Anda di halaman 1dari 8

Gunung Djati Conference Series, Volume 6 (2021)

Seminar Nasional Biologi (SEMABIO) 6 Tahun 2021


ISSN: 2774-6585
https://conference.uinsgd.ac.id/index.php/

MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) SEBAGAI HEWAN


MODEL DAN ETIKA PENGGUNAANNYA
Ratni Ernita1*, Tatang Mitra Setia1, Fitriya Nur Annisa Dewi2,3, Huda Shalahudin
Darusman2,3
1
Program Studi Magister Biologi, Abstrak. Penggunaan satwa primata sebagai hewan model dalam
Sekolah Pasca Sarjana, penelitian biomedis mempunyai peran yang penting dalam
Universitas Nasional pengembangan dunia kesehatan. Pertimbangan kedekatan
2
Pusat Studi Satwa Primata, hubungan filogeni dengan manusia serta kesamaan dalam
Lembaga Penelitian dan genetika, perilaku dan aktivitas biokimia merupakan beberapa hal
Pengabdian kepada Masyarakat - yang mendasari pemilihan satwa primata sebagai hewan model.
Institut Pertanian Bogor Monyet Ekor Panjang (MEP; Macaca fascicularis) adalah salah
3
Fakultas Kedokteran Hewan - satu satwa primata endemis Indonesia yang banyak digunakan
Institut Pertanian Bogor sebagai hewan model di dunia. Statusnya sebagai Appendix II
pada Convention International Trade in Endangered Species of
*e-mail korespondensi: Wild Fauna and Flora (CITES) artinya populasinya cukup banyak
ratniernita@gmail.com di alam sehingga berpotensi besar untuk digunakan sebagai hewan
model sejauh merupakan hasil penangkaran. Meskipun
penggunaan primata sebagai hewan model seringkali tidak dapat
dihindarkan, pada kenyataannya selama penelitian hewan dapat
mengalami penderitaan seperti kesusahan, ketidaknyamanan,
tertekan, rasa nyeri bahkan kematian. Diperlukan etika dalam
pemeliharaan dan penggunaan MEP sebagai hewan model.
Prinsip etik yang digunakan dalam pemanfaatan hewan model
adalah prinsip 3R (replacement, reduction, refinement), dan
refinement dapat dicapai dengan menerapkan prinsip
kesejahteraan hewan yang dikenal dengan Five Freedoms of
Animal Welfare (5F). Bentuk implementasi prinsip-prinsip etik ini
terus berkembang seiring dengan perkembangan IPTEKS, dan
menjadi sorotan dalam dunia riset biomedis secara global.
Penjaminan implementasi prinsip etik yang memadai pada
penelitian dengan MEP di setiap institusi penelitian harus dikawal
aktif oleh komite etik hewan atau IACUC (Institutional Animal
Care and Use Committee) yang akan menilai risiko yang diterima
hewan dibandingkan manfaatnya bagi manusia. Manfaat
penerapan prinsip etika dan kesejahteraan hewan pada
penggunaan hewan model adalah menghasilkan penelitian yang
berkualitas, memenuhi tuntutan masyarakat, dan memenuhi
kaidah publikasi ilmiah.
Kata Kunci: etika, hewan model, kesejahteraan hewan, Macaca
fascicularis, 3R.

Abstract. The use of nonhuman primates as animal models in


biomedical research has an important role in the development of
human health. A close phylogenetic relationship with humans as
well as similarities in genetics, behavior and biochemical activities
are some of the things that underlie the selection of nonhuman
primates as animal models. Cynomolgus macaques (Macaca
fascicularis) is one of Indonesia's endemic primates which is
Copyright © 2021 The Authors. Published by Gunung Djati Conference Series
This is open access article distributed under the CC BY 4.0 license -
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
Gunung Djati Conference Series, Volume 6 (2021)
Seminar Nasional Biologi (SEMABIO) 6 Tahun 2021
ISSN: 2774-6585
https://conference.uinsgd.ac.id/index.php/

