terjadinya suatu peristiwa sejarah. Peristiwa ini
menghasilkan sebuah momen yang dikenang bahkan hingga saat ini. Orang Besar
merupakan salah satu penggerak sejarah terbesar di suatu wilayah atau bahkan di
sejarah dunia. Contoh nya : Proklamasi kemerdekaan RI oleh Soekarno, Mendirikan
Taman Siswa yg didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara. Di balik orang besar,
manusialah yang menjadi penggerak sejarah sesungguhnya. Ini dikarenakan manusia
menjadi objek dan subjek dari sejarah itu sendiri.

2) Manusia Sebagai Pelaku Sejarah


Manusia adalah pelaku utama dalam sejarah, dimana setiap peristiwa maupun
hal-hal penting yang terjadi pasti melibatkan manusia didalamnya. Manusia itu
menyejarah, artinya manusia itu senantiasa membuat perubahan-perubahan baik
bersifat fisik maupun rohani (A. Daliman, 2016: 10). Manusia berperan aktif dalam
sejarah baik dalam proses terjadinya sebuah perisiwa, maupun proses untuk
mendokumentaskan dan meneruskannya. Pemikiran untuk berkembang dan mencapai
suatu kehidupan yang lebih baik. Berdasarkan pemikiran tersebut, timbul dorongan
untuk melakukan sesuatu maupun menciptakan sesuatu. Hal ini terbukti dengan
berbagai peristiwan pada masa lalu yang memperlihatkan bahwa adanya keinginan
untuk berkembang sampai terjadinya perpindahan penduduk, pendudukan wilayah,
perang dan negosiasi, juga berbagai hal yang membuktikan bahwa manusia memiliki
ambisi untuk mewujudkan pemikiran mereka.

3) Manusia Sebagai Saksi Sejarah


Seseorang ataupun kelompok yang mengenal sosok pelaku sejarah tersebut
dengan baik. seperti orang-orang terdekat, keluarga, teman seperjuangan dan para
sahabat. Contohnya : Tentara-tentara yang mengangkat jenazah 7 jendral pada tragedi
memilukan G30SPKI di lubang buaya, dan juga anak-anak dan juga keluarga para
jendral yang turut terlibat di TKP.
E. . GLOSARIUM
Penggerak: tokoh atau orang besar yang menjadi penggerak sejarah
Pelaku: orang yang terlibat dalam sebuah peristiwa
Saksi: orang yang menyaksikan sebuah peristiwa

F. DAFTAR PUSTAKA
Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia
Kohn, Hans 1958. Nasionalisme, Arti dan Sejarah. Jakarta: PT Pembangunan
Kuntowijoyo. 1997. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
ERTEMUAN KE 2
Peristiwa sejarah lokal
I. Pelabuhan Muaro Padang (1663)

Kolonisasi Belanda di kawasan Sungai Batang Arau di mulai dari perjanjian Painan
(Het Painan Traktat) tahun 1663. Hal ini diimplementasikan dengan pendirian loji di Pulau
Cingkuk yang kemudian dipindahkan ketepi Sungai Batang Arau tahun 1666. Pada abad ke-
17 Pelabuhan Muaro Padang mengalami perkembangan yang sangat signifikan Veerenigdde
Oost-Indische Compagnie (VOC) secara serius mengembangkan dan membangun berbagai
fasilitas di Pelabuhan Muaro Padang seperti pembangunan dermaga, pergudangan, kantor
syahbandar, dan menara suar. Pembangunan berbagai fasilitas di Pelabuhan Muaro Padang
tahun 1870 menjadikan pelabuhan ini sebagai pelabuhan kelas “A” yaitu pelabuhan yang
dapat melayani pelayaran nasional maupun internasional serta melayani kegiatan ekspor dan
impor semua komoditas. Pelabuhan Muaro Padang saat ini berfungsi sebagai pintu gerbang
antarpulau terutama menuju ke kabupaten kepulauan Mentawai, pulau Sikuai dan sekitarnya.
Kawasan wisata Pelabuhan Muaro Padang yang terintegrasi dengan Kawasan Kota Tua, dan
Kawasan wisata Gunung Padang, di Kawasan Pelabuhan Muaro Padang masih banyak spot
yang menyimpan eksotisme pesona alam di sepanjang Pelabuhan Muaro Padang. Sisi eksotis
itu bisa di dapat dari Kawasan perbukitan yang membentang disisi Pelabuhan Muaro
menghadap ke Kota Padang. Pelabuhan muaro juga berfungsi sebagai penyangga keberadaan
Kawasan muaro padang dan bukit siti nurbaya sebagai objek wisata.
II. Bank Indonesia Cabang Padang (29 Agustus 1864)

