Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN TINGKAT KEUNTUNGAN

PEMBUATAN PELLET IKAN (KASUS MINA SENTOSA) DI DESA


LENGGADAI HULU KECAMATAN RIMBA MELINTANG KABUPATEN
ROKAN HILIR POVINSI RIAU

Oleh

Adi Syahputra1), Lamun Bathara2) dan Eni Yulinda2)

ABSTRAK

Penelitian Ini Dilaksanakan Pada Bulan Juni 2015 Di Usaha Pembuatan


Pellet Ikan Mina Sentosa Yang Terletak Di Desa Lenggadai Hulu Kecamatan
Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir Povinsi Riau. Penelitian Ini Betujuan
Untuk Mengetahui Investasi, Biaya Poduksi, Penerimaan Dan Keuntungan Yang
Diperoleh Pada Usaha Pembuatan Pellet Ikan. Metode Yang Digunakan Dalam
Penelitian Berupa Studi Kasus. Total Investasi Yang Dikeluarkan Sebanyak Rp
74.520.000,- Dengan Biaya Produksi Yang Dikeluarkan Sebesar Rp 24.201.500,-
/Bulan. Penerimaan Yang Diperoleh Sebanyak Rp 28.800.000,-/Bulan Sehingga
Diperoleh Pendapatan Bersih Sebanyak Rp 4.598.500,-/Bulan. Analisis Usaha
Yang Dilakukan Menunjukkan Usaha Yang Dilakukan Menguntungkan Dengan
Nilai RCR 1,19

Kata Kunci: Investasi, Biaya Poduksi, Tingkat Keuntungan, Mina Sentosa

1)
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univesitas Riau
2)
Dosen Fakultas Peikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau
ANALYSIS OF THE COST OF PRODUCTION AND PROFITABILITY OF
MANUFACTURE OF PELLETS (THE CASE OF MINA SENTOSA) IN
THE VILLAGE OF LENGGADAI HULU DISTRICT OF RIMBA
MELINTANG ROKAN HILIR IN RIAU PROVINCE

By

Adi Syahputra1), Lamun Bathara2) And Eni Yulinda2)

ABSTRACT

This research was carried out in June 2015 in Mina Sentosa business
pellets which located in the village of Lenggadai Hulu district of Rimba
Melintang Rokan Hilir in Riau Province. The purpose of this research is to know
the cost of the investment, Production Costs, acceptance and gains obtained at the
Mina Sentosa pellets business. The methods used in the research is case studies.
Total investment was issued as much as Rp 74,520,000.0-with production cost
incurred amounting to Rp 24,201,500.0-/month. Admissions obtained as much as
Rp 28,800,000.0-/Month. So that obtained net income as much as Rp 4,598,500.0-
/month. The business analysis of the research shows that the business was
profitably with the value of the RCR 1.19.