widely used in research. Its current status as Appendix II in


Convention International Trade in Endangered Species of Wild
Fauna and Flora (CITES) defines that the population remains
quite large in nature, which allows this species to be used in
research, as long as they are sourced from the captive-bred
population. Although the use of nonhuman primates in research is
unavoidable, it is warranted that potential harm such as distress,
discomfort, stress, pain and even death have to be avoided or
minimized. Implementation of ethics is therefore required for the
care and use of cynomolgus macaques in research, such as by
assuring that the 3R principles (replacement, reduction,
refinement) are met. Refinement can be achieved by applying the
principles of animal welfare known as the Five Freedoms of
Animal Welfare (5F). The active implementation of these ethical
principles continues to develop along with the development of
science and technology, and receives more spotlight in the world
of biomedical research globally. Ensuring adequate
implementation of ethical principles in research with nonhuman
primates in each research institution must be under the oversight
of an IACUC (Institutional Animal Care and Use Committee),
which will weigh on the harm to animals compared to the benefits
to humans. Active implementation of the principles of ethics and
animal welfare will result in increasing the quality of research,
serves as an assurance to the society, and in compliance to the
requirements for good scientific publication
Keywords: animal model, animal welfare, ethics, Macaca
fascicularis, 3Rs.

PENDAHULUAN laboratorium adalah Monyet Ekor Panjang


(Macaca fascicularis).
Penelitian menggunakan hewan uji Namun disisi lain, tidak dapat
atau hewan coba sebagai objek penelitian, dipungkiri bahwa hewan yang digunakan
memegang peran penting dalam kemajuan pada penelitian dapat mengalami kerugian
pemahaman penyakit manusia serta seperti kesusahan, rasa ketidaknyamanan,
pengembangan terapi dan penyembuhannya tertekan, rasa sakit atau nyeri, dan bahkan tak
(Aske & Waugh, 2017). Berbagai jenis jarang yang menyebabkan kematian pada
hewan coba digunakan dalam penelitian hewan coba (Yurista et al., 2017). Oleh
biomedis, termasuk satwa primata. Meskipun karena itu peneliti yang akan memanfaatkan
proporsi penggunaan satwa primata hanya hewan dalam penelitian kesehatan harus
kurang dari 1% dari jumlah penggunaan mengkaji kelayakan dan alasan pemanfaatan
hewan coba secara keseluruhan, namun hewan tersebut dengan mempertimbangkan
penggunaan satwa primata juga memegang penderitaan yang akan dialami oleh hewan
peranan yang sangat penting karena memiliki percobaan dan manfaat yang akan diperoleh
kemiripan dengan manusia (Carlsson et al., untuk manusia (Ridwan, 2013).
2004). Salah satu jenis satwa primata yang Perhatian dunia terhadap penggunaan
paling banyak digunakan dalam riset dan uji hewan model mendapat tanggapan yang
beragam mulai dari tidak setuju sampai yang
tidak keberatan dengan penggunaan hewan.
Copyright © 2021 The Authors. Published by Gunung Djati Conference Series
This is open access article distributed under the CC BY 4.0 license -
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0

309
Gunung Djati Conference Series, Volume 6 (2021)
Seminar Nasional Biologi (SEMABIO) 6 Tahun 2021
ISSN: 2774-6585
https://conference.uinsgd.ac.id/index.php/

