Anda di halaman 1dari 24

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 2.3
COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

PUTRI WIDYA SARI, S.Pd


SD NEGERI 20 PIAI
CGP ANGKATAN 9
KOTA PADANG
Tujuan Pembelajaran Khusus:

CGP menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitan


materi yang diperoleh dan membuat refleksi
berdasarkan pemahaman yang dibangun selama
modul 2 dalam berbagai media
REFLEKSI
Materi
Pembelajaran
Modul 2.3
Coaching
s i y a n g
o la b o ra
r o se s k il d a n
e b u a h p da h a s
ala h s t a s i p a t an
h in g ad e ro r ie n e n in gk a
Coa c ol u s i, b l i ta s i p n
o a d a s e m f a s i e la ja ra
k u s h m e m b
berfo im a n a c o a c
a n h id up , p
.
m a t is, d n g a la m oa c h e e
sist e er ja , p e i d a r i c
o r m a k p r ib a d
s p er f m b u ha n
ata an pe r t u
diri , d
Paradigma Berpikir Coaching
Fokus pada coachee yang dikembangkan

Bersikap terbuka dan ingin tahu

Memiliki kesadaran diri yang kuat

Mampu melihat peluang dan masa depan


Prinsip Coaching

Kemitraan Proses Kreatif Memaksimalkan Potensi


Proses kreatif ini
Dalam coaching, Memaksimalkan potensi
dilakukan melalui
posisi coach percakapan yang dua dan memberdayakan
terhadap arah, memicu proses rekan sejawat,
coacheenya adalah berpikir coachee, percakapan perlu
mitra. itu berarti memetakan dan diakhiri dengan suatu
menggali situasi coachee rencana tindaka lanjut
setara, tidak ada
untuk menghasilkan ide- yang diputuskan oleh
yang lebih tinggi
ide baru. rekan yang
maupun lebih rendah. dikembangkan.
COACHING DALAM KONTEKS PENDIDIKAN

Filosofi KHD Sistem Among


Proses coaching sebagai komunikasi Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun
pembelajaran antara guru dan murid, murid Karso, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat
diberikan ruang kebebasan untuk menemukan yang menguatkan keterampilan komunikasi
kekuatan dirinya dan peran pendidik dalam guru dan murid dengan menggunakan
memberi tuntutan dan memberdayakan potensi pendekatan coaching. tut wuri handayani
yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menjadi kekuatan dalam proses coaching
menemukan kekuatan dirinya tanpa dengan memberdayakan semua kekuatan diri
membahayakan dirinya. pada murid
Kompetensi Inti Coaching

Kehadiran Penuh Mendengarkan Aktif Mengajukan Pertanyaan


(Presence) Berbobot
Seorang coach yang baik
Kemampuan untuk Pertanyaan yang
akan mendengarkan
bisa hadir utuh bagi lebih banyak dan lebih diajukan dapat
coachee, sehingga sedikit dalam berbicara. menggugah orang
badan, pikiran, hati Fokus dan pusat untuk berpikir,
selaras saat sedang komunikasi adalah pada menstimulus pemikiran
melakukan diri coache yaitu mitra
coachee, memunculkan
bicara.
percakapan hal-hal baru,
coaching mengungkapkan emosi
Percakapan Berbasis Coaching
Tanggung ja
dengan Alur TIRTA Tujuan
wab Coach perlu
komitmen co
achee mengetahui apa tujuan
dalam mem T (Tujuan)
buat sebuah yang hendak dicapai
rencana aks
i dan coachee dari sesi
menjalanka
nnya coaching ini

TA (Tanggung Jawab) I (Identifikasi)

Rencana Aksi
m b a n t u c o a c h ee Identifikasi
Coach me ir an R (rencana Aksi)
h h a s il p e m ik Proses meng
dalam memila s e lama gali
il p e m ik ir a n semua hal ya
selama has ng
ya n g n a n t in y a akan
sesi terjadi pada
s eb u a h r a n ca ngan diri
dijadikan coachee
aksi
Supervisi Akademik dengan Paradigma Berpikir Coaching

Supervisi akademik perlu dimaknai secara positif


sebagai kegiatan berkelanjutan yang meningkatkan Beberapa prinsip supervisi akademik
kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran
dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu
dengan paradigma berpikir coaching
berpihak kepada murid meliputi : kemitraan, konstruktif,
terencana, reflektif, objektif,
Siklus dalam supervisi akademik pada umumnya
berkesinambungan, dan komprehensif
melipitu 3 tahapan: pra observasi, observasi, dan
pasca observasi
REFLEKSI
Pemikiran reflektif terkait
pengalaman belajar
Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh

Coaching merupakan proses kolaborasi yang fokus pada


solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach
memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman
hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari
coachee. Coaching merupakan salah satu metode yang efektif
untuk diterapkan dalam bidang pendidikan yang prosesya
berpusat pada murid. Dengan metode ini, pendidik dapat
mendorong murid untuk menerapkan kemampuan komunikasi,
kolaborasi, dan berpikir kreatif.
Emosi-emosi yang Apa yang sudah baik
dirasakan terkait berkaitan dengan
pengalaman belajar keterlibatan dirinya
dalam proses belajar
Merasa senang karena
mendapatkan ilmu dan Hal yang sudah baik
pengalaman baru yang berkaitan dengan
nantinya bisa diterapkan keterlibatan dirinya dalam
untuk pengembangan diri proses belajar coaching
dan apa yang paling utama adalah kemitraan. Dengan
dalam membantu orang lain kemitraan sehingga coachee
dengan melakukan coaching merasa terbuka dan tidak
dengan tepat takut selama melakukan
coaching.
Apa yang perlu diperbaiki Keterkaitan terhadap
terkait dengan keterlibatan kompetensi dan
dirinya dalam proses belajar kematangan diri pribadi
Dengan pelaksanaan coaching,
Dalam keterlibatan diri
maka akan mampu meningkatkan
selama proses belajar,
motivasi dan kekuatan diri sebagai
yang perlu diperbaiki
seorang pendidik sehingga akan
adalah kompetensi menjadi
mampu meningkatkan kualitas
coach yang baikm
pembelajaran
bagaimana cara
ketika melaksanakan supervisi
menyampaikan dan akademik dengan prinsip coaching,
memberikan pertanyaan maka akan terbangun sebuah kerja
yang berbobot. sama antara supervisor dan guru
REFLEKSI
Analisis untuk implementasi
dalam konteks CGP
Memunculkan pertanyaan kritis Mengolah materi yang
yang berhubungan dengan
konsep materi dan menggalinya
dipelajari dengan
lebih jauh pemikiran pribadi
sehingga tergali (insight)
Refleksi analisis untuk baru
memunculkan pertanyaan Coaching sebagai
kritis yang berubungan membangun proses
dengan konsep materi dan kemitraan. Dalam hal ini,
menggalinya lebih jauh, proses coaching supervisi
saya akan menggali dengan akademik bukan lagi
analisis 4F yaitu fact, penilaian oleh supervisor
feeling, Finding, dan Future terhadap guru melainkan
sebuah kolaborasi yang
menggal potensi yang dimiliki
guru tersebut.
Menganalisis tantangan yang sesuai Memunculkan alternatif
dengan konteks asal CGP solusi terhadap tantangan
yang diidentifikasi
Sebagai calon guru penggerak, guru
harus berupaya maksimal untuk
Menjadikan tantangan dan
kemajuan perkembangan pemikiran melihat peluang baru nantinya
pada dunia pendidikan. Tantangan ini mampu membaca situasi pada
menjadikan coaching dalam supervisi saat ini, yang berubah ke arah
pembelajaran kedepannya dapat transformasi positif pada modul
diterapkan di lingkungan sekolah. Guru 2.3 ini adalah coaching dalam
sebagai coach, berfokus pada coachee supervisi pembelajaran, yang
yang akan dikembangkan bersikap berfokus pada solusi bukan pada
terbuka dan ingin tahu, memiliki masalah.
kesadaran diri yang kuat dan melihat
sebagai peluang baru dan masa depan
REFLEKSI
Membuat
Keterhubungan
Pengalaman masa lalu Penerapan di masa
mendatang
Coaching dalam supervisi pembelajaran ini
sejalan dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Coaching dalam supervisi pembelajaran
Dewantara (KHD), dimana pendidikan itu ini dapat diterapkan pada pelaksanaan
menuntun yang dilakukan guru untuk supervisi di kelas. Supervisi
mengubah perilaku murid sehingga dapat pembelajaran selama ini yang dilakukan
hidup sesuai kodratnya baik sebagai invidu belum sesuiai dengan perkembangan
maupun bagian dari masyarakat. Dengan zaman pada saat ini. sebaliknya dalam
adanya coaching ddalam pembelajaran ini, praktik coaching memposisikan coachee
guru sebagai coach melakukan among sebagai mitra, sehingga tidak merasa
kepada coachee untuk menemukan solusi dipojokkan dan dapat terbangun
dari permasalahannya semangat bagi coachee untuk
menemukan solusi dari
permasalahannya
Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang
telah dipelajari

Sistem among yang diajarkan oleh KHD, dimana menjadikan guru dalam perannya
bukan satu-satunya sumber pengetahuan melainkan sebagai mitra murid,
mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi ke dalam pembelajaran, dimana
pembelajaran harus disesuaikan dengan minat, profil, dan kesiapan belajar,
sehingga pembelajaran dapat memenuhi kebutuhan murid. Selain itu, dikaitkan
dengan modul sebelumnya tentang pendekatan sosial dan emosional dalam
praktek coaching juga sangat diperlukan, untuk menemukan pertanyaan-
pertanyaan refleksi yang diberikan guru (sebagai coach), sehingga murid akan
menemukan kedewasaan dalam proses berpikir melalui kerangka CASEL yaitu
kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, kemampuan berinteraksi dan
pengambilan keputusan bertanggung-jawab.
Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan
ajar PGP

Coaching dalam supevisi pembelajaran ini merupakan


suatu bentuk praktik dalam pendidikan, yang
memerdekakan yang berpihak kepada murid. Sehingga,
dampak positif pada murid merupakan bukti nyata
perubahan positif yang dirasakan oleh murid, dan
nantinya akan dirasakan juga oleh lingkungan sekolah
REFLEKSI
Koneksi Antar
materi
KONEKSI ANTAR MATERI
Modul 2.1 Modul 2.2
Pembelajaran Pembelajaran SOosial
Berdiferensiasi Emosional

Modul 2.3
Coaching untuk
Supervisi Akademik

Dalam melakukan supervisi akademik


Dalam pembelajaran berdiferensiasi,
dengan paradigma berpikir coaching.
dilakukan pemetaan kebutuhn belajar
seorang pendidik harus mempunyai KSE
murid meliputi: kesiapan belajar, minat
(Kesadaran diri. Pengelolan diri,
belajar, dan profil belajar murid. Hasil
kesadaran sosial, keterampilam berelasi,
pemetaan ini digunakan sebagai data
dan pengambilan keputusan yang
dalam proses coaching sehingga mrid
bertanggung jawab). KSE digunakan
mampu mengoptimalkan potensi yang
seorang pendidik dalam proses coaching
ada untuk menemukan solusi terbaik
untuk menumbuhkan rasa empati
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai