Anda di halaman 1dari 24

MENGATASI KURANGNYA MEDIA PEMBELAJARAN

DI SDN BLUTO MELALUI EVALUASI KINERJA GURU

Disusun oleh :

DISCA ALVIYATUS SHOVA

NPM (723720461)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIRARAJA

2023
MENGATASI KURANGNYA MEDIA PEMBELAJARAN

DI SDN BLUTO MELALUI EVALUASI KINERJA GURU

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pendamping : Kadarisman, S. Pd., M. Pd

Disusun oleh :

DISCA ALVIYATUS SHOVA

NPM (723720461)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIRARAJA

2023
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Disca Alviyatus Shova

NPM : 723720461

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Judul KTI : Mengatasi Kurangnya Media Pembelajaran Di SDN Bluto Melalui


Evaluasi Kinerja Guru

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini benar-benar karya saya. Sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain,
kecuali bagian-bagian tertentu saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti tatacara dan etika
penulisan karya ilmiah yang lazim.

Sumenep, 12 Desember 2023

Disca Alviyatus Shova

NPM: 723720461

ii
ABSTRAK

Media pembelajaran merupakan salah satu alat pendukung kegiatan pembelajaran yang
membantu guru menjelaskan materi pelajaran yang masih sulit dipahami siswa. Konsep
media, Jika dijelaskan asal usulnya, terdiri dari kata media dan pembelajaran. Media
merupakan bentuk jamak dari kata mediati (media) yang berarti alat komunikasi. Media
massa, jika dipahami secara umum dapat diartikan sebagai orang, materi atau peristiwa untuk
menciptakan kondisi bagi siswa untuk memperoleh pengetahuan. Media pembelajaran
memegang peranan penting dalam pembelajaran siswa. Memburuknya hasil belajar siswa
menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi juga cukup lemah.
Kata kunci: Media pembelajaran, siswa

iii
ABSTRACT

Learning media is a tool to support learning activities that helps teachers explain subject
matter that is still difficult for students to understand. The concept of media, if its origins are
explained, consists of the words media and learning. Media is the plural form of the word
mediati (media) which means communication tool. Mass media, if generally understood, can
be interpreted as people, materials or events to create conditions for students to acquire
knowledge. Learning media plays an important role in student learning. Worsening student
learning outcomes indicate that students' understanding of the material is also quite weak.
Keywords: Learning media, students

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat-
Nya penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah sebagai tugas Bahasa Indonesia dengan
judul “MENGATASI KURANGNYA MEDIA PEMBELAJARAN DI SDN BLUTO
MELALUI EVALUASI KINERJA GURU” ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti
dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Kadarisman M.pd sebagai dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan karyatulis ilmiah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan kaya ilimiah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.

Sumenep, 12 Desenber 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... v
DAFTAR ISI...................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 2
C. Batasan Masalah................................................................................................... 2
D. Tujuan Penulisan.................................................................................................. 2
E. Manfaat Penelitian............................................................................................... 2
F. Definisi Istilah...................................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................ 4
A. Kajian Empiris........................................................................................................ 4
B. Kajian Teoretis....................................................................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................... 8
A. Rancangan Penelitian............................................................................................. 8
B. Subjek Penelitian.................................................................................................... 8
C. Jenis Data Dan Sumber Data.................................................................................. 8
D. Instrumen Penelitian............................................................................................... 9
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 10
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................................. 11
A. Cara memotivasi siswa di SDN Bluto agar minat belajarnya meningkat.............. 11
BAB V PENUTUP............................................................................................................. 15
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 15
B. Saran..................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 16

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan karyatulis ilmiah ini masih baanyak
kakurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan kaya ilimiah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Ada unsur yang sangat penting dalam proses belajar mengajar yaitu media pembelajaran.
Pemilihan media pembelajaran tertentu mempengaruhi jenis media pembelajaran yang
sesuai, meskipun ada beberapa aspek lain yang perlu diperhatikan dalam memilih media.