Namun demikian 71% masyarakat dalam informasi yang ada di media daring terkait
jajak pendapat di Inggris dapat menerima dengan topik yang dikajid dan kemudian
penggunaan hewan coba dengan syarat tidak dilakukan penarikan kesimpulan.
ada alternatif dan tidak perlu ada penderitaan
bagi hewan (Ipsos, 2018). Oleh karena itu HASIL DAN PEMBAHASAN
penggunaan hewan dalam penelitian haruslah
memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku. Monyet Ekor Panjang atau Macaca
Prinsip dasar penggunaan hewan coba fascicularis sebagai Hewan Model
adalah menggunakan prinsip 3R yaitu Hewan coba atau hewan laboratorium
replacement, reduction dan refinement. adalah hewan vertebrata hidup, baik hewan
Replacement adalah menggantikan atau laboratorium tradisional, hewan ternak,
menghindari penggunaan hewan uji. satwa liar maupun akuatik, yang digunakan
Reduction berarti meminimalkan atau dimaksudkan untuk penelitian,
penggunaan hewan uji. Refinement adalah pengujian, atau Pendidikan (pengajaran)
meminimalkan rasa sakit, penderitaan, (National Research Council, 2010).
kesusahan, atau bahaya yang mungkin Peraturan Pemerintah No. 95 tahun 2012
dialami oleh hewan uji (Russell & Burch, mendefinisikan hewan laboratorium adalah
1959). Refinement dapat dicapai dengan hewan yang dipelihara secara khusus sebagai
menerapkan prinsip kesejahteraan hewan hewan percobaan, penelitian, pengujian,
yang dikenal dengan Five Freedoms of pengajaran dan penghasil bahan biomedis
Animal Welfare (5F) yang pertama kali ataupun dikembangkan menjadi hewan
dikemukakan pada tahun 1979 oleh Farm model untuk penyakit manusia, seperti
Animal Welfare Council (FAWC) di Inggris. mencit, tikus, marmot, kelinci, unggas, kera
Implementasi prinsip etik di setiap institusi dan monyet. Sedangkan hewan model adalah
penelitian dapat dipastikan dan dikawal hewan yang dapat menyerupai suatu
dengan keberadaan komite etik hewan atau gambaran atau keadaan pada manusia atau
Institutional Animal Care and Use spesies lain untuk mempelajari atau meneliti
Committee (IACUC). fenomena biologis maupun patologis
Tujuan penulisan artikel ini adalah (Sajuthi et al., 2016).
untuk memberikan informasi dan Meskipun teknologi baru memberikan
pemahaman mendasar tentang etika alternatif untuk model hewan namun
penggunaan hewan coba secara umum yakni kemajuan penelitian dasar yang berhasil
Monyet Ekor Panjang secara khusus sebagai untuk pasien klinis masih sangat bergantung
hewan model dalam penelitian biomedis, pada hewan model (Graham & Prescott,
beberapa contoh implementasi prinsip etik 2015). Begitu juga dengan penggunaan satwa
dan manfaatnya bagi hasil penelitian. primata, kesamaan dalam kompleksitas
biologis, respon imun, fisiologi, dan perilaku
BAHAN DAN METODE yang ada antara manusia dan primata, karena
hubungan filogenetiknya yang dekat,
Metode dalam penelitian ini memungkinkan eksperimen tidak mungkin
menggunakan metode kualitatif atau dilakukan dengan spesies lain atau alternatif
deskriptif. Pengumpulan data dilakukan non-hewan (Phillips et al., 2014).
dengan teknik dokumentasi dengan Monyet Ekor Panjang (MEP; Macaca
melakukan pelacakan terhadap laporan fascicularis) adalah satwa primata endemis
penelitian, artikel, jurnal ilmiah, dan Indonesia yang banyak digunakan sebagai

Copyright © 2021 The Authors. Published by Gunung Djati Conference Series


This is open access article distributed under the CC BY 4.0 license -
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0

310
Gunung Djati Conference Series, Volume 6 (2021)
Seminar Nasional Biologi (SEMABIO) 6 Tahun 2021
ISSN: 2774-6585
https://conference.uinsgd.ac.id/index.php/

hewan model dalam penelitian biomedis. Karimata, Lingga, Nias, Kepulauan Natuna,
Sebaran hewan ini di Indonesia cukup luas, Nusatenggara, Kepulauan Riau, Sumba,
antara lain hewan ini dapat ditemukan di Timor dan secara global dapat dilihat pada
Sumatera, Jawa, Bali, Bangka, Pulau Batu, Gambar 1.

