Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

MEDIA VISUAL, KATA SIFAT, KATA KERJA DAN KATA BENDA

Dosen Pengampu:

Amy Sabila, M.Pd

Disusun oleh kelompok 2:

Ryan Perdana Hilal 2021406405006


Rully Sulistiyowati 2021406405007
Fatkhul Hidayati 2021406405008
Putri Luthfia 2021406405009
Icha Herawati Sukoco 2021406405010
Nurul Fatimah 2021406405046

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
T.A 2023
KATA PENGANTAR

Bissmillahirahmanirahim.

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan petunjuk dan hidayah kepada kami untuk menyelesaikan penulisan
makalah ini tepat pada waktunya,

Kami menyadari bahwa makalah ini merupakan proses dari sebuah


penulisan (penyusuanan) yang masih banyak memerlukan perbaikan. Kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah
ini.

Pringsewu, 29 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………..1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Media Visual ................................................................................................ 3
B. Kata Sifat ...................................................................................................... 4
C. Kata Kerja .................................................................................................... 6
D. Kata Benda ................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi salah satu penunjang kualitas sumber daya
manusia melalui proses pembelajaran. Dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan, maka setiap institusi pendidikan harus menciptakan
proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Media diperlukan dalam
proses pembelajaran, karena kegiatan pembelajaran merupakan proses
menyampaikan informasi diantara sumber (guru) dan penerima (siswa).
Dengan memanfaatkan media visual dalam proses pembelajaran dapat
membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan visual. Disamping
itu, media visual menjadi alat belajar yang dapat mengembangkan
imajinasi siswa dalam kegiatan belajar.
Penggunaan media pengajaran sangat penting dalam proses belajar
mengajar karena media merupakan alat bantu yang sangat bermanfaat bagi
mahasiswa dan pengajar dalam proses belajar mengajar. Dikatakan
demikian karena media pengajaran sangat membantu pengajar dalam
memberikan pengajaran secara maksimal. Selain itu, mahasiswa juga akan
terbantu untuk belajar dengan lebih baik, serta terangsang untuk
memahami subjek yang tengah diajarkan dengan lebih efektif dan efisien.
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna
tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur
bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu
perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi
bahasa, kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai
bagian terkecil dari kalimat sedangkan morfem sendiri adalah bagian
terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke
bentuk yang lebih kecil.
Kata merupakan unsur paling penting dalam bahasa yang
digunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.

1
Dengan menguasai kosakata yang banyak seseorang bisa mengemukakan
gagsaan, pikiran, perasaan dan pendapatnya kepada orang lain.setiap
individu memperoleh kata dan kosakata dari lingkungan sekitar baik
melalui indera penglihatan, maupun pendengaran. Ada juga orang yang
sulit memperoleh kata karna gangguan pada organ pendengarannya sering
disebut dengan anak tunarungu. (Marlina, 2015)“ mereka yang mengalami
kehilangan pendengaran meliputi seluruh gradasi baik ringan, sedang,
maupun berat yang mengakibatkan gangguan pada komunikasi dan bahasa
disebut tunarungu”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan media visual?
2. Apa yang dimaksud dengan kata sifat?
3. Apa yang dimaksud dengan kata kerja?
4. Apa yang dimaksud dengan kata benda?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian media visual
2. Untuk mengetahui tentang pengertian kata sifat
3. Untuk mengetahui tentang pengertian kata kerja
4. Untuk mengetahui tentang pengertian kata benda

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Media Visual
Media diperlukan dalam pembelajaran, karena pembelajaran pada
hakikatnya adalah proses penyampaian informasi antara sumber dan
penerima. Media pembelajaran merupakan suatu sarana dalam proses
penyampaian informasi pembelajaran dari pengajar ke siswa. Materi atau
pesan dapat disampaikan melalui beberapa jenis media, salah satunya
media visual. Media visual merupakan media yang dinikmati oleh indera
penglihatan.

Berdasarkan Sahuni et al. (2020) media visual merupakan suatu media


yang dapat dinikmati melalui panca-indera. Sehingga, dengan adanya
bantuan dari media visual, tujuan pembelajaran diharapkan oleh guru
kepada siswa dapat tercapai secara maksimal. Menurut Masani (2021),
media visual memiliki perbedaan dengan media cetak dan media audio
tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa media tersebut dapat membantu
memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Sehingga,
pemahaman siswa menjadi aspek yang sangat penting dalam sebuah
pembelajaran. Hasil penelitian Misbah et al. (2018) menggambarkan
bahwa pemahaman yang dimiliki oleh siswa dapat langsung berkaitan
dengan tercapainya tujuan pembelajaran. Selain itu, media visual
memberikan manfaat salah satunya mengatasi keterbatasan waktu, ruang,
dan tempat dengan tetap memberikan gambaran yang konkrit dalam
pembelajaran (Rambing et al., 2017). Terutama di masa pandemi covid 19,
media visual bisa mengatasi keterbatasan yang menjadi penghambat
(Halawati, 2021).