Hal ini dijelaskan oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Negara No. pasal 20 2003
pasal 40 ayat 2, yaitu. “Pendidik dan dosen dituntut untuk menciptakan suasana pendidikan
yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.” Menurut penjelasan
undang-undang tersebut, guru tidak boleh hanya menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran, karena akibatnya akan menimbulkan kebosanan atau kurangnya konsentrasi
siswa ketika guru berbicara. Dengan demikian, hendaknya guru memanfaatkan atau
memanfaatkan media massa semaksimal mungkin sebagai sarana mengajar dan
menciptakan suasana yang lebih harmonis dengan siswa.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa
“guru harus mempunyai kompetensi pedagogik, berkepribadian sosial dan profesional”,
berdasarkan penjelasan undang-undang ini salah satu unsur pedagogik yang hendaknya
dimiliki oleh guru adalah, adalah untuk mengembangkan. dan gunakan. media sebaik
mungkin.

Namun berdasarkan kenyataan yang ada saat ini, sebagian besar media pendidikan sering
kali terlupakan, penyebabnya adalah terbatasnya waktu yang dimiliki guru karena
kurangnya keterampilan mengajar, yang kedua adalah sulitnya guru menemukan dan
menghasilkan media yang sesuai dan baik.

1
2

Hal ini terbukti dari observasi yang dilakukan di SDN Bluto pada tanggal 4 Agustus 2022,
ternyata masih banyak guru di sekolah ini yang mengabaikan dan tidak memanfaatkan
lingkungan belajar sebagai alat bantu dalam pembelajaran, serta siswa yang kurang
semangat dan; bosan belajar karena guru kadang menggunakan metode ceramah, memang
akibat dari itu semua siswa sering bosan dengan apa yang diberikan guru karena metode
yang digunakan hanya itu-itu saja.

A. Rumusan Masalah
Bagaimana cara memotivasi siswa di SDN Bluto agar minat belajarnya meningkat?

B. Batasan Masalah
Memotivasi belajar siswa di SDN Bluto agar minat belajarnya meningkat

C. Tujuan Penelitian
Agar memotivasi belajar siswa SDN Bluto

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh penulis dalam penelitian ini supaya memberikan manfaat
baik teoritis maupun praktis :
1) Manfaat Teoretis
a) Mendorong belajar siswa untuk menciptakan semangat belajar dan mendorong siswa
untuk belajar sehingga produktivitas belajar siswa meningkat.
b) Memperluas penelitian dalam dunia pendidikan khususnya bidang media pendidikan
agar peserta didik dapat memahami materi yang bersifat abstrak atau materi yang
tidak dapat ditangkap oleh panca indera.
2) Manfaat Praktis
a) Bagi Guru
Memberikan petunjuk kepada guru untuk mencapai tujuan pembelajaran agar dapat
menjelaskan materi pembelajaran secara sistematis dan membantu dalam menyajikan
materi, dapat juga menampilkan informasi dalam bentuk gambar, suara, dan lain-
lain. Dengan demikian, membantu guru dalam menciptakan suasana pembelajaran
yang tidak membosankan dan monoton.
3

b) Bagi Siswa
Dengan menggunakan media belajar, siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Siswa juga dapat mengembangkan aktivitasnya di dalam kelas, karena pemanfaatan
media belajar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga meningkatkan
hasil belajar berkat adanya semangat belajar demi pembelajaran.
c) Bagi Sekolah
Dengan media belajar yang dapat menjelaskan isi atau pesan pembelajaran, maka
media belajar ini memberikan pengaruh yang besar terhadap pikiran siswa untuk
memahami materi yang disampaikan. Hal ini dikarenakan media yang digunakan
dapat membuat indra mempersepsikan pesan secara nyata atau nyata, sehingga
materi yang disampaikan lebih detail dan jelas.

