Anda di halaman 1dari 19

Makalah Tes Bakat dan Minat

“Tes Bakat”

Dosen Pengampu :
Andhika Anggawira, M. Psi., Psikolog.

Oleh :
Kelas A
Kelompok 4

1. Vadila Annisa Asry (Ketua) 19101157510038


2. Suci Nurfadhila Hendri (Wakil) 19101157510035
3. Ajib Antoni (Anggota) 17101157510004
4. Amelya Juita (Anggota) 19101157510004
5. Gusrika Safira (Anggota) 19101157510014
6. Naufal Marzuqi Harma (Anggota) 19101157510025
7. Sigi Wimala Sumya Dewi (Anggota) 19101157510033
8. Sonia Febriyanti (Anggota) 19101157510034

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG
2021/2022
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah


SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Tes Bakat
Minat. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya kepada Dosen yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.

Padang, 24 Oktober 2021

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii


Daftar Isi................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2
1.4 Manfaat ........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN ..........................................................................................3
2.1 Sejarah Tes Bakat ........................................................................................3
2.2 Faktor-faktor dalam Tes Bakat ...................................................................5
2.3 Definisi Tes Bakat ......................................................................................5
2.4 Tujuan dari Tes Bakat ................................................................................7
2.5 Pengunaan Tes Bakat dalam berbagai bidang .............................................8
2.6 Jenis-jenis Tes Bakat ...................................................................................9
2.7 Kelebihan dan kekurangan Tes Bakat .......................................................11
2.8 Batasan usia pada Tes Bakat .....................................................................12
BAB 3 PENUTUP .................................................................................................13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................13
3.2 Saran ..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita sering mendengar kata ‘bakat’ pada kehidupan seharihari, tapi ketika
ada orang lain menanyakan defi nisi atau pengertian bakat, kita kadang hanya bisa
menjawab bahwa bakat itu ya bakat, minat atau kesukaan dan hobby. Bakat juga
dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang dimiliki oleh masing-masing
orang/individu. Konsep bakat muncul karena ketidakpuasan terhadap tes
inteligensi yang menghasilkan skor tunggal yaitu IQ. Semula IQ inilah yang
digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam perencanaan di berbagai bidang.
Namun IQ tidak dapat memberikan banyak informasi, jika ada dua orang
mempunyai IQ yang sama, tetapi prestasi belajar atau prestasi kerjanya berbeda
(Anastasi, 1997). Bakat atau aptitude merupakan kemampuan bawaan untuk
mempelajari bidang tertentu dengan cepat dan mudah (Mcmullin et al., 2012).
Jika bakat anak didik dapat diketahui sejak dini, maka jalur pendidikan yang akan
ditempuh oleh anak didik akan dapat diarahkan dengan baik. Apabila anak didik
dapat mengikuti program pendidikan yang sesuai dengan bakat yang dimiliki,
maka motivasi belajarnya cenderung meningkat.
Apabila program pendidikan yang dipilih sesuai dengan bakat yang
dimiliki dan diikuti dengan motivasi belajar yang tinggi, maka kompetensi yang
dicapai akan lebih baik dan waktu belajarnya akan lebih singkat. Dengan
demikian, sumber daya pendidikan yang dialokasikan dapat digunakan dengan
lebih efisien (Candiasa, 2016). Bahwa bakat merupakan faktor penting dalam
pendidikan sudah banyak dikaji, dan bahkan sudah banyak dikembangkan tes
bakat untuk mengetahui bakat anak didik. Akan tetapi, tes bakat yang sudah ada
tersebut sebagian besar dikembangkan oleh peneliti dari luar negeri. Sedangkan
untuk tes bakat yang dikembangkan sesuai dengan sistem dan kultur pendidikan
di Indonesia belum banyak dikembangkan. Selain itu tes bakat yang

1
dikembangkan masih merupakan tes bakat konvensional yang harus dikerjakan
secara manual atau lebih sering dikenal dengan paper and pencil test.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah tes bakat?


2. Apa saja faktor yang terdapat dalam tes bakat?
3. Apa definisi tes bakat?
4. Apa tujuan dari tes bakat?
5. Jelaskan bagaimana penggunaan tes bakat dalam berbagai bidang!
6. Apa saja jenis tes bakat?
7. Apa kelebihan dan kekurangan dari tes bakat?
8. Bagaimana batasan usia pada tes bakat?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah bakat.