Keywords: Investment, Production Costs, The Rate Of Profit, Mina Sentosa

1)
Students in The Faculty Of Fisheries And Marine Sciences Univesitas
Riau
2)
Lecturer in The Faculty Of Fisheries And Marine Sciences University Of
Riau
PENDAHULUAN membutuhkan biaya yang cukup
besar.
Desa Lenggadai Hulu Penelitian ini bertujuan untuk
merupakan salah satu desa yang mengetahui jumlah investasi, biaya
terletak di Kecamatan Rimba produksi, penerimaan dan
Melintang Kabupaten Rokan Hilir keuntungan yang diperoleh usaha
Provinsi Riau. Potensi perikanan pembuatan pellet Mina Sentosa di
yang ada di desa ini adalah budidaya Desa Lenggadai Hulu Kecamatan
perikanan, Banyaknya masyarakat Rimba Melintang Kabupaten Rokan
yang mulai menekuni usaha Hilir Propinsi Riau.
budidaya perikanan maka salah satu
warga di desa tersebut berinisiatif METODOLOGI PENELITIAN
untuk membuat usaha pakan ikan
sendiri dengan nama Mina Sentosa. Penelitian ini dilaksanakan
Mina Sentosa merupakan pada bulan Juni 2015 yang bertempat
suatu usaha pembuatan pellet yang di usaha pembuatan pellet Mina
dimiliki oleh Bapak Sunyoto, usaha Sentosa yang terletak di Desa
pembuatan pellet ini didirikan pada Lenggadai Hulu Kecamatan Rimba
tahun 2003 dengan modal sendiri. Melintang Kabupaten Rokan Hilir
Hasil pembuatan pellet ini dijual Provinsi Riau. Metode yang
dengan harga Rp 6.000,-/kg ke digunakan dalam penelitian ini
pembudidaya ikan di daerah sekitar, adalah metode studi kasus dengan
pakan ikan ini juga dijual ke Bagan responden adalah pemilik usaha
Siapi-api, Bagan Batu, Kota Pinang pembuatan pellet Mina Sentosa 1
dan daerah lainnya. orang, serta karyawannya yang
Mina Sentosa dapat berjumlah 5 orang.
memproduksi pellet sebanyak 200 Data yang dikumpulkan
kg/hari dengan bahan baku sebanyak dalam penelitian ini adalah data
200 kg dedak halus dan 100 kg ikan primer dan data sekunder.
asin yang sudah mengalami Selanjutnya, data yang diperoleh
kemunduran mutu. Sehingga dalam akan dianalisis secara kuantitatif,
seminggu (6 hari) usaha tersebut dimana untuk mengetahui besar
dapat menghasilkan pellet sebanyak Investasi dilakukan dengan
1.200 kg. mengidentifikasi semua kebutuhan
Mina Sentosa tidak Modal Tetap (MT) dan Modal Kerja
mengalami hambatan dalam (MK) sehingga diperoleh formulasi:
menjalankan usaha terkait bahan TI = MT + MK
baku untuk pembuatan pellet Mengetahui besarnya biaya
tersebut. Namun yang menjadi produksi dilakukan dengan cara
masalah adalah biaya produksi menghitung semua pengeluaran yang
karena untuk menghasilkan pellet dilakukan dalam proses produksi
(Total Cost). Biaya Produksi terdiri
dari Biaya Tetap (Fixed Cost) dan
Biaya tidak tetap (Variable Cost). Mina Sentosa dapat
Sehingga formulasi untuk biaya memproduksi pellet sebanyak 200
produksi adalah: kg/hari dengan bahan baku sebanyak
TC = FC + VC 200 kg dedak halus dan 100 kg ikan
Mengetahui berapa besar asin yang sudah mengalami
keuntungan yang diperoleh dapat kemunduran mutu. Sehingga dalam
menggunakan rumus sebagai berikut: seminggu usaha tersebut dapat
π = B - TC menghasilkan pellet sebanyak 1.200
= B - (FC+VC) kg.
Bahan baku dedak tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN berasal dari daerah sekitar saja
seperti Desa Mukti Jaya, Teluk Pulau
Keadaan Usaha Mina Sentosa
Hilir dan Sungai Nyamuk. Sementara
Mina Sentosa merupakan
ikan asin berasal dari Bagan Siapi-
suatu usaha pembuatan pellet yang
Api dan Sinaboy. Harga rata-rata dari
dimiliki oleh Bapak Sunyoto yang
masing-masing kedua bahan baku
