FARHAN IRHASINNABA/XI 4/13
Transkip Wawancara
Judul
Pertanyaan
Bagaimana peran agama dalam mengatur dan
mendukung tradisi kenduri dan jimpitan di
Desa Kalibeber?
Sejauh mana nilai-nilai agama tercermin dalam
pelaksanaan silaturahmi melalui tradisi kenduri
dan jimpitan?
Apakah terdapat perbedaan pandangan atau
interpretasi terhadap aspek-aspek agama dalam
mewujudkan silaturahmi melalui tradisi
tersebut?
Bagaimana hubungan antara tokoh agama dan
masyarakat dalam mempromosikan dan
menjaga tradisi kenduri dan jimpitan?
Apakah ada konflik atau perbedaan pendapat
yang muncul antara norma agama dan
pelaksanaan tradisi kenduri serta jimpitan?
Bagaimana peran tokoh agama dalam
menyeimbangkan antara kebutuhan spiritual
dan tradisi sosial masyarakat di Desa
Kalibeber?
Bagaimana persepsi masyarakat terhadap
integrasi antara ajaran agama dan tradisi
kenduri serta jimpitan dalam membangun
silaturahmi?
Apakah terdapat perubahan dalam interpretasi
Jawaban Responden
Jadi antara tradisi kenduri dan jimpitan
terutama tradisi kenduri, itu sangat terkait dan
saling berhubungan dengan agama Islam,
karena isi dari tradisi kenduri itu sendiri yaitu
tentang bacaan kalimat-kalimat yang ada di Al-
Quran
Nilai silaturahmi ini sangat tercermin dalam
tradisi itu sendiri, karena ketika tradisi kenduri
dilaksanakan, semua orang saling bertemu dan
mengumpul di rumah satu orang untuk
slametan istilahnya, nah jika jimpitan sendiri,
orang-orang mengambil beras dari beras yang
dikumpulkan per Rukun Tetangga lalu
disumbangkan
Karena konteks agama dengan tradisi satu desa
itu masih satu keyakinan, jadi dengan
perbedaan pandangan itu masih minim,
maksudnya satu desa itu tradisi kenduri dan
jimpitan sama, tidak ada perbedaan cara
pelaksanaanya terutama tidak ada perbedaan
sama sekali
Kalau itu, dengan tradisi kenduri biasanya
yang memimpin acaranya kiai dan kalau
jimpitan itu pihak RT yang menjadi
penanggung jawab
Tidak ada sama sekali karena isi tradisinya juga
bermanfaat bagi masyarakat
Mungkin cara menyeimbangkan jawabannya
tidak ada, karena antara kebutuhan spiritual dan
tradisi sosial itu saling menjadi satu kesatuan
Menurut saya, mungkin masyarakat berpikir,
tradisi tersebut mempertemukan antar kerabat,
jadi hal tersebut sangat relevan dalam
membangun silaturahmi
Secara konteks agama karena tradisi tersebut
atau pelaksanaan tradisi tersebut seiring waktu,
terutama dalam konteks agama?
Bagaimana peran agama dalam
mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal
dalam tradisi kenduri dan jimpitan?
Apakah terdapat upaya atau inisiatif dari tokoh
agama untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap hubungan antara agama
dan tradisi tersebut?
saling menyatu dengan agama tidak ada
perubahan, namun perubahan ini terjadi karena
mungkin zaman sudah modern dan kurang
bermunculan lagi saat ini
Peran agama sebenarnya sangat dalam, karena
isinya juga menyangkut dengan kedekatan kita
dengan Tuhan baik membaca kalimat Allah
atau membangun silaturahmi jadi sangat
mempertahankan nilai nilai kearifan lokal
Kalau itu belum ada, karena rata rata
masyarakat Kalibeber banyak yang disibukkan
dengan pekerjaannya masing masing terutama
banyak tokoh agama yang juga menjadi guru
atau dosenz sehingga untuk meningkatkan
pemahaman kepada masyarakat kalau bahasa
Kalibeber nya yaitu belum kober