Dalam pemanfaatan media visual, hasil penelitian Adi et al. (2018)


menunjukkan bahwa terdapat konsep agar pemanfaatan media visual

3
menjadi efektif dengan menyederhanakan bentuk media visual. Sehingga
media visual yang digunakan mudah untuk dipahami oleh penerima.

Disamping itu, dalam memanfaatkan media visual guru dapat


menyediakan informasi dengan menambahkan teks, memberikan
pengulangan sajian visual serta dapat melibatkan siswa. Penggunaan
gambar dalam media visual dilakukan untuk membedakan dua konsep
yang berbeda. Sehingga penting untuk menambahkan keterangan gambar
dan warna yang digunakan harus realistik (Andari, 2019). Oleh karena itu,
sebagai pengguna media visual, sangat penting untuk memperhatikan
pemanfaatan media tersebut sebagai media pembelajaran. Dibutuhkan
pertimbangan yang mendalam mulai dari fungsi secara ekonomis, praktis
serta manfaat yang mungkin diperoleh guru pada saat menggunakan media
visual.

Menurut Astini (2020) pemanfaatan media memiliki beberapa tujuan


yaitu: (1) media visual digunakan untuk memperoleh informasi serta
pengetahuan; (2) memberikan dukungan dalam kegiatan pembelajaran;
serta (3) menjadikan sarana persuasi dan motivasi belajar kepada siswa.
Oleh sebab itu, pemanfaatan media sering kali digunakan sebagai alat
untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Sunarni dan
Budiarto (2014) penggunaan media pembelajaran yang dilakukan dengan
benar dan sesuai dengan tujuan pembelajaran dapat memudahkan guru
untuk melakukan aktivitas belajar. Selain itu, media visual yang dijadikan
sebagai media pembelajaran memberikan kemudahan bagi siswa dalam
memperoleh informasi maupun pengetahuan menjadi lebih bermakna.

B. Kata Sifat
Adjektiva (adjectif). Adjektiva atau kata sifat adalah kelas kata yang
mengubah nomina atau pronominal, biasanya dengan menjelaskan atau

4
membuatnya menjadi lebih spesifik. Adjektiva dapat menerangkan
kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan suatu kata.

Ajektiva adalah kategori yang ditandai oleh kemungkinannya untuk


bergabung dengan partikel tidak, mendampingi nomina, atau didampingi
partikel seperti lebih, sangat, agak, mempunyai ciri-ciri morfologis seperti
–er (dalam honorer), -if (dalam sensitif), dan –i (dalam alami), dan
dibentuk menjadi nomina dengan konfiks ke-an seperti keyakinan. Dari
bentuknya ajektiva dapat dibedakan menjadi:
a. Ajektiva Dasar
1) Dapat diuji dengan kata sangat, lebih, misalnya: adil, agung,
bahagia, bersih, cemberut, canggung, dungu, disiplin, enggan,
elok, fanatik, fatal, ganteng, galau, haus, halus, indah, iseng,
jelita, jahat, kenyal, kabur, lambat, lancar, mahal, manis, nakal,
netral, otentik, padat, paham, ramai, rapat, sadar, sabar, taat,
takut, untung, ulet, dan sebagainya.
2) Tidak dapat diuji dengan kata sangat, lebih, misalnya: buntu,
cacat, gaib, ganda, genap, interlokal, kejur, lancing, langsung,
laun, musnah, niskala, pelak, tentu, tunggal, dsb.
b. Ajektiva Turunan
1) Ajektiva turunan berafiks misalnya terhormat.
2) Ajektiva bereduplikasi, misalnya ringan-ringan.
3) Ajektiva berafiks R-an atau ke-an, misalnya kemalu-maluan.
4) Ajektiva berafiks –i, misalnya alami, alamiah (alam).
5) Ajektiva yang berasal dari pelbagai kelas dengan proses-proses
sebagai berikut:
- Deverbalisasi, misal: mencekam, menjengkelkan, terpaksa,
tersinggung, dan sebagainya.
- Denominalisasi, misal: pelupa, pemalas, rahasia, perwira,
ahli, malam, panjang, dan sebagainya.

