Anda di halaman 1dari 10

Sejarah PPNI

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) lahir pada tanggal


17 Maret 1974. Kebulatan tekad spirit yang sama dicetuskan oleh perintis
perawat bahwa tenaga keperawatan harus berada pada wadah
/organisasi profesi perawat Indonesia. Pada masa itu sebelum tahun 1974
organisasi perawat di Indonesia sudah berkembang pesat sesuai dengan
zamannya, sejak zaman penjajahan perawat Indonesia sudah ada seiring
dengan adanya Rumah Sakit, yaitu: Residen Vpabst (1819) dibatavia
saat itu berubah menjadi Stadsverband (1919) dan berubah menjadi CBZ
(Central Burgerlijke Zieken Inrichting) di daerah Salemba yang saat ini
menjadi RSCM. Saat itu perawat sudah memiliki perkumpulan-
perkumpulan sebagai wadah organisasi perawat dan dapat menjalankan
pergerakan dalam menentukan martabat profesi perawat. Ketika itu
terdapat beberapa organisasi diantaranya; Perkumpulan Kaum Verpleger
fster Indonesia (PKVI), Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI),
Persatuan Perawat Indonesia (PPI), Ikatan Perawat Indonesia (IPI).
Organisasi-organisasi perawat saat itu mengadakan pertemuan
yang diantranya dihadiri oleh IPI, PPI dam PDKI dan diantaranya yang
hadir adalah Ojo Radiat, HB. Barnas dan Drs. Maskoed Soerjasumantri
sebagai pimpinan siding dan sepakat untuk melakukan fusi organisasi dan
menyatukan diri dalam satu wadah organisasi yang saat itu masih
bernama Persatuan Perawat Nasional. Pengabungan atau fusi organisasi
perawat tersebut dilakukan di Ruang Demontration Jl. Prof Eykman
Bandung No.34 Bandung Jawa Barat, sejak saat itu Tanggal 17 Maret
1974 disetujui dan dilakukan pernyataan bersama terbentuknya Persatuan
Perawat Nasional Indonesia, serta membentuk suatu kepanitian untuk
mempersiapkan Kongres Pertama yang dilangsungkan pada tahun 1976.
PPNI berkomitmen untuk memberikan perlindungan bagi
masyarakat dan profesi keperawatan dengan menyusun RUU
keperawatan yang saat ini terus diperjuangkan untuk disyahkan menjadi
undang-undang. Dalam usianya yang tergolong usia produktif, PPNI telah
tumbuh untuk menjadi organisasi yang mandiri. PPNI saat ini berproses
pada kematangan organisasi dan mempersiapkan anggotanya dalam
berperan nyata pada masyarakat dengan memperkecil kesenjangan
dalam pelayanan kesehatan, mempermudah masyarakat dalam
mendapatkan akses pelayanan kesehatan, serta mendapatkan kesamaan
pelayanan yang berkualitas (closing the gap; increasing acces and equity).
dan selanjutnya PPNI bersama anggotanya akan besama mengkawal
profesi keperawatan Indonesia pada arah yang benar, sehingga profesi
keperawatan dapat mandiri dan bermartabat dan bersaing secara
Nasional dan International.

Sumber : https://simk.ppni-inna.org/index.php/public/about/information-
history
Sejarah PPNI

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terlahir pada tanggal


17 Maret 1974 sebagai fusi/federasi dari beberapa organisasi
keperawatan yang ada sebelumnya. Sebut saja, Persatuan Djuru
Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Djuru Rawat Islam (Penjurais),
Ikatan Perawat Indonesia (IPI) dan Persatuan Perawat Indonesia
(PPI).Cikal bakal lahirnya PPNI tidak terlepas dari didirikannya
Perkumpulan Kaum Velpleger Boemibatera (PKVB) pada tahun 1921 oleh
Pemerintahan Hindia Belanda.

