Di Susun Oleh :
Nama : Gilbert Revan Ginting
Kelas : X-B
BAB 1 MEMAHAMI DUNIA SENI RUPA
A. Seni Di Tengah Kehidupan Kita
1. Pengertian Seni
“Istilah seni secara etimologis merupakan pedanan kata dari art (Inggris) dan ars
(Latin) atau techne (Yunani). Sedangkan isitilah senirupa merupakan pedanan kata dari
visual art (seni rupa atau yang dapat dilihat), fine art (seni indah), dan ada pula pure art
(seni murni).”
3. Fungsi Seni
Salah satu sifat utama seni adalah sebagai objek maupun sebagai wahana kreativitas
penciptanya. Seni secara garis besar memiliki sifat untuk memenuhi aspek kognitif
(pengetahuan) manusia dan kebutuhan fisiknya.
Seni modern memiliki sifat bebas dan demokratis (mandiri, liberal) yang siap untuk di
kritik dan terbuka terhadap pembaharuan. Jargon ‘seni untuk seni” bagaimana berkembang di
awal abad ke-20, yang kemudian melahirkan istilah ‘seni atas’ (high art), kini telah mengalami
perubahan. Dengan demikian, seni massa sekarang cenderung bersifat mandiri dan menjadi
bagian dari kehidupan kreativitas manusia sehari- hari.
5. Unsur Nilai :
a. Nilai Kebenaran
b. Nilai Kebudian
c. Nilai Keindahan
d. Nilai Religius
b. Desain
Desain (design) sering juga disebut sebagai seni terapan, seni terpakai, seni industry, atau
seni guna. Cabang cabang desain yang kita kenal antara lain sebagai berikut.
1. Desain produk (industrial design)
Desain produk adalah cabang seni rupa yang berupaya untuk memecahkan persoalan
kebutuhan masayarakat akan peralatan dan benda sehari hari untuk menunjang kegiatannya.
2. Desain grafis/desain komunikasi visual
Desain grafis adalah bagian dari budaya rupa yang berupaya untuk memecahkan kebutuhan
masyarakat akan komunikasi rupa yang di cetak.
3. Desain arsitektur
Ada 2 pandangan arsitektur yakni, pandangan yang menempatkan arsitektur sebagai bidang
keahlian teknik dan pandangan yang menempatkan arsitektur sebagai bagian dari seni. Secara
umum desain arsitektur adalah suatu kegiatan yang berupaya untuk memcahkan kebutuhan
akan kehunian masyarakat yang indah dan nyaman.
4. Desai interior
Desain interior adalah suatu kegiatan yang berupaya untuk memcahkan kebutuhan akan ruang
yang nyaman dan indah dalam sebuah hunian.
c. Kriya (craft)
Kriya merupakan pengindonesiaan dari istilah Inggris Craft, yaitu kemahiran untuk
membuat produk yang bernilai artistic dengan keterampilan tangan.
Di era kehidupan modern kecintaan manusia akan keindahan juga sama dengan nenk
moyangnya. Kecintaan ini disalurkan pada pembuatan aneka perabotan dan barang yang
indah, yang dipergunakan sehari hari berpadu dengan teknologi yang makin maju.
Namun, selain karya larya yang indah itu ada sekelompok manusia yang senang merusak
keindahan secara sadar maupun tidak. Seperti, mencoret coret tembok yang indah, dll.
Fenomena seperti ini pun merupakan budaya rupa kita yang negative.
Di era modern, kondisi tersebut semakin memburuk dikarenakan pengelolaan alam dan
pembangunan fisik dilakukan secara besae-besaran tanpa perencanaan yang baik. Kondisi
seperti itulah yang mendukung terciptanya budaya rupa tumbuh di kota-kota besar, sehingga
masyarkat membutuhkan dunia rupa yang nyaman, tertib, teratur, dan harmonis
BAB 2 BUDAYA RUPA NUSANTARA
A. Budaya Rupa Masa Purba
Sebenarnya, sebelum bangsa bangsa Eropa melakukan pengalian penggalian tentang manusia
purba, Raden Saleh Bustaman seorang pelukis dan ilmuwan telah melakukannya di daerah
Kedungbrubus pada pertengahan abad ke-19, tapi hasil penemuannya tidak di umumkan.
Manusia purba nusantara dinilai sebagai bentuk manusia awal dibumi ratusan ribu tahun
yang lampau ketika wilayah lain justru masih ‘gelap’. Namun, komunitas manusia purba ini
malah menghilang dan kemudian muncul kebudayaan tinggi di Amerika Latin (suku Inka,
Maya), Mesir Cina, India, dan sekitar Yunani.
