Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kewarganegaraan

Vol. 6 No. 1 Juni 2022


P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

PEMAHAMAN RADIKALISME

Resti Wahyuni, Hanum Lady Fatisya Rahma & Herdayanti Hermawan Putri
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Email: wahyuniresti23@gmail.com , hanumlady9@gmail.com & hermawanputri867@gmail.com

Abstrak
Adanya perbedaan suku, budaya, ras, dan agama menjadi pemicu akan terjadinya radikalisme. Potensi
penyebaran Radikalisme yang sangat besar terjadi pada kalangan remaja khususnya mahasiswa di
Perguruan Tinggi. Teknik Observasi yang digunakan adalah Metode Kualitatif dengan objek pada
observasi ini adalah mahasiswa perguruan tinggi. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa
kuesioner dengan pertanyaan–pertanyaan mendasar mengenai kasus radikalisme. Tujuan dari
penelitian ini adalah pertama mengkaji potensi mahasiswa yang memiliki paham radikal. Kedua
merumusakan dampak dan cara penanggulangan radikalisme. Ketiga hasil penelitian yang diperoleh
akan menjadi bahan kajian dalam pembelajaran mata kuliah Pancasila. Keempat menumbuhkan rasa
toleransi dan demokratis antar sesama.
Kata kunci: Radikalisme, Remaja, Universitas, Demokratis

Abstract
The existence of differences in ethnicity, culture, race, and religion is a trigger for radicalism. The potential
for the spread of radicalism is very large among teenagers, especially students in universities. The research
method used is a qualitative method with the object of this research is college students. The data collection
technique used was in the form of a questionnaire with basic questions regarding cases of radicalism. The
purpose of this research is to first examine the potential of students who have a radical understanding.
Second, formulate the impact and methods of overcoming radicalism. The three research results obtained
will be used as study material in learning Pancasila courses. Fourth, foster a sense of tolerance and
democracy among others.
Keywords: Radicalism, Teenager, University, Democratic

PENDAHULUAN
Pada jaman sekarang ini banyak Faktor ideologi adalah pemicu
terjadi radikalisme di kampus, dengan berkembangnya radikalisme di kalangan
tujuan untuk memecah belahkan solidaritas mahasiswa. Secara teoritis orang yang
di kampus, terjadi karena berbagai banyak sudah mempunyai bekal wawasan
faktor seperti faktor ideologi, dan faktor setingkat mahasiswa apabila sudah
non-ideologi seperti ekonomi, dendam, memegang kepercayaan radikal maka akan
sakit hati, ketidakpercayaan dan lain lain. sulit untuk di hilangkan, perlu adanya tukar
Faktor ideologi merupakan hal yang sangat pendapat di kalangan mahasiswa agar
sulit di berantas atau di hilangkan pemahaman radikal yang sudah tertanam
memerlukan melibatkan semua elemen di sejak lama itu hilang.
yang berada di kampus. Faktor ekonomi Gerakan radikal di kampus banyak
merupakan faktor yang mudah di berantas juga terjadi karena faktor dari luar yang
karena fakrtor ini terjadi karena banyak memprovokasi kalangan mahasiswa.
kesenjangan yang terjadi karena ada sirkel Banyaknya komunikasi jaringan jariangan
atau kelompok yang hanya ingin berteman dari luar kampus, dengan demikian gerakan
dengan yang gaya hidupnya sama radikalisme sudah terjadi sejak lama
dengannya, cara memberantasnya dengan dengan cara merekrut kalangan mahasiswa
membuat meraka hidup layak dan sebagai kalangan terdidik, untuk bertindak
sejahtera. anarkis, maka dari itu laporan karya ilmiah