E. Definisi Istilah
Definisi istilah dirancang untuk mencegah pembaca salah menafsirkan istilah yang
digunakan dalam makalah penelitian ini. Oleh karena itu, pengertian ungkapan dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan suatu instrumen atau alat yang menunjang proses
belajar mengajar dan digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran secara
fisik. Yang terdiri dari buku, kaset, video dan lainnya.
2. Sekolah Dasar Negeri
Anak sekolah dasar adalah usia 6-12 tahun atau disebut masa intelektual. Pengetahuan
anak meningkat pesat seiring bertambahnya usia, keterampilan yang dikuasainya pun
semakin beragam. Tunjangan anak selama periode ini terutama berfokus pada segala
sesuatu yang bergerak secara dinamis. Oleh karena itu, anak berusaha melakukan
berbagai kegiatan yang bermanfaat dalam proses perkembangannya selanjutnya
(Jatmika, 2005).
3. Evaluasi Kinerja Guru
Penilaian untuk semua guru dapat membantu guru meningkatkan kinerja mereka di
bidang-bidang utama. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, guru
harus berperan aktif dan membantu dalam setiap langkah proses pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Empiris
Setelah peneliti melakukan ternyata sudah ada beberapa peneliti sebelumnya yang telah
membuat, dan memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan.
Penelitian yang dilakukan oleh Jasmiati pada tahun 2018 tentang mengatasi kekurangan
lingkungan belajar dengan judul: PENGARUH MEDIA BELAJAR TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SEKOLAH DASAR IV KELAS INPRES MALLENGKER
TAMALATE KOTA MAKASSAR menunjukkan bahwa hal tersebut dapat dilakukan oleh
guru. memiliki keterampilan menggunakan media dalam pembelajaran agar pesan mudah
tersampaikan dari guru kepada siswa, karena peran media tidak akan tetap terlihat jika
penggunaannya tidak maksimal dan tidak sesuai dengan pembelajaran. isi Selain itu,
media edukasi yang digunakan juga masih menarik. Oleh karena itu, dapat meningkatkan
minat dan motivasi belajar siswa.
Penelitian Arief S Sadiman (2008:7) mengartikan media sebagai sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat
menggugah pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga berlangsungnya
pembelajaran. Dalam buku Media Pembelajaran Interaktif Inovatif terdapat beberapa
pendapat mengenai pengertian media, ada pula yang berpendapat bahwa media adalah :
a. Bretz mengidentifikasi sifat-sifat utama media menjadi tiga unsur dasar, yaitu bunyi,
ekspresi visual, dan gerak, yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan.
b. Gagne mengatakan bahwa media adalah berbagai sumber belajar di lingkungan siswa
yang dapat memotivasi siswa untuk belajar.
c. Briggs mengatakan bahwa media adalah alat fisik yang dapat menyampaikan pesan dan
mendorong siswa untuk belajar.
d. Edling mengatakan media adalah sarana memusatkan perhatian untuk merangsang dan
merespons pembelajaran.

Penelitian Vina Apriyani pada tahun 2020 tentang media pembelajaran yang berjudul:
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS ADOBE
FLASH PADA TEMA 3 KELAS V SD/MI menyimpulkan bahwa media belajar interaktif
berdasarkan Adobe Flash adalah salah satu lingkungan belajar yang harus
memfasilitasinya pembelajaran siswa dan dapat meningkatkan tingkat integrasi sedang
belajar Lingkungan belajar adalah aplikasi Adobe Flash Belajar dari media juga bisa

4
5

menghibur siswa agar tidak mudah bosan saat menyampaikan materi apa yang ingin
disampaikan guru. Pembelajaran media Diharapkan Adobe Flash mampu meningkatkan
keinginan tersebut belajar siswa sehingga akhirnya mencapai hasil meningkatkan
pembelajaran siswa.

Dari hasil yang dilakukan oleh penelitian pendahulu yang berhubungan dengan media
pembelajaran dengan topik yang saya angkat sekarang, namun berbeda pada focus topik
yang akan dibahas. Jasmiati menjelaskan bahwa mempunyai keterampilan dalam
menggunakan media dalam pembelajaran, sehingga pesan mudah tersampaikan dari guru
kepada siswa, karena peran media tidak terlihat jika penggunaannya tidak maksimal dan
sesuai untuk pembelajaran Selain itu, media belajar yang digunakan masih menarik. Oleh
karena itu, dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Kemudian arief S
Sadiman mendefinisikan media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima dengan cara yang dapat menggugah
pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga terjadilah pembelajaran. Lalu
penelitian yang dilakukan oleh Vina Apriyani membahas tentang Bagaimana
mengembangkan media pembelajaran interaktif berbasis adobe flash pada tema 3 kelas V
SD/MI. sedangkan penelitian yang saya lakukan berfokus pada mengatasi kurangnya
media pembelajaran yang tidak menarik melalui mengevaluasi kinerja guru. Jadi penelitian
yang saya lakukan tidak sama dengan penelitian terdahulu.

