Anda di halaman 1dari 4

HIV/AIDS di Indonesia

Aids di indonesia ditangani oleh komisi penanggulangan aids (kpa) nasional dan badan
koordinasi keluarga berencana nasional (bkkbn) dan memiliki strategi penanggulangan aids
nasional untuk wilayah indonesia. Ada 79 daerah prioritas di mana epidemi aids sedang
meluas. Daerah tersebut menjangkau delapan , jawa barat, dan jawa tengah. Program-
program penanggulangan aids menekankan pada pencegahan melalui perubahan perilaku
dan melengkapi upaya pencegahan tersebut dengan layanan pengobatan dan perawatan.
Program pepfar di indonesia bekerja sama secara erat dengan Saat Ini.
Sekitar 170.000 Sampai 210.000 Dari 220 Juta Penduduk Indonesia Mengidap HIV/AIDS.
Perkiraan Prevalensi Keseluruhan Adalah 0,1% Di Seluruh Negeri, Dengan Pengecualian
Provinsi Papua, Di Mana Angka Epidemik Diperkirakan Mencapai 2,4%, Dan Cara Penularan
Utamanya Adalah Melalui Hubungan Seksual Tanpa Menggunakan Pelindung.
Jumlah Kasus Kematian Akibat AIDS Di Indonesia Diperkirakan Mencapai 5.500 Jiwa. Epidemi
Tersebut Terutama Terkonsentrasi Di Kalangan Pengguna Obat Terlarang Melalui Jarum
Suntik Dan Pasangan Intimnya, Orang Yang Berkecimpung Dalam Kegiatan Prostitusi Dan
Pelanggan Mereka, Dan Pria Yang Melakukan Hubungan Seksual Dengan Sesama Pria. Sejak
30 Juni 2007, 42% Dari Kasus AIDS Yang Dilaporkan Ditularkan Melalui Hubungan
Heteroseksual Dan 53% Melalui Penggunaan Obat Terlarang.
Berikut Adalah Data Kementerian Kesehatan Indonesia Mengenai Kasus HIV/AIDS Di
Indonesia Hingga Maret 2013[1]:

Jumlah Orang Yang Terinfeksi HIV 103759 Orang

Jumlah Pengidap AIDS 43347 Orang

Jumlah Kematian Karena HIV/AIDS 8288 Orang

Jumlah Orang Yang Tertular HIV


5369 Orang
(Selama Januari-Maret 2013)

Jumlah Orang Yang Terkena AIDS


460 Orang
(Selama Januari-Maret 2013)
Asal-usul Virus HIV Mulai Terungkap

Ilustrasi gorila. (Dok. Pixabay/Hans)

Para ilmuwan berhasil mengungkap asal-usul virus HIV. Setengah dari garis keturunan virus
human immunodeficiency atau HIV-1 disebut berasal dari hewan gorila di Kamerun yang
mungkin terjadi akibat perburuan liar hingga akhirnya menginfeksi manusia.

HIV-1 yang menyebabkan AIDS, terdiri dari empat kelompok, masing-masing berasal dari
transmisi lintas-spesies dari kera ke manusia yang sebelumnya terpisah.

Penelitian terbaru seputar asal-usul virus HIV dipublikasi dalam jurnal Proceedings of the
National Academy of Sciences.

Menurut laporan Reuters, penelitian sebelumnya mengidentifikasi simpanse dari Kamerun


bagian selatan sebagai sumber HIV-1 kelompok M. Virus ini telah menginfeksi lebih dari 40
juta orang di seluruh dunia yang memicu pandemi AIDS.

Sementara itu, virus HIV-1 kelompok N diidentifikasi menginfeksi 20 juta orang.

“Dengan demikian, baik simpanse dan gorila merupakan tempat bagi virus yang mampu
melintasi penghalang terhadap spesies manusia dan menyebabkan wabah penyakit besar,”
kata ahli virus Martine Peeters dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas
Montpellier di Perancis.
Dalam penelitian ini, para ilmuwan memeriksa kotoran dari gorila yang berbeda-beda di
kawasan Afrika Tengah, termasuk di daratan Barat yang rendah, goril di daratan rendah di
timur dan gorila di kawasan gunung di Kamerun, Gabon, Kongo, serta Uganda.

Hingga saat ini, kelompok lain dari virus HIV-1, yaitu kelompok O dan P, belum dikonfirmasi
asal-usulnya.

Meski belum diketahui asal-usulnya, HIV-1 kelompok O telah tersebar di Kamerun, Gabon,
Nigeria, dan negara tetangga yang telah mengifeksi 100.000 orang. Sementara kelompok P
sejauh ini diketahui menginfeksi dua orang di Kamerun.

Para peneliti berkata HIV-1 kelompok O muncul pada awal abad ke-20 dan kelompok P
muncul beberapa tahun kemudian di abad itu.

Jenis virus lain yang disebut HIV-2, terbatas penyebarannya di Afrika Barat. Ia dinilai kurang
mudah menular dibandingkan HIV-1, perkembangannya juga lebih lambat untuk AIDS. HIV-2
diduga ditularkan dari monyet jenis mangabey di Afrika Barat.

Tahapan Infeksi Virus HIV Hingga Menjadi AIDS


Setiap tahapan dari infeksi virus menjelaskan berapa lama siklus hidup dari virus tersebut,
termasuk masa inkubasi di dalam tubuh, hingga tanda infeksi terjadi. Waktu kemunculan
gejala dari setiap orang juga tidak sama, karena bergantung pada kondisi imunitas tubuh
dan fase yang menunjukkan perkembangan infeksinya.

Secara garis besar, tahapan perkembangan infeksi virus HIV hingga menjadi AIDS adalah
sebagai berikut:

 Stadium Awal atau Infeksi Akut

Stadium awal dari infeksi virus HIV disebut juga dengan infeksi HIV akut. Gejalanya biasanya
muncul antara dua, hingga empat minggu setelah infeksi pertama. Virus akan berkembang
biak dengan sangat cepat dan tidak terkendali pada minggu awal tubuh tertular dan
terinfeksi virus HIV. Inilah mengapa, pada stadium awal, tubuh seseorang yang telah
terinfeksi akan memiliki banyak viral load.

Kamu akan dengan sangat mudah menularkan kembali virus HIV pada orang lain, terlepas
dari waktu infeksi pada stadium ini berlangsung. Gejala yang muncul biasanya tidak jauh
berbeda dengan gejala flu, seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, dan demam. Beberapa
pengidap juga mengalami ruam pada beberapa bagian tubuh dan pembengkakan pada
kelenjar getah bening.

 Stadium Laten Klinis atau Infeksi Kronis


Tahapan infeksi HIV ini bisa berlangsung hingga 10 atau 15 tahun. Walaupun masih tidak
menunjukkan gejala, tetapi virus justru menyerang sel kekebalan tubuh guna memunculkan
komplikasi lanjutan. Gejala yang mungkin terjadi pada fase ini adalah sulit bernapas,
batuk, diare, tubuh kelelahan, berat badan menurun, hingga demam tinggi.

Meski begitu, terjadi gejala ini belum diketahui dengan pasti apakah karena infeksi virus HIV
atau jenis virus lainnya. Inilah mengapa, jika kamu merasakan adanya gejala tersebut,
segera lakukan penanganan di rumah sakit atau tanyakan pada dokter penanganan pertama
yang perlu kamu lakukan. Gunakan aplikasi Halodoc agar tanya jawab dengan dokter dan
membuat janji di rumah sakit menjadi lebih mudah.

 Stadium Lanjut atau AIDS

Ini adalah tahapan akhir dari infeksi virus hiv dan aids, ketika sistem imunitas tubuh
sepenuhnya rusak. Pada fase ini pengidap akan memiliki viral load yang tinggi dan sangat
mudah menulari orang lain. Lama waktu fase ini berlangsung hingga 10 tahun, bahkan bisa
lebih panjang lagi.

Rusaknya imunitas tubuh akan mengakibatkan pengidap hiv dan aids sangat rentan
mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti toksoplasmosis, pneumonia, atau
tuberkulosis. Adanya penyakit ini menandakan bahwa virus HIV dalam tubuh telah
berkembang menjadi penyakit AIDS.

Itulah tadi tiga tahapan perkembangan infeksi virus HIV, hingga menjadi penyakit AIDS yang
perlu diketahui. Melakukan deteksi menjadi cara terbaik untuk mencegah virus berkembang
biak lebih banyak dan menurunkan potensi penyebarannya pada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai