Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Dunia Seni Rupa &


Budaya Rupa Nusantara

Di Susun Oleh :
Nama : Gilbert Revan Ginting
Kelas : X-B
BAB 1 MEMAHAMI DUNIA SENI RUPA
A. Seni Di Tengah Kehidupan Kita

Apabila kita berjalan-jalan di tengah kota besar, tampaklah gedung-gedung megah,


lalu lalang kendaraan yang menjajakan berbagai macam barang, papan iklan yang ditata
apik, serta busana beraneka model yang dikenakan oleh para remaja. Itu semua adalah dunia
budaya rupa yang telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari.
Semua benda,bangunan,pakaian, dan berbagai peralatan manusia itu dirancang
dengan mempertimbangkan nilai nilai keindahan. Adanya cuta rasa menunjukkan bahwa
manusia haikatnya memiliki “jiwa seni”.
Objek ciptaan manusia yang bermanfaat untuk kehidupan dan disentuh oleh
keindahan kerap disebut sebagai karya seni budaya.

1. Pengertian Seni

“Istilah seni secara etimologis merupakan pedanan kata dari art (Inggris) dan ars
(Latin) atau techne (Yunani). Sedangkan isitilah senirupa merupakan pedanan kata dari
visual art (seni rupa atau yang dapat dilihat), fine art (seni indah), dan ada pula pure art
(seni murni).”

Pengertian seni menurut perkembangan zaman dan peradaban manusia :


Seni adalah pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang membahagiakan
jiwa spiritual manusia. (Brade 1956)
Seni adalah suatu penjelajahan manusia dalam menciptakan realitas baru di luar kemampuan
akal serta menyajikannya dalam bentuk perlambangan. (Kahler, 1964)
Seni adalah kegiatan untuk menciptakan sesuatu yang dapat dipahami oleh perasaan
manusia. (Langer, 1964)
Seni adalah sebuah karya yang diciptakan oleh pribadi yang kreatif yang diwujudkan oleh
pengungkapan yang harmonis, serta dapat berdiri sendiri sebagai suatu gagasan atau hasrat
yang mengharukan. (Tolstoy, 1964)
Seni adalah sebuah karya yang mengandung kesatuan organic yang kompleks serta disajikan
dalam wujud kesatuan unsur,ekspresi, dan hubungan diantara keduanya yang menggungah
indra manusia. (Weitz, 1950)
Seni adalah kemahiran dalam menciptakan aneka bentuk untuk menggembirakan orang lain,
(Read,1968)
Seni adalah sebuah ekspresi pengalaman yang nyata dan memiliki nilai yang berdiri sendiri
yang dapat ditangkap oleh pancaindra. (Parker, 1964)
Seni adalah suatu wujud yang terindra, atau merupakan benda yang dapat dilihat, didengar,
ataukeduanya. (Sumardjo, 2000)
Seni adalah hal-hal yang diciptakan dan diwujudkan oleh manusia dan dapat memberi rasa
kesenangan, kepuasan, dengan penikmat rasa-indah. (Djelantik, 1999)
Dengan demikian, seni merupakan karya manusia yang diciptakan dan dilandasi
oleh kemahiran untuk menciptakan keindahan. Secara bertahap desain berkembang
menjadi sebuah profesi yang dalam kerjanya menyatukan proses penciptaan benda, antara
yang sistematis, kreatif, dan inovatif. Pembicaraan tentang seni umumnya terkait dengan
keindahan. Keindahan adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah karya rupa.
Nilai-nilai keindahan kerap dikaitkan dengan kualitas karya rupa yang mengandung
unsur kesatuan (unity), keselarasan (harmony), keseimbangan (balance), dan kontras
(contrast) sehingga menimbulkan perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, getar,
ataupun rasa senang.

2. Tujuan Penciptaan Seni

Secara umum tujuan penciptaan karya seni adalah sebagai berikut.