didirikan pada tahun 2003 dengan
tersebut adalah dedak halus Rp.
modal sendiri. Inisiatif mendirikan
1000/kg, dan ikan asin Rp. 4000/kg.
usaha pembuatan pellet disebabkan
Pemasaran yang dijalankan
oleh harga pellet yang dibeli
oleh pemilik usaha pembuatan pellet
dipasaran sangat tinggi dan juga
Mina Sentosa adalah dijual langsung
semakin banyak masyarakat yang
ke toko-toko pertanian yang ada di
menekuni usaha budidaya ikan.
daerah Bagan Siapi-api, Bagan Batu
Pellet yang dibuat oleh perusahaan di
dengan menggunakan mobil serta
desa ini terbuat dari dedak halus dan
dijual langsung ke pembudidaya ikan
ikan asin yang sudah mengalami
yang ada di daerah sekitarnya. Harga
kemunduran mutu, pakan ini dibuat
jual dari pemilik usaha pellet ini
dengan mesin penggiling dan mesin
yaitu Rp. 6000/kg. Jadi untuk harga
pencetak pellet.
jual di toko-toko tempat pellet ini
Usaha pembuatan pellet ini
dipasarkan ditentukan oleh pemilik
dibuat dengan mesin penggiling
toko tersebut. Rantai pemasaran
sebanyak 3 unit dan pekerja
seperti Gambar 1.
sebanyak 5 orang. Tenaga kerja ini
dipekerjakan untuk menggiling Pengusaha Pellet
pellet, menjemur pellet yang sudah
digiling, packing dan menaikkan
kedalam mobil jika pakan ikan akan
dipasarkan. Jumlah upah yang di Pedagang Konsumen
berikan oleh pemilik usaha Pengecer
pembuatan pellet kepada
Gambar 1. Skema Rantai
karyawannya adalah Rp. 65.000/hari.
Pemasaran Pellet
Usaha Mina Sentosa
Investasi Tabel 1 menunjukkan bahwa
Investasi diperoleh dari total investasi berjumlah Rp
penjumlahan seluruh modal tetap dan 74.520.000. Modal yang ditanamkan
modal kerja yang dikeluarkan. Modal dalam usaha pembuatan pellet ini
tetap merupakan sejumlah biaya sangat mempengaruhi produksi yang
yang ditanamkan untuk pembelian akan dihasilkan. Modal yang besar
atau barang-barang (peralatan) yang menghasilkan produksi yang besar.
tidak habis dalam satu kali proses Hal ini sesuai dengan pendapat
produksi akan tetapi dapat digunakan Mubyarto (1989) bahwa besar
berulang-ulang kali untuk jangka kecilnya modal yang ditanamkan
waktu yang lama. modal tetap yang penting artinya dalam suatu usaha.
dikeluarkan oleh pemilik usaha pellet
di Desa Lenggadai Hulu terdiri dari Biaya Produksi
biaya pembuatan gedung, pembelian Biaya produksi yang
mesin penggiling, angkong, sekop, dikeluarkan oleh pemilik usaha pellet
ember dan cangkul. Mina Sentosa terdiri dari 2 macam,
Modal kerja merupakan yaitu biaya tetap (fixed cost) dan
modal biaya operasional yang biaya tidak tetap (variable cost).
digunakan untuk memperlancar Biaya tetap yang dikeluarkan
jalannya usaha yang habis dalam satu oleh pemilik usaha untuk usaha
kali proses produksi. Modal kerja pembuatan pellet di Desa Lenggadai
merupakan dasar untuk Hulu adalah biaya penyusutan dan
beroperasinya suatu usaha. Modal biaya perawatan mesin penggiling.
kerja sangat berpengaruh terhadap Lebih jelas mengenai jumlah biaya
kelangsungan suatu usaha dalam tetap yang dikeluarkan dapat dilihat
melakukan kegiatan produksi. Modal pada tabel 2.
kerja yang dikeluarkan oleh pemilik Tabel 2. Biaya Tetap Usaha
usaha pellet di Desa Lenggadai Hulu Pembuatan Pellet Mina
Sentosa Di Desa
terdiri dari upah tenaga kerja,
Lenggadai Hulu
pembelian bahan pokok seperti Biaya Tetap Nilai (Rp) (%)
dedak halus dan ikan asin, minyak Biaya Perawatan 200.000 28,5
solar, listrik dan transportasi. Total Biaya Penyusutan 501.500 71,5
investasi yang dikeluarkan dapat Total 701.500 100
dilihat pada Tabel 1. Biaya tidak tetap yang
