Anda di halaman 1dari 28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 4 variabel yaitu membahas mengenai pengaruh Manajemen

Berbasis Sekolah dan Kompetensi Kepala Sekolah terhadap Budaya Sekolah dan

implikasinya terhadap Kinerja Guru.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan konfirmasi melalui survei, dimana dalam

penelitian ini pengumpulan datanya dengan menganalisisnya, mendeskripsikan keadaan

terkini objek penelitian didasarkan pada fakta-fakta yang muncul, dan menelusuri hubungan

sebab akibat atau hubungan dengan variabel yang diteliti, jika ada. Dengan kata lain

menjelaskan pengaruh langsung dan tidak langsung dari sekumpulan variabel sebagai

variabel penyebab terhadap variabel lain sebagai variabel efek.

3.2 Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang sesuai dengan masalah

penelitian perlu pengukuran yang cermat pada variabel-variabel objek penelitian agar dapat

disimpulkan yang dapat digeneralisasikan tanpa memandang konteks waktu, tempat dan

keadaan.

Sugiyono (2018) menyatakan bahwa metode penelitian kuantitatif didefinisikan

sebagai metode penelitian yang didasarkan pada filsafat positivisme, untuk meneliti populasi

atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan

tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Langkah-langkah desain penelitian adalah sebagai berikut:


1. Melakukan penetapan masalah sebagai indikator dari fenomena penelitian dan

menetapkan judul penelitian;

2. Melakukan Identifikasi masalah;

3. Merumusan masalah;

4. Menetapkan tujuan penelitian;

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan teori yang mendukung;

6. Menentukan konsep variabel atau indikator penelitian yang digunakan.

7. Menetapkan sumber data, teknik sampling dan pengumpulan data.

8. Lakukan analisis data.

9. Pelaporan hasil penelitian

Dengan demikian, desain penelitian menggunakan proses penelitian kuantitatif. Proses

penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2018, h. 49) adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1

Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif


Berdasarkan gambar 3.1 dijelaskan bahwa dalam penelitian kuantitatif, masalah yang

diajukan oleh peneliti harus jelas, barulah masalah itu teridentifikasi. Mengidentifikasi

masalah dalam perumusannya didasarkan pada fenomena yang terjadi di lapangan sehingga

diperoleh judul relevan dengan masalah yang diteliti sebagai bahan penelitian.

Selanjutnya permasalahan tersebut dirumuskan yang dinyatakan dalam kalimat

pertanyaan.

Rumusan masalah adalah bagian dari proses yang kompleks, karena dalam

merumuskan masalah itulah peneliti menetapkan arah dan tujuan penelitian. Jika makalah

penelitian tidak dirumuskan secara matang, mka kemungkinan makalah penelitian akan

menyimpang dari jalur dan tujuan makalah penelitian aslinya. Berdasarkan rumusan masalah

yang dirumuskan, peneliti menggunakan berbagai teori yang sesuai untuk menjawabnya.

Tanggapan terhadap rumusan masalah baru dengan menggunakan teori disebut hipotesis,

sehingga hipotesis dapat diartikan sebagai tanggapan sementara terhadap pernyataan masalah.

Data yang terkumpul dianalisis. Analisis yang bertujuan untuk merumuskan

masalah dan menjawab hipotesis yang diajukan ialah uji hipotesis dan uji normalitas.

Penelitian kuantitatif menggunakan statistik untuk menganalisis data.

Setelah membahas hasil penelitian, maka dapat kita simpulkan. Isi dari kesimpulan

berupa jawaban singkat untuk setiap pernyataan masalah yang didasarkan pada informasi

yang dikumpulkan. Setelah mencapai kesimpulan, peneliti berkewajiban untuk memberikan

saran. Rekomendasi ini diharapkan dapat mengatasi masalah.

Maka, melalui desain penelitian ini diharapkan akan data yang diperoleh sesuai

dengan tujuan masalah yang akan diteliti.


Dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan

dalam penelitian untuk menguji suatu hipotesis dengan menggunakan uji data statistik yang

akurat. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap

budaya sekolah dan kompetensi guru implikasinya pada kinerja guru di SMK Pasundan 2

Banjaran Kabupaten Bandung.

3.3. Unit Observasi dan Lokasi

Unit observasi dalam penelitian ini ialah kepala sekolah dan guru pengajar di SMK

Pasundan I Banjaran dengan obyek penelitiannya yaitu Manajemen Berbasis Sekolah/MBS,

Kompetensi Kepala Sekolah, Budaya Sekolah, dan Kinerja Guru.

Lokasi Penelitian adalah SMK Pasundan I Banjaran yang berlokasi Jl. Stasiun Timur

No. 66, Desa Banjaran, Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.