de Javasche Bank mengembang-kan usahanya ke luar Pulau Jawa yaitu Sumatera Barat
(Padang). Pendirian De Javasche Bank Cabang Padang tidak terlepas dari Sistem Tanam
Paksa kopi yang diterapkan oleh pemerintah kolonial yang dimuat dalam salinan Surat
Keputusan Gubernur Micheals tanggal 1 November 1847. De Javasche Bank sebagai bank
sentral Hindia Belanda tidak mampu memberi bantuan kepada bank swasta untuk
memperkokoh likuiditasnya. Walaupun demikian pemerintah kolonial mengharapkan bank
ini dapat mendukung kebijaksanaan ekonomi di tanah jajahan, dengan demikian, De
Javasche Bank megembangkan operasinya keluar Jawa terutama ke Sumatera (Padang). Pada
tahun 1998, Bank Indonesia ini diputuskan sebagai noda satu cagar budaya Bersama
beberapa kontruksi bersejarah lainnya yang menjadi saksi bisu jejak colonial yang
ketinggalan di padang. Bank Indonesia cabang padang saat ini tidak berfungsi lagi melainkan
hanya saja sebagai museum bank Indonesia.
C. GLOSARIUM
Pelabuhan: tampat bersandar, bongkar/muat barang atas pindah penumpang
VOC: Veerenigdde Oost-Indische Compagnie (VOC)
BI: Bank Indonesia
D.DAFTAR PUSTAKA
Jurnal artikel Yatni Eksi Dinamika Pelabuhan Muaro Padang
Artikel Erma Dari De Javasche Bank Menjadi Bank Indonesia: Study Kasus Bank Indonesia
Cabang Padang 1953-1970)
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
ERTEMUAN KE 3
KONSEP PERUBAHAN DAN KEBERLANJUTAN DALAM SEJARAH
Dalam catatan – catatan peristiwa masa lalu manusia, terdapat konsep perubahan dan
keberlanjutan. Perubahan dapat dikatakan sebagai gejala yang biasa terjadi dalam kehidupan
manusia. Cepat atau lambat, manusia atau masyarakat akan mengalami perubahan. Perubahan
dalam masyarakat akan terus berlangsung seiring dengan perjalanan waktu. Perubahan dan
keberlanjutan dapat kita ketahui dengan membandingkan dua atau lebih peristiwa atau
keadaan pada masa lampau. Selain itu, perbandingan juga dapat dilakukan antara dua atau
lebih peristiwa masa lalu dan peristiwa masa kini. Contohnya, untuk mengetahui
perkembangan bahasa Indonesia, kita dapat membandingkan kebijakan pemerintah kolonial
Belanda dengan pemerintah pendudukan Jepang. Selain itu kita juga dapat membandingkan
perkembangan bahasa Indonesia pada masa kebangkitan nasional dengan masa sekarang.
Periodisasi adalah cara untuk menandai perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah. Periode
sejarah ditentukan oleh perubahan penting. Adapun keberlanjutan menghubungkan periode –
periode dalam sejarah. Sebagai contoh, masa kerajaan Hindu Buddha hingga masa kerajaan
Islam. Selama sejarah panjang masa Hindu Buddha disebut sebagai konsep keberlanjutan
sedangkan ketika Islam masuk dan meruntuhkan pengaruh Hindu Buddha di Indonesia hal
tersebut digambarkan sebagai konsep perubahan.
1. Makna perubahan dalam sejarah Perubahan dapat diartikan sebagai segala aspek
kehidupan yang terus bergerak seiring dengan perjalanan kehidupan masyarakat dan
membuat perbedaan. Perubahan dapat terjadi secara cepat maupun lambat. Sebagai contoh,
peristiwa pemboman kota Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945.
Peristiwa tersebut berimbas pada menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Konsep perubahan
dalam contoh di atas adalah penyerahan pasukan Jepang kepada sekutu dalam waktu singkat.
Sedangkan, contoh perubahan secara lambat dapat di lihat dalam penerapan politik etis di
Hindia Belanda yang mendorong adanya kebangkitan nasional pada awal abad XX.
Heraclitus mengatakan “Panta rei’’ artinya tidak ada yang tidak berubah, semuanya mengalir,
masyarakat sewaktu-waktu bergerak dan berubah. Wertheim, menuliskan, “History is a
continuity and change” Sejarah adalah peristiwa yang berkesinambungan dan perubahan.
Perubahan merupakan ketidaksamaan suatu keadaan dengan keadaan lain dari waktu ke
waktu. Sebagai contoh, perubahan dari masa kolonial ke masa kemerdekaan dan dari masa
orde lama ke masa orde baru. Perubahan yang masuk kategori peristiwa sejarah adalah
perubahan yang memiliki makna penting bagi kehidupan masyarakat.Contoh konsep
perubahan nusantara yang berjaya karena kerajaan-kerajaan besar lalu akhirnya datang masa
penjajahan, setelah lama dijajah Indonesia akhirnya merdeka.
Perubahan adalah suatu konsep yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia.
