Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Kelompok, Mata Kuliah Pengantar Bank Syariah Semester
Dua, Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Nama Kelompok :
1. Andini 2204020091
2. Gheby Afrylia 2204020101
3. Muh.Sahrul 2204020098
4. Ratih Gahotri 2204020088
Dosen Pengampu :
2023
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah swt. atas rahmat dan karunia –
Nya sertakesempatan sehinggah kami telah menyelesaikan makalah mata kuliah
Pengantar Bank Syariah yang berjudul “Sistem dan prosedur prinsip Ar-Rahn”
dapat diselesaikan tepat waktu. Tidak lupa sholawat serta salam kepada Nabi
Muhammad saw.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran sangat kami butuhkan guna
memperbaiki makalah diwaktu mendatang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II .......................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Dari Sistem Prosedur Prinsip Ar-Rahn ............................................... 3
2.2 Bagaimana prosedur pemberian dan pengambilan jaminan Ar-Rahn
dilakukan................................................................................................................... 4
2.3 Bagaimana penilaian nilai barang jaminan dalam Ar-Rahn dilakukan .................. 5
2.4 Bagaimana mekanisme jaminan Ar-Rahn beroperasi dalam transaksi
keuangan syariah ....................................................................................................... 6
BAB III......................................................................................................................... 8
PENUTUP .................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 9
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Disamping alasan rasional, bahwa gadai ini memilki potensi pasar yang
besar,sistem pembiayaan ini memang memiliki landasan syariah. Apalagi terbukti,
dinegara-negara dengan mayoritas penduduk muslim, seperti di Timur Tengah
danMalaysia, pegadaian syariah telah berkembang pesat sehingga dalam
pembahasanmakalah ini akan kami bahas mengenai tentang rahn.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sistem prosedur prinsip Ar-rahn?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem prosedur prinsip Ar-rahn.
Ar-Rahn dilakukan.
Ar-Rahn dilakukan.
syariah?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam konteks ar-Rahn, pemberi gadai disebut sebagai "rahn" atau "muqarrij" dan
penerima gadai disebut sebagai "marhun" atau "muqtarun". Muqtarun adalah pihak yang
memberikan pinjaman dengan syarat-syarat tertentu dan mengambil jaminan berupa
3
barang berharga. Marhun adalah pihak yang memberikan jaminan berupa barang
berharga untuk mendapatkan pinjaman.
Persetujuan Pihak Terlibat: Pihak kreditur dan debitur harus sepakat mengenai
pinjaman atau hutang yang diberikan serta jenis barang berharga yang akan
dijadikan jaminan.
Penilaian Barang: Barang yang akan dijadikan jaminan harus dinilai oleh pihak
yang berkompeten untuk menentukan nilai taksiran yang adil dan wajar.
Penilaian ini dapat dilakukan oleh ahli penilai independen.
Pemberian Agunan: Debitur memberikan barang berharga tersebut sebagai
agunan kepada kreditur. Hal ini biasanya ditandai dengan penyerahan fisik
barang atau pembuatan akta jaminan.
Pembuatan Perjanjian Ar-Rahn: Pihak kreditur dan debitur membuat perjanjian
Ar-Rahn yang memuat syarat-syarat pemberian jaminan, termasuk periode
pinjaman, bunga atau imbalan yang harus dibayar, serta hak dan kewajiban
masing-masing pihak.
Penyimpanan Barang: Barang yang dijadikan jaminan disimpan oleh kreditur
dengan cara yang aman dan terjaga. Kreditur harus menjaga barang tersebut agar
tidak mengalami kerusakan atau kerugian selama masa pinjaman.
4
Adapun prosedur Pengambilan Jaminan Ar-Rahn ialah:
5
Konsistensi dengan Prinsip Syariah: Penilaian nilai barang jaminan dalam Ar-
Rahn juga harus memperhatikan prinsip-prinsip syariah, seperti adil, jujur, dan
tidak melibatkan unsur-unsur riba. Penilai harus memastikan bahwa penilaian
dilakukan dengan objektivitas dan integritas yang tinggi, mengikuti prinsip-
prinsip syariah yang berlaku.