3.4. Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel

3.4.1. Definisi Variabel

Menurut Sugiyono (2018:60) dalam sebuah penelitian yang menjadi fokus kajian

adalah variabel penelitian. Pada dasarnya, variabel penelitian adalah semua bentuk yang

didefinisikan oleh peneliti untuk suatu penelitian guna memperoleh informasi darinya dan

menarik kesimpulan darinya. Berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel

lainnya, maka variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Variabel Independent (X) : Sebagai variabel bebas, yaitu variabel yang

mempengaruhi atau menyebabkan perubahan atau terjadinya variabel terikat.

Penelitian ini ditetapkan sebagai variabel independent atau bebas yaitu Manajemen

Berbasis Kepala Sekolah (X1) dan Kompetensi Kepala Sekolah (X2)


2. Variabel Intervening (Y) : Yaitu variabel yang secara teoritis mempengaruhi

hubungan antara variabel independen dan dependen menjadi hubungan tidak langsung

dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel

intervening/intermediate yang terletak di antara variabel bebas dan terikat, sehingga

variabel bebas tidak secara langsung mempengaruhi perubahan atau munculnya

variabel terikat. Yang ditetapkan sebagai variabel intervening dalam penelitian ini

adalah Budaya Sekolah (Y)

3. Variabel Dependent (Z) : Sebagai variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi

atau akibat, karena adanya variabel bebas. Dan mana yang digunakan sebagai variabel

dependen atau terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja Guru (Z).

3.4.2. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi dalam penelitian ini menjelaskan tentang indikator-indikator yang

digunakan untuk mengukur variabel-variabel penelitian, baik variabel dependen maupun

variabel independen. Teknik skala yang digunakan dalam mengukur variabel penelitian

menggunakan skala Likert dengan pengukuran ordinal lima tingkatan. Skala ordinal adalah

skala pengukuran yang menyatakan kategori dan peringkat dari konstruk yang diukur.

Peringkat nilai menunjukkan suatu urutan penilian atau tingkat preferensi secara relatif.

Operasionalisasi variabel yang dimaksud adalah seperti pada tabel 3.1. berikut ini :

Tabel 3.1.
Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel
Dimensi Indikator Ukuran Skala Item
dan Konsep
1. Menyusun
Perencaan
Manajemen
Sekolah
Berbasis Perencana
2. Mengkoordi Perencanaan dan
Sekolah (X1) an
nasikan koordinasi berjalan Ordinal 12
Program
Warga lancar
Sekolah
Sekolah
3. Memberikan
Pengawasan
Pengelola 1. Fasilitas Sarana dan Ordinal
Sarana 11
tersedia
2. Gedung
an Menunjang
prasarana tersedia
Fasilitas Proses
dengan baik
Sekolah KBM
3. Media
peraga
tersedia
1. Pengendalia 11
n Iklim
sekolah
dengan baik
2. Iklim
Pengelola
sekolah Iklim sekolah
an iklim Ordinal
memberikan berjalan kondusif
sekolah
norma,
kebijakan
pada warga
sekolah

1. Kepedulian 12
sekolah
terhadap
Hubunga
lingkungan
n Sekolah Masyarakat sekitar
2. Memberikan
dengan teredukasi dengan Ordinal
penerangan
masyarak adanya sekolah
dan
at
Pendidikan
pada
masyarakat
Kompetensi Manager 1. Prediksi Tingkat Ordinal 11
Kepala Sekolah masa depan penyusunan
(X2) sekolah rencana masa
depan sekolah
Kepala sekolah 2. Inovasi Tingkat Ordinal 12
merupakan pengembangan
penggerak, inovasi
penentu arah 3. Menciptaka Tingkat Ordinal 13
kebijakan n strategi menciptakan
sekolah, yang atau strategi dan
akan kebijakan kebijakan sekolah
menentukan 4. Menyusun Tingkat Ordinal 14
bagaimana perencanaan penyususnan
tujuan sekolah perencanaan
dan pendidikan pengajaran
secara umum 5. Sumber- Tingkat sumber Ordinal 15
dapat sumber d a n fasilitas pendidikan
diwujudkan. fasilitas
(Permendikbud pendidikan
2018) 6. Pengendalia Tingkat Ordinal 16
n pengendalian
Administr 1. Pengajaran Tingkat Ordinal 17
ator mengembangkan
pengajaran
2. Kepegawaia Tingkat pembinaan Ordinal 18
n kepegawaian

3. Kesiswaan Tingkat Ordinal 19


pengembangan
kesiswaan
4. Sarana dan Tingkat Ordinal 20
Prasarana pengelolaan sarana
dan prasrana
5. Keuangan Tingkat Ordinal 21
pengadministrasian
keuangan
6. Hubungan Tingkat hubungan Ordinal 22
sekolah dan sekolah dan
masyarakat masyarakat

