Kelompok 3:
Inayatul Azqia 1221003140
Revita Jovila Marie 1221003107
Syalaisha Kaeyla Faetahanum 1221003207
Nasywa Amani 1221003154
Keisha Natania 1221003178
Organisasi tertanam dalam lingkungan eksternal yang lebih luar dari batasan mereka
sendiri :
Organisasi tidak beroperasi dalam isolasi, melainkan terkait erat dengan lingkungan eksternal
yang lebih luas dari batasan internal mereka. Lingkungan eksternal ini mencakup berbagai
faktor di luar kendali langsung organisasi. ketergantungan antara keduanya terjalin, karena
sebuah organisasi tidak akan berhasil tanpa adanya lingkungan eksternal.
Keterkaitan dengan lingkungan eksternal ini mempengaruhi cara organisasi beroperasi,
mengambil keputusan, dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Sebagai contoh, dalam
organisasi kampus seperti organisasi himpunan, para anggota organisasi saling membutuhkan
dan adanya keterikatan antara himpunan dengan anggota lingkungan eksternal dari kampus
tersebut.
Organisasi yang berhasil adalah yang mampu memahami dan menyesuaikan diri menyiapkan
wadah dengan lingkungan eksternalnya. organisasi juga dapat mempengaruhi lingkungan
eksternalnya melalui inovasi, kepemimpinan, dan keterlibatan dalam kegiatan sosial dan
lingkungan.
Contoh : organisasi yang dijalankan pada lingkungan kampus seperti himpunan,bem, ukma2
di kampus tidak hanya sebatas berinteraksi dengan internal aja, tapi juga dari tiap organisasi
memiliki tujuan untuk mewadahi, menerima pendapat dalam ruang lingkup eksternal yaitu
para mahasiswa/i ilmu komunikasi. ketergantungan antara keduanya terjalin, karena sebuah
organisasi tidak akan berhasil tanpa adanya lingkungan eksternal. jadi contoh simpelnya
himpunan memiliki acara di kampus yang mana target audience dari kampus tersebut yaitu
eksternal lingkungan mahasiswa/i ilmu komunikasi.
Contoh :
Dengan demikian, memiliki tujuan yang mengikat anggotanya adalah penting bagi
keberhasilan jangka panjang sebuah organisasi karena hal itu membantu dalam menciptakan
kesatuan, motivasi, dan komitmen yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama.
Contoh : pada setiap kegiatan organisasi yang ada keseluruhan anggota internal dalam
organisasi memiliki keterikatan dalam tujuan yang sama yaitu keberhasilan dalam organisasi
agar mencapai target sesuai dengan meningkatkan kinerja dari masing2 anggota dan fokus
pada tujuan yang akan dicapai bersama secara maksimal
Tapi tidak semua komunikasi dalam organisasi hanya untuk mencapai tujuan, bisa jadi
hal yang tidak berhubungan dengan tujuan mereka. Misal: Dalam organisasi Himpunan
Mahasiswa Universitas Bakrie, tidak jarang saya dengan ketua HM atau dengan sesama rekan
membicarakan tentang hobi atau makanan kesukaan kami, yang mana hal ini tidak
berhubungan dengan tujuan dari HM UBakrie.
Komunikasi strategis adalah komunikasi yang berfokus pada tujuan organisasi dan
untuk memajukan misi organisasi. Biasanya dibentuk, dirancang, direncanakan, dan
dilaksanakan sesuai dengan jenis, struktur, dan budaya organisasinya. Misal: Di Himpunan
Mahasiswa Universitas Bakrie semua pihak internal baik anggota senior maupun junior,
wajib saling membantu dan bertanggung jawab terhadap setiap acara yang dibuat seperti
MILK, Gesenika, Kupas Tuntas, dll. Jadi bukan berarti anggota senior bisa melepas tanggung
jawab dan hanya menjadi “penonton”, tapi dibudidayakan untuk turut berpartisipasi terhadap
setiap acara HM agar sukses.
Jadi, tanpa adanya komunikasi yang strategis bisa membuat komunikasi organisasi
tidak berjalan lancar. Mau pada tingkat mikro atau internal misalnya sesama rekan dan leader.
Serta pada tingkat makro atau eksternal yaitu masyarakat dan sesama organisasi lain yang
bekerjasama dengan organisasi kita. Karena komunikasi strategis seperti merancang proses
kerja, menetapkan tujuan, menciptakan strategi itu bisa membuat aktivitas dan tujuan
organisasi dilakukan lebih efektif salah satunya melalui komunikasi di dalam organisasinya.
Government Organizations: sarana yang mengatur suatu komunitas atau negara. Tujuan
utama lembaga pemerintah adalah memberikan barang dan jasa yang bermanfaat bagi
pemangku kepentingan eksternal misal anggota angkatan bersenjata, atau warga negara di
suatu wilayah, dan bukan untuk menghasilkan keuntungan. Contohnya Dinas Pendidikan
yaitu Kemendikbud pada tahun 2021 mengeluarkan program Kartu Indonesia Pintar, dan
tunjangan profesi guru yang bertujuan untuk meningkatkan pemerataan pendidikan yang
berkualitas kepada masyarakat.
2.2.1 Kompleksitas
Indikator antarhubungan, semakin banyak hieraki dan unit yang berbeda, maka akan
menyulitkan aliran informasi yang terjadi serta dapat menghambat komunikasi efektif karena
pesan harus melewati banyak saluran sebelum mencapau tujuannya (rentan terjadinya miss
communication) mencangkup pada diferensiasi horizontal (banyaknya tanggung jawab, tugas,
dan departemen), ukuran organisasi (jumlah karyawan), hierarki vertikal (lapisan strukrut
organisasi, wewenang/jabatan).
Contoh : Himpunan mahasiswa ilmu komunikasi memiliki banyak departemen yang
menangani berbagai macam kegiatan dan progam kerja dan program kerja yang dilaksanakan
tersebut mungkin banyak melibatkan banyak tahapan dan koordinasi antara departemen.
2.2.2 Sentralisasi
sejauh mana kekuasaan untuk membuat keputusan dan menyusun strategi, terkonsemtrasi
pada tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi. dalam suatu organisasi komunikasi sering
terjadi dari atas ke bawah, dengan sedikit kesempatan anggota dibawah memberi masukan,
ini dapat memperlambat aliran informasi dan menhambat inovasi.
Contoh : Saat sedang membuat satu keputusan penting, seperti kebijakan organisasi, makaa
akan diputuskan oleh satu pusat kekuasaan seperti kepala departemen dan wakil kepala
departemen atau badan pengurus inti dari himpunan mahasiswa tersebut.
2.2.3 Formalisasi
sejauh mana prosedur, kebijakan, dan aturan tertulis mengatur perilaku dan komunikasi
dalam suatu organisasi. formalisasi yang tinggi damapt membatasi fleksibilitad dan
spontanitas dalam komunikasi organisasi, sedangkan formalisasi yang rendah dapat
meningkatkan kreatifitas dan adaptasi di dalam suatu organisasi.
Contoh : Himpunan mahasiswa Ilmu Komunikasi memeiliki sebuah peraturan tertulis yang
jelas, seperti kode etik yang mengatur tata kelola dan perilaku anggotanya. atau seperti saat
sedanag melakukan proses rekrutmen anggota baru dan penempatan kedalam posisi
kepemimpinan maka dapat dilakukan melalui prosedur formal yang ditetapkan.