1. Perforasi lubang yang terbentuk pada dinding suatu organ tubuh
2. Mukopurulen 3. Discaj 4. Serumen 5. Tes rinne Tes Rinne membedakan transmisi suara melalui konduksi udara dari transmisi suara melalui konduksi tulang. Ini dapat berfungsi sebagai pemeriksaan cepat untuk gangguan pendengaran konduktif. 6. Tes weber 7. Tes scwabach Step 2: 1. Apa factor yang dapat merusak kekuatan pendengaran? Jawab :
2. Mengapa telinga pasien mengeluarkan cairan berwarna hijau selama 2 tahun?
Jawab : 3. Mengapa bisa ada serumen, discaj, mukopuren dan jaringan grnaulasi pada pasien? 4. mengapa membran timpani bisa mengalami perforasi? Jawab : Perforasi membran timpani terjadi ketika membran timpani (TM) pecah sehingga menimbulkan lubang antara telinga luar dan Tengah. Perforasi membrane timpani mempunyai banyak penyebab seperti komplikasi infeksi (otitis media akut atau otitis eksterna sekunder akibat Aspergillus niger), barotrauma akibat ledakan, selam scuba, atau perjalanan udara, tekanan negatif yang tiba-tiba, trauma kepala, trauma kebisingan, penyisipan benda ke dalam rongga mulut. telinga, atau iatrogenik karena upaya mengeluarkan benda asing atau serumen. Pada otitis media akut (AOM), risiko perforasi spontan meningkat seiring dengan episode AOM berulang dan AOM yang disebabkan oleh Hemophilus influenzae. Ada juga faktor risiko pecahnya sendi temporomandibular, seperti operasi telinga sebelumnya, otitis eksterna parah, dan otitis media yang pernah atau sedang terjadi. - perforasi sekunder akibat barotrauma berhubungan dengan perubahan gradien tekanan yang besar atau cepat antara telinga tengah dan luar. Misalnya, saat menyelam, tekanan di telinga tengah tidak sama dengan tekanan di saluran pendengaran eksternal, sehingga menimbulkan tekanan udara. Perbedaan antar membran pada akhirnya dapat menyebabkan pecahnya gendang telinga. - Perforasi benda asing atau pembersihan telinga terjadi akibat penetrasi langsung ke gendang telinga itu sendiri, biasanya di area pars tensa. Pars tensa adalah area membrane timpani terbesar dan tertipis, tebalnya hanya beberapa lapisan sel, terletak di daerah inferior dan anterior gendang telinga. Oleh karena itu, area ini paling sering dan mudah robek, terutama akibat trauma benda tumpul dan kebisingan. - Otitis media menyebabkan nekrosis dan iskemia pada membrane timpani yang menyebabkan kerusakan dan ruptur. Daerah yang paling sering mengalami ruptur adalah pada membran sentral, diikuti oleh daerah sentral anterior dan sentral posterior, berkorelasi dengan pars tensa yang paling sering mengalami cedera, seperti disebutkan di atas. (Dolhi and Weimer, 2023)
5. Bagaimana interprestasi dari hasil pemeriksaan diskenario?
6. Bagaimana komplikasi yang dapat terjadi dari kasus pasien di skenario? Jawab : 7. Bagaimana patofiosilogi dari kasus di skenario? Jawab : 8. Apa diagnosis dan DD pada kasus di skenario? 9. Mengapa pasien diberikan antibiotik? 10. Apa tataksana pada kasus di skenario? Jawab : 1. Tipe benigna yang aktif (eksaserbasi akut) Antibiotik: klindamisin (3 x 150-300 mg oral) per hari selama 5-7 hari. Pengobatan sumber infeksi di rongga hidung dan sekitarnya. Perawatan lokal dengan perhidrol 3 % dan tetes telinga (Ofloksasin). Pengobatan alergi bila ada latar belakang alergi. Pada stadium tenang (kering) dilakukan timpanoplasti. Macam teknik pembedahan: atiko-antrotomi dengan miringoplasti. 2. Tipe maligna Terapi pembedahan (mastoidektomi radikal, radikal modifikasi, radikal dengan rekonstruksi) 11. Etiologi dari kasus di skenario? Jawab : - Virus Infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh virus seperti respiratory syncytial virus (RSV), virus influenza, dan adenovirus menimbulkan risiko OMA yang lebih besar dibandingkan kolonisasi nasofaring dengan Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae. Selain itu, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akibat virus menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan bagian atas, tekanan telinga negatif, dan perpindahan sekret di nasofaring yang mengandung agen virus penyebab URTI (upper respiratory tract infections) ke dalam rongga telinga Tengah. - Bakteri Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, Viridians streptococci, dan Pseudomonas aeruginosa. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus), bakteri gram positif, diplokokus, berbentuk bola, ditemukan sebagai penyebab paling umum Otitis media akut. - Faktor genetic Faktor genetik terutama berkaitan dengan kerusakan pada respons imun bawaan pada individu tertentu, terutama respons yang terkait dengan alel TNFA-863A, TNFA-376G, TNFA-238G, IL10-1082 A, dan IL6-174G. Respons ini mengubah produksi sitokin yang memfasilitasi respon inflamasi, menyebabkan episode OMA lebih sering. (Jamal et al., 2022) 12. Apakah ketika sudah dioperasi kemampuan pendengeran pasien dapat kembali sepeti semula? 13. Mengapa bisa terjadi lateralisasi di tes weber dan memanjang pada tes scwabach?
Dolhi, N. and Weimer, A. D. (2023) Tympanic Membrane Perforations, StatPearls. StatPearls
Publishing. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7610903 (Accessed: 29 October 2023). Jamal, A. et al. (2022) ‘Etiology, Diagnosis, Complications, and Management of Acute Otitis Media in Children’, Cureus, 14(8). doi: 10.7759/cureus.28019.