Anda di halaman 1dari 5

#JERITAN MALAM

Nama gw reza, gw merupakan lulusan


salah satu perguruan negeri ternama
disalah satu universitas negeri di Jakarta,
sebuah kampus yang berada dalam suatu
lingkungan asri dengan pohon pohon
besar disekitarnya bahkan hampir mirip
disebut dengan sebutan hutan kota, gw
menyelesaikan pendidikan SI dalam waktu
yang normal, dengan predikat yang
lumayan hingga akhirnya sebuah
panggilan kerja mengantarkan kaki gw
untuk berlabuh disalah satu kota di jawa
timur.
Semua terasa begitu indah, begitu
sempurna, bisa dibilang yang maha kuasa
memudahkan semua langkah kehidupan
gw, orang tua gw yang semula tidak
menyetujui gw untuk pindah kota,
akhirnya menyetujuinya, walaupun
dengan resiko mereka kini harus tinggal
hanya berdua saja di kota bogor yang
tenang. Sebenarnya orang tua gw
khususnya bokap gw menginginkan agar
gw bekerja di Jakarta atau setidaknya
meneruskan usaha yang sudah dirintisnya
selama ini, berbagai macam argumen
telah mereka keluarkan untuk
menggagalkan keinginan gue untuk
meninggalkan Jakarta, terutama alasan
umur mereka yang sudah tua, berat
rasanya meninggalkan mereka bila
mengingat semua alasan itu, tapi
keinginan untuk mandiri membuat gw bisa
mengalahkan semua rasa tidak tega itu.
Tapi semua keindahan rangkuman
perjalan hidup gw kini berubah secara
drastis, seiring langkah kaki gw menaiki
sebuah kereta yang mengantarkan gw
menuju sebuah kota di jawa timur. Sebuah
kereta yang menjadi awal dimulainya
rentetan kejadian yang merubah
perjalanan hidup gw….
Dan percayalah ketika gw menuliskan ini
semua, gw tercekam dalam rasa
ketakutan, rangkaian kata yang gw tulis
dengan menjentikan jari dalam barisan
huruf di keyboard tidak lepas dari tatapan
mata mereka, gw hanya berharap semoga
malam cepat berlalu berganti menjadi
siang.
Kegembiraan itu tidakberlangsung lama,
ketika gw menerangkan tentang
penempatan kerja gw
“ memangnya tidak bisa meminta posisi
dijakarta za, bapak sama mamahmu ini
sudah tua, kenapa tidak di jakarta aja,
atau kamu nerusin usaha bapak ” ucap
bapak sambil tangannya mencoba
mengelap2 keris yang terlihat sudah tua,
memeang bapak adalah pengkoleksi keris2
tua, bahkan bukan cuma keris saja,
asalkan itu bernilai seni dan peninggalan
masa lalu pasti dikoleksinya
Setelah gw menerangkan tentang
keinginan gw untuk mandiri, dan alasan
masa depan yang bagus di pekerjaan ini,
akhirnya bapak dan mamah mengijinkan
gw untuk pergi keluar kota dan menerima
perkerjaan ini
“ kapan kamu berangkat za ” ucap bapak
mencoba mencari keterangan
“ minggu depan pak, mohon restunya pak,
mah ”
“ iya za, bapak sama mamah restuin yang
penting kamu bisa jaga diri, dan bawa diri
disana ” ucap mamah kembali memeluk
gw disela sela isak tangisnya.
Seminggu sudah berlalu dan tiba harinya
keberangkatan gw, dengan diantar oleh
mang iwan dan wulan, segera gw menuju
ke stasiun kereta yang akan
mengantarkan gw ke jawa bagian timur,
sepanjang jalan terlihat wajah wulan yang
agak berat melepas kepergian gw,hingga
akhirnya kamipun tiba distasiun kereta
“ jangan lupa kasih kabar ” ucap wulan
sebelum melepas gw menaiki kereta
“ doain aku, semoga aku cepat nikahi
kamu dan kamu bisa ikut sama aku
kesana ” ucap gw sambil memeluk wulan
kemudian melepaskannya dalam balutan
air matanya, dan akhirnya pijakan kaki gw
mantap menaiki kereta
“ selamat tinggal Jakarta…selamat datang
pekerjaan baru..semoga cepat sukses ” doa
gw didalam hati.
Lama gw terdiam dalam keheningan,
lamunan gw melayang akan sebuah
rencana kerja, adaptasi dan yang pasti
lokasi kerja yang sama sekali terasa asing
bagi gw, sebuah kota dijawa timur yang
baru kali ini gw singgahi, dengan berbekal

Anda mungkin juga menyukai