 Ekspresi pribadi. Ungkapan emosianal terdalam diwujudkan dalam berbagai wujud


simbolisasi rupa
 Aktualisasi diri. Upaya untuk membanguan eksitensi pribadi melalui ungkapan estetis.
 Eksperimentasi. Uapaya pencarian dan percobaan mengolah berbagai unsur rupa dengan
bermacam media untuk memperoleh orisinalitas karya estetis.
 Pembaharuan nilai keindahan. Upaya kreatif untuk menciptakan hal-hal baru dalam
berungkap seni.
 Objek ekonomi. Penciptaan karya seni yang sejalan dengan selera masyarakat atau pemesan
untuk alas an perdagangan, galeri lelang, asset kekayaan, maupun peningkatan nilai
ekonomis.
 Rekaman peristiwa. Proses penciptaan karya seni dengan alasa merekam suatu peristiwa
tertentu yang menyentuh dan bermakna.
 Alat komunikasi. Upaya membangun berbgai gagasan atau imajinasi seniman sehingga dapat
dipahami oleh masyarakat penikmatnya.
 Terapi kejiwaan. Pengayaan jiwa bagi seniman maupun penikmatnya sehingga memperoleh
ketenangan, hiburan, pelampiasan, maupun penyehatan rohani.
 Perluasan wacana. Proses pennciptaan/pagelaran seni untuk meningkatkan apresiasi
masyarakat sehingga memperoleh pengalaman baru dalam mengamati karya seni itu.
 Keagamaan. Seni sebagai media penyampaian ajaran agama, pendukung upacara keagaaman,
ataupun sebagai proses pemujaan kepada sang nahapencipta.
 Politik. Seni sebagai alat pendukung, kampanye, dan propaganda ideology politik tertentu

3. Fungsi Seni

 Penggalian nilai keindahan sehingga mampu merangsang masyarakat untuk meningkatkan


kualitas hidupnya.
 Pembelajaran masyarakat. Seni sebagai proses pembelajaran masyarakat terhadap segala
sesuatu, baik nilai-nilai maupun fenomena alam.
 Penyadaran sosial-budaya. Proses penyadaran terhadap suatu peristiwa baik sejarah, sosial,
budaya, maupun yang lainnya.
 Pemaknaan. Seni mengangkat kehidupan masyarakat ke arah yang lebih bermakna.
 Pemberdayaan sosial. Sehingga seni mampu mengisi dan mempengaruhi zamannya.
 Pembudayaan dan dokumen sejarah. Objek atau peristiwa tertentu dibudayakan sehingga
memiliki makna.
 Pemanusiaan teknologi dan peningkatan kualitas hidup manusia.
 Penjaga nilai. Seni sebagai penjaga norma dan nilai keindahan dalam kehidupan masyarakat.
4. Sifat Seni

Salah satu sifat utama seni adalah sebagai objek maupun sebagai wahana kreativitas
penciptanya. Seni secara garis besar memiliki sifat untuk memenuhi aspek kognitif
(pengetahuan) manusia dan kebutuhan fisiknya.
Seni modern memiliki sifat bebas dan demokratis (mandiri, liberal) yang siap untuk di
kritik dan terbuka terhadap pembaharuan. Jargon ‘seni untuk seni” bagaimana berkembang di
awal abad ke-20, yang kemudian melahirkan istilah ‘seni atas’ (high art), kini telah mengalami
perubahan. Dengan demikian, seni massa sekarang cenderung bersifat mandiri dan menjadi
bagian dari kehidupan kreativitas manusia sehari- hari.