Tabel 1. Total Investasi Usaha dikeluarkan terdiri atas biaya
Pellet Ikan Mina Sentosa pembelian bahan baku (dedak halus
Di Desa Lenggadai Hulu dan ikan asin), tenaga kerja, biaya
Jenis Modal Nilai (Rp) (%) pembelian minyak solar, listrik dan
Modal Tetap 51.020.000 68,5 transportasi. Lebih jelas dapat dilihat
Modal Kerja 23.500.000 31,5 pada Tabel 3.
Total 74.520.000 100
Tabel 3. Biaya Tidak Tetap Usaha tinggi, untuk itu suatu usaha haruslah
Pembuatan Pellet Mina dapat menekan biaya produksi
Sentosa Di Desa serendah mungkin dan
Lenggadai Hulu mengusahakan pembelian dan
B. Tidak Tetap Nilai (Rp) (%) penggunaan bahan-bahan yang tepat
Dedak Halus 4.800.000 20,4 untuk berproduksi (Sitompul,1991).
Ikan Asin 9.600.000 40,8
Minyak Solar 900.000 3,8 Pendapatan
U. Tenaga Kerja 7.800.000 33,1 Pendapatan yang akan
Listrik 50.000 0,2 dibahas terdiri atas pendapatan kotor
Transportasi 400.000 1,7 (gross income) dan pendapatan
Total 23.500.000 100 bersih (net income). Pendapatan
Tabel 3 menunjukkan bahwa Kotor merupakan hasil perkalian
jumlah biaya tidak tetap yang harus antara produksi dengan harga di
dikeluarkan oleh pemilik usaha tingkat produsen. Jumlah produksi
tersebut adalah Rp 23.500.000. perbulan usaha pellet Mina Sentosa
Jumlah terbesar yang harus sebanyak 4800 kg pakan ikan
dkeluarkan adalah pada pembelian sedangkan harga jual pakan ke
bahan baku ikan asin yaitu sebesar konsumen sebesar Rp 6000. Jika
Rp 9.600.000, sedangkan jumlah dihitung nilai pendapatan kotor yang
terkecil yang harus dikeluarkan didapat sebesar Rp 28.800.000,-
adalah pada pembayaran listrik yaitu /bulan.
sebesar Rp 50.000. Pendapatan bersih merupakan
Total biaya produksi (total selisih antara pendapatan kotor
cost) merupakan penjumlahan biaya dengan total biaya produksi yang
tetap (fixed cost) dan biaya tidak dikeluarkan. Besar kecilnya
tetap (variabel cost). Total biaya penerimaan bersih yang diterima
produksi usaha pakan ikan di Desa oleh pemilik usaha pakan ikan dapat
Lenggadai Hulu adalah Rp berpengaruh pada kelangsungan
24.201.000 yang terdiri dari biaya usaha tersebut. Pendapatan bersih
tetap yang berasal dari biaya yang diterima oleh pemilik usaha
perawatan dan biaya penyusutan, pakan ikan Mina Sentosa di Desa
sedangka biaya tidak tetap berasal Lenggadai Hulu sebesar Rp
dari biaya pembelian bahan baku 4.598.000,-/bulan.
(dedak halus dan ikan asin), tenaga
Tingkat Keuntungan
kerja, biaya pembelian minyak solar,
listrik dan transportasi. Analisis data yang dilakukan,
Biaya produksi dapat diperoleh bahwa nilai BCR dari
mempengaruhi hasil produksi yang usaha pembuatan pellet ikan lebih
pada akhirnya menentukan besar dari satu yang memiliki arti
penerimaan. Kerugian suatu usaha bahwa usaha pembuatan pellet ikan
disebabkan biaya produksi yang di Desa Lenggadai Hulu Kecamatan
Rimba Melintang Kabupaten Rokan Kendala Usaha
Hilir Provinsi Riau layak untuk Potensi yang besar dan
dilanjutkan. Sebagaimana diketahui prospek pengembangan yang
bahwa jika nilai BCR >1, maka terbuka, bukanlah jaminan bahwa
usaha mengalami keuntungan dan usaha pembuatan pakan ikan ini
layak untuk dilanjutkan. Nilai BCR berjalan mulus. Kegiatan usaha pellet
yang diperoleh yaitu 1,19. Nilai BCR ini membutuhkan input berupa uang
ini didapat karena lebih tingginya sebagai modal dan juga sarana
nilai penerimaan dari nilai total lainnya yang tidak sedikit. Oleh
biaya. karena itu, sebelum memulai usaha
Hal ini sesuai dengan persiapan harus dilakukan sungguh-
pendapat Umar (1999) yang sungguh agar usaha ini terhindar dari