Superviso 1. Program Tingkat Ordinal 23


r supervise pengembangan
program supervisi
2. Melaksanak Tingkat Ordinal 24
an program pelaksanaan
supervise program supervisi
3. Menggunak Tingkat Ordinal 25
an hasil penggunaan hasil
supervise supervise
Leader 1. Kepribadian Tingkat Ordinal 26
yang kuat kerpibadian yang
kuat
2. Visi dan Tingkat aplikasi Ordinal 27
Misi visi dan misi
3. Kemampuan Tingkat Ordinal 28
mengambil kemampuan
keputusan pengambilan
keputusan
4. Kemampuan Tingkat Ordinal 29
berkomunik kemampuan
asi berkomunikasi
5. Memahami Tingkat Ordinal 30
kondisi kemampuan
bawahan memahami kondisi
bawahan
Innovator 1. Gagasan- Tingkat Ordinal 31
gagasan menciptakan
baru gagasan baru
2. Melakukan Tingkat melakukan Ordinal 32
pembaharua pembaharuan
n
Motivator 1. Lingkungan Tingkat Ordinal 33
kerja mengembangkan
lingkungan kerja
2. Suasana Tingkat Ordinal 34
kerja menciptakan
suasana kerja yang
baik
3. Penghargaa Tingkat pemberian Ordinal 35
n dan penghargaan dan
hukuman hukuman kepada
guru
Budaya Sekolah Budaya 1. Gemar Tingkat kebiasaan Ordinal 36
(Y) Akademi Membaca gemar membaca
k 2. Rasa ingin Tingkat memiliki Ordinal 37
Budaya sekolah tahu rasa ingin tahu
terdiri dari
Budaya 3. Menggargai Tingkat Ordinal 38
Akademik, prestasi menghargai prestasi
Budaya
Demokratis, dan 4. Disiplin Tingkat Ordinal 39
Budaya Sosial. membiasakan
(Kemdiknas, kedisiplinan
tahun 2010)
5. Kerja Keras Tingkat Ordinal 40
meningkatkan kerja
keras
6. Kreatif Tingkat Ordinal 41
mengembangkan
kreativitas
7. Mandiri Tingkat Ordinal 42
kemandirian

Budaya 1. Demokratis Tingkat Ordinal 43


Demokrat pelaksanaan
is demokratis
2. Toleransi Tingkat Ordinal 44
pengembangan
toleransi
3. Semangat Tingkat semangat Ordinal 45
Kebangsaan kebangsaan

4. Cinta tanah Tingkat memiliki Ordinal 46


air rasa cinta tanah air

Budaya 1. Religius Tingkat Ordinal 47


Sosial menumbuhkan
religius
2. Bersahabat Tingkat Ordinal 48
menumbuhkan
persahabatan

3. Cinta Damai Tingkat Ordinal 49


membiasakan cinta
damai
4. Peduli Tingkat kepedulian Ordinal 50
Sosial terhadap
masyarakat

5. Peduli Tingkat kepedulian Ordinal 51


Lingkungan terhadap
lingkungan sekitar

6. Tanggung Tingkat Ordinal 52


jawab menumbuhkan
tanggung jawab

7. Jujur Tingkat Ordinal 53


pembiasaan
kejujuran

Kinerja Guru Penyusun 1. Kelengkapa Tingkat Ordinal 69


(Z) an n RPP pemahaman
Rencana pengembangan
Kinerja guru Pembelaj silabus
merupakan aran 2. Perumusan Tingkat Ordinal 70
prestasi yang tujuan merencanakan
dicapai oleh pembelajara pelaksanaan
seseorang guru n pembelajaran
dalam 3. Perumusan Tingkat Ordinal 71
melaksanakan indikator merencanakan
tugasnya atau pembelajara indikator
pekerjaannya n pembelajaran
selama periode 4. Perumusan Tingkat Ordinal 72
tertentu sesuai dan merencanakan dan
standar pengorganis pengorganisasian
kompetensi dan asian materi/bahan ajar
kriteria yang materi/baha
telah ditetapkan. n ajar
(Permen 5. Perumusan Tingkat Ordinal 73
Pemberdayaan model/strate merencanakan
Aparatur Negara gi model/strategi
No. 16 Tahun pembelajara pembelajaran
2009) n
6. Perumusan Tingkat Ordinal 74
Kinerja guru skenario/lan merencanakan
terdiri dari gkah skenario/langkah
Penyusunan kegiatan kegiatan
rencana pembelajara pembelajaran
pembelajaran, n
pelaksanaan 7. Penyusunan Tingkat Ordinal 75
proses penilaian penyusunan
pembelajaran, pembelajara penilaian
dan penilaian n pembelajaran
hasil belajar. Pelaksana 1. Kegiatan Tingkat kesesuaian Ordinal 76
(Priansa, 2018, an Proses prapembelaj kegiatan belajar
hlm. 394) aran mengajar dengan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran.
2. Kegiatan inti Tingkat kegiatan Ordinal 77
pembelajara inti pembelajaran
n
3. Kegiatan Tingkat kegiatan Ordinal 78
penutup penutup
pembelajara pembelajaran
n

Penilaian 1. Pelaksanaan Tingkat Ordinal 79


Hasil evaluasi atau pelaksanaan
Belajar penilaian evaluasi atau
hasil belajar penilaian hasil
belajar
2. Pemanfaatan Tingkat Ordinal 80
hasil penyusunan alat
evaluasi evaluasi
pembelajara
n

3.5. Populasi Penelitian

Populasi adalah jumlah total unit analisis yang karakteristiknya akan diestimasi.

Dalam penelitian ini adalah keseluruhan karakteristik guru Banjaran yang berada di Jl.

Stasiun Timur No. 66, Desa Banjaran, Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.

Berikut data mengenai responden berdasarkan banyaknya jumlah guru yang ada di

Banjaran dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2
Daftar Jumlah Guru SMK Pasundan 2 Banjaran
No Uraian Status Guru Populasi

1 Guru Tetap Yayasan 37


2 Guru Tidak Tetap Yayasan 4
Jumlah 41

Berdasarkan Tabel 3.2. di atas dapat dilihat bahwa jumlah seluruh guru di Banjaran

tercacat 41 orang guru. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total jumlah

populasi, adapun teknik pengambilan data dengan menggunakan teknik sensus.


3.6. Teknik Pengumpulan Data

3.6.1. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu kegiatan yang sangat penting dalam penelitian ilmiah karena

data digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Perlu diingat bahwa informasi

yang dikumpulkan harus valid untuk mendapatkan informasi yang benar-benar terkait dengan

masalah yang diteliti dalam penelitian, yang diberikan melalui orang atau dokumen lain.

Untuk mempelajari pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap budaya sekolah

dan kualifikasi guru, serta pengaruhnya terhadap kinerja guru, diperlukan data primer. Untuk

memperoleh data primer digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Kuisioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan yang diajukan

kepada kepala sekolah dan guru di SMK Pasundan 1 Banjaran menerima informasi

berdasarkan laporan subjek atau responden sendiri atau informasi pribadi dan/atau

keyakinan. Tujuan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi deskriptif untuk

pengujian hipotesis dan model penelitian. Untuk memperoleh informasi tersebut

digunakan kuesioner tertutup yaitu. pertanyaan yang dirancang sedemikian rupa sehingga

responden dibatasi hanya menjawab beberapa pilihan atau hanya satu jawaban. Kuesioner

yang diberikan merupakan daftar pertanyaan tertutup dan terstruktur dengan

menggunakan skala likert.

Disamping itu juga peneliti membandingkan nilai varian setiap indikator dalam dimensi

dan variabel masing-masing dimana semakin kecil varian maka semakin homogen data

yang diperoleh atau data tersebut semakin baik karena responden memiliki keseragaman

persepsi terhadap indikator dari suatu variabel penelitian.


2. Wawancara yaitu memperoleh informasi dengan cara bertanya langsung kepada

responden. Responden pada penelitian ini adalah guru-guru yang aktif dalam melakukan

proses pembelajaran dan telah bekerja sebagai guru disekolah tersebut minimal selama 2

tahun. Wawancara adalah salah satu bagian terpenting dari survei. Tanpa wawancara,

penelitian kehilangan informasi yang hanya bisa diperoleh dengan bertanya kepada

responden secara langsung.

3. Studi dokumentasi untuk membantu informasi penting yang diperoleh oleh analis yang

SMK Pasundan I Banjaran akan mengumpulkan informasi tambahan dengan benar-benar

melihat catatan atau dokumen yang dimiliki oleh

3.6.2. Uji Validitas dan Uji Realibilitas

3.6.2.1. Uji Validitas

Validitas ialah ukuran yang menunjukkan tingkat validitas suatu instrumen. Instrumen

yang valid atau sahih, memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang

valid berarti validitasnya rendah (Suharsimi, 2012:144). Uji validitas menilai kesesuaian

survei yang digunakan dalam penelitian ini agar alat ukur atau instrumen yang digunakan

dapat mengukur dengan tepat apa yang diukur. Perhitungan statistik dapat dilakukan untuk

memverifikasi validitas alat pengukur ini. Dalam konteks ini, operasi dilakukan dengan

mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total.

Untuk menghitung korelasi antar skor tersebut dapat menggunakan rumus korelasi

Product Moment jika nilai skala telah diubah menjadi interval (Sugiyono, 2018; 271). Rumus

Uji Validitas dengan menggunakan metode korelasi product moment adalah sebagai berikut :

n ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
√[ n ∑ X −(∑ X ) ][ n∑ Y −(∑ Y ) ]
2 2 2 2

Keterangan :
rxy = Koef. korelasi antara variabel x - variabel y

X = Skor setiap item dari percobaan kelompok x

Y = Skor setiap item dari percobaan kelompok y

n = Jumlah responden/data pengamatan

Kemudian dilakukan uji signifikansi atau signifikansi koefisien korelasi r dengan

menggunakan uji t (Sugiyono, 2018: 280), dengan rumus sebagai berikut :

r xy √ n−2
t=
√ 1−r xy
2

Keterangan :

t = Nilai signifikansi (thitung)

rxy = Koef. korelasi antara variabel x - variabel y

n = Jumlah responden

Uji validitas kuesioner ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20. Uji

validitas dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi kemudian hasil r-hitung (r Product

Moment) dibandingkan dengan r-tabel (r-kritis) yaitu 0,30, jika nilai r-hitung > r kritis maka

valid dan sebaliknya (Azwar; 2017).