Secara pengaruh, perubahan dapat dikategorikan ke dalam perubahan kecil dan perubahan
besar. Kemudian jika di lihat dari faktor penyebab, terdapat 2 faktor penyebab yaitu secara
internal dan eksternal.
Faktor Internal Perubahan :
1. Bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk;
2. Penemuan-penemuan baru seperti Invention adalah penemuan dari suatu unsur
kebudayaan baru yang sudah diakui, diterima, dan diterapkan oleh masyarakat. Discovery
adalah penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat ataupun gagasan;
3. Pertentangan dalam masyarakat Pertentangan dapat terjadi antar individu, individu
dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
4. Pemberontakan atau revolusi dalam masyarakat Contohnya adalah Revolusi Prancis
yang terjadi pada tahun 1789 mengubah sistem pemerintahan dari monarki menjadi republik.
Faktor Eksternal Perubahan:
1. Lingkungan fisik Contohnya adalah bencana tsunami Aceh yang terjadi pada 26
Desember 2004. Pasca peristiwa tersebut menyebabkan puluhan ribu orang meninggal dunia,
rusaknya infrastruktur, dan lumpuhnya aktivitas masyarakat Aceh.
2. Peperangan Contohnya, Jerman mengalami perubahan ideologi setelah Perang
Dunia II berakhir, yaitu terbaginya Jerman Barat yang berideologi liberal (Amerika Serikat)
dan Jerman Timur yang berideologi komunis (Uni Soviet).
3. Pengaruh kebudayaan asing Masuknya budaya baru (asing) ke dalam suatu
masyarakat akan mempertemukan dua kebudayaan yang saling mempengaruhi satu sama
lain. Pengaruh ini disebut dengan akulturasi yang berarti perpaduan antar dua kebudayaan
atau lebih yang berbeda serta berlangsung secara damai dan serasi, di mana kebudayaan asli
(lokal) tidak hilang
2. Makna keberlanjutan dalam sejarah
Dalam mempelajari sejarah,rangkaian peristiwa yang ada merupakan peristiwa yang
berkelanjutan. Kehidupan manusia saat ini merupakan mata rantai dari kehidupan masa
lampau, sekarang dan masa mendatang. Setiap peristiwa tidak berdiri sendiri dan tidak
terpisahkan dari peristiwa lain.
Roeslan Abdul Gani menyatakan ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai penglihatan
terhadap tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa sekarang, dan masa depan. Hal
ini sejalan dengan Arnold J. Toynbee yang mengatakan bahwa mempelajari sejarah adalah
mempelajari masa lampau, untuk membangun masa depan (to study history is to study the
past to build the future). Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal
lain yaitu waktu. Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah.
Sehubungan dengan konsep waktu, dalam ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo
meliputi perkembangan, keberlanjutan atau kesinambungan, pengulangan dan perubahan.
1. Perkembangan terjadi apabila dalam kehidupan masyarakat terjadi gerak secara berturut-
turut dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Perkembangan terjadi biasanya dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang kompleks.
2. Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya mengadopsi lembagalembaga
lama. Misalnya pada masa kolonial, kebijakan pemerintah kolonial Belanda mengadopsi
kebiasaan lama, antara lain dalam menarik upeti raja taklukan, Belanda meniru raja-raja
pribumi.
3. Pengulangan merupakan suatu fenomena dimana suatu peristiwa yang terjadi pada masa
lampau terjadi pada masa berikutnya. Contohnya; peristiwa mundurnya Presiden Soekarno
akibat demo mahasiswa Indonesia tahun 1966. Demikian juga yang terjadi pada peristiwa
mundurnya Presiden Soeharto akibat aksi dan demo mahasiswa
C. GLOSARIUM
Keberlanjutan : Rangkaian peristiwa yang berkelanjutan.
Perubahan : Transformasi dari keadaan yang sekarang menuju keadaan sekarang.
Perkembangan : Terjadi gerak secara berturut-turut dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Pengulangan : Fenomena dimana suatu peristiwa pada masa lalu berulang lagi pada masa
sekarang
D.DAFTAR PUSTAKA
EKSIS (Efektif untuk Kegiatan Siswa). Buku Ajar Sejarah. Surakarta: Citra Pustaka.
Herimanto dan Targiyatmi, Eko. 2017. Sejarah Pembelajaran Sejarah Interaktif. Solo: PT.
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Sejarah Indonesia X.
Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.
Buku Sejarah Indonesia Siswa Kelas X, Kemendikbud, Tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai