Disusun Oleh :
Kelompok 3
Ariyo Febri Ardiyansyah (224105030008)
Sundusiyah (224105030014)
Firdausia (224105030024)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allahu Rabbi atas segala nikmat sempat dan sehat,
dengan demikian dapat kita manfaatkan sebagimana semestinya. Rasa syukur tak luput untuk
senantiasa tercurahkan kepada Allah Swt yang juga telah memberikan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu. Maka terbentuklah makalah ini dengan
judul tanggung jawab hukum akuntan publik.
Sholawat serta salam juga tidak lupa untuk terus dijunjungkan kepada Rasulullah SAW
yang membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman intelektual sampai generasi Z
sekarang ini.
Pada kesempatan ini, kami selaku penulis, mengucapkan terimakasih kepada Ibu Denari
Dhahana Ediyarsih S.A., M.A. yang telah memberikan tugas makalah ini di semester keempat.
Bagi kami, ini merupakan pembelajaran untuk dapat lebih baik dalam pembelajaranberikutnya.
Maka dari itu kami memohon maaf apabila makalah ini terdapat banyak kesalahanbaik dalam
penulisan, percetakan, dan sebagainya.
Kami sangat membutuhkan saran, kritik dan sekaligus pesan, dalam ketidak
sempurnaan makalah ini yang nanti harapannya, kami dapat lebih menyempurnakan makalah
ini, baik dari segi penulisan, gaya bahasa, materi - materi terkait, bahkan juga pencetekan. Dan
kami juga menghrapkan agar makalah ini dapat bermanfaat untuk pihak lain yang memiliki
kepintingan tertentu. khususnya juga bermanfaaat bagi diri kami pribadi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................... 4
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Suatu laporan keuangan yang telah diaudit akan lebih mempunyai
nilaikepercayaan di mata para pemakai informasi jika dibandingkan dengan
laporankeuangan yang tidak diaudit. Dalam hal ini terjadi suatu expectation gap antara
pengguna laporan keuangan yang telah diaudit untuk mendapatkan informasi
yangmemadai atas laporan keuangan, namun di sisi lain adanya keterbatasan dalam
audityang dihadapi oleh akuntan publik. Akuntan publik dalam melaksanakan
auditnyaakan selalu menghadapi risiko dimana laporan keuangan dianggap wajar,
tetapikemudian pada kenyataannya pendapat tidak wajar bisa diterbitkan karena
adakesalahan material yang mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan
.Untuk itu, setidak-tidaknya seorang akuntan publik harus berpegang teguh padastandar
profesi dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perihal penegakan hukum profesi terhadap tanggung-jawab akuntan
publikmenjadi hal yang sangat penting pada saat ini, hal ini didapat dilihat dari
lingkupakibat yang disebabkan ataupun pencegahan untuk terjadinya kasus-kasus
audityang lebih besar, bukan tidak mungkin kasus Enron yang menggemparkan
pasarmodal yang terjadi di Amerika dapat terjadi di Indonesia.Tugas dan kewajiban
akuntan publik diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), manakala
akuntan publik tidak mentaatinya disitulah terjadinya pelanggaran oleh akuntan publik.
Dalam lingkup inilah penulis bermaksud untuk lebih jauh Memahami tuntutan hukum
yang dihadapi akuntan publik, dan contoh-contoh fraud di Indonesia dan Amerika
Serikat.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja hukum yang dihadapi akuntan publik ?
2. Apa saja Contoh-Contoh fraud di Indonesia dan Amerika Serikat ?
1.3. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui hukum yang dihadapi akuntan public
2. Untuk mengetahui contoh-contoh fraud di Indonesia dan Amerika Serikat
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Tuntutan hukum yang dihadapi akuntan publik
Dalam hal terjadinya pelangaran yang dilakukan oleh seorang Akuntan Publik
dalam memberikan jasanya, baik atas temuan-temuan bukti pelanggaran apapun yang
bersifat pelanggaran ringan hingga yang bersifat pelanggaran berat, berdasarkan PMK
No.17/PMK.01/2008 hanya dikenakan sanksi administratif, berupa: sanksi peringatan,
sanksi pembekuan ijin dan sanksi pencabutan ijin yang di atur antara lain dalam pasal
62 , pasal 63, pasal 64, pasal 65
Profesi yang menghadapi risiko Profesi Akuntan Publik di seluruh dunia
merupakan profesi yang yang sangat tinggi. Hampir semua akuntan publik menyadari
bahwa mereka harus memberikan jasa profesionalnya sesuai dengan standar
profesional akuntan publik mentaati kode etik akuntan publik dan memiliki standar
pengendalian mutu. Jika tidak akuntan publik bisa salah dalam memberikan opini,
karena memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian padahal laporan keuangan
mengandung salah saji material (ini disebut audit failure). Sejak terjadinya kasus
Enron, World Comp, Xerox dan lain- lain yang menyebabkan ditutupnya KAP Arthur
Anderson, kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik menurun drastis.
Di Amerika dikeluarkan Sarbanes Oxley Act untuk mencegah terulangnya kasus
serupa. Indonesia pun tidak mau ketinggalan, saat ini sudah dikeluarkan Undang-
Undang Akuntan Publik Nomor 5 Tahun 2011 Tanggal 3 Mei 2011 yang salah satu
pasalnya menyebutkan akuntan publik bisa dikenakan sanksi pidana jika terbukti lalai
dalam menjalankan tugasnya dan terbukti terlibat tindak pidana.
Bapepam LK (sekarang OJK) dan PPAJP Departemen Keuangan (sekarang
PPPK-Kementerian Keuangan) pun membuat berbagai aturan, antara lain menyangkut
independensi akuntan publik, pembatasan jangka waktu pemberian jasa audit (3 tahun
untuk Akuntan Publik dan 6 tahun untuk KAP yang memiliki lebih dari satu partner).
Seorang akuntan publik dibatasi pemberian jasa audit atas laporan keuangan
historis terhadap suatu entitas paling lama 5 tahun buku berturut-turut. Setelah 2 tahun
berturut-turut akuntan publik tidak memberikan jasa audit atas entitas yang sama
Akuntan Publik tersebut dapat memberikan kembali jasa audit terhadap entitas tersebut,
maka berdasarkan PP 20/2015 tidak ada pembatasan lagi untuk Kantor Akuntan Publik.
Akuntan publik bisa dituntut secara hukum oleh klien jika tidak bisa memenuhi
kontrak yang dibuat dengan klien atau tidak hati-hati (lalai) dalam memberikan jasa
profesionalnya.
Menurut Arens (2017: 139):
Audit professionals have a responsibility under common law to fulfill implied or
expressed contracts with clients. They are liable to their clients for negligence and/or
breach of contract should they fail to provide the services or not exercise due care in
their performance.
5
Salah satu pasal pada Undang-undang Akuntan Publik Nomor 5 Tahun 2011
menyebutkan bahwa akuntan publik bisa dike- nakan sanksi pidana jika terbukti lalai
dalam menjalankan tu- gasnya dan terbukti terlibat tindak pidana.
Tuntutan hukum yang dihadapi akuntan publik bisa ter- jadi karena:
a) Business Failure
Terjadi apabila perusahaan tersebut tidak mampu mem- bayar
kewajibannya atau tidak bisa memenuhi harapan investor karena kondisi
ekonomi atau bisnis seperti resesi, keputusan manajemen yang buruk, atau
persaingan dalam industri.
b) Audit Failure
Terjadi apabila akuntan publik memberikan opini yang tidak benar
karena gagal dalam memenuhi persyaratan- persyaratan yang diatur dalam
standar auditing.
c) Audit Risk
Risiko atau kemungkinan akuntan publik menyimpulkan bahwa laporan
keuangan telah disajikan secara wajar dan memberikan opini Wajar Tanpa
Pengecualian padahal da- lam kenyataannya laporan keuangan mengandung
salah saji secara material. Seorang auditor mungkin saja menaati seluruh
standar auditing, namun masih gagal mengungkapkan salah saji yang material
karena adanya kecurangan yang disembunyikan sehingga sulit dideteksi.
Tanggung jawab hukum akuntan publik terjadi jika timbul kelalaian atau
akuntan Publik tersangkut fraud. Jenis pelanggaran dapat dibedakan menjadi :
• Klien
• (Calon) investor
• Bapepam-LK (sekarang OJK)
• PPAJP-Departemen Keuangan (sekarang PPPK Kementerian Keuangan)
• Bank Indonesia
• Pengguna Laporan Keuangan
Sanksi yang diberikan PPPK Kementerian Keuangan bisa dalam bentuk
peringatan tertulis, penghentian sementara pemberian jasa akuntan publik atau, usulan
6
kepada Menteri Keuangan untuk pencabutan izin praktik akuntan publik tergantung
berat atau ringannya pelanggaran.
Sanksi yang diberikan OJK dalam bentuk peringatan tertulis, larangan
pemberian jasa di pasar modal. Pihak lainnya (klien, investor Bl, pengguna laporan
keuangan) bisa mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan jika merasa dirugikan.
Dengan adanya Undang-Undang Akuntan Publik tahun 2011, Akuntan Publik
yang belum terbukti melakukan tindak pidana bisa dijatuhi hukuman penjara atau denda
milyar dan rupiah.
