Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Hak Pendidikan

2.1.1 Pengertian Hak pendidikan

Bila kita membaca sejarah, ternyata para pendiri bangsa ini pun telah
menyadari arti pentingnya pendidikan bagi kehormatan, keberadaban dan
kesejahteraan rakyat. Hal tersebut bisa kita lihat pada proses menyusun
Pembukaan UUD 1945 yang secara tegas dan jelas menyatakan "mencerdaskan
kehidupan bangsa" sebagai salah satu basis legitimasi negara kesejahteraan
Indonesia, sebagaimana tertuang dalam alinea keempat. Visi dan komitmen
politik untuk memajukan pendidikan itu kemudian diperkuat dalam pasal 31
UUD 1945. Artinya Negara menjamin hak pendidikan bagi rakyatnya guna
membangun pertumbahan dan pemerataan ekonomi kebangsaan.

Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia. Memanusikan


manusia atau proses humanisasi melihat manusia sebagai suatu keseluruhan di
dalam eksistensinya (Nadziroh:2018)

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting untuk membangun


pendidikan di Indonesia. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha dasar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan atau keahlian dalam kesatuan
organis harmonis dinamais, di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung
seumur hidup. Pendidikan adalah usaha yang terencana dalam mewujudkan
suasana belajar dan proses. pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik
secara aktif dapat mengembangkan potensi diri untuk dirinya sendiri dan
lingkungannya/ masyarakat.

Sebagaimana dalam UUD 1945 pasal 28 C UUD 1945 ayat (1) UUD
1945 setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara sebagai


peletak dasar yang kuat pendidkan nasional yang progresif untuk generasi
sekarang dan generasi yang akan datang merumuskan pengertian pendidikan.
Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi
pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual dan tubuh anak). (Asep
Safa’at: 2021)

Hak pendidikan adalah hak asasi manusia yang fundamental yang


menjamin setiap individu memiliki akses yang setara dan tanpa diskriminasi
terhadap pendidikan yang bermutu. Ini meliputi hak untuk mengakses,
mengikuti, dan menyelesaikan pendidikan dasar yang wajib, serta hak untuk
mengakses pendidikan menengah, tinggi, dan pendidikan lanjutan lainnya. Hak
pendidikan juga mencakup hak untuk memilih jenis pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan, keyakinan, dan budaya individu, serta hak untuk
berpartisipasi secara aktif dalam proses Pendidikan (Roger :2020).

Penerapan dalam Pendidikan yaitu komitmen untuk memberikan


perlindungan dan dukungan kepada mereka yang berada dalam situasi tanpa
kebangsaan. Setiap anak memiliki hak asasi manusia untuk diakui sebagai
warga negara dan memiliki akses yang setara ke pendidikan, tanpa memandang
status kebangsaan atau kelahirannya.

Langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan hak ini melibatkan proses


administratif yang mendukung pencatatan kelahiran dan pengakuan
kebangsaan bagi anak-anak tanpa kebangsaan. Pemerintah dan lembaga
pendidikan dapat bekerja sama untuk menciptakan kebijakan inklusif yang
memastikan bahwa anak-anak tersebut dapat mengakses layanan pendidikan
secara penuh.

Selain itu, program integrasi sosial dan pendidikan dapat diperkenalkan


untuk membantu anak-anak tanpa kebangsaan beradaptasi dengan lingkungan
Sekolah Kampus dan masyarakat. Menciptakan lingkungan yang mendukung
dan ramah bagi anak-anak ini akan membantu mereka mengatasi tantangan dan
mendapatkan manfaat dari pendidikan.

Dengan memastikan hak anak-anak tanpa kebangsaan untuk memiliki


akses ke pendidikan, kita berinvestasi dalam masa depan yang lebih baik dan
lebih adil bagi semua anak, tanpa memandang latar belakang mereka (Rahmat
Putrra: 2024).