3.6.2.2. Uji Realibilitas

Reliabilitas mengacu pada persepsi bahwa instrumen dapat dipercaya cukup untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut baik. Reliabilitas sesuatu

yang dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi, 2017:154). Uji reliabilitas ini

mempunyai tujuan untuk menguji tingkat ketelitian, ketelitian, ketelitian atau keakuratan alat

ukur dalam mengukur apa yang akan diukur untuk menguji reliabilitas alat tersebut.

digunakan rumus Cronbach’s Alpha (Sugiyono, 2018,291) sebagai berikut:

[
∑δ
]
2
K
r ii=⌈ ⌉ 1− 2 b
K−1 δ
Keterangan :

rii = Reabilitas instrumen

K = Jumlah butir pertanyaan atau soal

b2 = Jumlah varian butir

t2 = Varian total

Uji reliabilitas kuesioner ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20. Uji

reliabilitas dilakukan dengan menghitung koefisien reliabilitas. Dinyatakan reliabel, apabila

koefisien reliabilitas > 0.60 (Azwar, 2017:117).

3.7. Rancangan Analisis Data

3.7.1 Tahapan Penelitian

Sugiyono (2018) menyatakan bahwa dalam melakukan penelitian, tentunya

tahapan penelitian dari sebuah penelitian itu sendiri terdapat 4 tahapan dalam

pelaksanaan penelitian sebagai berikut :

MULAI

STUDI AWAL

PENGUMPULAN DATA

PENGOLAHAN DATA

ANALISA HASIL
KESIMPULAN DAN SARAN

SELESAI

Gambar 3.2

Tahapan Penelitian

Untuk menentukan hasil penelitian yang tepat, peneliti melakukan tahapan penelitian sebagai

berikut:

1. Studi Awal

Langkah awal suatu penelitian adalah mempelajari permasalahan yang ada di SMK

Pasundan 1 Banjaran, kemudian menentukan ruang lingkup yang melatarbelakangi

permasalahan tersebut, serta mempelajari apa yang terkait dengan permasalahan tersebut

dan juga cara penyelesaian permasalahan tersebut..

2. Pengumpulan Data

Melakukan wawancara dan observasi di SMK Pasundan I Banjaran Untuk dapat

mengetahui informasi yang dibutuhkan oleh penulis untuk mengumpulkan data.

3. Pengolahan Data

Pada tahap pengolahan data, terlebih dahulu mengidentifikasi permasalahan yang sering

dihadapi SMK Pasundan I Banjaran Langkah selanjutnya adalah menganalisis masalah

sehingga penulis mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang bagaimana

solusi dapat digunakan untuk solusi tersebut.

4. Analisis Hasil

Penulis melakukan analisis hasil menggunakan bantuan program aplikasi SPSS versi 20.
5. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dari penelitian ini merupakan hasil yang dilakukan di SMK Pasundan 1

Banjaran terkait usulan rancangan perbaikan dalam mengklasifikasi data penjualan.

3.7.2 Uji Asumsi Klasikal

a. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedostisitas yaitu untuk mengetahui apakah terdapat variansi yang

berbeda antara residual atau antara satu pengamatan dengan pengamatan lainnya.

Heteroskedastisitas, sering terjadi pada beberapa model yang menggunakan data

cross section daripada time series. Namun, bukan berarti beberapa model yang

menggunakan data deret waktu bebas dari heteroskedastisitas. Sedangkan untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat

dari pola gambar Scatterplot pada model tersebut. Tidak ada heteroskedastisitas

jika:

1) Penyebaran titik data tidak boleh berpola

2) tik-titik data tersebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 dan

3) Titik-titik data tidak dikumpulkan hanya di atas atau di bawah

b. Uji Multikolineritas

Multikolinearitas merupakan keadaan dimana terdapat hubungan linier atau

korelasi yang tinggi antara masing-masing variabel bebas dalam model regresi.

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

berkorelasi satu sama lain. Ketika ini terjadi, sangat sulit untuk menentukan

variabel independen mana yang mempengaruhi variabel dependen. Di antara


variabel independen terdapat korelasi yang mendekati +1 atau -1, yang berarti

bahwa persamaan regresi tidak digunakan secara akurat dalam persamaan

tersebut. Untuk mendeteksi multikolinearitas, Nugroho menyatakan bahwa jika

variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka model bebas dari

multikolinearitas..