Gambar 1. Peta Sebaran Macaca fascicularis (Sumber Eudey et al., 2021)

Taksonomi dari Macaca fascicularis al., 2014), model untuk keamanan obat
berdasarkan Eudey et al. (2021 adalah (Ebeling et al., 2011), model untuk kolesterol
sebagai berikut. (Taher et al., 2017), pembuatan vaksin dan
Kingdom : Animalia analisa antibodi (Kurniawati et al., 2012),
Filum : Chordata model untuk covid-19 (Lu et al., 2020) dan
Kelas : Mamalia masih banyak yang lainnya.
Ordo : Primata Prinsip Etik Penggunaan Hewan Model
Famili : Cercopithecidae Prinsip dasar etik yang digunakan pada
Genus : Macaca hewan coba adalah dengan menggunakan
Spesies : Macaca fascicularis prinsip 3R yaitu replacement, reduction dan
Status MEP dalam konservasi sebagai refinement (Russell & Burch, 1959).
Appendix II sebagaimana tercantum dalam Replacement adalah menggantikan atau
Convention International Trade in menghindari penggunaan hewan dalam
Endangered Species of Wild Fauna and penelitian. Penggantian dapat dicapai dengan
Flora (CITES) yang berarti populasinya di pemanfaatan teknologi terbaru baik dari segi
alam masih cukup banyak maka berpotensi metode ataupun penggunaan alat-alat yang
untuk digunakan sebagai hewan model relevan dengan manusia (NC3R, 2017). Hal
selama yang digunakan adalah hasil ini berarti jika penelitian dapat dilakukan
penangkaran. Beberapa penelitian biomedis tanpa penggunaan hewan, maka pemilihan
yang menggunakan MEP sebagai hewan hewan tidak terjustifikasi. Selain itu, jika
model diantaranya model penyakit diabetes studi dapat dicapai menggunakan hewan dari
(Choliq et al., 2013), model penyakit arteri ordo yang lebih rendah, maka sebaiknya
(Laila et al., 2019), model depresi (Willard & tidak menggunakan satwa primata.
Shively, 2012), model toksikologi (Buse et
Copyright © 2021 The Authors. Published by Gunung Djati Conference Series
This is open access article distributed under the CC BY 4.0 license -
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0

311
Gunung Djati Conference Series, Volume 6 (2021)
Seminar Nasional Biologi (SEMABIO) 6 Tahun 2021
ISSN: 2774-6585
https://conference.uinsgd.ac.id/index.php/