1. Budaya Prasasti
Prasasti merupakan budaya rupa berbentuk tulisan yang di ukir di atas batu dam
adapula yang memuat gambar telapak kaki. Budaya prasasti yang penting telah ada disekitar
abad ke-5 sebagai peninggalan kerajaan Kutai di Kalimantan, yaitu berupa tujuh yupa yang
berisi tulisan upacara korban untuk raja Mulawarman.
Pada masa pemerintahan kerajaan Sriwijaya, terdapat prasasti Kedudukan Bukit
bertahun 683 yang berisi kemenangan Raja Dapunta Hyang. Prasasti Kota Kapur, Bangka
bertarikh 686 berisi upaya Sriwijaya untuk menaklukkan pulau Jawa. Prasasti Ligor bertarikh
775 sebagai tanda kekuasaan Sriwijaya atas wilayah itu.
Dimasa kerajaan Mataram kuno terdapat prasasti Canggal di gunung Wukir bertarikh
732 yang menyebutkan bahwa Wangsa Sanjaya membangun lingga di Jawa Dwipa.
2. Budaya Candi
Masyarakat Hindu Budha membangun candi sebagai pemujaan kekuasaan yang lebih
tinggi dan juga kuburan bagi raja. Kata candi berasal dari Kata Candikha Grha, yang berarti
rumah Dewi Candika (Dewi Surga atau Dewi Kematian). Menurut para ahli sejarah, candi
Cangkuang di Leles, Garut (Jawa Barat), merupakan candi tertua di Pulau Jawa, dengan corak
Hindu (Siwa).
Budaya candi di Jawa Tengah dibangun oleh Wangsa Sanjaya yang masih dipengaruhi
oleh kebudayaan Hindu Budha. Candi tersebut antara lain kelompok candi Dieng (candi Bima,
candi Srikandi, dll).
Setelah surutnya kekuasaan Wangsa Sanjaya dan mulai kekuasaan Wangsa Syailendra,
budaya candi makin berkembang serta berbaur dengan pengaruh agama Budha
Mahayana.Candi Borobudur yang berundak 9 merupakan candi terbesar di Pulau Jawa.
Candi memiliki 3 jenjang; kamadathu (tingkatan paling bawah) yang melambangkan
kehidupan di dunia yang penuh kesengsaraan dan kejahatan,; rupadathu (tingkatan tengah)
yang menceritakan sejarah kehidupan Sidharta Gautama sebagai sosok Budha; arupadathu
(tingkatan paling atas) berisi stupa-stupa kecil dan arca Budha dengan sikap mudra.
Keseluruhan candi Borobudur memiliki arca Budha sebanyak 505buah.
Wangsa Syailendra membangun candi Plaosan yang merupakan gugus candi Budha,
terdiri dari dua candi induk yang dikelilingi oleh 58 candi kecil, dan candi Sewu yang
memiliki bangunan candi utama 250 buah candi penjaga.
Selain candi candi tersebut terdapat pula kelompok candi Prambanan yang didirikan
sekitar abad ke-9, terdiri dari satu candi induk setinggi 47 meter yang dikelilingi oleh candi
perwara sebanyak 224 dengan tinggi 14 meter. Candi candi di Jawa Timur mulai dibangun
pada masa pemerintahan Airlangga dengan corak campuran antara corak Jawa Tengah dan
kebudayaan asli di Jawa Timur.
3. Relief
Relief adalah salah satu bagian terpenting candi yang berisi cerita berdasarkan kitab
suci agama Budha, crita Mahabarata, atau Ramayana.
4. Peralatan Rumah Tangga dan Tempat Duduk
Peralatan rumah tangga di zaman Hindu Budha umumnya terbuat dari kayu, batu
candi, dan logam
5. Alat Transportasi
Nenek moyang kita dikenal pula sebagai pelaut ulung, oleh karna itu kapal telah menjadi
peralatan sehari-hari selain kereta yang ditarik oleh kuda atau gajah.
6. Ragam Hias
Ragam hias yang terdapat pada candi, barang, maupun relief amatlah beragam. Tetapi secara
umum merupakan stilasi (penggayaan) tumbuhan, bunga, kala, dan naga dakam bentuk yang
amat bervariasi.
Kebudayaan ini baru mantap bersama dengan berdirinya kerajaan Perlak, Samudera
Pasai, dan Aceh di abad ke-13, serta kerajaan kerjaan Islam di pantai utara Jawa pada abad ke-
14. Diterimanya kebudayaan Islam terutama di tanah Jawa dapat diamati pada karya seni rupa,
khususnya karya arsitektur.
1. Mesjid
Pola perkembangan budaya Islam dan pengaruhnya dapat dilihat pada berbagai jenis
bangunan masjid yang didirikan seiring dengan penyebaran agama ini di wilayah nusantara.