Resti Wahyuni, dkk. – Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 180


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

mengambil tema tentang Radikalisme yang pengisian kuesioner pada remaja di tingkat
terjadi di kampus. Perguruan tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk Tema yang dikaji pada penelitian ini
mengetahui lebih jauh apa saja yang adalah kasus radikalisme yang belakangan
mengakibatkan radikalisme di kampus, ini sering terjadi dikalangan remaja
untuk mengetahui keadaan umum khususnya pada tingkat Perguruan tinggi.
radikalisme di kalangan mahasiswa, dan Oleh sebab itu, Responden yang terlibat
untuk mengetahui faktor apa saja yang dalam pengisian kuesioner pada penelitian
menybabkan radikalisme di kalangan ini adalah mahasiswa dari berbagai
mahasiswa. kalangan jurusan di Universitas Jendral
Radikalisme kampus yang terjadi di Achmad yani Yogyakarta. penelitian
indonesia sejak tahun 2018 terdapat 7 dilakukaan dengan menentukan sempel 30
kampus terpapar radikalisme lalu tahun orang mahasiswa dengan menggunakan
selanjutnya bertambah menjadi 10 kampus, Teknik analisis data Model miles Hubermn
Radikalisme justru berkembang di tempat (Sugiono, 2010) dengan Langkah sebagai
dimana keleluasaan pendidikan justru tidak berikut:
berkembang. Forum pendidikan itu tidak 1. Menentukan masalah yang akan diteliti
ada. Maka, ketika forum pendidikan itu 2. Mengumpulkan referensi yang relevan
sedikit, sebenarnya di situlah gerakan dengan masalaah kajian yang diteliti
radikalisme meluas sedikit demi sedikit. 3. Menyusun Kuesioner berupa pertanyan
Banyaknya kesalah pahaman antara yang akan digunakan untuk menggali
pemerintah dan mahasiswa yang informasi yang relevan terkait kasus
mengakibatkan terjadinya radikalisme di radikalisme dikalangan mahasiswa
kalangan mahasiswa, sehingga banyak perguruan Tinggi
mahasiswa yang membuat kelompok 4. Mengumpulkan data hasil dari
kelompok radikal diluar aktivitas kampus, kuesioner yang diberikan kepada
maka Kemendikbud melakukan upaya yaitu responden dan mengklasifikasikan data
dengan membuat Merdeka belajar dan yang sesuai dan tidak sesuai dengan
Kampus merdeka harapannya agar kampus tema penelitian.
atau mahasiswa lebih dekat dengan 5. Data yng sesuai dengan tema penelitian
masalah masalah yang sedang marak di kemudian ditafsirkan
kalangan masyarakat. 6. Data hasil penafsiran dicatat dan
kemudian ditulis dalam laporan hasil
METODE PENELITIAN penelitian.
Cara yang kami gunakan pada
observasi ini ialah metode penelitian Penelitian tentang kasus radikalisme
kalitatif. Menurut Moleong (2017) metode ini berlokasikan di Universitas Jendral
Penelitian kualitatif ialah tata cara dalam Achmad Yani, Sleman, DI Yogyakarta,
penelitian lalu menghasilkan data deskriptif selama 2 minggu yaitu pada tanggal 01
berupa kalimat tulis atau lisan berdasarkan sampai 15 Desember 2021.
kejadian yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
motivasi, tindakan, dan lain sebagainya. Hasil Penelitian
Penelitian kuantitatif terdiri dari Munculnya isu radikalisme menjadi
bebeberapa macam, untuk lebih dalam ancaman baru untuk masyarakat indonesia.
mengetahui tentang radikalisme yang Dunia Pendidikan menjadi salah satu Latar
terjadi perguruan tinggi penulis melakukan belakang tumbuh dan berkembangnya
pendekatan kepada responden melalui paham radikalisme. Istilah radikalisme

Resti Wahyuni - Universitas Jendral Achmad Yani Yogyakarta 181


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

sendiri berasal dari Bahasa Latin yaitu radik


yang artinya akar. Menurut KBBI
Radikalisme merupakan suatu paham atau
aliran yang menginginkan perubahan atau
pembaharuan sosial dan politik dengan cara
kekerasan atau drastic.
Diperkirakan radikalisme muncul
pertamakali pada abad ke-19 dan masih
berkembang hingga saat ini. Pemahaman
radikalisme berbeda- beda menurut sudut Gambar 2. Terkena Radikalisme
pandang maing-masing.
Data penelitian kasus radikalisme diambil Gambar 2 menjelaskan tentang
menggunakan kuesioner kepada 30 survei seberapa banyak orang yang terkena
mahasiswa Universitas Jendral Achmad Radikalisme, Banyak yang tidak pernah
Yani Yogyakarta yang berasal dari berbagai terkena tindakan radikalisme, bahkan
jurusan. Seperti yang terlihat pada diagram mencapai 95,8% dan hanya 4,2% yang
dibawah ini: pernah terkena tindakan radikalisme
dilingkungannya. Dapat kita lihat disini
bahwa tindakan radikalisme ini sudah bisa
di katakan mulai berkurang dengan
berjalannya waktu.

Gambar 1 Usia mulai mengenal Radiklisme

Gambar 1 menunjukan bahwa hasil


survei dari 30 mahasiswa Universitas Gambar 3. Pengetahuan tentang radikalisme
Jendral Achmad yani Yogyakarta yang
dijadikan sample diketahui 54,2% ( 16 Dari survei yang telah dilakukan
Mahasiswa ) mulai mengetahui kasus kebanyakan orang hanya cukup tau saja
radikalisme pada saat menduduki bangku tentang radikalisme sedikit yang sangat tau
SMP 29,2 % ( 9 Mahasiswa ) pada saat tentang radikalisme, kurangnya
menduduki bangku SMA 16,7 % ( 5 pengetahuan lebih dalam lagi tentang
Mahasiswa ) mulai mengetahui kasus radikalisme. Dari survei yang memilih
radikalisme pada saat menduduki bangku sangat tahu hanya 0%, atau 37,5%, cukup
SD. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari tau mencapai 58,3% dan tidak tau 4,2%
haril survai yang telah dilaksanakan masih ada orang yang tidak tau tentang
mahasiswa sudah mengenal radikalisme pemahaman radikalisme harus adanya
sebelum menduduki bangku perkuliahan. edukasi tentang radikalisme yang nantinya
orang tersebut memahami tentang apa itu
radikalisme dan penanggulangannya.

Resti Wahyuni - Universitas Jendral Achmad Yani Yogyakarta 182


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

tentang pemahaman jihad yang melenceng


dari ajaran agama. (Dwiningrum, 2019)

3. Menanamkan jiwa nasionalisme dan


cinta NKRI dengan cara:
a. Memperkaya wawasan keagamaan
yang terbuka dan toleran.
b. Memiliki keyakinan terhadap diri
sendiri dan waspada terhadap
hasutan dan pola rekruitmen teroris
Gambar 4. Mendengar berita radikalisme baik secara langsung ataupun
melalui sosial media.
Di gambar 4 kita melakukan survei c. Membangun hubungan dengan
tentang seberapa sering orang orang komunitas yang bersifat positif baik
mendengar berita tentang radikalisme, di luar jaringan maupun dalam
sudah banyak yang mendengar berita jaringan agar dapat menambah
radikalisme, namun masih ada yang belum wawasan dan
pernah mendengar. Terdapat 66,7% pernah pengetahuan.(Haryanto, 2018)
mendengar, dan 29,2% sering mendengar
berita tentang radikalisme, dan 4,1% tidak 4. Mencegah paham radikal
pernah mendengar tentang radikalisme, membutuhkan bantuan media baik
entah yang tidak pernah mendengar Berita cetak maupun elektronik
Radikalisme bisa dikatakan masa bodoh a. Membangun relasi dengan banyak
tentang radikalisme atau memang benar orang dari berbagai kalangan.
benar tidak pernah mendengarnya. b. Mencari dan memahami berbagai
referensi
Pembahasan c. Berusaha mejadi yang terbaik versi
1. Penanggulangan Paham Radikalisme diri sendiri
di kampus d. Mencari mimpi dan berusaha
(Mendikbud) saat berbicara pada menggapainya. (Nasional et al.,
Forum Rektor Indonesia (FRI), Rabu (29/1) 2017)
malam di Taman Budaya Jawa Tengah,
Surakarta, bahwa Perguruan tinggi 5. Terorisme berdampak ke kesehatan
mempunyai empat peran dalam mental korban.
pembangunan bangsa, yakni sebagai Ukuran kesejahteraan memang
supporter (pendukung), sebagai driver, sangat luas, namun sedikitnya hal itu telah
enabler, dan sebagai pemicu transformasi. menjadi tugas negara dan masyarakat,
Menurutnya, peran sebagai supporter dengan memahami persoalan adanya
(penopang) adalah peran paling bawah kesejahteraan apa yang belum dicapai maka
dalam hierarki. ((Huda et al., n.d.) akan di temukan jalan keluar. Dalam
konteks kelompok diskusi pada kalangan
2. Upaya Pencegahan Paham mahasiswa, tujuan utama dari aktivitas
Radikalisme mereka ialah mencari kesejahteraan di
Dalam pendidikan agama Islam bidang ilmu pengetahuan. Terwujudnya
mahasiswa diberi pencerahan tentang kesejahteraan di bidang itu, secara langsung
konsep jihad yang benar, sehingga tidak mereka akan dibekali kemampuan yang
mudah diindoktrinasi oleh suatu organisasi dibutuhkan baik softskill maupun hardskill.
(Harahap et al., 2018)

