Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI

PUSKESMAS TEMAYANG BOJONEGORO

Pembimbing Ruangan :
Sumiyati Amd. Keb

Pembimbing Akademik :
Suci Arsita Sari SST. M. K. M

Disusun Oleh :
Ananda Nur Fitri A. 21222010008
Yasmin Agdellya P. A 22152010010
Adinda Tasya S. 22152010013
Eli Yuliani 22152010014

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN KEGIATAN PENYULUHAN HIPERTENSI

Mengetahui/Menyetujui

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

( Sumiyati Amd. Keb ) ( Suci Arsita Sari SST. M. K. M )


Satuan Acara Penyuluhan

1. Topik : Hipertensi
2. Sub topik : a. Definisi Hipertensi
b. Klasifikasi Hipertensi
c. Etiologi Hipertensi
d. Patofisiologi Hipertensi
e. Tanda dan Gejala Hipertensi
f. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
g. Penatalaksanaan Hipertensi
3. Sasaran : Lansia Puskesmas Temayang
4. Hari/ tanggal : Jumat, 8 Maret 2024
5. Waktu : 10 Menit
6. Tempat : Puskesmas Temayang
7. Metode : -Ceramah
- Tanya Jawab
8. Media : - Leaflet

9. Tujuan
A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 10 menit, ibu hamil yang datang
mengikuti jalannya penyuluhan dapat mengetahui dan memahami tentang pentingnya
nutrisi bagi ibu hamil.
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti proses penyuluhan 10 menit peserta penyuluhan dapat memahami :
1) Definisi dari Hipertensi
2) Klasifikasi Hipertensi
3) Etiologi/Penyebab Hipertensi
4) Patofisiologi/Mekanisme Hipertensi
5) Tanda dan Gejala Hipertensi
6) Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
7) Penatalaksaan/Pengobatan Hipertensi
10. Kegiatan

No Tahapan Kegiatan Kegiatan Fasilitator Kegiatan Peserta Waktu

- Salam
- Menjawab Salam
- Memperkenalkan diri
- Mendengarkan
1 Pembukaan/Pendahuluan - Kontrak Waktu - Menyimak 2 menit
- Mengkondisikan
- Peserta menyampaikan
peserta untuk
pendapatnya
berkonsentrasi

- Menjelaskan Definisi
Hipertensi
- Menjelaskan
Klasifikasi Hipertensi
- Menjelaskan
Etiologi/Penyebab
Hipertensi
- Menjelaskan - Mendengarkan
Patofisiologi/Mekanisme
2 Pelaksanaan/Penyajian - Menyimak 5 menit
Hipertensi
- Menanyakan
- Menjelaskan Tanda
dan Gejala Hipertensi
- Menjelaskan
Pemeriksaan Penunjang
Hipertensi
- Menjelaskan
Penatalaksanaan
Hipertensi

- Menyimpulkan - Menyimpulkan
3 Evaluasi/Penutup - Menjawab Pertanyaan - Memberi pertanyaan 3 Menit
- Memberi Salam - Menjawab Salam
11. Evaluasi:
a. Prosedur : Setelah penjelasan materi.
b. Bentuk : Uraian kegiatan.
c. Kisi-kisi :

No indikator Nomor item Jumlah soal ket


1 Definisi Hipertensi 1 1
2 Klasifikasi Hipertensi 2 1

3 Etiologi/Penyebab Hipertensi 3 1

4 Patfisiologi/Mekanisme 4 1
Hipertensi
5 Tanda dan Gejala Hipertensi 5 1
6 Pemeriksaan Penunjang 6 1
Hipertensi
7 Penatalaksanaan Hipertensi 7 1

Junlah 7
MATERI

1. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran
atau lebih.
Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular
aterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi menimbulkan
risiko morbiditas atau mortalitas dini, yang meningkat saat tekanan darah sistolik
dan diastolic meningkat. Peningkatan tekanan darah yang berkepanjangan merusak
pembuluh darah diorgan target (jantung, ginjal, otak dan mata).
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit
saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar
resikonya. (Price, 2000)
Jadi, hipertensi adalah peningkatan tekanan darah ≥140/90 mmHg secara
kronis.