5
- De-adverbialisasi, misal: bertambah, melebih, mungkin,
menyengat, berkurang, dan sebagainya.
Denumeralia, misal: menunggal, mendua, menyeluruh.
- De-interjeksi, misal: aduhai, asoi, sip, wah, yahud.
Pemakaian Ajektiva
ajektiva dapat mengambil bentuk perbandingan, dan perbandingan
itu dapat dibagi atas empat tingkat.
1) Tingkat positif, yaitu yang menerangkan bahwa nomina dalam
keadaan biasa. Contoh: Kamarku sempit.
2) Tingkat komparatif yang menerangkan bahwa keadaan nomina
melebihi keadaan nomina lain. Contoh: Kamarku lebih sempit dari
pada kamar adikku.
3) Tingkat superlatif, yang menerangkan bahwa keadaan nomina
melebihi keadaan beberapa atau semua nomina lain yang
dibandingkannya. Contoh: Shinta murid yang paling cantik di kelas.
Dapat pula dinyatakan dengan prefiks –ter, menjadi: Shinta murid
tercantik di kelas.
4) Tingkat eksesif, yang menerangkan bahwa keadaan nomina berlebih-
lebihan. Contoh: Pertunjukan pagi itu amat sangat ramai. Selain itu,
dapat pula menggunakan dengan kata alangkah, bukan main, dan
maha.

C. Kata Kerja
Karta kerja adalah jenis kata yang menyatakan suatu tindakan dalam
bentuk kata yang dinamis kata kerja umumnya digunakan sebagai predikat
pada suatu kalimat. Ia juga digunakan dalam kalimat perintah. Kata
dikatakan berkategori verba jika dalam frasa dapat didampingi partikel
tidak dalam konstruksi dan tidak dapat didampingi partikel di, ke, dari,
atau dengan partikel seperti sangat, lebih, atau agak. Berdasarkan
bentuknya verba dibedakan menjadi:

6
a. Verba Dasar Bebas
Adalah verba yang berupa morfem dasar bebas. Contoh: nonton, makan,
mandi, minum, pergi, pulang, lari, loncat.
b. Verba Turunan
Adalah verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, gabungan proses
atau berupa paduan leksem. Bentuk turunannya, yaitu:
1) Verba Berafiks
Contoh: berdandan, terbayang, kerinduan, kecelakaan, memasak, bekerja,
menjalani.
2) Verba Bereduplikasi
Contoh: lari-lari, ingat-ingat, maju-maju, semangat-semangat,
malasmalas.
3) Verba Berproses Gabungan
Contoh: bercanda-canda, tersenyum-senyum, terbayang-bayang,
berandai-andai.
c. Verba Majemuk
Contoh: buah tangan, cuci mata, unjuk gigi, adu domba, campur tangan,
main hakim.
Subkategorisasi verba dapat dibagi sebagai berikut.
1. Berdasarkan Banyaknya Nomina yang Mendampingi
a. Verba Intransitif
Verba Intransitif adalah verba yang menghindarkan objek. Klausa yang
memakai verba ini hanya mempunyai satu nomina. Dalam verba ini
terdapat verba yang berpadu dengan nomina, misalnya alih bahasa,
campur tangan, cuci mata, bersepeda, bersepatu. Ada juga verba yang
tidak bisa bergabung dengan perfiks me-, ber- tanpa mengubah makna
dasarnya, disebut kata kerja aus. Contoh: ada, balik (= kembali), bangun,
benci akan, cinta akan, diam (=tidak bergerak).
b. Verba Transitif
Adalah verba yang harus mendampingi obyek. Berdasarkan banyaknya
obyek, terdapat beberapa verba:

7
- Verba monotransitif, yaitu verba yang mempunyai satu obyek.
Contoh: saya (S) membeli buku (O).
- Verba bitransitif, yaitu verba yang mempunyai dua obyek. Contoh:
ibu (S) membawa adik (O tak langsung) kue (O langsung).
- Verba ditransitif, yaitu verba yang obyeknya tidak muncul. Contoh:
Adik sedang makan.
2. Berdasarkan Hubungan Verba dengan Nomina
a. Verba aktif, yaitu verba yang subyeknya berperan sebagai pelaku,
biasanya berprefiks me-, ber-, atau tanpa prefiks. Contoh: Aku menunggu
hingga akhir waktu. Jika ditandai dengan sufiks –kan, akan bermakna
benefaktif atau kausatif. Contohnya: Ibu memasakkan ayah rendang. Jika
ditandai dengan sufiks –i , akan bermakna lokatif atau repetitif.
Contoh: Inez mengambili kerikil di halaman.