2. Untuk mengetahui faktor-faktor dalam tes bakat.
3. Untuk mengetahui definisi dari tes bakat.
4. Untuk mengetahui tujuan dari tes bakat.
5. Untuk mengetahui penggunaan tes bakat dalam berbagai bidang.
6. Untuk mengetahui apa saja jenis tes bakat.
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan tes bakat.
8. Untuk mengetahui batasan usia pada tes bakat.

1.4 Manfaat

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai tes bakat.


Untuk mengetahui juga penggunaan tes bakat dalam berbagai bidang.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tes Bakat

Konsep bakat muncul karena ada rasa tidak puas terhadap hasil tes
intelegensi yang hanya mengukur kemampuan umum dan menghasilkan
skor berupa IQ (Widyastuti, dalam Wahyuni, 2013:63) tes bakat dirancang
untuk mengukur potensi prestasi. Sedangkan tes IQ merupakan tes
terstandarisasi yang dirancang untuk mengukur intelegensi. Tes-tes bakat
untuk mengukur kemampuan yang lebih spesifik dan terbatas ketimbang
tes intelegensi, secara tradisional, tes intelegensi mengukur konstruk yang
lebih global seperti intelegensi umum. Pada awalnya hasil tes intelegensi
digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan diberbagai bidang,
namun pengalaman kemudian menunjukkan bahwa dua orang yang
memiliki skor intelegensi sama ternyata memiliki prestasi kerja atau
prestasi belajar yang tidak sama.
Kemunculan tes bakat diawali oleh keadaran para psikolog bahwa
tes inteligensi hanya mengukur aspek tertentu dari inteligensi . dalam hal
ini, tidak semua fungsi penting terwakili karena cakupannya yang agak
terbatas. Sebenarnya, tes bakat muncul tanpa disadari. Hal ini terlihat dari
sejumlah tes yang disebut tes inteligensi selama tahun 1920 an selanjutnya
dikenal sebagai tes bakat sekolah. Bahkan , sebelum PD I, para psikolog
mulai mngakui perlunya tes-tes bakat khusus untuk digunakan dalam
konseling pekerjaan dan dalam seleksi dan klasifikasi personil industri dan
militer.
Aplikasi praktis tes selanjutnya menunjukkan perlunya
dikembangkan tes multi bakat (multiple aptitude tes) karena sarana untuk
menyusun tes semacam ini telah tersedia. Penyelidikan seperti ini dimulai

3
oleh psikolog inggris Charles Sperman (1904-1927) selama dasawarsa
pertama abad ke 20 . Perkembangan metodologis selanjutnya yang
didasarkan pada karya para psikolog Amerika seperti T.L.Kelley (1982)
dan L . L. Thurstone (1938, 1947), dan juga pada karya peneliti Amerika
dan Inggris lainnya, sudah dikenal sebagai analisis faktor. Salah satu
hasil praktis utama dari analisis faktor adalah baterai multibakat (multiple
aptitude batteries), yang dirancang untuk memberikan ukuran dari sikap
seseorang dalam setiap kelompok sifat, sebagai ganti skor total atau IQ,
skor yang terpisah diperoleh untuk sifat atau cirri seperti pemahaman
verbal, bakat numeral, visualisasi spasial, penalaran aritmetik dan
kecepatan perceptual. Dengan demikian baterai semacam ini memberikan
satu instrument yang sesuai untuk melakukan analisis intra individu , atau
diagnosis diferensial yang ingin didapatkan oleh para pengguna test
selama bertahun-tahun, dari tes-tes inteligensi dengan hasil yang kasar dan
kerap kali salah, selain itu baterai ini juga memasukkan banyak informasi
yang sebelumnya diperoleh dari tes-tes bakat khusus ke dalam
program testing yang komprehensif dan sistematik karena baterai multi
bakat mencakup sejumlah trait yang biasanya termuat dalam tes inteligensi.
Tes bakat (aptitude test) dapat didefinisikan sebagai kemampuan
belajar bawaan dalam bidang khusus yang diperlukan untuk memfasilitasi
belajar, kecerdikan, kepandaian, kesesuaian, kesiapan, kecenderungan,
alam atau diperoleh disposisi atau kapasitas untuk aktivitas tertentu.
Penilaian bakat dapat digunakan untuk memprediksi keberhasilan atau
menentukan jenjang pendidikan yang sesuai (Sutan, 2012 dalam jurnal
Haryanto, 2015:276). Tes bakat yang dirancang untuk mengungkapkan
prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholasic Aptitude Test.
Contoh: tes potensi akademik (TPA), dan Graduate recort Examination
(GRE).
Tes bakat yang dipakai dalam bidang pekerjaan adalah Vocational
Aptitude Test. Contoh: Differential Aptitude Test (DAT), Kuder
Occupational Interest Survey, Flanagan Aptitude Clasification Test

4
(FACT), dan General Aptitude Test Battery (GATB). (Wahyuni, dkk,
2015:69-70).