Sifat sifat seni antara lain sebagai berikut


1. Simbolis
Karya seni tradisional umumnya perlu diwarnai perlambangan, baik dalam bentuk
metafora binatang, tumbuhan, bangunan, atau figur manusia.
2. Mitologis
Sifat mitologis pada karya seni, terutama seni tradisi, terbagi atas 2 kelompok.
Pertama, karya seni yang mengalami proses pemitosan, dan yang Kedua karya seni
yang mengambil tema mitologi.
3. Religius
Karya seni yang dipergunakan untuk menunjang kegiatan ritual dan penyampaian
ajaran keagamaan.
Simbol-simbol keagamaan
Bersifat magis
Media penyampaian ajaran agama
Titah agama
Kepekaan moral
4. Fungsional
Seni, sejak awal diciptakan oleh manusia memiliki sifat fungsional yang praktis
maupun sifat fungsional yang tidak kasat mata. Sifat fungsional yang praktis antara
lain:
Menghibur dan menggungah
Manfaat
Sifat fungsional yang tak kasat mata
Meningkatkan kualitas hidup
Mendidik
Menguntungkan
5. Sosial kemasyarakatan
Dalam konteks kehidupan kemasyarakatan karya seni kerap dinilai sebagai suatu
aktivitas atau sarana:
Kritik social
Tanda tanda zaman
Pemecahan social
Penyadaran social
Memanusiakan teknologi
6. Inovatif
Sebagai bagian dari kreativitas manusia, peran utama seni adalah menawarkan
berbagai
pembaharuan. Diantaranya :
Menawarkan nilai estetik baru
Sumber gagasan kreatif
7. Bersifat Niaga
Meningkatkan pemasaran
Sebagai asset berharga
Komoditi ekspor
8. Mengandung unsur komunikasi
Sama halnya dengan bahasa verbal, seni memiliki pula daya komunikasi yang hebat,
seperti :
Daya Retoris
Propaganda
Informasi visual
Bahasa
9. Mengandung sifat budaya
Beberapa sifat budaya antara lain :
Tanda tanda peradaban lestari
Budi pekerti yang mulai
Identitas budaya nasional
Pelestarian tradisi

5. Unsur Nilai :
a. Nilai Kebenaran
b. Nilai Kebudian
c. Nilai Keindahan
d. Nilai Religius

6. Cabang-cabang Budaya Rupa


a. Seni Rupa
Ditahun 1970-an berkembang istilah ‘seni murni’ untuk menyebut cabang seni rupa yang
terlepas dari unsur unsur praktis. Seni rupa murni lebih mengkhususkan diri pada penciptaan
karya seni berdasarkan kreativitas dan ekspresi yang sangat pribadi
1. Seni lukis
Seni lukis adalah salah satu lingkup seni rupa berwujud dua dimensi.
2. Seni grafis
Seni grafis adalah cabang seni rupa murni yang berwujud dua dimensi dan dikerjakan melalui
teknik cetak.
3. Seni patung
Seni patung adalah cabang seni rupa murni yang berwujud tiga dimensi (tidak datar).
4. Seni keramik
Seni keramik adalah cabang seni rupa berwujud tiga dimensi dengan bahan utama lempung,
kaolin, atau jenis tanah lainnya yang pengerasannya dapat dibakar (dalam tungku).
5. Seni kriya
Seni kriya adalah cabang seni rupa berwujud dua atau tiga dimensi yang dapat dibuat dengan
aneka bahan.

b. Desain
Desain (design) sering juga disebut sebagai seni terapan, seni terpakai, seni industry, atau
seni guna. Cabang cabang desain yang kita kenal antara lain sebagai berikut.
1. Desain produk (industrial design)
Desain produk adalah cabang seni rupa yang berupaya untuk memecahkan persoalan
kebutuhan masayarakat akan peralatan dan benda sehari hari untuk menunjang kegiatannya.
2. Desain grafis/desain komunikasi visual
Desain grafis adalah bagian dari budaya rupa yang berupaya untuk memecahkan kebutuhan
masyarakat akan komunikasi rupa yang di cetak.
3. Desain arsitektur
Ada 2 pandangan arsitektur yakni, pandangan yang menempatkan arsitektur sebagai bidang
keahlian teknik dan pandangan yang menempatkan arsitektur sebagai bagian dari seni. Secara
umum desain arsitektur adalah suatu kegiatan yang berupaya untuk memcahkan kebutuhan
akan kehunian masyarakat yang indah dan nyaman.
4. Desai interior
Desain interior adalah suatu kegiatan yang berupaya untuk memcahkan kebutuhan akan ruang
yang nyaman dan indah dalam sebuah hunian.

c. Kriya (craft)
Kriya merupakan pengindonesiaan dari istilah Inggris Craft, yaitu kemahiran untuk
membuat produk yang bernilai artistic dengan keterampilan tangan.