Jenis Barang yang Dinilai: Penilaian nilai barang jaminan dalam Ar-Rahn dapat
mencakup berbagai jenis barang seperti emas, perak, kendaraan bermotor,
perhiasan, atau barang berharga lainnya. Penilaian dilakukan berdasarkan
karakteristik unik dari masing-masing jenis barang.
Periode Penilaian: Penilaian nilai barang jaminan dalam Ar-Rahn biasanya
dilakukan pada awal transaksi sebagai bagian dari proses penentuan nilai
jaminan. Namun, jika terjadi perubahan nilai barang selama masa jaminan, pihak
bank atau lembaga keuangan syariah dapat melakukan penilaian kembali untuk
menentukan nilai aktualnya.
Penting untuk dicatat bahwa proses penilaian nilai barang jaminan dalam Ar-Rahn
dapat bervariasi antara lembaga keuangan syariah yang berbeda dan tergantung pada
jenis barang yang digunakan sebagai jaminan.
6
Penerimaan barang jaminan: Penerima pinjaman memberikan barang yang
bernilai sebagai jaminan kepada pemberi pinjaman. Barang tersebut harus
memiliki nilai yang cukup untuk menutupi jumlah pinjaman jika terjadi
wanprestasi.
Penyimpanan barang jaminan: Barang jaminan disimpan oleh pemberi pinjaman
atau pihak ketiga yang ditunjuk sebagai penjaga barang. Penyimpanan harus
dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan atau hilangnya barang.
Penggunaan barang jaminan: Selama masa pinjaman, penerima pinjaman dapat
terus menggunakan barang jaminan sejauh tidak melanggar ketentuan yang
disepakati. Misalnya, jika jaminan adalah kendaraan, penerima pinjaman masih
dapat menggunakannya selama masa pinjaman, kecuali jika terjadi pelanggaran
atau wanprestasi.
Pelunasan pinjaman: Penerima pinjaman harus membayar kembali pinjaman
sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan. Jika penerima pinjaman tidak
dapat melunasi pinjaman tepat waktu, pemberi pinjaman memiliki hak untuk
menjual barang jaminan untuk mendapatkan pembayaran atas pinjaman tersebut.
Pelaksanaan jual beli barang jaminan: Jika penerima pinjaman gagal melunasi
pinjaman tepat waktu, pemberi pinjaman memiliki hak untuk menjual barang
jaminan melalui mekanisme jual beli. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
pembayaran yang cukup untuk menutupi jumlah pinjaman yang belum dibayar.
Pembagian kelebihan atau defisit: Jika hasil penjualan barang jaminan melebihi
jumlah pinjaman yang belum dibayar, kelebihan tersebut akan dikembalikan
kepada penerima pinjaman. Namun, jika hasil penjualan kurang dari jumlah
pinjaman yang belum dibayar, penerima pinjaman masih bertanggung jawab
untuk melunasi sisa hutang tersebut.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ar-Rahn adalah sebuah konsep dalam hukum Islam yang mengacu pada jaminan
gadai. Ar-Rahn melibatkan penyerahan sementara dari properti berharga oleh
pemberi gadai kepada penerima gadai sebagai jaminan atas pinjaman yang diberikan.
Dalam Ar-Rahn, yang merupakan salah satu bentuk transaksi jaminan dalam sistem
perbankan syariah, penilaian nilai barang jaminan dilakukan dengan cara yang
berbeda dibandingkan dengan sistem konvensional. Ar-Rahn adalah salah satu
bentuk transaksi jaminan dalam sistem keuangan Islam. Transaksi ini melibatkan
pemberian agunan (jaminan) terhadap suatu barang berharga sebagai pengganti
pinjaman atau hutang yang diberikan oleh pihak kreditur kepada pihak debitur.
3.2 Saran
Demi kelancaran dan kesempurnaan pembuatan makalah ini, kami mohon
kepada para pembaca untuk memberikan saran dan kritiknya yang membangun.
Karena kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan
dan khilafannya.
8
DAFTAR PUSTAKA