Reduction adalah meminimalkan dari ketakutan dan kesusahan, dan (5) bebas
jumlah hewan yang digunakan pada tiap untuk mengekspresikan perilaku normal
percobaan atau studi. Hal tersebut dapat (FAWC, 1993). Upaya refinement dituntut
dicapai baik dengan memperoleh informasi untuk terus berkembang pada penelitian
yang sebanding melalui penggunaan hewan dengan satwa primata, antara lain dengan
yang lebih sedikit atau memperoleh kemajuan teknologi seperti pencitraan
informasi lebih banyak dari jumlah (imaging) untuk meminimalkan prosedur
hewan yang sama sehingga menghindari evaluasi yang invasif dan pengembangan
eksperimen lebih lanjut. Pengurangan jumlah metode pelatihan hewan dengan pendekatan
akan menguntungkan penelitian dengan positif (positive reinforcement training)
memastikan percobaan yang dirancang dan untuk membuat hewan responsif terhadap
dipertimbangkan dengan tepat dan kuat prosedur eksperimental tanpa paksaan
(NC3Rs, 2017). Berbagai pendekatan (Prescott et al., 2017).
statistika dapat diimplementasikan sebagai Komite Etik Hewan
metode perhitungan jumlah sampel hewan Bentuk implementasi prinsip-prinsip
coba yang memadai, antara lain dengan etik dalam penggunaan hewan coba terus
power analysis dan metode resource berkembang seiring dengan perkembangan
equation (Singh et al., 2016). Perhitungan IPTEKS, dan menjadi sorotan dalam dunia
statistika dapat membantu justifikasi riset biomedis secara global. Penjaminan
penentuan jumlah hewan yang akan implementasi prinsip etik yang memadai
digunakan. Sebagai contoh, apabila pada penelitian dengan MEP di setiap
perhitungan menunjukkan bahwa percobaan institusi penelitian harus dikawal aktif oleh
dengan menggunakan 10 ekor hewan sudah komite etik hewan atau Institutional Animal
terjustifikasi mampu memberikan informasi Care and Use Committee (IACUC) yang
yang dibutuhkan, maka tidak perlu memiliki fungsi mengkaji dan menilai risiko
menggunakan 20 ekor hewan, kecuali dan kerugian yang diterima hewan
terdapat justifikasi lain yang sahih. dibandingkan manfaatnya bagi manusia.
Refinement merupakan suatu upaya Penjaminan kesejahteraan hewan
untuk meminimalkan rasa sakit, penderitaan, dalam institusi penelitian dapat dicapai
kesusahan, atau bahaya terus menerus yang dengan melibatkan peran IACUC yaitu
mungkin dialami oleh hewan uji dan upaya dalam perumusan kebijakan institusi yang
untuk meningkatkan kesejahteraan mereka di mengatur penggunaan hewan; melakukan
sepanjang masa hidup mereka dan selamanya kajian proposal penelitian dan pengawasan
dalam semua aspek penggunaannya (NC3Rs, implementasinya; kajian kelayakan program
2017). Inti pemenuhan prinsip ini adalah pemeliharaan dan penggunaan hewan;
bagaimana meniadakan atau meminimalkan menentukan kondisi fasilitas pemeliharaan
penderitaan yang dialami hewan selama hewan; dan kualifikasi personil yang terlibat
mendapatkan perlakukan dalam penelitian. dalam penggunaan hewan serta melakukan
Prinsip ini dapat dicapai dengan menerapkan pengawasan terhadap pelanggaran terkait
prinsip kesejahteraan hewan yang dikenal kesejahteraan hewan (National Institutes of
dengan Five Freedoms of Animal Welfare Health (US) Office of Laboratory Animal
(5F). Prinsip 5F yaitu (1) bebas dari rasa Welfare, 2002). Salah satu peran IACUC
haus, lapar, dan malnutrisi, (2) bebas dari yang paling dominan berkembang adalah
ketidaknyamanan termal dan fisik, (3) bebas memberi penilaian proposal atau protokol
dari rasa sakit, luka dan penyakit, (4) bebas penelitian yang akan menggunakan hewan,

Copyright © 2021 The Authors. Published by Gunung Djati Conference Series


This is open access article distributed under the CC BY 4.0 license -
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0

312
Gunung Djati Conference Series, Volume 6 (2021)
Seminar Nasional Biologi (SEMABIO) 6 Tahun 2021
ISSN: 2774-6585
https://conference.uinsgd.ac.id/index.php/