Namun berkat semangat Moehammad Yamin dkk yang pada


akhirnya melahirkan Sumpah Pemuda, maka semangat untuk mengganti
nama PKVB menjadi Perkumpulan Kaum Velpleger Indonesia (PKVI) pun
berkobar dengan sendirinya.Namun usia PKVI tidak begitu panjang dan
hanya bertahan hingga tahun 1942 dimana pada saat itu, Belanda mundur
dan digantikan oleh Jepang.Masa-masa penjajahan Jepang di Indonesia
adalah masa-masa kemunduran bagi perkembangan keperawatan
Indonesia. Pelayanan keperawatan pada masa Jepang dikerjakan oleh
orang yang tidak memahami ilmu keperawatan. Hal ini juga sedikit banyak
mempengaruhi PKVI yang semakin hari semakin tidak jelas
eksistensinya.Kemunduran tersebut berakhir bersamaan dengan
Proklamari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Semangat persatuan kembali menggelora sehingga melahirkan


beberapa organisasi keperawatan. Tercatat, dalam kurun 1945 – 1954,
terdapat 5 organisasi profesi yaitu Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia
(PDKI), Persatuan Djuru Rawat Islam (Penjurais), Serikat Buruh
Kesehatan (SBK), Persatuan Perawat Indonesia (PPI) dan Ikatan Perawat
Indonesia (IPI). Dalam kurun waktu 1951-1958 diadakan Kongres di
Bandung dengan mengubah nama PDKI menjadi Persatuan Pegawai
Dalam Kesehatan Indonesia (PPDKI) dengan keanggotaan bukan dari
perawat saja. Demikian pula pada tahun 1959-1974, terjadi
pengelompokan organisasi keperawatan kecuali Serikat Buruh Kesehatan
(SBK) yang terlibat dengan pemberontakan Partai Komunis Indonesia
(PKI)

Puncaknya terjadi pada tahun 1974.

Organisasi-organisasi perawat saat itu mengadakan pertemuan yang


diantranya dihadiri oleh IPI, PPI dam PDKI dan diantaranya yang hadir
adalah Ojo Radiat, HB. Barnas dan Drs. Maskoed Soerjasumantri sebagai
pimpinan sidang dan sepakat untuk melakukan fusi organisasi dan
menyatukan diri dalam satu wadah organisasi yang saat itu masih
bernama Persatuan Perawat Nasional.

Pengabungan atau fusi organisasi perawat tersebut dilakukan di Ruang


Demontration Jl. Prof Eykman Bandung No.34 Bandung Jawa Barat, sejak
saat itu Tanggal 17 Maret 1974 disetujui dan dilakukan pernyataan
bersama terbentuknya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI),
serta membentuk suatu kepanitian untuk mempersiapkan Kongres
Pertama yang dilangsungkan pada tahun 1976.

Nama itulah yang resmi dipakai sebagai nama Organisasi Profesi


Keperawatan di Indonesia hingga saat ini.

Dalam berbagai literasi yang saya temukan, tercatat sedikitnya 7 orang


Perawat yang membidani lahirnya Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI). Mereka adalah;

1. Oyoh Radiat, MSc dari IPI-Jakarta (PB)


2. H.B. Barnas dari Ikatan Perawat Indonesia-Jakarta (PB)
3. Maskoep Soerjo Soemantri dari Ikatan Perawat Indonesia-Jakarta
(PB)
4. J. Soewardi dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung
5. Sjuamsunir Adam dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung
6. L. Harningsih dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung
7. Wim Sumarandek, SH dari Persatuan Perawat Indonesia-Bandung
Seperti dikutip dalam situs resminya bahwa PPNI berkomitmen untuk
memberikan perlindungan bagi masyarakat dan profesi keperawatan
dengan menyusun RUU keperawatan yang saat ini terus diperjuangkan
untuk disyahkan menjadi undang-undang. Dalam usianya yang tergolong
usia produktif, PPNI telah tumbuh untuk menjadi organisasi yang mandiri.

PPNI saat ini berproses pada kematangan organisasi dan mempersiapkan


anggotanya dalam berperan nyata pada masyarakat dengan memperkecil
kesenjangan dalam pelayanan kesehatan, mempermudah masyarakat
dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan, serta mendapatkan
kesamaan pelayanan yang berkualitas (closing the gap; increasing acces
and equity).Dan selanjutnya PPNI bersama anggotanya akan bersama
mengkawal profesi keperawatan Indonesia pada arah yang benar,
sehingga profesi keperawatan dapat mandiri dan bermartabat dan
bersaing secara Nasional dan Internasional.
Sumber : www.nerslicious.com

Sejarah PPNI

Sejarah PPNI Indonesia

Induk organisasi keperawatan di Indonesia adalah Persatuan


Perawat Nasional Indonesia atau lebih dikenal dengan istilah PPNI.
Tanggal lahir PPNI dan didirikan pada Tanggal 17 Maret 1974. Kebulatan
tekad spirit yang sama dicetuskan oleh perintis perawat bahwa tenaga
keperawatan harus berada pada wadah/organisasi nasional.

