Anda di halaman 1dari 5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Problem Based Learning

Problem Based Learning merupakan model yang menyediakan permasalahan


yang senbenarnya untuk diselesaikan siswa dimana siswa sebagai subjek agar
pembelajaran terfokus ke siswa untuk melatih berpikir kritisnya agar pengetahuannya
meningkat (Fidiana, dkk. 2023). Menurut Hotimah (2020) Problem Based Learning
merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata
(real world) untuk memulai pembelajaran dan merupakan salah satu model
pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa.
Sedangkan Sugianto (2021:8) menyebutkan Problem Based Learning merupakan
pembelajaran yang berdasarkan permasalahan yang ada di keseharian di lingkungan
siswa baik di rumah ataupun disekolah menggunakan keterampilan berpikir kritis dan
pemecahan masalah.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan Problem Based Learning


yaitu pembelajaran yang berpusat pada sisiwa dengan melibatkan permasalahan yang
nyata untuk meningkatkan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Agar siswanya
aktif dalam belajar dan dapat memecahkan masalah yang akan di hadapinya
mengenai kegiatan di lingkungan sekitarnya.

Pembelajaran tidak hanya menuntut siswa untuk memperoleh hasil belajar


yang tinggi namun pembelajaran menjadi tempat berlatih menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi. Pembelajaran PBL ini memotivasi siswa untuk
menyelesaikan masalah dan mampu memberikan penyelesaiannya pada masalah yang
nyata. Permasalahan yang disajikan dalam proses PBL Menurut M. Taufiq Amir
(2016) ciri khusus seperti (a) punya keaslian seperti dunia asli, (b) dibangun dengan
memperhitungkan pengetahuan sebelumnya, (c) membangun pemikiran yang
metakognitif dan kontruktif. (d) meningkatkan minat dan motivasi dalam
pembelajaran,
Kelebihan Problem Based Learning, menurut NF Zainal (2023) yaitu: (1)
Pembelajaran di kelas berpusat pada siswa;(2) Meningkatkan pengendalian diri
siswa; (3) Siswa berpeluang mempelajari atau menyelidiki peristiwa multidimensi
dengan perspektif yang lebih dalam; (4) Meningkatkan keterampilan pemecahan
masalah siswa; (5) Siswa terdorong untuk mempelajari materi dan konsep baru
pada saat memecahkan masalah; (6) Meningkatkan keterampilan sosial dan
komunikasi peserta didik sehingga dapat belajar dan bekerja dalam kelompok, ; (7)
Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan berpikir ilmiah peserta didik, (8)
Memadukan teori dan praktik sehingga peserta didik berpeluang memadukan
pengetahuan lama dan baru; (9) Mendukung proses pembelajaran; (10) Siswa
memperoleh keterampilan mengatur waktu, fokus, mengumpulkan data, menyiapkan
laporan dan evaluasi, dan (10) Memberikan peluang kepada peserta didik untuk
belajar sepanjang hayat.

Kegiatan pembelajaran di kelas dapat berjalan lebih kondusif dan efektif


karena peserta didiknya dituntut untuk lebih aktif.. Menurut AD Ratnasari, dkk
(2022:33) Problem Based Learning juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya
yaitu; (1) Jika siswa tidak memiliki motovasi atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka siswa akan malas untuk
mencoba menyelesaikannya; (2) Kelemahan dalam strategi pembelajaran melalui
problem based learning membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan
persiapan; (4) Tanpa adanya bekal pemahaman mengapa siswa berusaha sendiri untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, dan siswa tidak akan belajar apa yang
mereka ingin pelajari.

B. Hasil Belajar Matematika


1. Definisi Hasil Belajar
Hasil Belajar adalah kemampuan .yang meliputi 3 ranah yaitu pengetahuan,
psikomotor dan sikap yang yang dimiliki siswa memperoleh pengalaman belajar
tertentu (Sugiarto, 2021:5). Menurut T Nurrita (2018) Hasil belajar adalah hasil yang
diberikan kepada siswa berupa penilaian setelah mengikuti proses pembelajaran
dengan menilai pengetahuan, sikap, ketrampilan pada diri siswa dengan adanya
perubahan tingkah laku. Sedangkan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
kemampuan dan keterampilan yang diperoleh individu setelah menerima
pembelajaran berupa kognitif, afektif dan juga psikomotorik. Hasil belajar juga
sebagai tolak ukur untuk guru dalam merefleksi pembelajaran, apkah pembelajaran
tersebut memerlukan perbaikan atau sudah sesuai dengan kriteria ketunasan minimal.

2. Matematika

Matematika merupakan pelajaran wajib yang ada disetiap negara sebagai


kemampuan seorang siswa dalam berhitung, dan dapat di pakai serta berguna untuk
kehidupan sehari – hari ( Erik Santoso, 2021). Matematika merupakan cara yang
terorganisasi,bernalar untuk memecahkan masalah, alat komunikasi, dan seni berfikir
kreatif (sugiarto, 2021:5). Menurut pengertian The Liang Gie matematika adalah ilmu
pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar, dimana yang menjadi persoalan atau
permasalahanya adalah tentang apa yang di pelajarinya (Trygu,2020).

Jadi dari beberapa pengertian diatas, Matematika merupakan pelajaran wajib di


sekolah yang mempelajari menggunakan angka menggunakan penalaran untuk
memecahkan suatu masalah. Maematika pemelajaran yang penuh akan rumus dan
hitungan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di sekitar kita.

3. Bilangan bulat

Bilangan bulat merupakan himpunan yang terdiri dari bilangan asli (bilangan
positif, bilangan Nol, dan lawan bilangan asli (bilangan negatif). Penjumlahan
bilangan bulat jika a dan b adalah bilangan bulat positif, maka jumlah dari kedua
bilangan akan dilambangka a+b. jumlah dari a dan b diperoleh dengan menentukan
cacah atau banyaknya gabungan himpunan a dan b (Erna Yayuk, Suko Prasetyo.
2018).
a) Pengertian bilangan bulat
Bilangan bulat (selanjutnya disingkat menjadi bil. bulat) adalah semua bilangan
yang tidak dalam bentuk pecahan atau desimal. Artinya, semua bilangan cacah
beserta negatifnya termasuk anggota bil. bulat. Adapun contohnya adalah, -5, -6, -
7, -8, 8, 7, 6, 2, dan lainnya.
b) Jenis-jenis bilangan bulat
Secara umum, bilangan ini terdiri dari tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1. Bilangan bulat positif
Bilangan bulat positif adalah bilangan yang dimulai dari angka satu dan
seterusnya. Contohnya adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, …, dan seterusnya. Jika
diteruskan, nilainya semakin besar.
2. Bilangan bulat negatif
Bilangan bulat negatif adalah bilangan yang dimulai dari angka negatif satu (-1)
dan seterusnya. Contohnya adalah -1, -2, -3, -4, -5, -6, -7, …, dan seterunya. Jika
diteruskan, nilainya semakin kecil.
3. Bilangan bulat nol
Bilangan bulat nol adalah bilangan yang hanya terdiri dari angka 0.
Dari ketiga poin di atas, dapat disimpulkan bahwa bil. bulat terdiri dari beberapa
jenis bilangan, yaitu bilangan cacah (0, 1, 2, 3, …, dst), bilangan asli (1, 2, 3, 4,
…, dst), bilangan prima (2, 3, 5, 7, 11, …, dst), bilangan ganjil (1, 3, 5, 7, 9, …,
dst), dan bilangan genap (2, 4, 6, 8, …, dst).

C. Media Audio-Visual

Media audivisual merupakan media yang didalamnya berupa unsur gambar


dan unsur suara (DRB Sitepu, 2019). Media pembelajaran Audiovisual adalah media
instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar.
Menurut Ghofur & Youhanita (2020). Media audio visual merupakan media
pembelajaran dimana siswa mengaktifkan mata dan telinga selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga penggunaan materi dapat dilakukan dengan
penyerapan informasi dan pengetahuan lewat mata dan telinga. Sedangkan, menurut
Pranata (2021) pemanfaatan media audio visual yang mengandung suara dan
gambar serta lebih menarik.

Dapat di simpulkan dari keterangan diatas bahwa media Audi Visual akan
berdampak memudahkan peserta didik dalam pembelajaran untuk mengerti materi
yang sedang dipelajari melalui penglihatan serta pendengarannya secara langsung.
Selain itu, media Audio Visual dengan mudah diakses oleh peserta didik dimana
pun dan kapan pun ia mau. Serta, lebih menarik dibanding penggunaan metode
ceramah oleh guru yang cenderung membuat peserta didik bosan saat
mendengarkannya.

Menurut RH Rahman (2023) Fungsi media audio visual Media audio visual
memiliki fungsi dalam metode pembelajaran dan memiliki konteks komunikasi yang
sangat luas, yaitu: (a) Fungsi edukatif, memiliki pengaruh bagi nilai pndidikan,
mendidik masyarakat dan siswa agar berfikir lebih kritis, memberikan makna
daripada pengalaman, lalu mengembangkan dan memperluaspola pikir siswa. (h)
Fungsi sosial, memberikan informasi dan pengaruh positif dalam berbagai bidang
kehidupan hingga dapat memperluas pergaulan, pemahan tentang karakter orang,
pengenalan, adat istiadat dan cara bergaul; (b) Fungsi ekonomis, dengan
menerapkan media tersebut, pencapaian dan tujuan pendidikan dapat
terrealisasikan dengan efisien, dapat meminimalisir penggunaan biaya yang boros,
tenaga, serta penggunaan waktu yang tidak mengurangi efektivitas dalam tujuan
pembelajaran; (c) Fungsi budaya, didapati perubahan terhadap segi kehidupan
manusia, serta unsur seni dan kebudayaan yang dapat terus di wariskan terhadap
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai