METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
serta sifat penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah bersifat
deskriptif-analitis.
B. Fokus Penelitian
Indonesia dalam kurun waktu tertentu. Pilihan kurun waktu tertentu ini, di
kondisi sosial politik yang terjadi pada saat itu. Kedua, konsep
dan dinamika perdebatan yang sangat panjang dan alot, yang mengacu
23
proposal penelitian
3
rakyat, keadilan, sistim pemerintahan yang pernah berlaku dan berlaku di
1
Pemilihan kurun waktu-waktu tertentu ini dibagi dalam beberapa kategori : (1) Masa
keberlakuan konstitusi (hukum dasar) dalam penyelenggaraan negara Indonesia yaitu ; Masa
pemberlakuaan UUD Tahun 1945 (UUD 1945) sebagai hukum dasar negara Indonesia,
pemberlakuan UUD Republik Indonesia Serikat Tahun 1949 (UUD/Konstitusi RIS 1949),
pemberlakuan UUD Sementara Tahun 1950 (UUDS 1950), pemberlakuan kembali UUD Tahun
1945 (setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden 05 Juli 1959) beserta hasil amandemen UUD 1945
pada Tahun 1999 dan selesai pada Tahun 2002. (2) Masa pemberlakuan UU yang mengatur
secara khusus mengenai pelaksanaan pemerintahan di daerah, yaitu sejak dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945 tentang Kedudukan KNIP sampai dengan dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. (3) Masa periodisasi
pelaksanaan pemerintahan presiden, yang diawali periodisasi pemerintahan Presiden Soekarno,
Presiden Soeharto, Presiden B.J. Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid sampai periodisasi
Presiden Megawati Soekarnoputri, dan terakhir Presiden Susilo Bambang Yudoyono.
23
proposal penelitian
4
pendiri dan penyelenggara pemerintahan, para anggota parlemen, dan
komprehensif.
C. Pendekatan Penelitian.
cabang ilmu lainnya (Ilmu Politik, Ilmu Ekonomi, Ilmu Sosial dan Budaya).
Walaupun dijadikan tema kajian cabang ilmu lain, akan tetapi penelitian ini
bertolak dari Ilmu Hukum, khususnya Ilmu Hukum Tata Negara dan
mendalam.
2
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1996), hlm. 42. Penelitian hukum sebagai suatu aktifitas ilmiah, yang dikaitkan dengan arti yang
diberikan pada hukum, yaitu : hukum dalam arti ilmu, hukum dalam arti kaidah atau norma, hukum
dalam arti tata hukum atau hukum positif tertulis, hukum dalam arti keputusan pejabat, hukum
dalam arti proses pemerintahan. Hukum menurut Bruggink adalah sebuah sistim konseptual kaidah
hukum dan keputusan-keputusan hukum (rechtsbeslissingen). Lihat juga JJH. Bruggink/alih bahasa
Arief Sidharta, Refleksi Tentang Hukum, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1966), hlm. 3.
23
proposal penelitian
5
Sesuai dengan bidang kajian ilmu hukum,3 maka penelitian dalam
3
Kajian yang dilakukan oleh Friedmann misalnya merupakan hukum yang mengintegrasikan
hal-hal yang lazim dipahami sebagai kajian bidang politik, sebagaimana terpetik dalam Edwin
Chemerinsky, Constitutional Law Principles and Politics (New York : Apen Law & Business, 1997),
hlm. 127. Lihat Joseph Hart, The Authority of Law (Oxford : Oxford University Press, 1983), hlm.
139.
4
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI-Press, 1986), hlm. 44.
5
Menurut Scholten bahwa asas-asas hukum adalah pikiran-pikiran dasar yang terdapat di
dalam dan di belakang sistim hukum masing-masing, dirumuskan dalam aturan-aturan perundang-
undangan dan putusan-putusan hakim yang berkenaan dengannya ketentuan-ketentuan dan
keputusan-kepututsan individual dapat dipandang sebagai penjabarannya. Sementara Karl Larenz
memandang bahwa asas hukum adalah gagasan yang membimbing dalam pengaturan hukum.
Sedangkan Ron Jue berpandangan bahwa, asas hukum adalah nilai-nilai yang melandasi kaidah-
kaidah hukum, menjelaskan dan melegitimasi kaidah hukum, bertumpu muatan ideologis dari
tatanan hukum.
6
Pendekatan ini memiliki kelemahan yang sangat mendasar karena hanya didasarkan pada
teks undang-undang. Walaupun harus diakui bahwa hal itu masih menimbulkan perdebatan
terhadap pilihan pendekatan. Esensi perdebatan antara kelompok interpretivism dan non-
interpretivism misalnya terletak pada pandangan bahwa norma hukum telah lengkap sehingga
tidak perlu diinterpretasi. Demikian juga perdebatan antara kelompok originalisme dan non-
originalisme. Lihat Jan Gijssels dan Mark Van Hoece, Apakah Hukum itu?. Diterjemahkan oleh B.
Arief Sidharta, (Bandung : Laboratorium Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahiyangan, 2000),
hlm. 21. Ajaran Hukum (rechtslehre) atau dogmatik hukum juga sering disebut ilmu hukum. Dalam
arti sempit bertujuan untuk memaparkan dan mensistematisasi dan dalam arti tertentu juga
menjelaskan hukum positif yang berlaku. Sebagai suatu ajaran hukum, dogmatik hukum berkenaan
dengan tata hukum.
7
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, (Bandung : Alumni,
1994), hlm. 79. Suatu metode penelitian yang berkembang dikalangan sarjana Indonesia sebagai
suatu penelitian yang berkaitan dengan kenyataan dilapangan. Jadi penelitian Sosio-Legal
merupakan salah satu metode terbaik. Lihat C.M. Schuyt, dalam Soejono Soekamto, Op. Cit., hlm.