2. Klasifikasi
Hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
 Normal: Sistolik kurang dari 120 mmHg diastolic kurang dari 80 mmHg.
 Prahipertensi: Sistolik 120 sampai 139 mmHg diastolic 80 sampai 89 mmHg.
 Stadium 1: Sistolik 140 sampai 159 mmHg diastolic 90 sampai 99 mmHg.
 Stadium 2: Sistolik >169 mmHg diastolic > mmHg. Berdasarkan etiologinya, hipertensi
diklasifikasikan menjadi:
1. Hipertensi primer/esensial (insiden 80-95%): hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder: akibat suatu penyakit atau kelainan mendasari, seperti
stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, feokromositoma,
hiperaldosteronisme, dan sebagainya.
3. Etiologi/Penyebab
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :
1. Hipertensi Primer ( esensial )
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhinnya yaitu: genetic, lingkungan, hiperaktifitas
saraf simpatis system renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca
intraseluler. Faktor- faktor yang meningkatkan resiko: obesitas, merokok,
alcohol dan polisitemia.
2. Hipertensi sekunder
Penyebabnya yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing
dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan atau tekaanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan teperkanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adlah terjadinya perubahan-
perubahan pada:
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumennya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

4. Patofisiologi/Mekanisme
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar darikolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di torak dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan
dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan
vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut biasa
terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroidlainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke, mengakibankan
pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin I, saat vasokonstriktor kuat, yang padagilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone inimenyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
5. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak tertukar.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebannyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas,kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun

6. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan laboratorium
Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindentifikasikan faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
BUN/ kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
Glucose: hiperglikemi (DM adalah pencetus hiperteni) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
Urinalisa: darah,protein, glukosa, mmengisaratkan disfungsi ginjal da
nada DM.
- CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
- EKG: dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
- IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan ginjal.
- Photo dada: menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
7. Penatalaksanaan
Tujuan setiap program terapi adalah untuk mencegah kematian dan
komplikasi dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah arteri pada
atau kurang dari 140/90 mmHg (130/80 mmHg untuk penderita diabetes melitus
atau penderita penyakit ginjal kronis) kapan pun jika memungkinkan.
Terapi Non Farmakologi
Modifikasi gaya hidup:
a. Penurunan berat badan
b. Pengurangan asupan alkohol
c. Pengurangan asupan natrium
d. Olahraga teratur
e. Teknik relaksasi
f. Penghentian rokok
g. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertention) dengan asupan
tinggi buah, sayuran, dan produk susu rendah lemak telah terbukti
menurunkan tekanan darah tinggi.
2. Terapi Farmakologi
Pilihan obat untuk terapi permulaan:
1) Hipertensi tanpa indikasi khusus
a. Hipertensi derajat 1
Tekanan darah sistolik 140-159 mmHg atau Tekanan darah diastolic
90-99 mmHg. Umumnya diberikan diuretic gol Thiazide. Bisa
dipertimbangkan pemberian penghambat EKA, ARB, penyekat B,
antagonis Ca atau Kombinasi.
b. Hipertensi derajat 2
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau Tekanan darah distolik >
mmHg. Umumnya diberi kombinasi 2 macam obat (diuretic golongan
Thiazide dan penghambat EKA atau ARB atau penyakit b, atau
antagnis Ca).
2) Hipertensi indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus:
Obat anti hipertensi lainnya (diuretic, penghambat EKA, ARB, Penyekat
B, antagonis Ca) sesuai yang diperlukan.
Bila sasaran tekanan darah tak tercapai, optimalkan dosis atau
penambahan jenis obat sampai target tekanan darah tercapai dan
pertimbangkan untuk konsultasi dengan spesialis hipertensi.
DOKUMENTASI
ABSENSI PENYULUHAN HIPERTENSI
HARI/TANGGAL : JUMAT, 8 MARET 2024
PUKUL : 09.00 WIB

No Nama Alamat TTD

Anda mungkin juga menyukai