TUGAS
EKONOMI PUBLIK DAN ANALISIS KEBIJAKAN
LITERATURE REVIEW
Inti dari analisis teoretis dalam pembiayaan publik adalah asumsi bahwa individu memiliki
fungsi utilitas yang terdefinisi dengan baik, pemetaan matematis pilihan individu atas barang
terhadap tingkat kesejahteraan mereka. Para ekonom berasumsi bahwa individu melakukan
maksimalisasi utilitas terbatas, memaksimalkan kesejahteraan mereka (utilitas) berdasarkan
sumber daya yang tersedia. Berbekal asumsi ini, para ekonom melanjutkan untuk mengembangkan
model representasi matematika atau grafis dari realitas untuk menunjukkan bagaimana
maksimalisasi utilitas yang dibatasi mengarahkan orang untuk membuat keputusan yang mereka
buat setiap hari. Model-model ini memiliki dua komponen kunci: preferensi individu atas semua
kemungkinan pilihan barang dan batasan anggarannya yaitu jumlah sumber daya yang dapat dia
gunakan untuk membiayai pembeliannya. Strategi pemodel ekonomi kemudian bertanya:
Mengingat kendala anggaran, bundel barang apa yang terbaik bagi konsumen?
Asumsi utama: lebih banyak barang/jasa yang dimiliki/dikonsumsi, lebih baik daripada
barang/jasa yang dimiliki/dikonsumsi lebih sedikit (more is better than less)
Kita dapat mengilustrasikan bagaimana konsumen dianggap membuat pilihan dalam empat
langkah yaitu:
1. Memodelkan preferensi secara grafis.
2. Menunjukkan cara mengambil model preferensi grafis dan mewakilinya secara matematis
dengan fungsi utilitas.
3. Memodelkan kendala anggaran yang dihadapi individu.
4. Bagaimana individu memaksimalkan utilitas mereka (membuat diri mereka sebaik mungkin)
dengan mempertimbangkan anggaran yang mereka miliki.
2) Kurva Indiferen
a. Kurva indiferen merupakan representasi grafis dari seluruh kumpulan barang
(consumption bundles) yang dapat memberikan utilitas yang sama kepada konsumen.
Seluruh kombinasi consumption bundles yang terletak pada kurva indiferen yang sama
akan memberikan utilitas yang sama
b. Kurva indiferen memiliki dua sifat penting, kedua hal tersebut secara alami berdasarkan
pada asumsi "lebih banyak lebih baik":
1) Konsumen lebih memilih kurva indiferen yang letaknya lebih jauh dari titik origin,
yang diartikan bahwa konsumen memilih consumption bundles yang lebih
banyak/lebih baik sesuai preferensinya.
2) Kurva indiferen selalu miring ke bawah (downward sloaping). Kurva indiferensi
tidak dapat miring ke atas (upward sloaping), karena hal itu dapat menyiratkan
bahwa konsumen memiliki utilitas yang sama meskipun memiliki consumption
bundles yang lebih banyak, dan hal tersebut melanggar asumsi “lebih banyak lebih
baik”.
c. Contoh dari analisis kurva indiferen adalah pilihan pekerjaan. Misalkan Sam lulus dan
sedang mencari pekerjaan dengan dua indikator utama yaitu gaji dan lokasi pekerjaan.
Preferensi Sam adalah gaji yang lebih tinggi dan lokasi pekerjaan di daerah suhu hangat,
karena Sam tidak menyukai cuaca dingin. Sam memiliki tiga pilihan pekerjaan:
1) Bundel A: Gaji awal $30.000 di Phoenix, AZ (panas)
2) Bundel B: Gaji awal $50.000 di Minneapolis, MN (dingin)
3) Bundel C: Gaji awal $40.000 di Washington, D.C. (sedang)
Sam akan memilih bekerja di Washington DC (titik C pada IC2), meskipun gaji lebih
rendah dari Minneapolis namun masih lebih tinggi dari pada Phoenix dan dengan suhu
yang lebih hangat dibandingkan Minneapolis.
d. Berdasarkan contoh kasus Sam tersebut, secara grafis dapat dilihat pada Gambar 2
bahwa pilihan Sam berada pada titik C di IC2, dimana titik C lebih jauh dari titik origin
dibandingkan titik A dan B, dan memberikan utilitas yang lebih baik berdasarkan
preferensi Sam.
C. Budget Constraints
1) Prinsip dasar pilihan konsumen adalah lebih banyak lebih baik, namun hal yang
menghentikan/membatasi konsumen adalah terbatasnya sumber daya atau dapat
disebut dengan budget constraints konsumen.
2) Budget constraints merepresentasikan secara matematis atas kombinasi barang yang
mampu mereka beli berdasarkan pendapatan mereka.
3) Dalam hal ini diasumsikan bahwa konsumen membelanjakan seluruh pendapatannya;
tidak ada tabungan. Sampai saat ini masih diasumsikan bahwa seluruh pendapatan
dibelanjakan pada periode penerimaannya.
4) Dengan asumsi tersebut, maka budget constraint Andrea secara matematis adalah
𝒀 = 𝑷𝑪 𝑸𝑪 + 𝑷𝑴 𝑸𝑴
Dimana:
Y = pendapatan Andrea yang dikonsumsikan seluruhnya membeli kue dan
menonton film
Pc = harga kue
PM = kuantitas kue yang dapat Andrea beli
QC = harga menonton film
QM = kuantitas banyaknya film yang ditonton Andrea, sehingga total
pengeluaran Andrea pada kue dan menonton film sama dengan total
pendapatan Andrea
5) Secara grafis, budget constraints diwakili oleh garis AB pada Gambar 5. Horizontal
intercept menggambarkan jumlah film yang dapat dibeli Andrea jika dia tidak membeli
kue, sementara vertical intercept menggambarkan jumlah kue yang bisa dibeli Andrea
jika dia tidak menonton film, dan kemiringan dari budget constraints adalah tingkat
dimana kondisi pasar memperbolehkan Andrea untuk menukar kuenya untuk menonton
film. Pada kondisi rasio harga negatif untuk PM/PC dimana dengan asumsi pendapatan
Andrea tetap, setiap penambahan film yang ditonton Andrea harus menurunkan jumlah
kue yang dibeli.
REFERENSI
Gruber, J. (2019). Public Finance and Public Policy, Sixth Edition. New York: Worth Publisher.