2.2 Faktor-faktor dalam Tes Bakat

Faktor-faktor yang diungkap dalam tes bakat, yaitu :

a) Kemampuan verbal, adalah kemampuan memahami dan mengguna kan


bahasa baik secara lisan atau tulisan.
b) Kemampuan numerical, adalah kemampuan ketepatan dan ketelitian
memecahkan problem aritmatik/konsep dasar berhitung.
c) Kemampuan spatial, adalah kemampuan merancang suatu benda secara
tepat.
d) Kemampuan perceptual, adalah kemampuan mengamati dan memahami
gambar dua dimensi menjadi bentuk tiga dimensi.
e) Kemampuan reasoning, adalah kemampuan memecahkan suatu masalah.
f) Kemampuan mekanik, adalah kemampuan memahami dua kon sep
mekanik dan fisika.
g) Kemampuan memory, adalah kemampuan mengingat.
h) Kemampuan clerical, adalah kemampuan bekerja di bidang administrasi.
i) Kreativitas, adalah kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan
menunjukkan hal yang tidak biasa/istimewa.
j) Kecepatan kerja, adalah kemampuan bekerja secara cepat terutama untuk
pekerjan yang rutin.
k) ketelitian kerja, adalah kemampuan bekerja secara teliti. l. ketahanan
kerja, adalah kemampuan bekerja secara konsisten.

2.3 Definisi Tes Bakat

Tes bakat adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan


potensial seseorang dalam satu jenis aktivitas khusus & dalam rentang

5
tertentu. Bakatmerupakan salah stu wujud dari kemampuan manusia yang
sangat menonjol dibandingkan kemampuan-kemampuan lainnya.
Tes Bakat merupakan tes yang disusun untuk mengetahui
kemampuan individu dalam bidang-bidang khusus. Tes ini muncul karena
adanya perkembangan praktis maupun teoretis yang mengarahkan pada
bakat-bakat (aptitudes) yang dapat dipisah-pisahkan yang terdapat dalam
tes kecerdasan. Perkembangan ini mendorong penyusunan tes-tes terpisah
untuk mengukur beberapa bakat yang aplikasinya luas.
Melalui tes bakat, maka variasi intraindividual dapat terlihat di
dalam individu. Tes bakat dapat membandingkan posisi relatif individu
pada subtessubtes yang berbeda, yang mana tes inteligensi tidak dirancang
untuk kegunaan ini.

➢ Definisi Tes Bakat Menurut Para Ahli


1) Menurut F.S. Freeman
Tes bakat adalah yang dirancang untuk mengukur
kemampuan potensial seseorang dalam suatu kegiatan jenis yang
khusus dan dalam kisaran terbatas (1976).
2) R.S. Chouhan
Tes bakat dapat didefinisikan sebagai suatu tes yang
mengukur kemampuan potensi seseorang dalam suatu aktivitas dari
jenis yang khusus dan dalam kisaran terbatas (1979).
3) Ki Fudyartanta
Tes bakat adalah tes Standar yang dirancang untuk
mengukur kemampuan khusus yang istimewa pada seseorang
(yang biasa disebut bakat). Tes bakat yang telah distandar disini
dapat dipakai untuk mendiagnosa prediksi bidang-bidang dalam
pendidikan dan dunia kerja.
4) Macklem
Tes bakat adalah tes yang mengukur kemampuan seorang
siswa untuk memperoleh serangkaian keterampilan atau pelatihan

6
dengan mengukur bakat alami siswa. Tes bakat juga dapat
mengukur potensi siswa di masa depan, atau apa yang dapat dipilih
siswa untuk berkarir.
5) Frankel dan Wallen
Tes bakat adalah tes yang menilai kemampuan intelektual
yang secara khusus diajarkan di sekolah. Tes bakat dimaksudkan
untuk mengukur potensi individu yaitu keterampilan atau
kemampuan.

2.4 Tujuan dari Tes Bakat

Tujuan mengetahui bakat adalah untuk dapat melakukan diagnosis


dan prediksi. Tujuan mengetahui bakat yang pertama adalah untuk
melakukan diagnosis, dengan mengetahui bakat seseorang maka akan
dipahami potensi yang ada pada diri seseorang. Dengan demikian dapat
membantu untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi testee di masa
kini secara lebih cermat. Permasalahan itu baik dalam pendidikan, klinis
maupun industri. Dengan bantuan tes bakat ini maka diharapkan psikolog
dapat memberikan suatu treatment yang tepat bagi kliennya.
Tujuan mengetahui bakat yang kedua untuk prediksi, yaitu untuk
memprediksi kemungkinan kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam
bidang tertentu di masa depan. Prediksi meliputi seleksi, penempatan, dan
klasifi kasi. Pada dasarnya prediksi adalah mempertemukan potensi
seseorang dengan persyaratan yang dituntut oleh suatu lembaga.
Tes bakat dalam bidang pendidikan juga bertujuan untuk
mengetahui bakat siswa dan diarahkan sesuai bakatnya tersebut agar siswa
tersebut dapat mencapai prestasi sesuai dengan bakat yang dimilikinya.
Dalam bidang industri, bakat seseorang perlu diketahui apakah ia tepat
menduduki jabatan tertentu. Hasil tes bakat dapat membantu suatu
perusahaan atau lembaga untuk menempatkan karyawan atau calon
karyawan pada posisi yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

7
Orang yang dapat memilih, menyesuaikan dengan pekerjaan yang sesuai
dengan bakatnya akan membuat seseorang tersebut mempunyai semangat
kerja yang tinggi dan kepuasan kerjanya akan tercapai.
Hasil tes keseluruhannya dipergunakan sebagai informasi yang
berguna, bukan sebagai pembuat keputusan, karena bagaimanapun
keputusan tetap merupakan tugas individu sendiri. Tes bakat tidak dapat
menentukan dengan mutlak pekerjaan atau karir apa yang harus dijalani,
dan juga tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang sangat khusus.

2.5 Pengunaan Tes Bakat dalam berbagai bidang

1. Bidang Pendidikan
Untuk merencanakan atau membuat keputusan mengenai
pendidikan individu. Misalnya:
a) Tes inteligensi, tes bakat majemuk, tes bakat khusus, dan tes
kepribadian > warid belajar (konseling penjurusan / karir
pendidikan)
b) Tes prestasi belajar dapat digunakan untuk melihat prestasi umum,
kemampuan dasar, prestasi khusus.
c) Tes prestasi juga dapat menjadi tes bakat bila tes tersebut dapat
menjadi dasar yang cukup valid untuk meramal keberhasilan di
jenjang berikutnya. Contoh: orang yang lulus SPMB
berkemungkinan besar untuk dapat berhasil saat menempuh
perkuliahan di perguruan tinggi.
2. Bidang Pekerjaan
Dapat digunakan untuk merencanakan atau membuat keputusan
mengenai pekerjaan. Misalnya:
a) Inteligensi umum, bakat umum, dan bakat khusus dapat
memprediksikan kira-kira individu ini akan lebih sukses bila
menempati posisi di pekerjaan seperti apa.
b) Untuk menduduki posisi tertentu, maka individu harus memiliki
tingkat inteligensi dan menunjukkan bakat tertentu. Contoh: seorang

8
pilot harus memiliki batasan inteligensi tertentu, mampu bertindak
cepat, memiliki skor baik di tes mekanikal, memiliki skor cukup baik
di tes akurasi kerja, dan sebagainya.
3. Bidang Pengukuran Klinis atau Diagnostik
Digunakan untuk penegakan diagnostic dan penentuan penanganan
lebih lanjut. Misalnya:
a) Tes inteligensi dan tes bakat majemuk dapat menjadi data pendukung
untuk melihat suatu kondisi atau kasus-kasus yang bermasalah.
Kasus tertentu memiliki kecenderungan nilai tertentu pada tes
inteligensi dan tes bakat. Misal: kasus neuropsikologis, kesulitan
belajar, kasus anak luar biasa.

2.6 Jenis-jenis Tes Bakat

1. Single Test
a) Tes Kraeplin
Test Kraepelin merupakan bagian dari psikotes yang
diciptakan oleh seorang psikiater bernama Emilie Kraeelin. Tes ini
awalnya digunakan untuk mengetahui definisi mental seseorang.
Kemudian Richard Pauli mengembangkannya untuk mendiagnosa
kemampuan bekerja, dan hasil pengembangannya disebut dengan
Tes Pauli.
b) Tes Pauli
Tes Pauli adalah adanya suatu bentuk psikologi populer dan
sering digunakan dalam proses rekrutmen. Tes Pauli yakni dapat
dikembangkan pada tahun 1938 dengan Richard Pauli. Ini adalah
bentuk pengembangan dari tes Kraeplin yang dikembangkan
dengan Emil Kraeplin.