B. Kajian Teoretis
1. Media Pembelajaran
Media merupakan penyampaian pesan dari pengirim pesan ke penerima, media juga
merupakan penyalur informasi. Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan
bentuk jamak dari media. Konsep media juga digunakan dalam bidang pembelajaran
atau lebih dikenal dengan istilah media pembelajaran. Lesle J. Briggs (Wina Sanjaya,
2012:204) menyatakan bahwa media adalah “alat yang memotivasi siswa agar terjadi
pembelajaran”. Rusman dkk (2012:170) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah
suatu teknik penyampaian pesan yang dapat digunakan untuk pembelajaran dan media
pembelajaran adalah sarana fisik penyampaian materi pelajaran. Media pembelajaran
adalah komunikasi dalam format cetak dan audio yang melibatkan teknologi perangkat
keras. Dina Indriana (2011:15) menjelaskan pembelajaran dari media merupakan alat
komunikasi dalam pembelajaran. Menurut I Wayan (2007:3), proses pembelajaran
6

meliputi lima komponen komunikasi, yaitu: guru (media), bahan pembelajaran,


lingkungan belajar, siswa (komunikator) dan tujuan pembelajaran. Tanpa media,
komunikasi tidak akan berlangsung, dan pembelajaran sebagai proses komunikasi
tidak akan berlangsung secara maksimal. Media pembelajaran merupakan bagian
integral dari sistem pembelajaran.

2. Sekolah Dasar Negeri


Menurut UUD 1945, pengertian pendidikan dasar adalah upaya untuk membesarkan
dan mewujudkan manusia yang beragama, cinta tanah air dan bangga terhadapnya,
cerdas, kreatif, berbudi luhur dan santun serta mampu memecahkan permasalahan
dalam masyarakat. lingkungan Pendidikan dasar adalah pendidikan anak usia 6-12
tahun sebagai pendidikan dasar yang berkembang sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan sosial budaya. Sekolah dasar dijalankan oleh negara dan swasta.
Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan Sekolah Dasar
Negeri (SDN) Indonesia yang sebelumnya menjadi tanggung jawab Kementerian
Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota.
Sementara itu, Departemen Pendidikan Negara hanya berperan sebagai pengatur
standar pendidikan nasional. Sekolah dasar negeri secara struktural merupakan unit
pelaksana teknis pelayanan pendidikan kabupaten/kota.

3. Kinerja Guru
Jasmani (2013:155) mengemukakan istilah kinerja berasal dari prestasi kerja atau
kinerja sebenarnya (prestasi atau prestasi kerja dicapai oleh seseorang). Bisa diartikan
seperti ini Kinerja merupakan suatu prestasi yang dianggap sebagai bentuk keberhasilan
pekerja seseorang Menurut aturan Kementerian Pendidikan Republik Indonesia, Nomor
35 Tahun 2010 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional guru dan nomor
Kelebihannya, pekerjaan guru merupakan hasil evaluasi proses dan hasil pekerjaan yang
dilakukan dalam pelaksanaan tugas guru.

Hal ini juga dikemukakan Mangkunegara dalam Jasman (2013:155). bahwa kegiatan itu
merupakan hasil kerja yang dicapai baik dari segi kualitas maupun kuantitas pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan bagian tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Sama seperti yang ini dikemukakan Malayu Hasibuan (2007:94) bahwa
7

efisiensi atau potensi kerja adalah hasil pekerjaan seseorang tugas yang diberikan
kepadanya didasarkan pada keterampilan, pengalaman dan komitmen terhadap waktu.

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa kegiatan guru saling berkaitan dengan
kualifikasi mengajar, artinya orang tersebut mempunyai kinerja yang baik Guru
hendaknya didukung dengan pengetahuan yang baik. Sebagai seorang guru Jika Anda
tidak memiliki keterampilan yang baik, Anda tidak bisa mendapatkannya penampilan
yang bagus Departemen Pendidikan (2004: 11) mencatat bahwa efektivitas guru adalah
kemampuan guru dalam mendemonstrasikan berbagai keterampilan dan ia memiliki
kualifikasi. Hakikat aktivitas guru tidak lain adalah kemampuan guru dalam
mendemonstrasikan keterampilan atau keahliannya dalam kehidupan kerja nyata. Jurnal
Penilaian Pendidikan Tahunan Wagira ke-17 Nomor 1 (2013:155) mendefinisikan
aktivitas guru sebagai berikut: hasil yang dicapai guru dalam pelaksanaan tugas ia
diberi keterampilan, pengalaman dan Tingkat keparahan dan waktu tercermin dalam
hasil akhir kuantitas dan kualitas.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah sesuatu
yang dihasilkan oleh guru batin melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan,
keterampilan, sesuai dengan pengalaman, keterampilan dan kualifikasi guru.
8
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Alasan
digunakannya penelitian deskriptif kualitatif adalah karena penelitian ini memerlukan data
deskriptif dari orang yang diamati berupa data tertulis dan lisan, karena penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan Mengatasi Kurangnya Lingkungan Belajar di
SDN Bluto dengan mengevaluasi kinerja siswa. guru. Alasan berikutnya adalah metode
kualitatif dapat memberikan rincian yang rumit tentang penerapan metode pengajaran
literasi digital. Secara umum penelitian ini juga termasuk dalam jenis penelitian lapangan
yaitu penelitian lapangan langsung yaitu penelitian yang objek penelitiannya mengetahui
secara langsung bagaimana pelaksanaan penanggulangan kekurangan media pendidikan di
SDN Bluto, pada saat evaluasi. kinerja guru .

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu karya penelitian.
Fokusnya adalah pada topik atau materi yang dipelajari atau permasalahan yang
dipecahkan dengan menggunakan teori-teori yang relevan, yaitu. teori pengembangan
masyarakat, budaya dan kearifan lokal.
Subjek adalah orang, tempat, atau benda yang dianggap sebagai objek dalam konteks
pertumbuhan. (KBBI diakses 12 Desember 2023). Subjek penelitian ini adalah siswa SDN
Bluto.

C. Jenis Data dan Sumber Data


Ada dua macam jenis data pada umumnya yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif Menurut Moleong (2017:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk memahami fenomena yang berkaitan dengan pengalaman yang dipelajari,
seperti perilaku, observasi, motivasi, aktivitas, dll. secara komprensif dan dengan bantuan
deskripsi verbal dan bahasa dalam konteks alam tertentu dengan menggunakan metode
yang berbeda alami. Sedangkan Data kuatitatif Menurut Sugiyono (2018;13), ialah suatu
metode penelitian yang didasarkan pada data penelitian numerik positivis (data konkrit)
yang diukur dengan menggunakan statistik sebagai alat untuk menguji perhitungan dan
dikaitkan dengan masalah yang diteliti untuk membuat suatu kesimpulan
8
9

Ada dua Sumber data dalam penelitian yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan informasi yang diperoleh langsung dari pengamatan yang diperoleh langsung
dari lapangan. Data sekunder penelitian ini mendukung data primer berupa literatur dan
dokumen yang diambil dari SDN Bluto.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat penelitiannya adalah peneliti itu sendiri, dimana peneliti merupakan
instrumen kunci dalam menentukan fokus penelitian, memelihara data sebagai sumber
informasi, melakukan pengumpulan data, mengevaluasi kualitas bahan dan interpretasi dia
dan menarik kesimpulan mengenai temuan.
Instrumen penelitian berupa pedoman observasi, dan pedoman wawancara. Alat bantu
dalam penelitian ini yaitu alat tulis, kamera, dan alat perekam untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan tersebut.

Lembar Observasi

Tanggal Tempat Aspek Yang Hasil Pengamatan


Diamati
03-12-2023 SDN Bluto Guru SDN Bluto Kurangnya Media Pembelajaran di SDN
Bluto
06-12-2023 SDN Bluto Guru SDN Bluto Evaluasi Kinerja Guru

Lembar Wawancara

No Tema Indikator No. Item


1 Mengevaluasi Kinerja Guru Untuk mengetahui 1.2
apakah dengan cara
mengevaluasi kinerja
guru dapat mengatasi
kurangnya media
pembelajaran
2 Mengetahui Minat Belajar Siswa Untuk mengetahui 3.4
minat belajar siswa
10

E. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan tahapan penelitian yang paling penting. Penelitian tidak
dapat dilakukan tanpa pengumpulan data. Pembahasan mengenai teknik pengumpulan data
yang digunakan untuk memperoleh informasi yang diinginkan sesuai dengan permasalahan
penelitian ini meliputi:
1. Observasi
Observasi menurut Nasution (2020:109) adalah keadaan pengamatan dimana peneliti
melakukan pengamatan secara langsung untuk lebih memahami konteks data pada
keseluruhan situasi sosial sehingga dapat diperoleh pandangan yang menyeluruh (holistik).
Sedangkan Menurut (Morissan, 2017:143), observasi adalah aktivitas manusia sehari-hari
yang menggunakan panca indera sebagai alat utamanya. Dengan kata lain persepsi adalah
kemampuan seseorang dalam menggunakan persepsinya melalui kerja panca indera.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu dari sekian banyak metode yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi dan data. Pada awalnya teknik wawancara jarang digunakan,
namun pada abad ke-20 menjadi puncak prestasi besar jurnalistik dalam wawancara, dan
teknik wawancara tersebut masih dipertahankan hingga abad ke-21 (Suhandang 2004).
Menurut Yusuf (2014:372), Wawancara adalah peristiwa atau proses antara pewawancara
dengan narasumber atau orang yang diwawancarai melalui komunikasi langsung dan
pertanyaan langsung yang berkaitan dengan topik penelitian. Wawancara sebagai alat
evaluasi pembelajaran dapat digunakan untuk mengevaluasi tidak hanya hasil, tetapi juga
proses pembelajaran. Dua jenis wawancara dapat digunakan sebagai alat penilaian. Salah
satu jenisnya adalah wawancara terbimbing atau dikenal juga dengan wawancara
terstruktur. Kedua, tidak ada wawancara, disebut juga wawancara sederhana, wawancara
tidak terstruktur, atau wawancara bebas. Wawancara yang dipilih peneliti adalah
wawancara bebas terpimpin. Tujuan wawancara ini adalah untuk mengetahui apakah
kekurangan media belajar dapat diatasi dengan melakukan evaluasi kinerja guru.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Cara memotivasi siswa di SDN Bluto agar minat belajarnya meningkat


Setiap guru pasti menginginkan siswanya berprestasi. Namun banyak sekali faktor yang
mempengaruhi minat belajar siswa. Hal ini memberikan dampak yang begitu signifikan
terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu diperlukan strategi guru yang cukup untuk
mengatasi permasalahan tersebut.

Motivasi merupakan sebuah dorongan yang ada di dalam diri manusia untuk mencapai
sesuatu yang diinginkan sedangkan motivasi belajar tentu saja merupakan dorongan dari
diri siswa itu sendiri untuk mencapai tujuan belajarnya seperti memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Meningkatkan motivasi belajar siswa menjadi salah satu strategi
guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa karena dengan adanya motivasi siswa akan
senantiasa terus merasa semangat dalam belajar tanpa harus ada dorongan dari manapun.
Menumbuhkan motivasi belajar tentu saja bukan perkara mudah karena masing-masing
siswa memiliki keinginan dan karakter yang berbeda. Oleh karena itu hal tersebut bukan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab seorang guru akan tetapi orang tua siswa juga
memiliki peran besar di dalamnya.

Ada dua jenis motivasi belajar siswa agar bisa ditemukan cara yang tepat untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa :
1. Motivasi Belajar Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik dinamakan demikian karena tujuan utama individu melakukan
kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar aktivitas belajar itu sendiri,
atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar. Menurut Singgih D. Gunarsa,
(2008:51) yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah segala sesuatu yang
diperoleh melalui pengamatan sendiri, ataupun melalui saran, anjuran atau dorongan
dari orang lain. Contohnya adalah guru bisa memberikan hadiah apabila siswa mampu
mendapatkan nilai yang bagus untuk mata pelajaran tertentu.

2. Motivasi Belajar Intrinsik


Thornburgh dalam Elida Prayitno, (1989:10) berpendapat bahwa motivasi intrinsik
adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri

11
12

(internal). Individu yang digerakkan oleh motivasi intrinsik, baru akan puas kalau
kegiatan yang dilakukan telah mencapai hasil yang terlibat dalam kegiatan itu.
Sedangkan menurut Singgih D. Gunarsa, (2008:50) motivasi intrinsik merupakan
dorongan atau kehendak yang kuat yang berasal dari dalam diri seseorang. Semakin
kuat motivasi intrinsik yang dimiliki oleh seseorang, semakin besar kemungkinan ia
memperlihatkan tingkah laku yang kuat untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar
intrinsik berasal dari diri masing-masing siswa. dua hal ini sangat dipengaruhi oleh
keinginan siswa itu sendiri dalam mencapai sebuah tujuan tertentu misalnya seorang
anak akan rajin belajar karena ingin masuk ke sekolah favorit dan ingin
membanggakan orang tuanya.