2.1.2. Jenis Hak-Hak Pendidikan

Hak-hak pendidikan mencakup berbagai aspek yang menjamin akses


dan kualitas pendidikan bagi semua individu. Beberapa jenis hak pendidikan
meliputi:

1. Hak untuk mendapatkan pendidikan dasar yang berkualitas tanpa


diskriminasi.

Hak untuk mendapatkan pendidikan dasar yang berkualitas tanpa


diskriminasi adalah hak asasi manusia yang mendasar yang menjamin
bahwa setiap individu memiliki akses ke pendidikan dasar yang baik tanpa
adanya diskriminasi berdasarkan faktor-faktor seperti ras, etnisitas, agama,
jenis kelamin, atau kecacatan.

Implementasi Kebijakan Bidang Pendidikan Dasar adalah


serangkaian tindakan dan keputusan yang diambil oleh pemerintah atau
lembaga terkait untuk memajukan sistem pendidikan dasar di suatu negara
atau wilayah. Kebijakan tersebut dapat mencakup perbaikan kurikulum,
peningkatan kualitas guru, pembangunan fasilitas sekolah, peningkatan
aksesibilitas, dan lain sebagainya Beberapa contoh implementasi
kebijakan bidang pendidikan dasar di Indonesia diantaranya adalah
program "Gerakan Literasi Sekolah" (GLS), dan program Pendidikan
Gratis 12 Tahun". Pada tahun 2018, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan meluncurkan Program Gerakan Literasi Sekolah., bertujuan
untuk meningkatkan literasi siswa di seluruh Indonesia melalui tiga pilar
utama, yaitu meningkatkan literasi membaca, menulis, dan
menghitung.[1]. sedangkan program "Pendidikan Gratis 12 Tahun",
dicanangkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2019 dan bertujuan
untuk memberikan akses pendidikan yang lebih baik bagi seluruh
masyarakat Indonesia. Program ini mencakup gratis biaya pendidikan dari
tingkat pendidikan dasar hingga menengah atas. [2].

Implementasi kebijakan bidang pendidikan dasar perlu


dilaksanakan pada saat ini karena pendidikan dasar merupakan landasan
penting dalam membangun masa depan bangsa. Pendidikan dasar adalah
tahap pertama dalam proses pendidikan yang mencakup pendidikan anak
usia dini, pendidikan dasar (SD), dan pendidikan menengah pertama
(SMP). Beberapa hal berikut menunjukkan pentingnya pendidikan dasar.
(Indra Kertati, dkk: 2023)

Implementasi hak ini melibatkan upaya dari pemerintah, lembaga


pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan untuk memastikan bahwa
semua anak memiliki akses dan kesempatan yang sama untuk
mendapatkan pendidikan dasar yang berkualitas. Ini termasuk kebijakan
inklusif, program beasiswa untuk kelompok-kelompok rentan,
penghapusan hambatan-hambatan fisik dan sosial, serta pendekatan
pembelajaran yang mendukung keberagaman dan kesetaraan.

2. Hak untuk mendapatkan pendidikan lanjutan atau tinggi yang sesuai


dengan minat dan potensi individu.

Hak untuk mendapatkan pendidikan lanjutan atau tinggi yang


sesuai dengan minat dan potensi individu merupakan prinsip hak asasi
manusia yang menjamin bahwa setiap individu memiliki hak untuk
mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat, minat, dan potensinya
melalui pendidikan tinggi atau lanjutan yang cocok untuk mereka.

Pendidikan Lanjutan atau Tinggi Mengacu pada tingkat pendidikan


setelah pendidikan dasar, termasuk pendidikan menengah atas, perguruan
tinggi, universitas, dan pendidikan vokasional atau profesional yang
mempersiapkan individu untuk karier atau studi lanjutan.

Minat dan Potensi Individu*: Hak ini mengakui bahwa setiap


individu memiliki minat, bakat, dan potensi yang unik. Oleh karena itu,
mereka memiliki hak untuk mengeksplorasi minat mereka dan
mengembangkan potensi mereka melalui pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi mereka.