Sejarah PPNI dan juga asal mula sejarah keperawatan adalah


dengan lahirnya sang Pelopor Keperawatan Untuk itulah para perawat
indonesia mempunyai induk organisasi dan induk organisasi dari perawat
sendiri adalah PPNIatau Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah perhimpunan
seluruh perawat indonesia, didirikan pada Tanggal 17 Maret 1974. Embrio
PPNI adalah Perkumpulan Kaum Velpleger Boemibatera (PKVB) yang
didirikan pada tahun 1921.

Pada saat itu profesi perawat sangat dihormati oleh masyarakat


berkenaan dengan tugas mulia yang dilaksanakan dalam merawat orang
sakit. Lahirnya Sumpah Pemuda tahun 1928 mendorong perubahan nama
PKVB menjadi Perkumpulan Kaum Velpleger Indonesia (PKVI).
Pergantian kata Boemibatera menjadi Indonesia pada PKVI bertahan
hingga tahun 1942. Pada masa penjajahan Jepang perkembangan
keperawatan di Indonesia mengalami kemunduran dan merupakan zaman
kegelapan bagi bagi keperawatan Indonesia. Pelayanan keperawatan
dikerjakan oleh orang yang tidak memahami ilmu keperawatan, demikian
pula organisasi profesi tidak jelas keberadaannya. Bersama dengan
Proklamasi 17 Agusutus 1945, tumbuh Organisasi Profesi Keperawatan.
Setidaknya ada tiga organisasi profesi antara tahun 1945 – 1954 yaitu
Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Djuru Rawat
Islam (PENJURAIS) dan Serikat Buruh Kesehatan (SBK).
Pada tahun 1951 terjadi pembaharuan organisasi profesi
keperawatan yaitu terjadi fusi organisasi profesi yang ada menjadi
Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI). sebagai upaya konsolidasi
organisasi profesi tanpa mengikutsertakan Serikat Buruh Kesehatan
(SBK) karena terlibat dengan pemberontakan Partai Komunis Indonesia
(PKI).

Dalam kurun waktu 1951 – 1958 diadakan Kongres di Bandung


dengan mengubah nama PDKI menjadi Persatuan Pegawai Dalam
Kesehatan Indonesia (PPDKI) dengan keanggotaan bukan dari perawat
saja. Demikian pula pada tahun 1959 – 1974, terjadi pengelompokan
organisasi keperawatan kecuali Serikat Buruh Kesehatan (SBK)
bergabung menjadi satu organisasi Profesi tingkat Nasional dengan nama
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Nama inilah yang resmi
dipakai sebagai nama Organisasi Profesi Keperawatan di Indonesia
hingga saat ini.

Sumber : Kumparansejarah.com

Sejarah PPNI

Semua yang ada dibumi, memiliki sejarah. Sebab mempelajari


sejarahnya, akan menjadi inspirasi. Mengetahui tentang letak dasar dan
visi maupun tujuan sesuatu itu berdiri. Termasuk Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI), yang merupakan organisasi profesi di
Indonesia, dan ada semenjak penjajahan, Belanda, Inggris, Portugis
Hingga Jepang.

Organisasi ini mengalami banyak perubahan, Sebelumnya bukan


bernama PPNI, Namun terdiri berbagai organisasi, menjadi wadah
berhimpun mereka para pekerja perawat.

Masa Penjajahan Dan Kesuraman

Tahun 1921

Perkumpulan Kaum Velpleger Boemibatera (PKVB) oleh Pemerintahan


Hindia Belanda.

Tahun 1928 (Sumpah Pemuda)

PKVB kemudian berubah menjadi PKVI dengan singkatan Perkumpulan


Kaum Velpleger Indonesia. Pun nasionalisme berkobar dengan
sendirinya.

Tahun 1942 – 1945

Penjajahan Jepang, keberadaan PPNI tidak Jelas. Hal ini karena Jepang,
hendak menghapus semua organisasi tanah air bentukan Belanda.Tentu
ini berhubungan dengan eksistensi kekuasaan penjajah Dan jepang
sangat menjaganya.