b. Verba pasif, yaitu verba yang subyeknya berperan sebagai penderita,


sasaran, atau hasil. Biasanya diawali dengan prefiks di- atau ter-. Apabila
ditandai dengan prefiks ter- maka bermakna perfektif. Contoh: Orang itu
tertabrak mobilku. Pada umumnya verba pasif dapat diubah menjadi verba
aktif dengan cara mengganti afiksnya. Contoh: Orang itu tertabrak
mobilku —– Mobilku menabrak orang itu.
c. Verba anti-aktif (ergatif), yaitu verba pasif yang tidak dapat diubah
menjadi verba aktif dan subyeknya merupakan penanggap (menderita,
merasakan). Contoh: Jariku tertusuk jarum.
d. Verba anti-pasif, yaitu verba yang tidak dapat diubah menjadi verba pasif.
Contoh: Ia mencium kening Rina untuk terakhir kalinya.

D. Kata Benda
kata benda merupakan kata yang digunakan untuk menunjukkan orang,
tempat,benda, hewan dan gagasan atau abstraksi (Sukur, 2007)). Kata
benda dapat digolongkan kedalam dua bagian yaitu kata benda hidup dan
kata benda mati. Kata benda hidup adalah benda yang memiliki ciri atau

8
sifat tertentu yang membahas tentang mahkluk hidup seperti manusia,
hewan dan tumbuhan. Sedangkan benda mati atau sering disebut dengan
benda tak hidup adalah komponen fisik dan kimia. Nomina adalah kategori
yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan
partikel tidak dan mempunyai potensi untuk didahului oleh partikel dari.
Nomina berbentuk:
a. Nomina dasar, seperti radio, udara, kertas, barat, kemarin, dll.
b. Nomina turunan, terbagi atas
1) Nomina berafiks, seperti keuangan, perpaduan, gerigi.
2) Nomina reduplikasi, seperti gedung-gedung, tetamu, pepatah.
3) Nomina hasil gabungan proses, seperti batu-batuan,
kesinambungan.
4) Nomina yang berasal dari pelbagai kelas karena proses:
- deverbalisasi, seperti pengangguran, pemandian,
pengembangan, kebersamaan
- deajektivalisasi, seperti ketinggian, leluhur
- denumeralisasi, seperti kepelbagaian, kesatuan
- deadverbialisasi, seperti keterlaluan, kelebihan
- penggabungan, seperti jatuhnya, tridarma.
c. Nomina paduan leksem, seperti daya juang, cetak lepas, loncat
indah, tertibacara, jejak langkah.

d. Nomina paduan leksem gabungan, seperti pendayagunaan,


ketatabahasaan, pengambilalihan, kejaksaaan tinggi.

Subkategorisasi terhadap nomina dapat dilakukan dengan membedakan:


1. Nomina Bernyawa dan Nomina Tak Bernyawa
Nomina bernyawa dapat disubtitusikan dengan ia atau mereka, sedangkan
yang tak bernyawa tidak. Nomina Bernyawa dapat dibagi atas:

9
a. Nomina persona (insan), memiliki ciri-ciri a) dapat disubtitusikan
dengan ia, dia, atau mereka, b) dapat didahului partikel si. Yang
tergolong dalam nomina persona ialah:
1) Nama diri, seperti Meilan, Byan, Adit. Nama diri sebagai
namactidak dapat direduplikasikan. Bila direduplikasikan
ia menjadi nomina kolektif.
2) Nomina kekerabatan, seperti kakek, nenek, kakak, adik,
bapak, ibu, anak.
3) Nomina yang menyatakan orang atau yang diperlakukan
seperta orang, seperti tuan, nyonya, nona, raksasa, hantu,
malaikat.
4) Nama kelompok manusia, seperti Jepang, Malaysia,
Minang kabau.
b. Nomina Tak Bernyawa dapat dibagi:
1) Nama lembaga, seperti DPR, MPR, DPRD, UUD.
2) Konsep geografis, seperti Bali, Purbalingga, utara, selatan
hilir, hulu.
3) Waktu, seperti Senin, Rabu, Mei, besok, lusa, 1988.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Media visual merupakan suatu media yang dapat dinikmati melalui panca-
indera. Sehingga, dengan adanya bantuan dari media visual, tujuan pembelajaran
diharapkan oleh guru kepada siswa dapat tercapai secara maksimal.
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata adalah unsur bahasa yang
diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran
yang dapat dipakai dalam berbahasa. Makalah ini membahas tentang 3 jenis kata,
yaitu: kata sifat, kata kerja, kata benda. Adjektiva (adjectif). Adjektiva atau kata
sifat adalah kelas kata yang mengubah nomina atau pronominal, biasanya dengan
menjelaskan atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Adjektiva dapat
menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan suatu
kata. Karta kerja adalah jenis kata yang menyatakan suatu tindakan dalam bentuk
kata yang dinamis kata kerja umumnya digunakan sebagai predikat pada suatu
kalimat. Ia juga digunakan dalam kalimat perintah. Kata benda merupakan kata
yang digunakan untuk menunjukkan orang, tempat,benda, hewan dan gagasan
atau abstraksi (Sukur, 2007)). Kata benda dapat digolongkan kedalam dua bagian
yaitu kata benda hidup dan kata benda mati. Kata benda hidup adalah benda yang
memiliki ciri atau sifat tertentu yang membahas tentang mahkluk hidup seperti
manusia, hewan dan tumbuhan.