Kesesuaian Pendidikan yang diberikan harus sesuai dengan minat


dan potensi individu, bukan hanya mencakup aspek akademis tetapi juga
pengembangan keterampilan dan keahlian yang relevan dengan minat dan
tujuan karier mereka (Ali Imron: 2023).

Implementasi hak ini melibatkan pendekatan pendidikan yang


inklusif dan diferensial, di mana pendidikan disesuaikan dengan
kebutuhan dan minat individu. Ini mencakup penyediaan beragam
program pendidikan lanjutan yang mencakup berbagai bidang studi dan
jalur karier, serta layanan bimbingan dan dorongan yang memungkinkan
individu untuk mengeksplorasi minat dan potensi mereka dengan bebas.

3. Hak untuk mendapatkan akses ke fasilitas pendidikan yang layak dan


aman.

Hak untuk mendapatkan akses ke fasilitas pendidikan yang layak


dan aman adalah hak asasi manusia yang menjamin bahwa setiap individu
memiliki hak untuk mengakses fasilitas pendidikan yang memenuhi
standar tertentu untuk kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan.
Fasilitas Pendidikan yang Layak Merujuk pada bangunan, ruang
kelas, peralatan, dan sarana pendukung lainnya yang memenuhi standar
untuk kualitas pendidikan yang baik. Ini termasuk kebersihan,
ketersediaan ruang yang memadai, dan fasilitas yang mendukung
pembelajaran yang efektif.

Fasilitas Pendidikan yang Aman*: Mencakup perlindungan


terhadap ancaman atau bahaya fisik, seperti kebakaran, bencana alam, atau
kekerasan. Fasilitas pendidikan harus dirancang dan dioperasikan dengan
memperhatikan keamanan dan perlindungan siswa dan staf.

Akses Hak ini juga mencakup aspek aksesibilitas fisik, yang berarti
fasilitas harus mudah diakses oleh semua individu, termasuk mereka yang
memiliki kecacatan atau kebutuhan khusus (Arimbi: 2023).

Implementasi hak ini melibatkan investasi dalam infrastruktur


pendidikan yang memadai dan pemeliharaan fasilitas yang terus-menerus.
Selain itu, penting untuk menerapkan kebijakan keselamatan yang ketat
dan melaksanakan prosedur darurat yang efektif untuk mengatasi situasi
yang mengancam keselamatan di lingkungan pendidikan. Semua langkah
ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
aman bagi semua individu yang terlibat dalam proses pendidikan.

4. Hak untuk mendapatkan akses informasi dan sumber belajar yang


relevan dan bermutu.

Hak untuk mendapatkan akses informasi dan sumber belajar yang


relevan dan bermutu adalah hak asasi manusia yang menjamin bahwa
setiap individu memiliki hak untuk mengakses informasi dan sumber daya
pembelajaran yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Akses Informasi Hak ini mencakup akses terhadap berbagai sumber


informasi, termasuk buku, jurnal, majalah, situs web, dan media lainnya
yang relevan dengan pendidikan dan pengembangan individu.
Sumber Belajar yang Bermutu*: Merujuk pada sumber daya
pembelajaran yang telah melewati standar kualitas tertentu, seperti materi
ajar yang terverifikasi, terbaru, dan sesuai dengan kurikulum atau
kebutuhan individu.

Relevansi Sumber-sumber belajar yang disediakan harus relevan


dengan kebutuhan dan minat individu, serta mencakup berbagai topik dan
subjek yang memungkinkan pengembangan pengetahuan dan
keterampilan yang luas (Duwi Handoko: 2019).

Implementasi hak ini melibatkan penyediaan akses yang mudah


dan merata terhadap sumber-sumber informasi dan pembelajaran, baik
dalam bentuk fisik maupun digital. Hal ini juga melibatkan upaya untuk
meningkatkan aksesibilitas terhadap teknologi dan internet di komunitas
yang kurang berkembang atau terpencil. Selain itu, penting untuk
memastikan bahwa sumber-sumber belajar yang disediakan memenuhi
standar kualitas dan relevansi yang tinggi, serta dapat diakses oleh semua
individu tanpa diskriminasi.

5. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari kekerasan, pelecehan,


atau diskriminasi di lingkungan pendidikan.

Hak untuk mendapatkan perlindungan dari kekerasan, pelecehan,


atau diskriminasi di lingkungan pendidikan adalah hak asasi manusia yang
menjamin bahwa setiap individu memiliki hak untuk belajar dalam
lingkungan yang aman, tanpa takut akan kekerasan, pelecehan, atau
perlakuan diskriminatif.

Perlindungan dari Kekerasan Merujuk pada upaya untuk mencegah


dan menanggulangi segala bentuk kekerasan fisik, verbal, atau emosional
di lingkungan pendidikan, baik dari sesama siswa, staf, maupun pihak
eksternal.
Perlindungan dari Pelecehan Mencakup tindakan untuk mencegah
dan menanggulangi pelecehan seksual, pelecehan verbal, atau pelecehan
psikologis yang mungkin terjadi di lingkungan pendidikan.

Perlindungan dari Diskriminasi Hak ini menjamin bahwa tidak ada


diskriminasi berdasarkan ras, etnisitas, agama, gender, orientasi seksual,
atau kecacatan yang terjadi di lingkungan pendidikan. Semua individu
harus diperlakukan dengan adil dan setara tanpa memandang karakteristik
pribadi mereka (Muhammad Fajar:2023).

Implementasi hak ini melibatkan pembentukan kebijakan dan


prosedur yang jelas untuk melindungi siswa dan staf dari kekerasan,
pelecehan, dan diskriminasi. Hal ini juga melibatkan pendidikan dan
pelatihan bagi semua anggota komunitas pendidikan tentang pentingnya
menghormati hak asasi manusia dan menjaga lingkungan belajar yang
aman dan inklusif bagi semua individu. Penegakan hukum juga diperlukan
untuk memastikan bahwa pelanggaran terhadap hak ini ditindaklanjuti
dengan tegas dan adil.

6. Hak untuk berpartisipasi dalam proses pendidikan dan pengambilan


keputusan yang memengaruhi dirinya.

Hak untuk berpartisipasi dalam proses pendidikan dan


pengambilan keputusan yang memengaruhi dirinya adalah hak asasi
manusia yang menjamin bahwa setiap individu memiliki hak untuk terlibat
aktif dalam berbagai aspek pendidikan mereka, termasuk dalam proses
pembelajaran dan dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi
pendidikan mereka.

Partisipasi dalam Proses Pembelajaran Hak ini mencakup hak


setiap individu untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran,
termasuk dalam diskusi kelas, proyek kolaboratif, dan kegiatan partisipatif
lainnya yang mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan Merujuk pada hak setiap
individu untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang
memengaruhi pendidikan mereka, baik itu dalam level individu, sekolah,
maupun level kebijakan yang lebih tinggi. Ini mencakup hak untuk
menyampaikan pendapat, memberikan masukan, dan memiliki akses ke
informasi yang relevan.

Pentingnya Partisipasi aktif individu dalam pendidikan mereka


penting karena membantu meningkatkan motivasi dan keterlibatan dalam
pembelajaran, serta mempromosikan rasa tanggung jawab dan otonomi.
Selain itu, partisipasi dalam pengambilan keputusan memberikan rasa
memiliki dan meningkatkan legitimasi keputusan yang diambil
(Syafarudin:2006).

Implementasi hak ini melibatkan pembentukan lingkungan


pendidikan yang mendukung partisipasi aktif siswa, baik dalam proses
pembelajaran maupun dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini
mencakup adopsi praktik pembelajaran yang kolaboratif, pendekatan
dialogis dalam komunikasi antara siswa dan pihak pendidik, serta
pembentukan struktur partisipatif di tingkat sekolah dan sistem pendidikan
yang lebih besar. Dengan memastikan partisipasi aktif individu,
pendidikan dapat menjadi lebih relevan, inklusif, dan berdaya guna bagi
semua pesertanya.