sebagai salah satu syarat penjaminan juga diperlukan upaya aktif untuk
kelayakan publikasi hasil penelitian di jurnal meningkatkan pengetahuan dan kepedulian
ilmiah bereputasi. Meskipun tidak terdapat masyarakat ilmiah tentang 3R, 5F dan
bentuk standar untuk suatu formulir knowledge-sharing tentang cara-cara praktis
pengajuan kaji etik protokol IACUC, namun menerapkan 3R dan 5F dalam pelaksanaan
sebagian besar dari formulir IACUC penelitian dengan satwa primata (Prescott et
menanyakan tentang tujuan studi dan al., 2017).
manfaat atau kepentingan studi bagi Keanggotaan IACUC yang menjadi
kemajuan ilmu pengetahuan atau kesehatan prasyarat secara internasional maupun
manusia atau kesehatan hewan. Selain itu nasional berbasis pedoman etik penelitian
kajian IACUC mensyaratkan penjelasan kesehatan terdiri dari seorang dokter hewan
alasan penggunaan hewan, kajian terhadap yang mempunyai mengetahuan dan
model alternatif berdasarkan prinsip 3R, pengalaman dalam bidang hewan uji atau
justifikasi jumlah hewan yang digunakan, spesies yang digunakan, seorang peneliti
dan deskripsi lengkap tentang prosedur yang berpengalaman dalam penelitian
eksperimental serta pemeliharaan yang dengan hewan uji dan seorang perwakilan
dialami hewan. Jika studi akan menggunakan masyarakat awam/non peneliti yang tidak
pendekatan prosedur bedah, maka IACUC ada hubungannya dengan institusi. Dalam hal
akan mengkaji keterlibatan dokter hewan tenaga yang diperlukan tidak tersedia dalam
dalam pelaksanaan, proses pemantauan bius institusi misalnya dokter hewan maka dapat
dan kondisi hewan serta prosedur akhir yang meminta bantuan dari lembaga lain.
akan diterima oleh hewan (Mohan & Foley, Keanggotaan IACUC ditetapkan oleh
2019). Peneliti dapat melaksanakan atau pimpinan institusi (Komisi Etik Penelitian
melanjutkan peneltian hanya jika memenuhi dan Pengembangan Kesehatan, 2017;
syarat kajian IACUC. National Institutes of Health (US) Office of
Manfaat dari penerapan prinsip etika Laboratory Animal Welfare, 2002).
dan kesejahteraan hewan pada penggunaan
hewan model adalah menghasilkan penelitian SIMPULAN
yang sahih dan berkualitas (Prescott &
Lidster, 2017), memenuhi tuntutan Penggunaan Monyet Ekor Panjang
masyarakat, dan memenuhi kaidah publikasi sebagai hewan model dalam penelitian
ilmiah (du Sert et al., 2020). Meskipun biomedis harus memperhatikan etika dalam
manfaat tersebut telah dibuktikan secara penggunaan hewan coba, yaitu sesuai dengan
ilmiah, tingkat kepedulian peneliti terhadap prinsip replacement, reduction, refinement
implementasi prinsip 3R dalam penelitian (3R) dan memperhatikan kesejahteraan
satwa primata masih bervariasi dan kerap hewan dengan prinsip Five Freedoms of
menjadi tantangan. Beberapa negara di Eropa Animal Welfare (5F). Sebagai penjaminan
telah memiliki kerangka hukum (legal implementasi prinsip etik maka setiap
framework) untuk mengatur implementasi lembaga penelitian perlu memiliki komite
3R, namun tetap belum mampu untuk selalu etik hewan atau Institutional Animal Care
menjamin kesesuaian implementasinya di and Use Committee yang memiliki fungsi
lapang. Secara global, sangat diperlukan melakukan pengawasan. Pengembangan
upaya menuangkan persyaratan 3R dan 5F penjaminan etik ini perlu didukung dengan
dalam kerangka hukum yang memadai agar upaya menuangkan prasyarat implementasi
dapat diterapkan secara maksimal. Selain itu, 3R dan 5F dalam kerangka hukum yang

Copyright © 2021 The Authors. Published by Gunung Djati Conference Series


This is open access article distributed under the CC BY 4.0 license -
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0

313
Gunung Djati Conference Series, Volume 6 (2021)
Seminar Nasional Biologi (SEMABIO) 6 Tahun 2021
ISSN: 2774-6585
https://conference.uinsgd.ac.id/index.php/