B. Permasalahan Budaya Rupa Dalam Kehidupan Sehari-hari

Di era kehidupan modern kecintaan manusia akan keindahan juga sama dengan nenk
moyangnya. Kecintaan ini disalurkan pada pembuatan aneka perabotan dan barang yang
indah, yang dipergunakan sehari hari berpadu dengan teknologi yang makin maju.
Namun, selain karya larya yang indah itu ada sekelompok manusia yang senang merusak
keindahan secara sadar maupun tidak. Seperti, mencoret coret tembok yang indah, dll.
Fenomena seperti ini pun merupakan budaya rupa kita yang negative.
Di era modern, kondisi tersebut semakin memburuk dikarenakan pengelolaan alam dan
pembangunan fisik dilakukan secara besae-besaran tanpa perencanaan yang baik. Kondisi
seperti itulah yang mendukung terciptanya budaya rupa tumbuh di kota-kota besar, sehingga
masyarkat membutuhkan dunia rupa yang nyaman, tertib, teratur, dan harmonis
BAB 2 BUDAYA RUPA NUSANTARA
A. Budaya Rupa Masa Purba

Sebenarnya, sebelum bangsa bangsa Eropa melakukan pengalian penggalian tentang manusia
purba, Raden Saleh Bustaman seorang pelukis dan ilmuwan telah melakukannya di daerah
Kedungbrubus pada pertengahan abad ke-19, tapi hasil penemuannya tidak di umumkan.
Manusia purba nusantara dinilai sebagai bentuk manusia awal dibumi ratusan ribu tahun
yang lampau ketika wilayah lain justru masih ‘gelap’. Namun, komunitas manusia purba ini
malah menghilang dan kemudian muncul kebudayaan tinggi di Amerika Latin (suku Inka,
Maya), Mesir Cina, India, dan sekitar Yunani.