7. Hak untuk mendapatkan bantuan dan dukungan dalam mengatasi


hambatan-hambatan yang menghalangi akses atau partisipasi dalam
pendidikan.

Hak untuk mendapatkan bantuan dan dukungan dalam mengatasi


hambatan-hambatan yang menghalangi akses atau partisipasi dalam
pendidikan adalah hak asasi manusia yang menjamin bahwa setiap
individu memiliki hak untuk mendapatkan bantuan dan dukungan dalam
mengatasi segala hambatan yang mungkin menghalangi mereka untuk
mengakses pendidikan atau terlibat secara penuh dalam proses pendidikan.

Hambatan-hambatan dalam Akses dan Partisipasi Merujuk pada


segala bentuk hambatan, baik fisik, ekonomi, sosial, atau psikologis, yang
dapat menghalangi individu untuk mengakses pendidikan atau terlibat
secara penuh dalam proses pembelajaran.

Bantuan dan DukunganHak ini menjamin bahwa individu memiliki


akses ke bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan untuk mengatasi
hambatan-hambatan tersebut. Ini bisa berupa bantuan finansial, layanan
kesehatan mental, aksesibilitas fisik, atau dukungan akademis.

Pentingnya DukunganBantuan dan dukungan yang tepat sangat


penting dalam membantu individu mengatasi hambatan-hambatan yang
mereka hadapi dalam akses dan partisipasi dalam pendidikan. Hal ini
memastikan bahwa tidak ada yang terpinggirkan atau dibiarkan mundur
dalam upaya mereka untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas (Sri
Rahayu:2020).

Implementasi hak ini melibatkan penyediaan layanan pendukung


yang komprehensif dan terjangkau bagi individu yang membutuhkannya.
Hal ini juga mencakup pemetaan dan identifikasi hambatan-hambatan
yang mungkin dihadapi oleh kelompok-kelompok rentan, serta
pengembangan program-program intervensi yang sesuai. Dengan
memberikan bantuan dan dukungan yang tepat, pendidikan dapat menjadi
lebih inklusif dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu
untuk mencapai potensi mereka.

Penting untuk mengakui dan melindungi hak-hak ini agar semua


individu memiliki kesempatan yang adil dan setara dalam mencapai
pendidikan yang bermutu.
DAFTAR PUSTAKA

Anzizhan Syafrudin. 2006. Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. Jakarta:


Grasindo.

Arimbi. 2023. Menilik Wajah Pendidikan Indonesia Pasca Pandemi. Pekalongan:


NEM.

Fajar Muhammad. 2023. Hukum Keluarga Islam. Banten: Sada Kurnia Pustaka.

Handoko Duwi. 2019. Lembaran dan Berita Negara mengenai Pendidikan Tinggi.
Riau: Hawa dan AHWA.

Imron Ali. 2023. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Semarang: Bumi
Aksara.

Kertati Indra, dkk. 2023. Implementasi Kebijakan Publik : Dari Hulu ke Hilir.
Jambi: PT. Sonpedia Publishing Indonesia.

Nadziroh. Hak Warga Negara dalam Memperoleh Pendidikan Dasar di Indonesia.


Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 4, Nomor 3, Mei 2018, hlm. 400-
405.

Rahayu Sri. 2020. Penganggaran Dana Operasional Sekolah. Surabaya: Peneleh.

Roger. 2020. Contemporary Criminological Theory. USA: Taylor & Francis

Siregar Safa'at Asep. 2021. (Bunga Rampai) Problematika dan Tantangan


Pendidikan Kita. Bogor: Guepedia.

Yudha Putra Rahmat. 2024. Penerapan Pendidikan Hak Asasi Manusia untuk
Sekolah dan Kampus. Kalbar: PGRI Kalbar.

Anda mungkin juga menyukai