Ketika agama ini menguat, larangan bagi umat Islam untuk memuja roh nenk moyang
dan menyembah arca membuat pembangunan candi-candi terhenti, kecuali di beberapa daerah
di Bali.
Namun demikian, sejumlah masjid justru mengambil corak Hindu, seperti masjid
Kudus.
2. Nisan dan Makam
Membangun makam secara berlebihan dalam agama Islam sebenarnya dilarang. Hal
itu untuk menhindarkan pengkultusan dan pemujaan kepada tokoh-tokoh tertentu.
3. Ragam Hias dan Kaligrafi
Salah satu ukiran penting adalah ukiran dengan pola tumbuhan, pola geometris, dan
huruf Arab. Sedangkan pertumbuhan kaligrafi, terutama penulisan mushaf Alquran semakin
berkembang di setiap daerah dengan ciri khas yang unik.
4. Pakaian
Sorban putih atau ikat kepala seperti yang dikenakan oleh Nabi Muhammad, kemudian
banyak ditiru dan diadaptasi. Kemudian pula kerudung sebagai penutup kepala wanita
merupakan kompromi antara jilbab dengan tradisi berpakaian wanita Melayu dan Jawa pada
umumnya.
Bentuk seni rupa tradisi menjadi wujudnya yang sekarang dari hasil sintesa budaya
antara nilai-nilai yang berkembang pada suku bangsa tersebut dengan kebudayaan luar yang
mempengaruhinya.
1. Ragam Etnik
Negara kita amatlah kaya dengan ragam etnik, contoh dari beberapa dari daerah yaitu;
Ragam hias berpola Geometris (Toraja) ; Ragam hias bersifat dekoratif (Papua) ; Ragam hias
Dayak (Kalimantan).
2. Senjata
Senjata tradisional suku suku diwilayah nusantara amatlah beragam. Mulai dari senjata
genggam, tameng, tombak, panah, hingga pakian perang.
3. Bangunan Adat
Umumnya terbuat dari bahan alam dan masing masing suku memiliki corak yang
berbeda terutama bentuk atap dan denah ruangannya. Bangunan adat ada yang berfungsi
sebagai tempat pertemuan, tempat tinggal, limbung, bahkan untuk upacara spiritual.
4. Peralatan Musik
Secara garis besar, alat music tradisional di wilayah nusantara adalah alat music pukul,
tabuh, tiup, gesek, dan alat music goyang (angklung). Bnetuk dan ornamennya amat beragam
dengan ciri khas daerah masing-masing.
5. Wayang dan Topeng
Di Jawa Tengah dikenal bentuk wayang beber (wayang kulit) yang terbuat dari kulit
yang ditatah dan diberi warna. Di Daerah Jawa Barat dikenal wayang golek dan wayang cepak
(Cirebon) yang terbuat dari kayu yang diraut dan dihiasi oleh berbagai macan ornament dan
warna.Topeng umumnya dipergunakan sebagai pelengkap pertunjukkan tari dan di beberapa
daerah dipergunakan sebgai pelengkap upcara spiritual.
6. Pakaian Adat dan Ragam Hias Tekstil
Pakaian adat umumnya dikenakan pada saat upacara adat, perkawinal atau upacara
spiritual tertentu. Proses pembuatan kain yang digunakan pada baju adat ada yang ditenun,
dirajut, dan di pulau Jawa busana tradisi umumnya dibatik dengan berbagai motif dan ragam
hias.
7. Ragam Transportasi
Mulai dari kapal penangkap ikan, kapal layar, gerobak, tunggangngan kuda, bahkan
dibeberapa daerah masih terdapat alat transportasi dengan gajah.
8. Kerajinan Cinderamata
Kerajinan merupakan budaya rupa tradisional yang kini menjadi komoditi Negara
untuk meningkatkan permasukan devisa.Ada pusat produsen kerajinan terkenal Indonesia
yang bertahan dengan nilai estetiknya. Antara lain: Jepara (ukir kayu), Kota Gede (kerajinan
perak), Kosongan (gerabah temple), Pekalongan (batik), asmat (patung kayu), Bali (hamper
semua jenis kerajinan), Sumba (tenun), Sumedang (wayang golek), Juwana (cor logam), Batak
(tenun ikat ulos), dan banyak lagi.
9. Peralatan Sehari-hari
Beberapa peralatan tradisional adalah peralatan masak, kendi, alat pertanian, alat
menangkap ikan, dan terompah.
10. Kemasan
Demikian pula dengan kemasan tradisional, sebagian besar masih bertahan sebagai kemasan
untuk membawa ayam, kemasan buah, kemasan makanan, dan beberapa lagi telah berubah
fungsi hanya sebagai hiasan.