1. Budaya Batu Tua (Paleolitikum)


Budaya batu merupakan bentuk kebudayaan tertua di Indonesia dari komunitas
manusia purba. Peninggalan batu tua umumnya berupa benda dari batu dan tulang yang
dikerjakan secara kasar.Diantaranya dalah kapak genggam (chopper) dan alat dari tulang
(bone culture) seperti yang ditemukan di Pacitan, Parigi (Sulawesi), Gombong, Sukabumi, dan
Lahat.
 Chooper
Alat alat batu yang ditemukan di Pacitan yang menyerupai kapak atau alat bantu untuk
membelah dan dibuat secara kasar dan tak bertangkai.
 Flakes
Di sekitar Ngandong ditemukan alat alat yang terbuat dari batu berwarna yang kemudian
disebut
flakes. Alat ini digunakan untuk mengorek ubi dan berburu.
 Peralatan dari tulang
Disekitar Ngandong dan Sidorejo (dekat Ngawai, Madiun) ditemukan alat dari tulang dan
tanduk rusa. Alat alat tersebut digunakan sebagai alat untuk mengorek ubi dari dalam tanah.
Sejenis tombak yang ujungnya bergerigi diduga sebagai alat untuk menangkap ikan.
2. Budaya Batu Tengah (Mesolitikum)
Budaya batu tengah berkembang seiring dengan zaman es mencair. Pada masa
budaya batu tengah, ditemukan juga berbagai peralatan berupa kapak batu yang lebih hakus,
peralatan dari tulang, dan sejumlah gambar di gua.
3. Budaya Batu Muda (Neolitikum)
Untuk keperluan sehari-hari, masyarakatnya membuat benda-benda pakai seperti
wadah, tembikar, perhiasan dan berbagai bentuk kapak persegi dan kapak lonjong.
 Kapak lonjong
Alat ini banyak ditemukan di kepulauan, Tanimbar, Minahasa, dan Serawak.
 Kapak persegi
Alat ini banyak ditemukan di Indonesia sebelah Barat, sperti Lahat (Sumatra), Bogo,
Sukabumi, Karawang, Tasikmalaya, Pacitan, dan Lereng Gunung Ijen.
 Tembikar
Alat ini digunakan untuk keperluan perwadahan sehari-hari dan menyimpan tulang
belulang.
 Perhiasan
Pada zaman ini ditemukan berupa gelang, kalung,dan cincin dari batu berwarna.
4. Budaya Batu Besar (Megalitikum)
Bangunan-bangunan yang terbuat dari batu ini umumnya digunakan sebagai sarana
untuk upacara ritual yang berkaitan dengan pemujaan roh dan kekuatan gaib.
 Dolmen
Dolmen adalah semacam meja yang terbuat dari batu besar, pipih, dan kaki-kakinya terbuat
dari batu yang lebih kecil.
 Menhir
Menhir adalah semacam bangunan batu besar yang diletakkan seperti tugu sebagai penanda
bersemanyamnya roh-roh dan kekuatan gaib.
 Kubur batu
Kuburan yang terbuat dari lempengan-lempengan batu.
 Sarkopagus (keranda batu)
Sorkapagus adalah sejenis peti mati yang terbuat dari kayu.
 Bangunan berundak
Bangunan dari batu yang disusun berundak-undak seperti tangga dan bentuknya mengecil ke
sebelah atas.
 Relief batu
Relief batu besar bergambar manusia atau hewan.
5. Budaya Logam
Zaman ini diperkirakan sekitar tahun 500 SM, yaitu sejak masuknya kebudayaan
perunggu di wilayah Indocina ke kawasan nusantara.
Teknik pengolahan barang-barang perunggu dilakuakn dengan teknik pengecoran
menggunakan dua keeping cetakan dari batu.
 Kapak corong
Kapak ini berfungsi sebagai alat pendukung upacara spiritual sehingga dilengkapi ragam
hias yang unik.
 Candrasa
Sejenis kapak yang terbuat dari logam, sebagai hiasan pelengkap upacara spiritual zaman
nenk moyang.
 Nekara
Nekara adalah gendering besar berbentuk drum yang dihiasi oleh ragam tumbuhan, burung
merak, gajah, katak, dan ragam geometris.
 Moko
Moko adalah gendering yang bentuknya lebih kecil daripada nekara. Fungsinya sebagai
pendamping di dalam kubur atau sebagai mas kawin.
 Topeng emas
Topeng yang terbuat dari emas diperkirakan dibuat pada tahun 500 SM.
 Bejana
Bejana atau wadah diperkirakan telah ada sejak zaman neolitikum (sekitar 2000 SM) serta
zaman perunggu (sekitar 500 SM).
6. Budaya Gambar
Budaya gambar tertua terdapat dimasa msolitikum. Gambar tersebut seekor babi hutan
sedang berlari, terdapat di gua Leang-Leang
B. Budaya Rupa Hindu-Budha

Wilayah nusantara di paruh pertama millennium pertama masehi, dianggap memasuki


abab sejarah karena telah ditemukan peninggalan tertulis dala bentuk prasasti.
Pemantapan budaya Hindu Budha ini terjadi pada masa kerajaan-kerajaan seperti
Tarumanegara, Kutai, Sriwijaya, dan Majapahit.