memadai agar dapat diterapkan secara (2011). Genome-based analysis of the


maksimal di Indonesia maupun secara global. nonhuman primate Macaca fascicularis
as a model for drug safety assessment.
DAFTAR PUSTAKA Genome Research, 21, 1746–1756.
https://doi.org/10.1101/gr.123117.111
Aske, K. C., & Waugh, C. A. (2017). Eudey A, Kumar A, Singh M, B. R. (2021).
Expanding the 3R principles. EMBO Macaca fascicularis, Common Long-
Reports, 18(9), 1490–1492. tailed Macaque. Diakses dari
Buse, E., Häeger, J. D., Svensson-Arvelund, https://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2
J., Markert, U. R., Faas, M. M., 020-2.RLTS.T12551A195354635.en.
Ernerudh, J., Dixon, D., Cline, J. M., & FAWC (Farm Animal Welfare Council.
Pfarrer, C. (2014). The Placenta in (1993). Second Report on Priorities for
Toxicology. Part I: Animal Models in Research and Development in Farm
Toxicology: Placental Morphology and Animal Welfare. London: MAFF.
Tolerance Molecules in the Graham, M. L., & Prescott, M. J. (2015). The
Cynomolgus Monkey (Macaca multifactorial role of the 3Rs in shifting
fascicularis). Toxicologic Pathology, the harm-benefit analysis in animal
42(2), 314–326. models of disease. European Journal
Carlsson, H. E., Schapiro, S. J., Farah, I., & of Pharmacology, 759, 19-25.
Hau, J. (2004). Use of primates in Ipsos. (2018). Public attitudes to animal
research: A global overview. American research in 2018. London: Ipsos Mori.
Journal of Primatology, 63, 225-237. Komisi Etik Penelitian dan Pengembangan
Choliq, C., Sajuthi, D., Suparto, I. H., Astuti, Kesehatan, R. I. (2017). Pedoman dan
D. A., Wulansari, R., Dalam, B. P., Standar Etik Penelitian dan
Klinik, D., Hewan, F. K., Studi, P., Pengembangan Kesehatan Nasional.
Primata, S., & Kimia, D. (2013). Jakarta: Komisi Nasional Etik
Penurunan Kadar Gula Darah pada Penelitian Kesehatan.
Monyet Ekor Panjang Obes dengan Kurniawati, M., Sumitro, S. B., &
Pemberian Nikotin Dosis Rendah. Aulanni’am, A. (2012). Analisis Titer
Kedokteran Hewan, 14, 118–125. Antibodi Bovine Zona Pellusida 3
du Sert, N. P., Hurst, V., Ahluwalia, A., (Anti-bZP3) Hasil Induksi Bovine
Alam, S., Avey, M. T., Baker, M., Zona Pellusida 3 (bZP3) pada Kera
Browne, W. J., Clark, A., Cuthill, I. C., (Macaca fascicularis). The Journal of
Dirnagl, U., Emerson, M., Garner, P., Experimental Life Sciences, 2, 49–55.
Holgate, S. T., Howells, D. W., Karp, Laila, S. R., Astuti, D. A., Suparto, I. H.,
N. A., Lazic, S. E., Lidster, K., Handharyani, E., & Sajuthi, D. (2019).
MacCallum, C. J., Macleod, M., … Lesio Aterosklerosis pada Arteri Iliak
Würbel, H. (2020). The arrive Monyet Ekor Panjang sebagai Hewan
guidelines 2.0: Updated guidelines for Model Peripheral Arterial Disease
reporting animal research. PLoS (PAD). Acta Veterinaria Indonesiana,
Biology, 18, 1-12. 7, 17–22.
Ebeling, M., Küng, E., See, A., Broger, C., Lu, S., Zhao, Y., Yu, W., Yang, Y., Gao, J.,
Steiner, G., Berrera, M., Heckel, T., Wang, J., Kuang, D., Yang, M., Yang,
Iniguez, L., Albert, T., Schmucki, R., J., Ma, C., Xu, J., Qian, X., Li, H.,
Biller, H., Singer, T., & Certa, U. Zhao, S., Li, J., Wang, H., Long, H.,

Copyright © 2021 The Authors. Published by Gunung Djati Conference Series


This is open access article distributed under the CC BY 4.0 license -
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0

314
Gunung Djati Conference Series, Volume 6 (2021)
Seminar Nasional Biologi (SEMABIO) 6 Tahun 2021
ISSN: 2774-6585
https://conference.uinsgd.ac.id/index.php/

