latar belakang munculnya PGRI, sejarah PGRI, konsep dasar PGRI, PGRI sebagai organisasi
perjuangan, PGRI sebagai organisasi profesi dalam bidang pendidikan, dapat memahami jati
diri serta sistem informasi dan komunikasi dalam PGRI, PGRI sebagai organisasi
ketenagakerjaan, dan memahami peran PGRI untuk menyongsong masa depan serta
mengamalkan perjuangan PGRI dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Organisasi Materi :
3. Memahami jati diri serta sistem informasi dan komunikasi dalam PGRI
SUBSTANSI PERJUANGAN
Tujuan:
1. Korektif-Pemerintah
2. Kooperatif - Organisasi Buruh dan Politik
3. Memasyarakat
a. Keorganisasian
1) memperbaiki persepsi yang keliru terhadap PGRI
2) Sifat PGRI
a) Unitaristik
b) Independent
c) non politik praktis
b. Jati diri Organisasi
1) Perjuangan
2) Profesi
3) Ketenagakerjaan
Pengabdian di bidang pendidikan
Seperti yang tersurat dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat, ada bagian
kalimat “mencerdaskan kehidupan bangsa”, PGRI sangat peduli dan selalu berperan aktif
untuk mewujudkan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.
PERJUANGAN PGRI
Hasil Perjuangan antara lain
1. Tahun 1999
a. Juni 1999 Pengurus Besar PGRI kerjasama dengan RCTI dengan sponsor B-29 dapat
memberikan bantuan kepada + 200 orang guru masing-masing Rp. 1.000.000,00.
b. 8 November 1999 Pengurus Besar PGRI kerjasama dengan UNIVERSITAS
TERBUKA yang mendapat dana dari Menko Kesra bagi 1.000 orang guru untuk
program D2 SD dan 1.000 orang anak guru yang kuliah pada Perguruan Tinggi
Negeri.
c. Melaksanakan advokasi kepada Presiden (BJ. Habibie) dan desakan ke DPR-RI yang
kemudian membuahkan hasil berupa seluruh pegawai negeri mendapat tambahan
tunjangan penghasilan sebesar Rp 155.250,00
2. Tahun 2000
a. Mengadakan pertemuan dengan Wakil Presiden (Megawati Soekarno Putri). Pengurus
Besar PGRI mengajukan agar Anggaran Pendidikan dinaikkan menjadi 25%.
b. Advokasi dengan Mendiknas dengan substansi yang sama.
c. Advokasi dengan Ketua/Pimpinan DPR-RI substansi sama dengan yang diajukan
kepada Presiden.
d. Karena anggaran pendidikan pada zaman Suharto + 9%, pada masa BJ. Habibie
dijanjikan 20%, tapi pada masa KH. Abdurahman Wahid anggaran pendidikan hanya
3,8%, yang kemudian memicu Pengurus Besar PGRI untuk berjuang lebih intensip.
e. Pengurus Besar PGRI membuat satuan tugas yang dikenal "KOMITE
PERJUANGAN PERBAIKAN KESEJAHTERAAN GURU" disingkat KP2KG.
Satgas ini bertugas secara khusus dan intensif untuk memperjuangkan kesejahtraan
guru melalui berbagai pendekatan dan cara.
f. Dengan KP2KG, Pengurus Besar PGRI mengadakan advokasi ke Wakil Presiden
(Megawati Sukarno Putri), Mendiknas, BAPPENAS, Pimpinan DPR-RI dan 10 Fraksi
di DPR-RI. Sambutan cukup baik meskipun dalam pelaksanaan kurang memberikan
harapan yang nyata kepada PGRI.
g. KP2KG menyerukan kesiapan perjuangan kepada KP2KG tingkat I dan II bahkan
sampai anggota agar memperjuangkan issue yang telah dirumuskan secara Nasional
dengan thema "GURU MENGGUGAT".
a) Penghapusan perlakuan yang berbeda terhadap tenaga fungsional guru, dosen dengan
tenaga fungsional lainnya.
b) Peningkatan serta penambahan tunjangan fungsional guru sehingga tidak terlalu jauh
berbeda dengan tunjangan fungsional yang lain dan dengan jumlah yang wajar.
c) Pemberlakuan sistem penggajian guru dan Tenaga Kependidikan secara khusus.
d) Peningkatan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 25% dari APBN.
e) Pelaksanaan desentralisasi sebagai akibat berlakunya UU No.22/1999 tentang Otda, harus
menjamin berlakunya prinsip dan paradigma pendidikan, kebebasan akademis para guru
dan tenaga kependidikan lainnya serta tercapainya tujuan pendidikan yang demokratis
dan menghargai hak-hak asasi manusia. Karena itu pengelola pembangunan pendidikan di
daerah harus berada di tangan tenaga profesional.
f) Pembentukan UU khusus yang mengatur Status Guru dengan mengacu kepada
Rekomendasi ILO/UNESCO tahun 1966 tentang Status Guru.
PENGURUS PGRI
Semua anggota yang memenuhi persyaratan dapat dipilih menjadi Pengurus PGRI
Syarat Umum :
Syarat Khusus :
Pada masa mendatang, PGRI harus terus mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan
jamannya. Sesuai dengan dinamika yang terus berlangsung, PGRI harus dapat
memberikan jawaban terhadap masalah yang muncul, menyikapi tantangan yang
menghadang dan memberikan kontribusi terhadap tuntutan dan pemenuhan kebutuhan
yang dihadapi bangsa, khususnya berkaitan dengan dunia pendidikan yang secara lebih
spesifik bersentuhan dengan persoalan guru.
Mohamad surya (2003) menyatakan, bahwa menghadapi era Reformasi menyongsong
masa depan, PGRI harus memiliki paradigma baru yang paham dan mampu menyikapi
tantangan, memiliki jati diri yang kuat, memiliki keterbukaan untuk membangun tata
kelola organisasi, dan membangun hubungan kemitraan internasional. PGRI
menyongsong masa depan perlu diketahui dan dipahami oleh calon guru dan guru serta
tenaga kependidikan lainnya.