Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan serangkaian proses yang diawali dari konsepsi

atau pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan

fertilisasi, nidasi dan implantasi. Kehamilan merupakan proses alamiah untuk

kelangsungan peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang

wanita sedang mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi.

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai

sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Lama kehamilan

yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (lunar months). Kehamilan

dibagi atas 3 triwulan (trimester): kehamilan triwulan I antara 0-12 minggu,

kehamilan triwulan II antara 12-28 minggu, kehamilan triwulan III antara 28-40

minggu. Dari definisi diatas kehamilan adalah proses yang dimulai dari

pembuahan ( pertemuan sel sprema dengan sel telur ) dan berakhir dengan

permulaan persalinan (Fratidina Y. et al., 2022).

Tanda-tanda kehamilan sudah sangat dipahami oleh ibu-ibu, bahwa tanda

kehamilan adalah masa menstruasi terlambat dan tidak menstruasi lagi

(amenorea). Terutama bagi wanita yang memiliki riwayat mestruasi normal

akan sangat terasa gejala ini. Kemudian, pada bulan-bulan awal kehamilan dan

seringnya pada pagi hari, ia merasa mual dan muntah. Sehingga pada tiga bulan

pertama, biasanya kesehatan fisiknya akan sedikit menurun dan psikis yang

lebih sensitif. Selain itu, dalam waktu bersamaan ia sering merasa sulit buang

air besar, sekaligus sering buang air kecil. Sering buang air kecil itu karena
uterus mulai membesar sehingga menekan kandung kemih. Nantinya, gejala

sering pipis ini akan terjadi lagi pada trimester akhir, ketika janin sudah masuk

rongga panggul (Bidan, 2014).

Kehamilan selalu diikuti dengan perubahan tubuh. Perubahan tubuh dan

beberapa masalah yang mengikutinya memang sering kali membuat ibu hamil

tidak nyaman. Namun itu lumarh terjadi akibat perubahan hormon selama

kehamilan. Perubahan- perubahan yang terjadi pada ibu hamil antaralain: berat

badan berubah, tekanan darah naik, bengkak pada wajah, kaki dan tangan,

pigmetasi, mual-muntah, sering lapar, mudah lelah dan mengantuk. Selain

perubahan yang sering terjadi pada kehamilan, adapun penyakit penyerta pada

saat kehamilan bisa terjadi pada ibu hamil manapun. Banyak jenis penyakit

penyerta yang harus diwaspadai sejak awal kehamilan. Salah satu penyakit yang

disertai antaralain: diabetes melitus pada ibu hamil (gestasional)(B, 2016).

Secara umum diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan

oleh peningkatan kadar glukosa darah. Diabetes termasuk sekelompok

gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia akibat

ketidakmampuan sel beta pankreas atau resistensi insulin yang menyebabkan

kadar glukosa darah meningkat (Hanandary Ghassani et al., 2023)

Diabetes melitus gestasional (DMG) merupakan intoleransi glukosa pada

waktu kehamilan, pada wanita normal atau yang mempunyai gangguan

toleransi glukosa setelah terminasi kehamilan, keadaan ini biasa terjadi pada

saat 24 minggu usia kehamilan dan sebagian penderita akan kembali normal

pada saat setelah melahirkan (Djamaluddin & Mursalin, 2020).


Diabetes gestasional merupakan diabetes yang terjadi pada masa

kehamilan. Biasanya terjadi pada trimester kedua dan ketiga saat kehamilan

karena hormon yang disekresi plasenta menghambat kerja insulin. Sekitar 30-

40% penderita diabetes gestasional berkembang menjadi diabetes melitus tipe

2. Diabetes gestasional terjadi 7% pada kehamilan dan meningkatkan resiko

kematian pada ibu dan janin (Hardianto, 2021).

Prevalensi di amerika serikat, penderita prediabetes mencapai 86 juta.

Negara lain yang mempunyai penderita prediabetes tertinggi adalah Kuwait

(17,9%), Qatar (17,1%), Uni Emirate Arab (16,6%), dan Bahrain (16,3%).

Sedangkan prediksi negara-negara dengan jumlah penderita diabetes melitus

terbanyak di dunia pada tahun 2030 adalah india (79,4 juta), tiongkok (42,3

juta), amerika serikat (30,3 juta), Indonesia (21,3 juta), Pakistan (13,9 juta),

brazil (11,3 juta), banglades (11,1 juta), jepang (8,9 juta), filipina (7,8 juta), dan

mesir (6,7 juta) (Hardianto, 2021).

Prevalensi diabetes melitus kehamilan adalah 1,9%. Sebanyak 91,%

kasus diabetes melitus dalam kehamilan terjadi di negara dengan perekonomian

sedang dan rendah, serta keterbatasan akses pelayanan kesehatan ibu. Asia

tenggara mempunyai prevalensi tertinggi yaitu 25%, sedangkan Indonesia yang

termasuk dalam wilayah pasifik barat mempunyai prevalensi 11,9%.

Berdasarkan hasil riset data kesehatan Riskesdas (2013) terdapat 4,8% berat

badan lahir anak lebih dari 4000 gram (Yunus et al., 2021).

Keluhan klasik diabetes melitus dapat berupa poliuria atau peningkatan

frekuensi berkemih, polifagia atau peningkatan konsumsi makanan, polidipsia


atau peningkatan konsumsi cairan/air, disertai penurunan berat badan yang

tidak dapat dijelaskan penyebabnya (Hanandary Ghassani et al., 2023).

B. Rumusan Masalah

Trias diabetes melitus pada perempuan mengalami gestasional.

C. Tujuan

Untuk menggali secara mendalam trias diabetes melitus pada perempuan

mengalami gestasional:

1. Poliuri pada perempuan gestasional ?

2. Polifagi pada perempuan gestasional ?

3. Polidipsi pada perempuan gestasional ?

Anda mungkin juga menyukai