1. Budaya Prasasti
Prasasti merupakan budaya rupa berbentuk tulisan yang di ukir di atas batu dam
adapula yang memuat gambar telapak kaki. Budaya prasasti yang penting telah ada disekitar
abad ke-5 sebagai peninggalan kerajaan Kutai di Kalimantan, yaitu berupa tujuh yupa yang
berisi tulisan upacara korban untuk raja Mulawarman.
Pada masa pemerintahan kerajaan Sriwijaya, terdapat prasasti Kedudukan Bukit
bertahun 683 yang berisi kemenangan Raja Dapunta Hyang. Prasasti Kota Kapur, Bangka
bertarikh 686 berisi upaya Sriwijaya untuk menaklukkan pulau Jawa. Prasasti Ligor bertarikh
775 sebagai tanda kekuasaan Sriwijaya atas wilayah itu.
Dimasa kerajaan Mataram kuno terdapat prasasti Canggal di gunung Wukir bertarikh
732 yang menyebutkan bahwa Wangsa Sanjaya membangun lingga di Jawa Dwipa.
2. Budaya Candi
Masyarakat Hindu Budha membangun candi sebagai pemujaan kekuasaan yang lebih
tinggi dan juga kuburan bagi raja. Kata candi berasal dari Kata Candikha Grha, yang berarti
rumah Dewi Candika (Dewi Surga atau Dewi Kematian). Menurut para ahli sejarah, candi
Cangkuang di Leles, Garut (Jawa Barat), merupakan candi tertua di Pulau Jawa, dengan corak
Hindu (Siwa).
Budaya candi di Jawa Tengah dibangun oleh Wangsa Sanjaya yang masih dipengaruhi
oleh kebudayaan Hindu Budha. Candi tersebut antara lain kelompok candi Dieng (candi Bima,
candi Srikandi, dll).
Setelah surutnya kekuasaan Wangsa Sanjaya dan mulai kekuasaan Wangsa Syailendra,
budaya candi makin berkembang serta berbaur dengan pengaruh agama Budha
Mahayana.Candi Borobudur yang berundak 9 merupakan candi terbesar di Pulau Jawa.
Candi memiliki 3 jenjang; kamadathu (tingkatan paling bawah) yang melambangkan
kehidupan di dunia yang penuh kesengsaraan dan kejahatan,; rupadathu (tingkatan tengah)
yang menceritakan sejarah kehidupan Sidharta Gautama sebagai sosok Budha; arupadathu
(tingkatan paling atas) berisi stupa-stupa kecil dan arca Budha dengan sikap mudra.
Keseluruhan candi Borobudur memiliki arca Budha sebanyak 505buah.
Wangsa Syailendra membangun candi Plaosan yang merupakan gugus candi Budha,
terdiri dari dua candi induk yang dikelilingi oleh 58 candi kecil, dan candi Sewu yang
memiliki bangunan candi utama 250 buah candi penjaga.
Selain candi candi tersebut terdapat pula kelompok candi Prambanan yang didirikan
sekitar abad ke-9, terdiri dari satu candi induk setinggi 47 meter yang dikelilingi oleh candi
perwara sebanyak 224 dengan tinggi 14 meter. Candi candi di Jawa Timur mulai dibangun
pada masa pemerintahan Airlangga dengan corak campuran antara corak Jawa Tengah dan
kebudayaan asli di Jawa Timur.
3. Relief
Relief adalah salah satu bagian terpenting candi yang berisi cerita berdasarkan kitab
suci agama Budha, crita Mahabarata, atau Ramayana.
4. Peralatan Rumah Tangga dan Tempat Duduk
Peralatan rumah tangga di zaman Hindu Budha umumnya terbuat dari kayu, batu
candi, dan logam
5. Alat Transportasi
Nenek moyang kita dikenal pula sebagai pelaut ulung, oleh karna itu kapal telah menjadi
peralatan sehari-hari selain kereta yang ditarik oleh kuda atau gajah.
6. Ragam Hias
Ragam hias yang terdapat pada candi, barang, maupun relief amatlah beragam. Tetapi secara
umum merupakan stilasi (penggayaan) tumbuhan, bunga, kala, dan naga dakam bentuk yang
amat bervariasi.

C. Budaya Rupa Masa Islam

Kebudayaan ini baru mantap bersama dengan berdirinya kerajaan Perlak, Samudera
Pasai, dan Aceh di abad ke-13, serta kerajaan kerjaan Islam di pantai utara Jawa pada abad ke-
14. Diterimanya kebudayaan Islam terutama di tanah Jawa dapat diamati pada karya seni rupa,
khususnya karya arsitektur.

1. Mesjid
Pola perkembangan budaya Islam dan pengaruhnya dapat dilihat pada berbagai jenis
bangunan masjid yang didirikan seiring dengan penyebaran agama ini di wilayah nusantara.
Ketika agama ini menguat, larangan bagi umat Islam untuk memuja roh nenk moyang
dan menyembah arca membuat pembangunan candi-candi terhenti, kecuali di beberapa daerah
di Bali.
Namun demikian, sejumlah masjid justru mengambil corak Hindu, seperti masjid
Kudus.
2. Nisan dan Makam
Membangun makam secara berlebihan dalam agama Islam sebenarnya dilarang. Hal
itu untuk menhindarkan pengkultusan dan pemujaan kepada tokoh-tokoh tertentu.
3. Ragam Hias dan Kaligrafi
Salah satu ukiran penting adalah ukiran dengan pola tumbuhan, pola geometris, dan
huruf Arab. Sedangkan pertumbuhan kaligrafi, terutama penulisan mushaf Alquran semakin
berkembang di setiap daerah dengan ciri khas yang unik.
4. Pakaian
Sorban putih atau ikat kepala seperti yang dikenakan oleh Nabi Muhammad, kemudian
banyak ditiru dan diadaptasi. Kemudian pula kerudung sebagai penutup kepala wanita
merupakan kompromi antara jilbab dengan tradisi berpakaian wanita Melayu dan Jawa pada
umumnya.