menyatakan bahwa suatu usaha resiko kegagalan.
mempunyai nilai RCR lebih besar Kendala yang dihadapi oleh
dari satu, maka dari segi ekonomi pemilik usaha pellet ini adalah
usaha tersebut dapat dikembangkan. ketersedian bahan baku yang tidak
Seperti halnya nilai BCR, menentu, pada saat musim panen
nilai πCR yang diperoleh yaitu 0,19 padi tiba dedak halus pun mudah
yang memiliki arti bahwa dari Rp. didapatkan dengan harga yang
1.000 biaya yang dikeluarkan akan rendah sementara apabila musim
memperoleh keuntungan sebesar Rp. panen padi belum tiba maka dedak
190. Hal ini sejalan dari analisis halus pun susah didapat sehingga
BCR yang sudah dijelaskan harga pun relatif tinggi. Selain itu
sebelumnya. faktor alam juga menjadi kendala,
Sedangkan nilai πBR yang disaat musim penghujan tiba para
diperoleh yaitu 0,15 yang memiliki pekerja akan sulit menjemur dan
arti bahwa dari Rp. 1.000 pakan ikan pun lama keringnya,
penerimaan yang diterima akan sehingga saat musim penghujan tiba
memperoleh keuntungan sebesar Rp. jumlah produksi pun selalu menurun.
150.
Tingkat keuntungan ini masih KESIMPULAN DAN SARAN
dapat ditingkatkan dengan cara
Kesimpulan
menambah jumlah produksinya,
1. Biaya produksi terbesar yang
karena dengan meningkatkan volume
harus dikeluarkan adalah
produksi biaya produk yang akan
pada komponen bahan baku
dijual semakin rendah. Sebab
ikan asin sebesar Rp.
meningkatkan jumlah produksi tidak
9.600.000 (40.8 %) dari total
mempengaruhi biaya tetap (biaya
biaya produksi, selanjutnya
non produksi).
diikuti dengan tenaga kerja
sebesar Rp.7.800.000 (33.1
%), dedak halus sebesar Rp.
4.800.000 (20.4 %), minyak
solar sebesar Rp. 900.000 Ramli, M, 2009. Analisis Biaya
(3.8 %), transportasi sebesar Produksi Dan Titik Impas
Rp. 400.000 (1.7) dan biaya Pengolahan Ikan Salai Patin.
listrik sebesar Rp. 50.000 (0.2 Kasus Usaha Soleha Berseri
%). Di Air Tiris Kampar.
2. Harga jual pellet adalah Rp. Faperika-
6000, total penerimaan (TR) UNRI.http://download.portal
yang diperoleh pemilik usaha garuda.org/article.php?article
pellet tersebut sebesar Rp.
28.800.000. Dan memperoleh Samsudin, 2012. Pengembangan
keuntungan dari hasil Pakan untuk Budidaya ikan
penjualan pellet tersebut air tawar Berbahan Baku
sebesar Rp. 4.598.500/bulan. Lokal Secara Komersil di
3. Secara finansial usaha Kabupaten Agam dan
pembuatan pellet di Desa Kabupaten Pandeglang.
Lenggadai Hulu ini Tesis. Balai Penelitian dan
menguntungkan. Ini terbukti Pengembangan Budidaya Air
dari nilai RCR yang didapat Tawar Bogor.
lebih dari satu. Yaitu dengan Sunarno. 2008. Petunjuk Teknis
nilai RCR adalah 1,19. Teknologi Pakan Ikan:
Ekonomis dan Efisien
Saran
Berbasis Bahan Baku Lokal.
Pengembangkan usaha kearah
IPB Press Bogor.
yang lebih baik perlu adanya
pembinaan dan pengenalan terhadap Utama, M, 2010. Analisis
tekhnologi perikanan agar Pendapatan Usaha
kemampuan dan keahlian semakin Pengolahan Pellet Ikan. Studi
baik. Hal ini tentu saja dapat Kasus PT. Kharisma
memudahkan masyarakat dalam Nusantara. UIN-Jakarta.
menerima inovasi dan tekhnologi http://repository.uinjkt.ac.id/
baru. Usaha yang dilakukan oleh dspace/ bitstream/
pemilik usaha pellet tersebut sudah 123456789/1546/1/MOHAM
menguntungkan, oleh sebab itu untuk AD%20UTAMA.
pengembangan usaha pembuatan
pellet tersebut sebaiknya menambah
jumlah produksi dan memperbaiki
kualitas pellet.

DAFTAR PUSTAKA

Mubyarto, 2001. Pengantar ekonomi


Perikanan. LP3ES. Jakarta.
305 halaman.

Anda mungkin juga menyukai