Beberapa hal yang bisa dilakukan akuntan publik untuk menghindari tuntutan
hukum antara lain:
7
2.2. Contoh-Contoh Fraud Di Indonesia Dan Amerika Serikat
Tabel 3.1. Hasil Penelitian di luar negeri tentang karakteristik personal,
pengalaman audit, independensi akuntan publik, penerapan etika Akuntan Publik dan
kualitas audit
8
Tabel 3.3. Ikhtisar hasil penelitian empiric terdahulu efek kualitas tata Kelola
korporasi dan implementasi prinsil etika bisnis terhadap potensi kecurangan pelporan
keuangan
9
and Incentives for
Earnings Managements
2 Givoly dan Hyn Rising Conservatism: Peningkatan penggunaan
(2002) Implications for konservatisme menyebabkan
financial analysis pelaporan laba yang menurun,
peningkatan pelaporan rugi, dan
peningkatan perataan laba.
10
Tabel 3.5. Kasus Pelanggaran yang di lakukan oleh Akuntan Publik Tahun
2004-2009
Aspek yang Dilanggar Jumlah Kasus Pelanggaran Berdasarkan Total
Tahun Kasus
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Karakteristik Personal - - - 2 1 2 5
Akuntan
Pengalaman Audit 1 - - 2 2 1 6
Total Kasus 6 3 3 11 17 12 52
Tabel 3.6. Kasus Pelanggaran yang dilakukan oleh akuntan Publik diIndonesia
selama tahun 2008-2009
No. Nama Jenis Pelanggaran Sanksi
Akuntan
Publik
1 EL Pelanggaran terhadap SPAP Sanksi permbekuan izin
dalam mengaudit laporan praktik selama 12 bulan
keuangan PT SR tahun 2005 terhitung sejak
dan PT HBP tahun 2004 tanggal 6 Maret 2008
2 OPA Pelanggaran terhadap SPAP Sanksi pembekuan izin praktik
dalam mengaudit Laporan selama 9 bulan terhitung sejak
keuangan PT ESI tahun 2007 tanggal 29 April 2008
3 TH Pelanggaran terhadap Kode Sanksi pembekuan izin usaha
Etik Akuntan Publik selama 24 bulan terhitung
sejak tanggal 11 Juni 2008
4 DH Pelanggaran terhadap SPAP Sanksi pembekuan izin praktik
dalam mengaudit laporan selama 6 bulan terhitung sejak
keuangan PT PS tanggal 20 Juni 2008
(Persero) tahun 2005
5 SS Pelanggaran terhadap SA- Sanksi pembekuan izin
SPAP dalam pelaksanaan terhitung mulai 21 Juli 2008
audit atas laporan keuangan dan berlaku selama 3 bulan
PT ST (Persero)
tahun buku 2004-2008
6 AHN Pelanggaran terhadap SA- Sanksi pembekuan izin
SPAP dalam pelaksanaan terhitung muali 21 Juli 2008
audit atas laporan keuangan dan berlaku selama 3 bulan
PT ST (Persero) tahun
buku 2002 dan 2003
11
7 LP Pelanggaran terhadap SA- Sanksi pembekuan izin
SPAP dalam pelasanaan audit terhitung mulai 21 Juli 2008
atas laporan keuangan PT ST dan berlaku selama 3 bulan.