Adapun tujuan dan fungsi motivasi :


Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu, (Ngalim
Purwanto,1998:73). Sedangkan fungsi motivasi menurut Sardiman A.M, (2009:85) ada
tiga yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik, (2004:175) fungsi motivasi itu ialah :

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.


b. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang
diinginkan.
c. Sebagai penggerak, artinya sebagai penggerak dalam melakukan sesuatu yang
dinginkan.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula
bagaimana tindakan motivasi itu dilakukan. Tindakan motivasi akan lebih berhasil jika
tujuannya jelas dan didasari oleh perbuatan yang dimotivasi serta sesuai dengan
kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan
13

memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang


kehidupan, kebutuhan dan kepribadian orang yang akan dimotivasi.

Usia anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) memang masih berpikir untuk
bermain atau bersenang-senang. Mereka hanya tahu waktu untuk bermain-main dan
tak sedikit yang tidak mau belajar. Ada juga beberapa anak yang sudah terbiasa
belajar sejak kecil. Seperti senang membaca, menggambar, menghitung, atau sekedar
mencoret-coret buku. Namun ada juga anak yang cenderung hanya ingin bermain saja.
Ia lebih senang untuk bermain dengan teman-temannya atau bermain sendiri, bermain
gadget, daripada menghabiskan waktu untuk belajar. Karena mereka menganggap
bahwa belajar itu sangat membosankan. Sehingga tak jarang anak banyak
menghabiskan waktu untuk bermain daripada belajar. Banyaknya peneliti
menyebutkan apabila proses belajar dinilai sebagai aktivitas yang membosankan,
maka hal tersebut dapat membuat anak-anak menjadi frustasi. Di samping itu, apabila
rasa bosan yang dihadapi anak tidak segera diatasi, maka akan berakibat sangat fatal.
Maka dari itu, memang diperlukan adanya motivasi untuk belajar dari anak tersebut.
Lalu peran orang tua serta guru juga menjadi sangat besar dalam memberikan
motivasi belajar kepada anak.

Berikut ini beberapa cara yang dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar:

1. Ciptakan Pola Belajar yang Menarik


Karena salah satu penyebab utama anak kurang termotivasi untuk belajar adalah
dalam pemikiran mereka hanya beranggapan bahwa belajar merupakan aktivitas
yang sangat membosankan. Maka dengan adanya pemikiran tersebut kita dapat
melakukan proses pembelajaran kita di kelas supaya lebih menyenangkan.
Ciptakan pola belajar yang menarik saat di kelas. Seperti diselingi aktivitas tanya
jawab ketika sedang menjelaskan materi, mengajak siswa bermain game atau kuis,
serta menceritakan hal-hal yang menarik terkait materi yang sedang dipelajari.
Contohnya, ketika sedang mempelajari materi IPA, kita bisa menceritakan atau
memberi contoh konkret di sekitar mereka, dari hal yang sederhana sampai hal-hal
yang membuat mereka takjub. Sehingga rasa ingin tahu mereka bertambah besar
serta lebih termotivasi untuk mempelajari lebih jauh materi tersebut.
14

2. Ajak anak bercerita


Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang berjalan dari dua arah. Begitu juga
dengan pembelajaran di sekolah, pembelajaran yang baik adalah pembelajaran
yang berjalan dua arah, sehingga ada timbal baliknya. Bukan hanya sekedar guru
yang ingin didengarkan, akan tetapi dengarkan pula keluh kesahnya anak,
pendapat mereka, serta kemauannya. Ajak anak untuk berani berbicara agar kita
bisa memahami bagaimana perasaannya ketika sedang belajar, tanyakan apa cita-
cita serta harapannya. Apabila sudah mengetahui apa keinginannya, kita dapat
lebih memotivasi anak agar lebih giat belajar untuk meraih cita-cita tersebut.
Mengajak anak bercerita pun tidak harus ketika berada di dalam kelas saja, akan
tetapi ajak anak juga bercerita tidak hanya materi pelajaran. Kita bisa mengajak
mereka bercerita tentang keseharian mereka, seperti apa yang biasa mereka
kerjakan ketika sedang di rumah, dan hal-hal kesukaannya. Biasanya dari
mendengarkan cerita tentangnya saja kita sudah tahu apa yang mereka rasakan
setiap harinya. Pada saat itulah, selipkan sedikit hal-hal tentang kehidupan serta
motivasi untuk mencapai sesuatu.