3.7.3 Analisis Deskriptif

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif kuantitatif ialah jenis penelitian yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang

dikumpulkan. Penelitian kuantitatif deskriptif menggunakan pendekatan penelitian

korelasional. Studi korelasional merupakan studi yang bertujuan untuk

mengetahui apakah ada hubungan, dan jika ada, seberapa dekat hubungan itu, dan

apakah hubungan itu bermakna atau tidak. Studi korelasi mengkaji dua variabel

atau lebih, yaitu sejauh mana variasi satu variabel berhubungan dengan variasi

variabel lain (Sugiyono, 2018:192).

Pemilihan deskriptif kuantitatif pada penelitian ini berdasarkan pada penelitian

yang mengkaji dan melihat derajat hubungan antara hubungan antara

kepemimpinan kepala sekolah dengan Budaya Sekolah dan Kompetensi Guru di

SMK Pasundan I Banjaran

3.7.4 Analisis Jalur

Riduwan (2017:2) berpendapat bahwa model analisis jalur (path analysis)

digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh langsung atau tidak langsung dari sekumpulan variabel bebas
(eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Model path analysis yang dibicarakan

adalah pola hubungan sebab akibat.

Maka, dapat dilihat dengan jelas hubungan dan pengaruh kausal dari variabel

Manajemen Berbasis Sekolah dan Kompetensi Kepala Sekolah terhadap Budaya Sekolah

serta implikasinya pada Kinerja Guru di SMK Pasundan 1 Banjaran baik secara parsial

maupun secara simultan.

Langkah awal dalam analisis jalur adalah menerjemahkan hipotesis penelitian ke

dalam diagram jalur. Penelitian ini menggunakan model struktural, yaitu jika setiap

variabel terkait secara unik, himpunan variabel independen menentukan situasinya.

Analisis jalur ini mengikuti model struktural atau disebut model struktural. Diagram jalur

dan persamaan jalur dalam penelitian ini terlihat pada gambar 3.3 sebagai berikut:

ε2
(X1)
ρX1 Y

Rx1x2 (Z)
(Y)
ρX2Y
ρY Z
(X2)
ε

Y1

X Z

Y2 ρY2Z
ε2

Gambar 3.3. Diagram Jalur

Keterangan :

: Hubungan Asosiasi

: Hubungan Pengaruh

X1 : Manajemen Berbasis Sekolah

X2 : Kompetensi Kepala Sekolah

Y : Budaya Sekolah

Z : Kinerja Guru

Rx1x2 : Korelasi antara X1 dengan X2

ρX1Y : Koefisien jalur yang menghubungkan sub variabel X1 dengan Y

ρ X2Y : Koefisien jalur yang menghubungkan sub variabel X2 dengan Y

ρY Z : Koefisien jalur yang menghubungkan sub variabel Y dengan Z

ε : Efsilon, yaitu menunjukkan variabel residual atau faktor yang menjelaskan

pengaruh variabel lain yang telah diidentifikasi oleh teori, tetapi tidak diteliti

atau variabel lain yang belum diidentifikasi oleh teori, atau muncul akibat

kesalahan dalam pengukuran variabel.

Dalam diagram alur tersebut terdapat 2 buah variabel eksogenus, yaitu X 1 dan X2 serta

2 buah variabel endogenus variabel Y dan Z serta 2 variabel residu ε. Bila diamati dari

diagram di atas juga mengisyaratkan bahwa hubungan antara X 1 dengan Y, X2 dengan Y

dan Y dengan Z adalah hubungan kausal, sedangkan hubungan antara X 1 dengan X2 adalah

hubungan korelasional.

3.8 Persamaan Struktural Uji Hipotesis Verifikatif


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis dan survey verifikatif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran

karakteristik variabel bebas yaitu mengenai Manajemen Berbasis Sekolah dan Kompetensi

Kepala Sekolah sedangkan variabel antara adalah budaya sekolah dan variabel terikatnya

adalah kinerja guru.

Untuk mengetahui jawaban deskriptif responden mengenai variabel Manajemen

Berbasis Sekolah, Kompetensi Kepala Sekolah, Budaya Sekolah, dan kinerja guru dilakukan

pengukuran dengan menggunakan teknik angket, dari jawaban tersebut kemudian dilakukan

perhitungan untuk menentukan tingkat skor persentase. jawaban untuk setiap variabel. Cara

perhitungannya adalah sebagai berikut :

Skor total : (Jumlah responden yang menjawab Sangat Setuju/Sangat Sering/Sangat Baik

x 5) + (jumlah responden yang menjawab Setuju/Sering/Baik x 4) + (Jumlah

responden yang menjawab Kurang Setuju/Kadang-kadang/Cukup Baik x 3) +

(Jumlah responden yang menjawab Tidak Setuju/Hampir Tidak Pernah/Tidak

Baik x 2) + (Jumlah responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju/Tidak

Pernah/Sangat Tidak Setuju x 1)