Resti Wahyuni - Universitas Jendral Achmad Yani Yogyakarta 183


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

6. Krisis identitas di kalangan remaja Upaya pencegahan paham


membuat mereka mudah terhasut radikalisme yang pernah dilakukan oleh
oleh paham radikal perguruan tinggi.
Di usia labil dan selalu ingin a. Mempelajari pendidikan
mencoba hal baru terutama tantangan, kewarganegaraan dan pendidikan
membuat para remaja sangat mudah pancasila untuk penguatan pendidikan
terpengaruh oleh ajakan kelompok radikal karakter.
dan terorisme. Dilain sisi, kelompok teroris b. Mempelajari pendidikan Agama agar
mengetahui masalah psikologis yang tidak mudah goyah dengan keyakinan
dialami remaja. Dengan itu, tidak sedikit diri sendiri.
para teroris menargetkan remaja agar c. Pendidikan Karakter.
masuk kedalam kelompok terorisme. d. Pendidikan Multikultural
Remaja yang biasanya menjadi incaran para e. Pelibatan Organisasi Kemahasiswaan.
teroris adalah mereka yang tidak pernah Organisasi. (Bashri et al., 2020)
merasa puas, mudah frustasi dan mudah.
Maka dari itu, upaya untuk 8. Jika seseorang melaksanakan hak
menangkal muncuknya radikalisme di dan kewajibannya sesuai dengan
kalangan remaja perlu diterapkan seperti kedudukannya, maka ia menjalankan
yang tertera dalam UU No.15 Tahun 2003 suatu peran.
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Berikut adalah ciri-ciri dari sikap
Terorisme. UU tersebut menyebutkan dan paham radikalisme:
bahwa “setiap orang yang dengan sengaja a. Intoleren, artinya tidak mau menghargai
menggunakan kekerasan atau ancaman pendapat dan keyakinan orang lain.
kekerasan menimbulkan situasi terror atau b. Fanatik, artinya selalu merasa benar
rasa takut terhadap orang secara meluas sendiri, dan selalu menggangap orang
atau menimbulkan korban yang bersifat lain salah.
massal, dengan cara merampas harta benda c. Eksklusif yaitu membedakan diri dari
orang lain, atau mengakibatkan kerusakan masyarakat umumnya.
atau kehancuran terhadap obyek- oyek vital d. Revolusioner yaitu cenderung
strategis atau lingkungan hidup atau menggunakan cara-cara kekerasan
fasilitas publik atau fasilitas internasional untuk mencapai suatu tujuan.
Badan.” (Fakultas et al., 2020)
Rubaidi menguraikan lima ciri
7. Sikap orang yang sudah terhasut gerakan radikalisme yaitu Pertama,
paham radikal: menurut Abdurrahman Mas’ud kelompok
a. Intoleran (Tidak ingin mendengar radikalisme memiliki ciri-ciri:
pendapat orang lain dan egois), a. Memperjuangkan Islam secara kaffah,
b. Fanatik (Merasa dirinya paling syariat Islam sebagai hukum negara.
benar sehingga melihat semua orang b. Mendasarkan praktek keagamaannya
selalu salah), pada orientasi masa lalu (salafy).
c. Eksklusif (Membanggakan diri c. Cenderung memusuhi Barat, terutama
sendiri lalu menutup diri dari sekularisme dan modernisme.
pemahaman yang terbuka), dan d. Perlawanan terhadap liberalisme Islam
d. Revolusioner (Sering menggunakan yang tengah berkembang di Indonesia.
kekerasan untuk mencapai tujuan). (Lampung, 2020)

