LP Imunisasi
LP Imunisasi
NIM : P07220322049
Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran
atau dimensi tingkat selorgan maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat
(gram, pon, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Perkembangan (pengembangan) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pemesanan.Di
sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-seltubuh,jaringan tubuh,organ-organ
dan sistem organ yang berkembang jadi rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2002).
1. Definisi
Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi
merupakan pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah
atau berbahaya bagi seseorang (Lisnawati, 2011).
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Kemenkes RI,
2013).
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu
penyakit, sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit.
Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif maupun aktif
(Ranuh et.al, 2011).
2. Etiologi
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Imunisasi:
1) Sistem Pendingin
Yaitu sistem penyimpanan dan distribusi vaksin sebagai vaksin dapat memenuhi
syarat secara kontimeu dari produsen sampai tempat pelaksanaan imunisasi /
vaksinasi.
2) Penyimpanan Vaksin
Dalam lemari es dan kamar pendingin yang harus diperhatikan jika vaksin disimpan
di lemari es adalah :
a. Vaksin diletakkan pada rak paling dalam sehingga pengaruh udara luar dapat
diminimalkan.
b. Vaksin jangan diletakkan pada lemari es, karena suhunya tinggi.
c. Termometer harus tetap diletakkan pada lemari es, untuk mengoreksi suhunya
3) Pengiriman Vaksin
Yang lazim digunakan pada waktu pengiriman vaksin adalah termos cold box dan
pengangkutan dalam jumlah besar pada cold truck dengan volume paling sedikit 1/3
dari volumenya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga di bentuk pada masa dini
sehingga setiap kelainan/penyimpanan sekeci lapapun, apabila tidak ditangani dengan
baik akan mengurangi kualitas perkembangan.
1. Nyeri pada bekas penyuntikan
2. Suhu badan naik pada DPT
3. Diare pada vaksin polio
4. Timbul bisul kecil pada hepatitis B
Reaksi local atau sistemik yang bersifat ringan,kasus yang sering terjadi adalah
bengkak,nyeri,penebalan kemerahan pada bekas suntikan,Menangis >3 jam dan
kadang kadang terjadi reaksi umum seperti demam >38,5C
1. Masa Tunas
Yaitu sejak masuknya virus pertama kali ke dalam tubuh sampai menimbulkan
gejala klinis. Masa tunas dari masing-masing penyebab virus hepatitis tidaklah sama.
Kerusakan sel-sel hati terutama terjadi pada stadium ini.
Ada yang dibuat toxin yang dihasilkan oleh bakteri kemudian diubah menjadi toxoid
sehingga tidak berbahaya bagi manusia.
Contohnya :
1) Tetanus toxoid dalam vaksin TT
2) Difteri tetanus dalam vaksin DT atau DPT
6. Penatklasanaan
Hepatitis B Cara pemberian : Disuntikkan secara intramuscular Dosis
: 0,5 ml Lokasi : 1/3 atas paha bagian luar
DPT Cara pemberian : Disuntikkan secara IM Dosis : 0,5
ml Lokasi : 1/3 atas paha bayi bagian luar Banyak pemberian : 3x
BCG Cara pemberian: Disuntikkan secara intra cuban Dosis : 0,05
cc Lokasi : 1/3 atas lengan bagian luar Banyak pemberian: 1x
Polio (Cara pemberian) : Diteteskan di bawah lidah
Dosis : 2 tetes
Banyak pemberian: 4x
C. Proses keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan proses keperawatan yang meliputi usaha untuk
mengetahui permasalahan klien yaitu pengumpulan data tentang status kesehatan klien
secara sistematis, akurat, menyeluruh, singkat, dan berkesinambungan yang dilakukan
perawat. Komponen dari pengkajian keperawatan meliputi anamnesa, pemeriksaan
kesehatan, pengkajian, pemeriksaan diagnostik serta pengkajian penatalaksanaan medis.
Dalam pengkajian keperawatan memerlukan keahlian dalam melakukan komunikasi,
wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik (Muttaqin, 2010 dalam Wibowo 2016 ).
1) Anamnesa
a. Biodata
Pada biodata diperoleh data tentang nam, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan,
pendidikan dan status perkawinan.
- Keluhan utama
Penderita datang untuk berobat dengan keluhan tiba-tiba tidak nafsu makan, malaise,
demam (lebih sering pada HVA), rasa pegal linu dan sakit kepala pada HVB, serta
hilangnya daya rasa lokal untuk perokok.
2) Riwayat penyakit/Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat kesehatan yang mencangkup tentang nyeri abdomen pada kuadran kanan
atas, demam, malaise, mual, muntah
Kaji riwayat keluarga yang mengonsumsi alkohol, mengindap hepatitis, dan penyakit
biliaris.
2. Diagnosa Keperawatan
https://id.scribd.com/document/541135486/A-16-Anak-Sehat
https://www.scribd.com/document/506857966/ALUR-IMUNISASI
saran penulisan sitasi (format APA) :
PPNI (2018)standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1 jakarta : DPP PPNI
Saran enulisan sitasi (format APA) :
PPNI (2016) standar diagnosis keperawatan Indonesia: definisi dan indicator diagnostic,
edisi 1 jakarta: DPP PPNI
Saran penulisan sitasi (format APA) :
PPNI (2016), standar intervensi keperawatan Indonesia : definisi dan tindakan
keperawatan, edisi 1 jakarta: DPP PPNI