B. Saran
Untuk Guru
Media pembelajaran sangat menunjang proses pembelajaran didalam kelas.
Demi berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien, guru harus
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran
agar mempermudah pemahaman terhadap materi dan agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan maksimal

11
Untuk Siswa
Kata dibagi menjadi berbagai jenis / macam. Sebagai siswa, harus rajin
mempelajari dan menguasai materi tentang macam-macam kata dan
penggunaannya. Semakin banyak kosakata yang dikuasai, kemampuan
berbahasa akan semakin baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanti Azizah, dkk. 2018. “Pembelajaran Kosakata Bahasa Prancis Dengan


Media Flashcrad (Studi kasus pada mahasiswa prancis)”. Jurnal Ilmu
Budaya 1(1). 5-6.

Halawati, F. (2021). Pembelajaran Matematika Menggunakan Media Audio


Visual Pada Masa Pandemi Covid-19. JEMS: Jurnal Edukasi
Matematika Dan Sains, 9(2), 254–261.
https://doi.org/10.25273/jems.v9i2.10268.

Kustandi Cecep, dkk.2021. Pemanfaatan Media Visual Dalam Tercapainya


Tujuan Pembelajaran. Jurnal Teknologi Pendidikan academia. 10(2).2.

Marlina. (2015). Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus. Padang: UNP Press.

Masani, A. (2021). Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Deksriptif


Menggunakan Media Visual Otentik untuk Siswa Kelas VII/1 SMP N 4
Mataram. Language: Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa Dan Sastra,
1(1), 110–114.

Misbah, M., Pratama, W. A., Hartini, S., & Dewantara, D. (2018). Pengembangan
E-Learning Berbasis Schoology pada Materi Impuls dan Momentum

Montesa, dkk.2019. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Kata Benda Melalui


Model Pembelajaran Scramble Pada Anak Tunarungu. Jurnal
Pene;itian Pendidikan Berkebutuhan Khusus. 7(1).34-35.

Muslich, Masnur. 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

13
Sahuni, S., Budiningsih, I., & P, L. M. (2020). Interaksi Media Pembelajaran
dengan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab.
Akademika, 9(2), 43–52. https://doi.org/10.34005/akademika.v9i02.871

Rambing, X. S., Tulenan, V., & B.N. Najoan, X. (2017). Virtual Reality Berbasis
Video 360 Derajat pada Tari-Tarian Adat Suku Minahasa. Jurnal
Teknik Informatika, 11(1). untuk Melatihkan Literasi Digital. PSEJ
(Pancasakti Science Education Journal), 3(2), 109.
https://doi.org/10.24905/psej.v3i2.1067

Suni Astini, N. K. (2020). Tantangan Dan Peluang Pemanfaatan Teknologi


Informasi Dalam Pembelajaran Online Masa Covid-19. In Cetta: Jurnal
Ilmu Pendidikan, 3(2), 241-255, https://doi.org/10.37329/cetta.v3i2.452

Sunarni, T., & Budiarto, D. (2014). Persepsi Efektivitas Pengajaran Bermedia


Virtual Reality (VR). Seminar Nasional Teknologi Informasi &
Komunikasi Terapan (SEMANTIK) November, 179–184.

Rambing, X. S., Tulenan, V., & B.N. Najoan, X. (2017). Virtual Reality Berbasis
Video 360 Derajat pada Tari-Tarian Adat Suku Minahasa. Jurnal
Teknik Informatika, 11(1). untuk Melatihkan Literasi Digital. PSEJ
(Pancasakti Science Education Journal), 3(2), 109.
https://doi.org/10.24905/psej.v3i2.1067

14

Anda mungkin juga menyukai