2. Batteray Test
a) Differential Aptitude Test (DAT)

9
Tes Bakat Diferensial merupakan salah satu seri Tes
Multipel Bakat yang paling banyak dipakai dalam bidang
pendidikan dan kerja.Tes Bakat Diferensial dirancang untuk
dipergunakan dalam konseling pendidikan bagi anak usia SMP dan
SMA. Penyusunnya adalah Bennet, Seashore dan Wesman pada
tahun 1947, yang dikembangkan di Indonesia dengan nama Tes
Bakat Diferensial.
b) General Aptitude Test Battery (GATB)
Tes ini adalah hasil dari penelitian yang dilaksanakan
beberapa tahun dalam karakteristik pekerja dan pengembangan tes.
Tes bakat baterai umum (GATB) adalah suatu tes yang
berhubungan dengan jabatan yang berorientasi pada beberapa tes
bakat baterai yang mengukur sembilan bakat dalam delapan tertulis
serta empat perangkat tes.
c) Flanagan Aptitude Clasification Test (FACT)
FACT merupakan suatu tes klasifikasi kemampuan dasar
yang dikembangkan oleh John. C. Flanagan. Tujuannya untuk
membantu sekolah dalam mengidentifikasi siswa yang memiliki
kecakapan, juga membantu siswa dalam menentukan pendidikan di
masa depan serta jurusan yang diminatinya.
d) Tes Kemampuan Diferensial (TKD)
Tes ini adalah rangkaian kemampuan diferensial yang praktis
untuk seleksi calon mahasiswa (1976 ketika masih TINTUM’69),
dan sebagai upaya pengembangan sumber daya manusia, tes ini
dapat juga digunakan untuk seleksi calon karyawan di dalam
membantu perusahaan, merekrut dan mengevaluasi karyawan,
promosi mutasi jabatan karyawan yang dipimpin oleh seorang tenaga
profesional (psikolog) di bidang rekrutmen atau manajer personalia
di suatu perusahaan atau kepala bagian di instansi pemerintahan.

10
2.7 Kelebihan dan kekurangan Tes Bakat

⚫ Kelebihan dari tes bakat


1) Studi menunjukkan bahwa secara keseluruhan, tes bakat secara akurat
bisa memprediksi potensi sukses.
2) Tes bakat juga relatif akurat dalam hal memahami kekuatan dan
kelemahan seseorang.
3) Tes bakat juga bisa memungkinkan para kandidat untuk mengenali jenis-
jenis kemampuan yang dibutuhkan dalam suatu posisi. Dengan begitu
mereka bisa merasa apakah mereka orang yang tepat untuk posisi
tersebut.
4) Tes Bakat muncul mengurangi kelemahan tes inteligensi yang mengukur
kemampuan umum seseorang
5) Tes Bakat dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan berhasil atau
tidaknya seseorang dalam bidang bidang tertentu.
6) Tes bakat dibuat dalam seri multiple bakat yang merupakan sejumlah tes
yang dipakai untuk mengukur berbagai macam bakat seseorang, tidak
hanya satu bakat saja.
7) Mengetahui sedini mungkin bakat-bakat yang dimiliki seseorang.
8) Membantu merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan
pendidikan maupun pekerjaan.
9) Mendiagnosa masalah belajar yang dialami seseorang.

⚫ Kekurangan dari tes bakat


1) Tes bakat bisa memakan biaya besar bagi perusahaan.
2) Setiap pekerjaan membutuhkan skill yang berbeda dan tes tersebut harus
secara akurat merefleksikan kebutuhan tersebut.
3) Juga sangat penting untuk dipertimbangkan bahwa tes tersebut memakan
banyak waktu. Waktu adalah uang.

11
4) Tes tersebut harus dijaga tetap sesuai dan relevan dengan perkembangan
dunia bisnis yang terus berubah. Kebutuhan perusahaan sekarang ini bisa
jadi berbeda dengan kebutuhan setahun lalu.
5) Tes bakat hanya mengukur sampel perilaku yang ditunjukkan atau
sampel butir tes.
6) Standardisasi tes tergantung pada keadaan sampel standardisasi. Dengan
demikian perkembangan budaya dan kemajuan teknologi akan
mempengaruhi validitas tes.
7) Realibilitas tes jarang mempunyai koefisien reliabilitas sama dengan satu,
hal ini berarti testing lebih satu kali pada individu tidak akan
menunjukkan hasil yang sama persis.
8) Dengan pengukuran bakat bukan berarti telah memahami kondisi
psikologi seseorang secara komprehensif. Untuk tujuan diagnosis dan
prediksi, akan lebih akurat jika dilakukan pengukuran aspek untuk secara
komprehensif.