Skor ideal : Jumlah responden x 5 (asumsi semua responden menjawab Sangat

Setuju/Sangat Sering/Sangat Baik)

Untuk menentukan kategori skor hasil penelitian yang diperoleh dari tanggapan

responden didasarkan pada rentang skor minimal hingga skor maksimal atau rentang skor

kategori Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah/Sangat Tidak Baik hingga Sangat Setuju/Sangat

Sering/Sangat Baik, dimana dalam hal ini rentang skor minimal dengan skor maksimal dibagi

menjadi 5 kategori yaitu:

5 : Sangat Setuju/Sangat Sering/Sangat Baik


4 : Setuju/Sering/Baik

3 : Tidak setuju/kadang-kadang/cukup baik

2 : Tidak Setuju/Hampir Tidak Pernah/Tidak Baik

1 : Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah/Sangat Tidak Baik

Kemudian skor rata-rata jawaban responden dikonsultasikan pada tabel klasifikasi,

kriteria yang digunakan dalam mendeskripsikan jawaban responden disusun berdasarkan

rentang skor seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Total Skor Tanggapan Responden

No. Rata-rata Skor Kriteria Ket


1
4,21-5,00 Sangat Setuju/Sangat Sering/Sangat Baik

2 3,41-4,20 Setuju/Sering/Baik

3 2,61-3,40 Kurang Setuju/Kadang-kadang/Cukup Baik

4 1,81-2,60 Tidak Setuju/Hampir Tidak Pernah/Tidak Baik

5 1,00-1,80 Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah/Sangat Tidak Baik

Tujuan Penelitian verifikatif untuk memverifikasi kebenaran hipotesis, yang

dilakukan dengan mengumpulkan data dalam kondisi lapangan. Penelitian ini mengkaji

pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap budaya sekolah dan kompetensi guru, serta

pengaruhnya terhadap kinerja guru.

Sugiono (2018:175) berpendapat informasi dari sebagian populasi (sampel responden)

yang dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empiris ditentukan untuk dapat

mengetahui penilaian sebagian populasi terhadap item yang ditinjau.


Memutuskan jawaban dan mengungkap identifikasi permasalahan mengenai

Manajemen Berbasis Sekolah, Kompetensi Kepala Sekolah pada Budaya Sekolah serta

implikasinya terhadap Kinerja Guru di SMK Pasundan 1 Banjaran, peneliti akan

menggunakan metode analisis jalur atau path analysis dengan jumlah 41 orang.

3.9. Rumusan Pengujian Hipotesis

Tahapan kegiatan penelitian ini dimulai dengan analisis data yang digunakan dalam

kegiatan penelitian dan dilanjutkan dengan konfirmasi hipotesis penelitian. Analisis data

adalah proses penyederhanaan data ke dalam format yang mudah dibaca, dipahami, dan

diinterpretasikan.

Tahap akhir analisis data adalah pengujian hipotesis yang memiliki tujuan untuk

mengetahui adanya hubungan yang jelas dan dapat dipercaya antara variabel independen dan

variabel dependen, yang pada akhirnya mengarah pada kesimpulan untuk menerima atau

menolak hipotesis yang dirumuskan. .

Data yang akan dianalisis ialah bahan dari penelitian lapangan dan penelitian

kepustakaan, setelah itu diteliti hipotesis penelitian, setelah itu peneliti menganalisis yang

kemudian akan disimpulkan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan alat-alat kemudian menentukan cara

untuk memperoleh informasi tentang unsur-unsur yang diteliti. Alat yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat responden tentang fenomena sosial. Dalam skala Likert, variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel dan juga dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item instrumen yang alternatifnya berupa pertanyaan.

Jawaban setiap item instrumen memiliki gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif.

Alternatif jawaban tersebut dengan menggunakan skala likert yaitu dengan memberikan

skor pada setiap alternatif jawaban sebagai berikut:


Tabel 3.4
Alternatif Jawaban Dengan Skala Likert

Bobot Nilai
Alternatif Jawaban Bila Bila
Positif Negatif
1. SS (Sangat Setuju) 5 1
2. S (Setuju) 4 2
3. R (Ragu-ragu) 3 3
4. TS (TidaK Setuju) 2 4
5. STS (Sangat Tidak Setuju) 1 5

Sumber : Sugiyono (2018:136)

Setelah data terkumpul, akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan

dianalisis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif terhadap

variabel dependen dan independen yang selanjutnya akan diklasifikasikan menurut skor

total responden. Dari jumlah skor jawaban responden yang diperoleh kemudian disusun

kriteria penilaian untuk setiap item pernyataan. Kemudian dihimpun dari jumlah poin

tanggapan dari para responden. Menjawab deskripsi dari masing-masing variabel

penelitian, maka digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut:

n(m−1 )
RS =
m

Keterangan:
n = jumlah sampel
m = jumlah alternatif jawaban tiap item
Untuk menentukan peringkat pada setiap variabel penelitian dapat dilihat dari

perbandingan skor aktual dengan skor ideal. Untuk mendapatkan kecenderungan jawaban

responden akan didasarkan pada skor rata-rata jawaban yang selanjutnya akan

dikategorikan dalam rentang skor berikut:

