Anda di halaman 1dari 1

JAWABAN SINGKAT KONDISI PEMERINTAHAN MARCOS PERIODE 2

Pada masa periode kedua sebagai presiden, Marcos lebih bertindak secara diktaktor dan otoriter. Hal
tersebut dibuktikan dengan diberlakukannya suatu undang-undang yang disebut sebagai undang-
undang Darurat Militer yang isinya mengekang kebebasan dan hak hukum sipil, menjadikan media
massa sebagai alat kepentingan pemerintah, pembatasan kebebasan bersuara dan pers, dimana
tujuannya meredam perlawanan pada ide, niat dan perintah Marcos, terutama meredam perlawanan
aktivis kiri, partai komunis, dan separatis muslim Moro.

Amnesty International mencatat, selama masa darurat militer, Marcos telah melancarkan gelombang
kejahatan dan pelanggaran HAM yang berat. Ini termasuk puluhan ribu orang ditangkap secara
sewenang-wenang, ribuan disiksa, dan dihilangkan secara paksa atau dibunuh.

Pada 1981, Marcos mencabut darurat militer yang telah ia terapkan selama sembilan tahun. Dalam
pemilihan presiden, dia kembali lagi terpilih tapi dengan ketidakpuasan publik dan kemarahan lawan
politik yang semakin meningkat. Lawan politik Marcos, Benigno Aquino Jr. yang kembali dari
pengasingan di AS ditembak dan dibunuh saat turun dari pesawat di Manila. Banyak orang menilai
pembunuhan yang melibatkan personel militer itu diperintahkan oleh Marcos.

Pada 22 Februari 1986, warga turun ke jalan di Epifanio de los Santos Avenue (EDSA). Marcos
memerintahkan militer untuk menindak, tetapi beberapa perwira menolak perintah tersebut. Hingga
akhirnya massa menyerbu Istana Malacanang yang membuat keluarga Marcos melarikan diri. Dia dan
keluarganya membawa harta kekayaan dalam penerbangan ke pengasingan di Hawaii, AS.

Anda mungkin juga menyukai