Jurnal yang berjudul “Radikalisme,


Liberalisme dan Terorisme: Pengaruhnya

Resti Wahyuni - Universitas Jendral Achmad Yani Yogyakarta 184


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

terhadap Agama Islam” oleh A Faiz Yunus, bebas dari kompromi, penjinaan, dan
dijelaskan jika radikalisme agama reinterpretasi (penafsiran) (Azra, 1993:4)
bertumbuh sebagai dampak dari politik a. Radikalisme ini bisa diartikan baik atau
global dunia Islam yang berlanjut menjadi buruk, bermanfaat atau malah
objek untuk memecah belahkan dunia merugikan.
islam. Radikalisme tidak sesuai dengan b. Radikalisme akan bermakna baik dan
ajaran Islam sehingga tidak patut untuk bermanfaat bila dilindungi dengan sifat
ditujukan dalam agama Islam karena toleran dan menjaga diri dalam
sesungguhnya dalam Islam tidak ada yang masyarakat.
namanya radikalisme. c. Radkalisme berdampak buruk atau
Menurut Kamus Besar Bahasa merugikan apabila didasari dengan sifat
Indonesia, radikalisme adalah paham atau egois dan mementingkan diri sendiri
aliran yang menghendaki perubahan sosial diatas kepentingan bersama.
dan politik dengan cara menggunakan
tindakan kekerasan sebagai batu loncatan Cara untuk mencegah terorisme,
untuk menjustifikasi keyakinan mereka harus diawali dengan mencabut akar atau
yang dianggap benar. Ada dua jenis kaum sumber dari masalah tersebut yaitu
radikalisme: Pertama, kaum radikal dalam ketidakadilan dan kecacatan tatanan
pemikiran dan pemahaman. Kelompok ini hubungan internasional. (Nurlaila, 2018)
biasanya adalah mereka yang melakukan Warga Indonesia yang digerakkan
pembantaian terhadap nyawa orang lain. oleh mahasiswa menuntut dilakukannya
Dapat disimpulkan bahwa radikalisme pembaruan tatanan politik dan birokrasi
adalah paham yang menginginkan yang artinya melakukan perubahan sistem
perubahan tapi dengan melakukan dari yang tadinya menggunakan sistem
kekerasan, agar keyakinannya yang dimiliki otoriter menjadi sistem demokrasi. Dan
di anggap paling benar dan harus Hasilnya tuntutan redormasi diterima
diterapkan. sehingga bangsa Indonesia melakukan
Gerakan radikal di Indonesia perubahan secara keseluruhan dalam
dianggap Yudi Latif karena mereka tidak sistem demokrasi.
menerima perbedaan. Perbedaan yang ada a. Pertama, pendidikan pasti dilaksanakan
dimasyarakat diartikan sebagai sebuah dengan kesadaran penuh.
ancaman terhadap eksistensi kaum radikal. b. Kedua, pendidikan telah melalui
Mereka berasumsi bahwa untuk pertimbngan secara matang dalam
menunjukkan eksistensi mereka maka aspek positif dan negatifnya.
mereka harus mengeliminasi eksistensi c. Ketiga, pendidikan sudah pasti mampu
orang lain. dalam melahirkan semangat belajar bagi
Konsep Radikalisme memiliki siswa dan dalam proses belajar.
makna yang berbeda diantara kelompok d. Keempat, pendidikan wajib
kepentingan. Pada lingkup keagamaan, mengembangkan semua kemampuan
radikalisme memiliki arti sebagai gerakan- dan potensi yang ada di dalam diri setiap
gerakan keagamaan yang berusaha siswa.
merubah secara total tatanan sosial dan e. Kelima, tujuan dari adanya pendidikan
politik yang ada dengan menggunakan jalan adalah terlaksananya pemahaman
kekerasan (Rubaidi, 2007:33). Sedangkan spiritual keagamaan, bisa memegang
radikalisme agama, bertolak dari gerakan kendali atas diri sendiri, mempunyai
politik yang mendasarkan diri pada suatu pribadi yang dapat dikendalikan, serta
doktrin keagamaan yang paling mempunyai kepintaran, budi pekerti,
fundamentalis, secara penuh dan literal dan bakat yang dibutuhkan untuk diri