Zhou, J., Luo, F., … Peng, X. (2020). strategy. Lab Animal, 46, 152–156.
Comparison of nonhuman primates Ridwan, E. (2013). Etika Pemanfaatan
identified the suitable model for Hewan Percobaan dalam Penelitian
COVID-19. Signal Transduction and Kesehatan Ethical Use of Animals in
Targeted Therapy, 5, 1-9. Medical Research. J Indon Med Assoc,
Mohan, S., & Foley, P. L. (2019). Everything 63(3), 112–116.
You Need to Know about Satisfying Russell, W., & Burch, R. (1959). The
IACUC Protocol Requirements. ILAR Principles of Humane Experimental
Journal, 60, 50–57. Technique by W.M.S. Russell and R.L.
National Institutes of Health (US) Office of Burch. John Hopkins Bloomberg
Laboratory Animal Welfare. (2002). School of Public Health.
Institutional animal care and use Sajuthi, D., Astuti, D., Farajallah, D.,
committee guidebook. Bethesda: Office Iskandar, E., Sulistiawati, E., Suparto,
of Laboratory Animal Welfare. I., & Kyes, R. (2016). Hewan Model
National Research Council. (2010). Guide Satwa Primata Macaca fascicularis:
for the Care and Use of Laboratory Kajian Populasi, Tingkah laku, Status
Animals: Eighth Edition. Washington: Nutrien, dan Nutrisi untuk Model
The National Academies Press. Penyakit: Vol. I (Issue 3). Bogor: IPB
NC3R. (2017). NC3Rs Guidelines: Non- Press.
Human Primate Accommodation, Care Singh, V. P., Pratap, K., Sinha, J., Desiraju,
and Use. London : National Centre for K., Bahal, D., & Kukreti, R. (2016).
the Replacement, Refinement and Critical evaluation of challenges and
Reduction of Animals in Research. future use of animals in
Peraturan Pemerintah No. 95. (2012). experimentation for biomedical
Peraturan Pemerintah (PP) tentang research. International Journal of
Kesehatan Masyarakat Veteriner Dan Immunopathology and Pharmacology,
Kesejahteraan Hewan. Jakarta: 29, 551–561.
Kementerian Kesehatan Republik Taher, A., Solihin, D., Sulistiyani, S., Sajuthi,
Indonesia. D., & Astuti, D. (2017). Variasi
Phillips, K. A., Bales, K. L., Capitanio, J. P., Kolesterol Plasma Individual Monyet
Conley, A., Czoty, P. W., ‘t Hart, B. A., Ekor Panjang (Macaca fascicularis)
Hopkins, W. D., Hu, S.-L., Miller, L. sebagai Respons terhadap Diet
A., Nader, M. A., Nathanielsz, P. W., Aterogenik IPB-1 Jurnal Veteriner,
Rogers, J., Shively, C. A., & Voytko, 17(4), 548–555.
M. Lou. (2014). Why primate models Willard, S. L., & Shively, C. A. (2012).
matter. American Journal of Modeling depression in adult female
Primatology, 76, 801–827. cynomolgus monkeys (Macaca
Prescott, M. J., Langermans, J. A., & Ragan, fascicularis). American Journal of
I. (2017). Applying the 3Rs to non- Primatology, 74, 528–542.
human primate research: Barriers and Yurista, S. R., Ferdian, R. A., & Sargowo, D.
solutions. Drug Discovery Today: (2017). Principles of the 3Rs and
Disease Models, 23, 51–56. ARRIVE Guidelines in Animal
Prescott, M. J., & Lidster, K. (2017). Research. Indonesian Journal of
Improving quality of science through Cardiology, 37, 156-163.
better animal welfare: The NC3Rs

Copyright © 2021 The Authors. Published by Gunung Djati Conference Series


This is open access article distributed under the CC BY 4.0 license -
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0

315

Anda mungkin juga menyukai