2.8 Batasan usia pada Tes Bakat

Sebaiknya seseorang melakukan tes bakat dan minat ini dilakukan


saat anak berusia 14 tahun karena saat itu sudah mulai terlihat apa minat
anak dan bakat yang dimilikinya. Sedangkan, anak yang usianya masih
bawah 14 tahun terkadang masih ragu untuk memilih minat mana yang ia
inginkan.

12
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tes bakat (aptitude test) dapat didefinisikan sebagai kemampuan


belajar bawaan dalam bidang khusus yang diperlukan untuk memfasilitasi
belajar, kecerdikan, kepandaian, kesesuaian, kesiapan, kecenderungan,
alam atau diperoleh disposisi atau kapasitas untuk aktivitas tertentu.
Melalui tes bakat, maka variasi intraindividual dapat terlihat di dalam
individu. Tes bakat dapat membandingkan posisi relatif individu pada
subtessubtes yang berbeda, yang mana tes inteligensi tidak dirancang
untuk kegunaan ini.
Tujuan mengetahui bakat adalah untuk dapat melakukan diagnosis
dan prediksi.tes bakat dan minat pada anak dilakukan difase pertama
sehingga pada fase kedua anak sudah bisa mulai mencoba untuk tes bakat
dan minat, rentang usia anak-anak pada fase kedua adalah 7 sampai 14
tahun pada usia ini anak sudah menemukan bakat dan minat yang sesuai
dengan dirinya. Tes bakat juga memiliki alat-alat tes, seperti Tes
Kemampuan Diferensial (TKD), General Apitude Test Battery (GATB),
FACT, Tes Kraeplin dan Tes Pauli.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan


menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Afifah. 2011. Studi Validitas Konstruk General Aptitude Test Battery (GATB)
Dengan Metode CFA.
Daulay, Nurussakinah. 2014. Implementasi Tes Psikologi Dalam Bidang
Pendidikan. Jurnal Tarbiyah. Vol. 21, No.2 : 402-421.
Jaya, S., Anwar, C., Hermawan, H. 2017. SISTEM PEMILIHAN PROGRAM
STUDI BERDASARKAN BAKAT, MINAT DAN KECERDASAN CALON
MAHASISWA BERBASIS ONLINE. Jurnal UMJ. Seminar Nasional Sains Dan
Teknologi. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Nur'aeni. 2012. Tes Psikologi: Tes Intelegensi dan Tes Bakat. Universitas
Muhammadiyah (UM) Purwokerto.
Murniarti, E. 2020. PENGERTIAN BAKAT, CIRI-CIRI ANAK BERBAKAT
IMPLIKASI PENDIDIKAN. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Kristen Indonesia.
https://www.gurupendidikan.co.id/kraepelin-test/
https://www.bundaeni.com/tes-bakat-minat-anak-7-tahun/
https://www.scribd.com/doc/243748287/TES-BAKAT-docx
https://www.universitaspsikologi.com/2018/04/pengertian-tes-bakat-minat-tes-
prestasi-tes-inteligensi.html
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/nuelsembiring/penger
tian-bakat-tes-bakat_5500e814813311681ffa7ee2
https://www.scribd.com/document/489038236/kekurangan-dan-kelebihan-semua-
alat-tes

14
➢ Lampiran Absen

No. Nama No. BP Keterangan TTD

Ketua
1. Vadila Annisa Asry 19101157510038
Kelompok

Suci Nurphadila Wakil Ketua


2. 19101157510035
Hendri Kelompok

Anggota
3. Ajib Antoni 17101157510004
Kelompok

Anggota
4. Amelya Juwita 19101157510004
Kelompok

Anggota
5. Gusrika Safira 19101157510014
Kelompok

Naufal Marzuqi Anggota


6. 19101157510025
Harma Kelompok

Sigi Wimala Sumya Anggota


7. 19101157510033
Dewi Kelompok

Anggota
8. Sonia Febriyanti 19101157510034
Kelompok

15
➢ Laporan dokumentasi zoom

16

Anda mungkin juga menyukai