3. Beri Apresiasi
Ketika kita sudah menciptakan pola belajar yang menarikpun mengajak mereka
bercerita. Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi
belajar anak adalah dengan memberikan mereka apresiasi atas apa yang telah
mereka kerjakan. Seperti ketika anak telah mengerjakan pr, ketika anak
memberikan pertanyaan yang bagus kepada guru, atau ketika anak bisa menjawab
kuis dengan benar. Akan tetapi hindari sebisa mungkin hadiah berupa barang
seperti alat tulis atau makanan. Agar motivasi anak tidak terkecoh pada orientasi
hadiah daripada pencapaian akademik. Kita bisa memberikan apresiasi berupa
pujian, tepuk tangan, atau predikat tertentu.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Media pembelajaran merupakan alat yang digunakan sebagai media komunikasi tentang
pengalihan materi kepada siswa sehingga materi tersebut untuk mencapai tujuan
pembelajaran dapat dipahami dengan baik. Media pembelajaran merupakan bagian
penting dalam sistem pembelajaran, karena pesan sangat diperlukan dalam proses
pembelajaran diberitahu Pesan biasanya merupakan isi subjeknya sedang belajar pesan-
pesan ini disampaikan oleh guru kepada siswa menggunakan media, metode
pembelajaran tertentu yang disebut metode.
Motivasi membuat siswa bersemangat dan bahagia belajar Motivasi membuat hidup
menjadi interaktif bagi pelajar didorong untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di
kelas. Peserta didik tidak bisa hanya sekedar alat dalam belajar dapat meningkatkan
pemahaman dan partisipasi siswa dalam proses tersebut sedang belajar Selain itu,
manfaat media massa tidak hanya bagi pelajar, namun juga bagi pelajar bagi guru dan
pembelajaran menjadi lebih efektif. Ada dua jenis motivasi: Motivasi belajar ekstrinsik
dan Motivasi belajar intrinsik. Dan juga ada beberapa cara untuk menerapkan motivasi
belajar yaitu: Ciptakan pola belajar yang menarik, Ajak anak bercerita, dan Beri apresiasi
setiap pencapaian anak.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat di rumuskan beberapa saran sebagai berikut:
1. Penggunaan media pembelajaran harus lebih sering dilakukan karena dapat
mempermudah memahami materi yang disampaikan serta dapat menumbuhkan minat
dan motivasi belajar.
2. Sebaiknya media pembelajaran dibuat interaktif agar lebih efektif, kreatif, dan
inovatif.
3. Soal-soal latihan dan evaluasi yang terdapat pada isi materi harus lebih aplikatif dan
disesuaikan dengan sasaran penelitian.
4. Perbanyak gambar ilustrasi atau animasi untuk mempermudah memahami materi
yang disampaikan.
5. Untuk soal pada tes evaluasi sebaiknya diperbanyak dan dilakukan uji validitas dan
reliabilitas
6.

15
16

DAFTAR PUSTAKA

https://repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/
123456789/5428/1/AYU.pdf
http://repository.radenintan.ac.id/164/3/Bab_II.pdf
https://gurubinar.id/blog/strategi-guru-dalam-meningkatkan-motivasi-belajar-siswa?
blog_id=248
https://eprints.uny.ac.id/9221/3/BAB%202%20-%2010604227166.pdf
https://enimekspres.disway.id/read/659757/jangan-sampai-salah-3-cara-meningkatkan-
motivasi-belajar-anak-sd-harus-tahu/15
https://www.academia.edu/RegisterToDownload/RelatedWorks
https://eprints.uny.ac.id/14385/1/25.%20fajar.pdf

Anda mungkin juga menyukai