D. Budaya Rupa Tradisi

Bentuk seni rupa tradisi menjadi wujudnya yang sekarang dari hasil sintesa budaya
antara nilai-nilai yang berkembang pada suku bangsa tersebut dengan kebudayaan luar yang
mempengaruhinya.
1. Ragam Etnik
Negara kita amatlah kaya dengan ragam etnik, contoh dari beberapa dari daerah yaitu;
Ragam hias berpola Geometris (Toraja) ; Ragam hias bersifat dekoratif (Papua) ; Ragam hias
Dayak (Kalimantan).
2. Senjata
Senjata tradisional suku suku diwilayah nusantara amatlah beragam. Mulai dari senjata
genggam, tameng, tombak, panah, hingga pakian perang.
3. Bangunan Adat
Umumnya terbuat dari bahan alam dan masing masing suku memiliki corak yang
berbeda terutama bentuk atap dan denah ruangannya. Bangunan adat ada yang berfungsi
sebagai tempat pertemuan, tempat tinggal, limbung, bahkan untuk upacara spiritual.
4. Peralatan Musik
Secara garis besar, alat music tradisional di wilayah nusantara adalah alat music pukul,
tabuh, tiup, gesek, dan alat music goyang (angklung). Bnetuk dan ornamennya amat beragam
dengan ciri khas daerah masing-masing.
5. Wayang dan Topeng
Di Jawa Tengah dikenal bentuk wayang beber (wayang kulit) yang terbuat dari kulit
yang ditatah dan diberi warna. Di Daerah Jawa Barat dikenal wayang golek dan wayang cepak
(Cirebon) yang terbuat dari kayu yang diraut dan dihiasi oleh berbagai macan ornament dan
warna.Topeng umumnya dipergunakan sebagai pelengkap pertunjukkan tari dan di beberapa
daerah dipergunakan sebgai pelengkap upcara spiritual.
6. Pakaian Adat dan Ragam Hias Tekstil
Pakaian adat umumnya dikenakan pada saat upacara adat, perkawinal atau upacara
spiritual tertentu. Proses pembuatan kain yang digunakan pada baju adat ada yang ditenun,
dirajut, dan di pulau Jawa busana tradisi umumnya dibatik dengan berbagai motif dan ragam
hias.
7. Ragam Transportasi
Mulai dari kapal penangkap ikan, kapal layar, gerobak, tunggangngan kuda, bahkan
dibeberapa daerah masih terdapat alat transportasi dengan gajah.
8. Kerajinan Cinderamata
Kerajinan merupakan budaya rupa tradisional yang kini menjadi komoditi Negara
untuk meningkatkan permasukan devisa.Ada pusat produsen kerajinan terkenal Indonesia
yang bertahan dengan nilai estetiknya. Antara lain: Jepara (ukir kayu), Kota Gede (kerajinan
perak), Kosongan (gerabah temple), Pekalongan (batik), asmat (patung kayu), Bali (hamper
semua jenis kerajinan), Sumba (tenun), Sumedang (wayang golek), Juwana (cor logam), Batak
(tenun ikat ulos), dan banyak lagi.
9. Peralatan Sehari-hari
Beberapa peralatan tradisional adalah peralatan masak, kendi, alat pertanian, alat
menangkap ikan, dan terompah.
10. Kemasan
Demikian pula dengan kemasan tradisional, sebagian besar masih bertahan sebagai kemasan
untuk membawa ayam, kemasan buah, kemasan makanan, dan beberapa lagi telah berubah
fungsi hanya sebagai hiasan.

Anda mungkin juga menyukai