Resti Wahyuni - Universitas Jendral Achmad Yani Yogyakarta 185


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

sendiri, masyarakat sekitar, bangsa radikalisme di Indonesia menjadi hal


serta negara. penting guna terwujudnya bangsa yang
maju dan mampu menjalankan tatanan
Pemahaman Radikalisme secara negara berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
umum diketahui sebagai gerakan sosial Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
berkelompok dan mengarah ke hal-hal kehidupan sehari-hari sudah mulai
negatif. Radikal adalah metode untuk memudar. Masalah ini disebabkan karena
membentuk kesuksesan dan mencapai terjadinya serangan kekerasan dan
tujuan yang dilakukan dengan cara yang intimidasi dari kelompok besar terhadap
tepat. Sedangkan terorisme berasal dari kelompok kecil. Serta adanya kerusuhan
kata teror yang artinya serangan yang antar suku dan ras. Selain itu, konflik
tertata dan bertujuan untuk menggertak antaragama juga menjadi pemicu
pihak lain. memudarnya penerapan nilai-ilai Pancasila
Pertahanan yaitu pertahanan dalam kehidupan sehari-hari. (Yogyakarta
hukum, pertahanan profesi dan pertahanan et al., 2020)
kesehatan dan keselamatan kerja. Radikalisme merupakan paham
Pertahanan hukum adalah pertahanan dari yang memaksakan perubahan
segala sesuatu yang bersifat kekerasan dan mengguanakan kekerasan. Radikalisme
intimidasi dari pihak lain. sendiri sudah banyak terjadi di lingkungan
Langkah selanjutnya yang dapat sekitar kita seperti dalam masyarakat,
dilakukan untuk meminimalisir gerakan kampus, sekolah, ataupun tempat kerja.
radikalisme di bidang pendidikan adalah Radikalisme merupakan awal terjadinya
dengan mengkokohkan pertahanan pola terorisme, maka dari itu, kami sebagai
piker dan kerjasama antarmanusia. remaja penerus bangsa, harus ikut andil
Radikalisme di bidang pendidikan dalam gerakan anti-radikalisme.
mempunyai kekuatan bahaya yang akan Radikalisme marak di Indonesia karena
berdampak dalam perwujudan masyarakat Indonesia sendiri gagal
perkembangan mutu pendidikan. menerapkan nilai-nilai nasionalisme yang
Radikalisme bisa terjadi kapan saja dan dari berbasis pluralitas. Selain itu, adanya
mana saja serta bisa dilakukan oleh siapa perasaan bahwa kelompoknya adalah
saja. oleh karena itu, radikalisme perlu kelompok mayoritas dengn jumlah anggota
diperhatikan secara menyeluruh dengan yang besar, muncul pikiran ingin menguasai
memperhatikan setiap aspek secara semuanya dan akhirnya lahirlah sesuatu
keseluruhan dengan baik. (Muchith, 2016) yang disebut perubahan. Setelah lahirnya
Radikalisme dapat diartikan menjadi pemikiran akan perubahan, mereka akan
sikap manusia dalam melakukan mulai memaksa agar perubahan tersebut
perubahan. Dalam pengertian lain, terealisasikan. Bahkan beberapa ada yang
radikalisme adalah akar dari perubahan menggunakan kekerasan agar perubahan
yang cenderung menggunakan kekerasan tersebut terealisasikan.
sebagai wujud pemberontakan dalam hal Ciri – ciri orang yang radikal sendiri
yang sebelumnya sudah berjalan atau bisa adalah orang tersebut tidak menerima
disebut bahwa radikalisme adalah gerakan kritik dari siapapun atau biasa disebut anti-
yang berpandangan kuno dan sering kritik. Selain itu mereka juga tidak bisa
menggunakan kekerasan dalam menerima pendapat orang yang berbeda
menerapkan ajaran mereka. (Autoridad dengan pendapatnya atau bisa disebut
Nacional del Servicio Civil, 2021) egois. Kelompok remaja seperti kita, adalah
Fungsi ideologi Pancasila untuk hal kelompok yang paling rentan terkena
penekanan dan memenggagalkan ideologi radikal karena diumur kita