(Persero) periode tahun buku
yang berakhir 30 Juni 2007
8 RH Pelanggaran terhadap standar Sanksi pembekuan Izin selama
auditing -SPAP dalam g bulan terhitung mulai
mengaudit laporan keuangan tanggal 15 Desember 2008
PT STM untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2006
9 MZ Pelanggaran terhadap Standar Sanksi pembekuan izin selama
Auditing - SPAP dalam 3 bulan terhitung mulai
mengaudit atas laporan tanggal 22 Desember 2008
keuangan PT
PBM tahun buku 2007
10 U Pelanggaran terhadap SA- Sanksi pembekuan izin selama
SPAP dalam pelaksanaan 3 bulan terhitung mulai
audit atas laporan keuangan tanggal 10 Desember 2008
yayasan kesejahteraan
karyawan PT P tahun 2007
11 TW Pelanggaran terhadap SA- Sanksi pembekuan izin selama
SPAP dalam pelaksanaan bulan terhitung mulai tanggal
audit atas laporan keuangan 10 Desember 2008
yayasan kesejahteraan
pegawai PUPB untuk periode
31 Oktober 2006-31 Juli 2007
12 IMO Pelanggaran terhadap standar Sanksi pembekuan izin selama
auditing standar profesional 7 bulan terhitung mulai
akuntan publik dalam tanggal 10 Desember 2008
pelaksanaan audit atas
laporan keuangan PT
ME tahun buku 2006
13 ZAF Pelanggaran terhadap standar Sanksi pembekuan izin praktik
auditing, SPAP dalam selama 6 bulan terhitung sejak
pelaksanaan audit atas tanggal 23 Januari 2009
laporan keuangan PT
LILS tahun buku 2007
12
9 Volkswagen 2005 Kasus korupsi
10 Jerome Kerviel 2008 Kasus Korupsi
Tabel 3.8. Kasus Skandal Akuntansi Amerika Serikat Bulan Maret Tahun 2009
No. Litigation Relesase Perusahaan Tuduhan
1 No. 20926/5 Maret Devirsified Lending Froud dalam investasi real
2009 Group and Applied estate
2 No. 20927/5 Maret Pediatrix Medical Kesalahan dalam menyajikan
2009 Group informasi tentang stock
options grants dalam laporan
keuangan executives dan
karyawan
3 No. 20928/5 Maret Zahra Ghods and Melakukan pelanggaran atas
2009 RUSA Cap., Inc the federal securities laws
4 No. 20929/5 Maret Cempetitive Skema manipulasi harga
2009 Technologies saham
5 No. 20951/5 Maret Sunwest Pelanggaran terhadap
2009 Management, Inc., Securities act of 1933 Section
Cayon Creek 17 (a) dan the Securities
Development, Inc., Exchange Act of 1934 Section
and Cayon Creek 10 (b)
Financial. LLC and
Jon M Harder
6 No. 20959/17 Maret Tecumseh Holdings Fraud dalam penawaran dan
2009 Corporation, penjualan surat berharga
Tecumseh Tradevest
LLC, and S.B.
Cantor & Co., Inc.
7 No. 20968/23 Maret International Realty Penggelapan dana milik
2009 Holdings, Inc. invetors
8 No. 20974/26 Maret Millenium Bank Manipulasi data pada transaksi
2009 certificates of deposit
13
juta melalui investment advisory
FJR Corporation
3 No.20799/6 Michael E.Kelly dan Manipulasi keuangan setidaknya
25 orang pelaku $428 juta melalui the universal lease
lainnya scheme yang diperoleh melalui
investor yang ada AS dengan dana
lebih dari $136 juta yang
diinvestasikan melalui IRA accounts
4 No.20800/7 Phony Investment Melakukan Kecurangan kurang
November Adviser Jeffrey lebih sebesar $150.000 yang
2008 Laumbattus diperoleh dari setidaknya 12
investor individual. Uang tersebut
dijanjikan akan diinvestasikan di
pasar modal. Kenyataanya,
Perusahaan tidak pernah
menginvestasikan uang tersebut.
Tetapi digunakan untuk kepentingan
pribadi.
14
4 UU No. 34 Th. • Peraturan • Ketentuan Pasal 4 dan Pasal
1954 pelaksanaan 5 Undang-Undang No.34
UU No 34 Tahun 1954 dicabut dan
th 1954 dinyatakan tidak berlaku
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari materi tersebut, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab akuntan public
yang terdiri dari tuntutan hukum yang dihadapi akuntan public. Fraud harus bis akita
pahami untuk auditing karena kita bisa melakukan antisipasi dini/mencegah fraud,
supaya tidak terlibat Tindakan fraud, karena fraud diistilahkan sebagai kecurangan yang
dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu seperti menipu atau memberikan
gambaran keliru kepada pihak-pihak lain, yang dilakukan oleh orang- orang dalam
ataupun luar organisasi. Maka dari itu dalam pengauditan harus lebih memahami
tentang tanggung jawab hukum akuntan public dan fraud.
3.2. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna,
baik dalam segi penulisan ejaan dan tanda baca ataupun dalam penyajian materinya.
Untuk itu kritik dan saran diperlukan untuk evaluasi agar dalam penulisan makalah
kedepannya menjadi lebih baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S. (2017). Auditing: Petunjuk Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Edisi 5 Buku
1. Jakarta: Selemba Empat.
Agoes, S. (2019). Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Buku
1 Edisi 5. Jakarta: Selemba Empat.
Iskandar, S. (2019). Pengaruh Indepedensi, Kompetensi, Integritas dan Akuntabilitas Auditor
terhadap Kualitas Audit ( Studi Empiris Pada KAP di Kota Malang). E-JRA Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang Vol.8, No. 8., 1-12.
Jumaiyah. (2022). Modul Ajar Auditing 1. Sumatra Barat: Mitra Cendekia Media.
17