Anda di halaman 1dari 2

MOCH SOFI ALLFAJR

22201011012

MATA KULIAH ; ASWAJA

1. Konsep Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (ASWAJA) ala Nahdlatul Ulama dalam Islam
yang dipegang oleh Nahdlatul Ulama (NU) ialah menekankan pemahaman ajaran Islam
yang berlandaskan pada Al-Qur'an, Hadis, Ijma' (kesepakatan para ulama), dan Qiyas
(analogi). NU mengikuti aliran ajaran Sunni, dan juga menekankan prinsip keberagaman
dan toleransi, menghormati perbedaan dalam menjalankan ajaran Islam. Mereka
mempromosikan kehidupan berdampingan antar umat beragama serta menolak paham
radikal dan ekstremisme.

ASWAJA Dalam beraqidah menganut :

1. Imam Abul Hasan Al-Asy'ari (Basroh)

2. Imam Abu Mansur Al-Maturidi (Samaroqondi)

Dalam segi Fiqih mengikuti salah 1 dari mazhab 4 yaitu:

1. Imam Abu Hanifah,

2. Imam Malik,

3. Imam Syafi'i,

4. Imam Ahmad bin Hanbal.

Dalam Bertasawuf mengikuti salah satu dari 2 mazhab :

1. Abul Qosim Al-Juanidi,

2. ImamAl-Ghozali

2. harus bermazhab, karena Hakikat kebenaran dalam bermazhab dalam Islam khusus
ASWAJA yang berkaitan erat dengan al-ahkam al-ijtihadiyah (hukum-hukum praktis hasil
ijtihad) akan lebih aman, terjaga, selamat dari kekeliruan pemahaman, jauh dari
ketersesatan dan lebih maslahat apabila dalam beragama umat Islam bersedia
mengikuti dan terikat kepada salah satu dari mazhab yang empat (mazhab: al-Hanafi, al-
Maliki, al-Syafi'i atau al-Hanbali), karena para imam mazhab (mujtahidun) itu telah
disepakati para ulama paling memiliki otoritas dan lebih bisa dipercaya dalam
menafsirkan sumber utama hukum Islam, yakni Al-Qur’an dan al-Sunnah, dan merekalah
ulama yang diberi kewenangan oleh Allah dan Rasul-Nya untuk menjelaskan kebenaran
agama Islam kepada kita semua. Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris ilmu dan
amalan para nabi terdahulu yang wajib kita ikuti dan harus kita hormati.
3. Talfiq : mencampur antara dua pendapat dalam satu qadliyah (masalah), baik sejak
awal, pertengahan dan seterusnya, yang nantinya, dari dua pendapat itu akan
menimbulkan satu amaliyah yang tak pernah dikatakan oleh orang(ulama dahulu)
berpendapat.”

berwdhu akan melakukan thowaf dengan berwudhu'nya menggunakan mazhab syafi'i,.


lalu thowaf dengan dengan mazhab maliki yang di mana bersentuhan ajnabiyah tidak
batal thowaf tsb.

ittiba' : beragama dengan mengetahui dalil akan tetapi tidak tahu cara mengolahnya.
sunnah nya menggunakan siwak dengan dasar hadist nabi akan tetapi ia tidak tahu
pelaksanan urutan menggunakan siwak.

4. Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (ASWAJA) mengakomodir tradisi dan budaya dengan
memungkinkan variasi dalam pelaksanaan ibadah tanpa melanggar prinsip-prinsip dasar
Islam. Contoh-contoh inklusivitas terhadap tradisi dan budaya meliputi:

1. Pakaian:

- Menerima variasi dalam pakaian yang sesuai dengan norma dan adat lokal, selama
tidak bertentangan dengan prinsip Islam.

2. Ibadah Lokal:

- Mengakomodir adat istiadat lokal dalam pelaksanaan pernikahan dan acara


keagamaan, selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

3. Bahasa:

- Memfasilitasi ibadah dalam bahasa lokal untuk mempermudah pemahaman dan


meresapi makna ajaran Islam.

4. Seni dan Kesenian:

- Mendorong seni dan kesenian lokal yang tidak melanggar norma agama, seperti seni
rupa dan musik yang bersifat positif.

5. Makanan:

- Menghormati variasi kuliner lokal, dengan catatan bahwa makanan yang dikonsumsi
harus halal sesuai ajaran Islam.

6. Adat Istiadat:

- Menyesuaikan acara keagamaan dengan adat istiadat setempat, selama tetap dalam
batas-batas syariah. Semua ini mencerminkan upaya untuk menjaga harmoni antara
ajaran Islam dan keberagaman budaya serta tradisi lokal tanpa mengorbankan prinsip-
prinsip agama.

Anda mungkin juga menyukai