Skor minimum = 1
Skor maksimum = 5

5−1
Lebar Skala = =0 , 8
5

Dengan demikian kategori skala dapat ditentukan sebagai berikut :

Tabel 3.5
Kategori skala
Skala Kategori
1,00 1,80 Sangat Rendah
1,81 2,60 Rendah
2,61 3,40 Sedang
3,41 4,20 Tinggi
4,21 5,00 Sangat Tinggi

2. Untuk menguji koefisien jalur, Anda harus terlebih dahulu menerjemahkan hipotesis

penelitian menjadi hipotesis statistik sebagai berikut:

Nilai probability < 5% berarti H0  ditolak, dan H1  diterima, artinya koefisien jalur

signifikan

Nilai probability > 5% berarti H0  diterima

Berdasarkan substruktural di atas, maka rumusan pengujian hipotesis dalam penelitian

ini adalah :

1. Hipotesis secara parsial persamaan struktur I

Hipotesis 1 :

a.Hipotesis Statistik
H0 : ρ Y X = 0 : Tidak terdapat pengaruh Manajemen Berbasis Sekolah
1

terhadap Budaya Sekolah.

H1 : ρ Y X ≠ 0 : Terdapat pengaruh Manajemen Berbasis Sekolah terhadap


1

Budaya Sekolah.

b. Kaidah pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dengan tingkat signifikan 5% (tingkat kesalahan) adalah sebagai

berikut:

1) Sig ≤ 0,05 Ho diterima

2) Sig > 0,05 Ho ditolak

Hipotesis 2 :

a. Hipotesis Statistik

H0 : ρ Y X = 0 : Tidak terdapat pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah


2

terhadap Budaya Sekolah

H1 : ρ Y X ≠ 0 : Terdapat pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah terhadap


2

Budaya Sekolah.

b. Kaidah pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dengan tingkat signifikan 5% (tingkat kesalahan) adalah sebagai

berikut:

1) Sig ≤ 0,05 Ho diterima

2) Sig > 0,05 Ho ditolak

2. Hipotesis secara parsial X1 dan X2 terhadap Y struktur II


Hipotesis 3 :

a. Hipotesis Statistik

H0 : ρ Y Z = 0 : Tidak terdapat pengaruh Budaya Sekolah terhadap Kinerja


1

Guru.

H1 : ρ Y1Z ≠ 0 : Terdapat pengaruh Budaya Sekolah terhadap Kinerja

Guru.

b. Kaidah pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dengan tingkat signifikan 5% (tingkat kesalahan) adalah sebagai

berikut:

1) Sig ≤ 0,05 Ho diterima

2) Sig > 0,05 Ho ditolak

Hipotesis 4 :

a. Hipotesis Statistik

H0 : ρ Y Z, = 0 : Tidak terdapat pengaruh Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru.

H1 : ρ YZ ≠ 0 : Terdapat pengaruh Budaya Sekolah Guru terhadap Kinerja Guru.

b. Kaidah pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dengan tingkat signifikan 5% (tingkat kesalahan) adalah sebagai

berikut:

1) Sig ≤ 0,05 Ho diterima

2) Sig > 0,05 Ho ditolak

Rancangan pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji

hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa variabel
X1 dan X2 secara parsial dan simultan mempengaruhi Y dan variabel Y secara parsial

berpengaruh terhadap Z, dapat dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t

a. Uji regresi simultan (F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah secara simultan variabel Y berpengaruh positif

dan signifikan atau tidak terhadap variabel Z, menurut Winarsunu dalam Kusmana

(2013:54) rumus yang digunakan adalah :

R² / k
F=
(1 – R²) / (n – k – 1)
Keterangan :

F = koefisien F hitung

R² = koefisien determinasi

k = jumlah variabel bebas

n = jumlah sampel

Kriteria pengujian :

Fhit > Ftab → Ho ditolak, H1 diterima

Fhit ≤ Ftab → Ho ditolak, H1 diterima

b. Uji regresi parsial (uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh

positif atau negatif dan signifikan terhadap variabel dependen. Formula yang digunakan:

b−B
t=
Sb

Keterangan :

t = Koefisien t hitung

b = Rata-rata dari sampel pertama

B = Rata-rata dari sample kedua


Sb = Standar error

Kriteria pengujian :

Fhit > Ftab → Ho ditolak, H1 diterima

Fhit ≤ Ftab → Ho ditolak, H1 diterima

Mengingat penelitian ini menggunakan semua populasi sebanyak 41 orang sebagai

sampel atau respondennya adalah seluruh Widyaiswara (sensus), maka tidak ada pengujian

hipotesis dalam penelitian ini..

Anda mungkin juga menyukai