Setelah Kemerdekaan

17 Agustus 1945 – 1951

Setelah Kemerdekaan 1945 Semangat mendirikan organisasi,


Kembali bergelora dan bangkit. Entah bagaimana alur ceritanya, Jika
sebelumnya ada PKVI, Kini nama itu hilang, Justru yang muncul adalah
5 organisasi profesi yaitu PDKI, Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia
Perjurais, Persatuan Djuru Rawat Islam, SBK, Serikat Buruh Kesehatan,
PPI, Persatuan Perawat Indonesia dan IPI, Ikatan Perawat Indonesia

Filtrasi Dan Infiltrasi Organisasi

1951-1958

Bandung menjadi saksi perubahan PDKI menjadi PPDKI yaitu singkatan


Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan Indonesia. Keanggotaan bukan
hanya perawat, namun semua tenaga kesehatan di dalamnya. Seperti
Kesehatan masyarakat, Bidan, dan lain sebagainya.

1959-1974

Tahun 18 September 1948, Terjadi pemberontakan PKI Madiun, meski


nanti pada 30 September 1965 Terjadi pemberontakan besar. Beberapa
organisasi keperawatan, melakukan pertemuan untuk menyatukan
organisasi. Kecuali SBK (serikat buruh kesehatan) tidak dilibatkan, karena
disinyalir telah tertumpangi gerakan komunis. PPDKI yaitu Persatuan
Pegawai Dalam Kesehatan Indonesia, Perjurais, Persatuan Djuru Rawat
Islam, PPI, Persatuan Perawat Indonesia dan IPI, Ikatan Perawat
Indonesia. Keempat organisasi tersebut bersepakat
untuk menjalankan misi organisasi masing-masing, dengan tetap pada
semangat nasionalisme

Organisasi Profesi Resmi: PPNI

1974

Era tahun 1959 – 1974 atau selama 15 tahun, mereka “seprofesi” namun
tidak Bersatu Akhirnya tercetuslah pertemuan: Ruang Demontration Jln
Prof Eykman, Nomor 34 Bandung Provinsi Jawa Barat
Dengan melibatkan IPI, PPI, PPDKI Tanpa melibatkan Perjurais, Sebab
beberapa saat sebelumnya juga terjadi pemberontakan DI/TII. Maka
semangat nasionalisme, yang menjadi persamaan ketiga organisasi
tersebut.

Bertindak sebagai pimpinan sidang, yakni:

1. Odjoh Radiat, MSc pemegang mandat IPI-Jakarta (PP)


2. H.B. Barnas pemegang mandat Ikatan Perawat Indonesia-Jakarta
(PP)
3. Maskoep Soerjo Soemantri pemegang mandat Ikatan Perawat
Indonesia-Jakarta (PP)

Ketiganya merupakan pendiri PPNI, selanjutnya ada nama lainnya, yang


masuk dalam sidang pembentukan PPNI, yaitu organisatoris asal
Bandung, yakni diantaranya:

1. J. Soewardidari Persatuan Perawat Indonesia,


2. Sjuamsunir Adam dari Persatuan Perawat Indonesia,
3. L. Harningsihdari Persatuan Perawat Indonesia, dan
4. Wim Sumarandek, SH dari Persatuan Perawat Indonesia.

Peristiwa itu terjadi pada 17 Maret 1974 Dan Semenjak saat itu, Dilakukan Fusi
Organisasi, Bernama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Namun
penggunaan nama, secara resmi, belum bisa dipergunakan sebab belum
dilakukan kongres. Sehingga pada sidang tersebut, Memutuskan
menyelenggarakan Kongres I dengan membentuk kepanitiaan. Tepatnya
Kongres pertama di Jakarta 15 – 20 November 1976 Dengan terpilihnya Oyoh
Radiat, MSc Sebagai Ketua Umum Pertama Dan Sekretaris Maskoep Soerjo
Soemantri Karena menjadi otak Pendirian PPNI, Maka Oyoh Radiat menjabat
selama 12 tahun, Periode pertama hingga ketiga.

Sumber : https://organisasi.co.id/organisasi-ppni-sejarah

Anda mungkin juga menyukai