Resti Wahyuni - Universitas Jendral Achmad Yani Yogyakarta 186


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

sekarang, kita masih dalam tahap mencari sebanyak tahun 90-an dari radikalisme kita
jati diri sehingga bersikap labil. Selain itu, belajar bahwa kita hanyalah manusia wajar
remaja seumuran kami selalu ingin jika tidak sempurna, dan karena itu kita
mencoba hal yang baru dan menginginkan sebagai warga negara Indonesia wajib
perubahan. menyempurnakannya jangan malah kita
Dari referensi yang kelompok kita mengasingkan orang tersebut atau
peroleh radikalisme juga menyerang di kelompok tersebut.
lingkungan sekolah kebanyakan yang Seseorang yang melakukan tindakan
terjadi di lingkungan sekolah adalah radikalisme bisa di katakan bahwa orang
radikalisme dalam bidang ekonomi, warna tersebut awalnya ketika berpendapat
kulit dan kemampuan seseorang dalam mereka merasa di asing-kan, seiring
bidangnya, banyak terjadi siswa atau siswi berjalannya Waktu mereka mulai berani
yang tidak memiliki srikel atau kelompok melakukan tindakan radikalisme padahal
bermain di lingkungan sekolah mereka di ada cara lain selain harus melakukan
kucilkan dan di anggap asing. tindakan radikalisme, yang awalnya mereka
Sedangkan di perguruan tinggi ditindas dan mereka mencari kelompok
masalah radikalisme ini lebih kompleks baru untuk menindas kelompok yang di
atau bisa di katakan sudah berani bawahnya.
mengkritik pemerintah dan lainnya, Harus ada pengawasan dari orang
dikalangan kampus ini bisa dikatakan harus tua, lingkungan, dan teman teman agar
lebih diperhatikan lagi tentang radikalisme radikalisme ini tidak ada lagi, perlunya
karena sangat berbahaya jika dibiarkan saja edukasi Radikalisme sejak dini agar
tanpa adanya pengawasan. nantinya anak anak yang nantinya menuju
Sedangkan di tempat kerja tahap dewasa atau remaja tidak merasa
radikalisme ini lebih kearah penindasan kaget di lingkungan barunya, dengan cara
kaum bawah, perlu adanya pengawasan sosialisasi tiap tahunnya. Kerjasama antar
dari atasan, atau perusahaan merekrut pemerintah dan masyarakat atau sekolah
anggota Agara di perusahaan tersebut tidak dan organisasi organisasi yang berada di
terjadinya radikalisme. Indonesia.
Dan yang terakhir di kalangan Harapan Kelompok kita dengan
masyarakat mungkin ini merupakan adanya karya ilmiah ini sebagai kalangan
sesuatu radikalisme yang susah untuk mahasiswa, radikalisme dikalangan pelajar
dibubarkan karena banyak sekali orang atau mahasiswa semakin berkurang atau
yang terlibat, radikalisme dikalangan lebih baik lagi jika sudah tidak ada. Selalu
masyarakat ini harus di cabut dari akarnya mengedukasi masyarakat tentang buruknya
atau bisa di katakan kita mencari orang radikalisme di kalangan masyarakat
yang memprovokasi Radikalisme di tersebut.
kalangan masyarakat. Radikalisme antara organisasi
Faktor organisasi politik, agama, dan organisasi di Indonesia justru yang masih
instansi bisa dikatakan radikalisme yang sulit untuk di hilangkan, karena mereka
sangat besar atau Sangat berpengaruh di masih mementingkan organisasinya masing
Indonesia harus ada kerja sama yang baik masing, masih kurang edukasi tentang
agar nantinya radikalisme ini hilang dengan kebersamaan, visi misi awal organisasi itu
sendirinya, walaupun tidak bisa langsung di buat, semoga perbedaan ini segera bisa di
hilang namun sedikit demi sedikit dari pada atasi.
tidak sama sekali.
Namun seiring berjalannya waktu
radikalisme saat ini mulai berkurang tidak

Resti Wahyuni - Universitas Jendral Achmad Yani Yogyakarta 187


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

KESIMPULAN Yani mengenal Radikalisme saat


Berdasarkan hasil dari penelitian menduduki bangu SMP. Kebanyakan orang
data yang kami lakukan selama 2 minggu hanya mengetahui apa itu radikalisme
tentang Radikalisme di lingkungan sekitar, tanpa mendalami permasalahannya lebih
maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas dalam. Bagaimana cara menanggapi dan
mahasiswa Universitas Jenderal Achmad menanggulangi tindakan radikalisme.

DAFTAR PUSTAKA
Autoridad Nacional del Servicio Civil. (2021). 済無No Title No Title No Title. In Angewandte
Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
Bashri, A., Surabaya, U. N., Nugroho, R., Aji, B., Surabaya, U. N., Ashadi, K., Surabaya, U. N., &
Surabaya, U. N. (2020). Buku Menangkal Radikalisme di Kampus (Issue March).
Dwiningrum, N. R. (2019). Potensi Radikalisme di Perguruan Tinggi ( Studi Kasus di Politeknik
Negeri Balikpapan ) Indonesia menjadi negara Islam . oleh kelompok tertentu dengan
ragam bentuknya , dengan. 3(1), 84–91.
Fakultas, D., Adab, U., Agama, I., Negeri, I., Email, I., Pengabdian, A., Kerinci, I., & Kunci, K. (2020).
Sosialisasi Menangkal Radikalisme di Kalangan Mahasiswa. 47–63.
Harahap, R. H., Hanafiah, R., & Sinaga, R. S. (2018). Abstrak Keywords : Utilization , Discussion
Group , Student , Radicalism , Terrorism. 3(1), 63–67.
Haryanto, B. S. (2018). STRATEGI PENANGGULANGAN RADIKALISME DI PERGURUAN TINGGI
KABUPATEN BANYUMAS. November, 541–552.
Huda, U., Haryanto, T., & Haryanto, B. S. (n.d.). STRATEGI PENANGGULANGAN RADIKALISME DI.
Lampung, R. I. (2020). No Title.
Muchith, M. S. (2016). Radikalisme Dalam Dunia Pendidikan. Addin, 10(1), 163.
https://doi.org/10.21043/addin.v10i1.1133
Nasional, P. S., Pascasarjana, P., & Pgri, U. (2017). “ M. November.
Nurlaila. (2018). Radikalisme di Kalangan Terdidik. IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan
Islam, 1(02), 266–285. https://doi.org/10.37542/iq.v1i02.19
Yogyakarta, U. M., Brawijaya, J., & Kasihan, K. (2020). IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA DALAM
MENEKAN RADIKALISME AGAMA Pendahu luan Ideologi Pancas ila dike nal s ebagai i deologi terbuka yang memiliki arti yai tu ideolo gi yang m ampu mengik uti arus perkemban gan zam an , dina mis , s is tem pemiki ran yang terbuka , d an has il kons ens us mas yarakat 3 . Oleh kar ena nya Pa ncas ila dijadi kan s ebagai das ar negara dala m s egala as pek kehidu pan berban gs a dan bernegara . 4 P ancas ila mu ncul pad a s aat mi nimnya kes adar an mas yaraka t unt uk bers atu , kes adaran in i muncul dari kes ediaan u ntuk berkorban demi kepen ting an yang bes ar dala m mem bentuk bangs a yang bes ar . 5 Hakekatnya f ungs i Pancas ila tidak berubah da n tid ak boleh u ntuk d iubah , d alam ar tian h arus teta p

s ebagaimana ya ng dirancang o leh pendiri ba ngs a s ebagai pedom an bangs a , das ar negara , dan s ebagai i deologi neg ara . Akan te tapi P ancas ila s ebagai ideol ogi terbuka mamp u unt uk menyes uaika n perkembanga n zaman ya ng terus berubah . 6 Ole h karena itu perlu dilakuk annya pen gkajian s ecara ilmia h dala m rangka ak tualis as i nilai -nila i Pancas ila d alam kehi dupan berba ngs a dan bernegara . Sebaga i langka h awal un tuk men gan tis ipas i dan meneka n arus radikalis as i di era globalis as i , bangs a In dones ia perlu opti mis agar dapa t bertaha n s ampai m as a akan da tang , mas yaraka t har us dibimbing d an s elalu diberikan s os ialis as i un tuk merektua lis as i nilai-n ilai das ar Pancas ila ya ng menja di penyan gga at au pilar kehid upan berba ngs a dan bernegara . Peran ideolo gi Pancas ila dalam me nekan da n mengh amba t radikalis me di I ndones ia men jadi hal pentin g dala m mewujud kan ban gs a yang berkemajua n yang m ampu me njalan kan ta tan an kenegaraan berdas arkan l andas an n ilai-n ilai das ar Pancas ila . I mplemen tas i nilai -nila i Pancas ila da lam kehid upan berba ngs a
dan bernegara dala m beberapa ta hun terakhir mulai p udar , hal ini d is ebabkan oleh beberap a kejadia n kekeras an s eperti adanya in timid as i terhadap kelo mpok-kel ompok kecil , ada nya kerus uhan an tar s uku dan ras , ancama n teroris me , s erta mas ih adanya konf lik an tar agama . Kehidup an berbangs a da n bernegara terus diuji den gan berbaga i peris tiwa yang me ngancam pondas i Pa ncas ila s ebagai ideolo gi negara . 7 Pa dahal P ancas ila s ebagai fa ls afah negara ya ng merupaka n land as an hidup b angs a yang mengako modas ikan kem ajemuka n s e bagai s atu - s atunya as as yang p aling coco k diterapkan d alam kehi dupan . M araknya aks i kekeras an , gerakan s eparatis dan ti ndaka n radikal yang mengus un g s emangat agama dan ideolo gi terten tu s anga t mengk hawat irkan . 8 Indo nes ia s ebagai negara yang bes ar memi liki berbagai t…. 13( 201 6) , 30–38.

Resti Wahyuni - Universitas Jendral Achmad Yani Yogyakarta 188

Anda mungkin juga menyukai