57. Bahwa penelitian sosiologi bertitik tolak dari pengertian yang abstrak yang diujikan pada
kenyataan, sedangkan penelitian yuridis bertitik tolak pada hal konkrit untuk diujikan pada suatu
kaidah yang abstrak.
23
proposal penelitian
6
Mendiskripsikan pertautan nilai yang begitu besar, maka penelitian
antara tema kjian hukum dan non-hukum (politik, ekonomi, sosial dan
dua unsurnya bertemu pada satu titik singgung. Kedua unsur tersebut
8
Soetandyo Wignyosubroto, 1994, “Keragaman dalam Konsep Hukum, Type Kajian dan
Metode Penelitiannya”, Kertas Kerja (makalah), Penataran Metode Penelitian Hukum, Fakultas
Hukum Udayana, 24-25 Nopember 1994, Dempasar-Bali, hlm. 7. Dalam upaya memperoleh
kelengkapan data yang mendukung analisis, dilakukan penelitian terhadap bahan-bahan hukum
lainnya, untuk memperoleh bahan sebagai bahan hukum sekunder, yang terdiri dari karya-karya
akademis, mulai dari deskriptif sampai pada komentar-komentar yang penuh kritik, yang
memperkaya pengetahuan orang tentang hukum positif yang berlaku. Lihat Adnan Podgorecki dan
Anthoni J. Whelan (ed), Pendekatan Sosiologis Terhadap Hukum, (Jakarta : Bina Aksara, 1981),
hlm, 215-216. Studi teoritis mengenai hukum yang berlandaskan penelitian empiris cenderung
untuk menentang suatu ketetapan yang sering tersebunyi. Sosiologis secara terang-terangan
melakukan kritikan yang diintrodusir kedalam hukum atau mempengaruhi perumusan hukum
dibahas dalam studi sosiologis. Lihat Roberto Unger, Law in Modern Society, Toward Criticism of
Social Theory, (New York : Free Press, 1976), hlm. 44.
23
proposal penelitian
7
adalah : 1. keadaan atau suasana baru timbul; 2. kesadaran akan
pemaknaan atas kasus, defenisi dan deskripsi atas kasus khusus. Fakta
9
William Aubert, In Search of Law; Sociological Aproach to Law, (Oxford : Martin Robertson,
1983), hlm. 105-106. Lihat Satjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat, (Bandung : Angkasa, 1986),
hlm. 101.
10
Lawrence Newman, Social Research Method : Qualitative and Quantitative Aproach,
(Boston : Allyn and Bacon, 1994), hlm. 329. Ciri-ciri penelitian Kualitatif, antara lain : (1)
menggambarkan dan menemukan makna dan dijadikan sebagai data penelitian; (2) konsep
disajikan berdasarkan tema-tema, motif dan selanjutnya digeneralisasi; (3) Pengukuran dapat
dilakukan secara spesifik sesuai setting penelitian atau sesuai setting yang dikembangkan oleh
peneliti; (4) data disajikan dalam bentuk dokumen atau transkrif; (5) teori dapat dikembangkan
berdasarkan logika kausalitas dan non-kausalitas, walaupun sering kali bersifat induktif; (6)
prosedur penelitian dilakukan secara partikular dan replikatif; (7) analisis dikembangkan selaras
dengan tema-tema atau fakta yang ditemukan serta disajikan secara kohoren dan digambarkan
secara konsisten. Lihat Norman K. Denxin and Yvonna S. Lincol (eds), Handbook of Cualitative
Research, (United State of America, Sage Publication Inc, 1994), hlm. 23. Lihat Satjipto Rahardjo,
Ibid., hlm 102.
23
proposal penelitian
8
penelitian eksplanatoris, yaitu penelitian yang bermaksud menguji
NKRI.
11
Teori Hukum menurut Bruggink adalah suatu keseluruhan pernyataan yang saling berkaitan
berkenaan dengan hukum. Teori Hukum adalah suatu keseluruhan pernyataan yang saling
berkaitan berkenaan dengan sistim konseptual aturan-aturan hukum dan keputusan-keputusan
hukum yang untuk suatu bagian penting, sistim tersebut memperoleh bentuk dalam hukum positif.
Teori Hukum dapat dibagi dalam dua, yaitu teori hukum sebagai produk, karena merupakan hasil
kegiatan teoritik bidang hukum dan teori hukum sebagai proses, yang diarahkan pada kegiatan
teoritik tentang hukum atau kegiatan penelitian teoritik bidang hukum. Lihat dalam JJH.
Bruggink/alih bahasa Arief Sidharta, Refleksi Tentang Hukum, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1966),
hlm. 3-4. Menurutnya bahwa teori adalah sekumpulan pemahaman-pemahaman, titik tolak dan
asas-asas yang saling berkaitan, yang memungkinkan kita memahami lebih baik terhadap sesuatu
yang kita coba untuk mendalaminya.
12
Kaidah hukum adalah isi aturan hukum, yang dapat bersifat tertulis maupun bersifat tidak
tertulis atau Kaidah Hukum adalah kaidah sosial yang hidup dalam masyarakat hukum, berkaitan
dengan para justisiabel yang mempertautkan harapan-harapan yang sah, terlepas dari apakah
aturan hukum itu secara lansung ditujukan kepada mereka atau tidak. Sementara menurut
Stromholm, bahwa kaidah hukum dibagi dalam Kaidah Hukum Primer (syaratnya terdiri atas
perilaku manusia tertentu) dan Kaidah Hukum Sekunder (jika akibat hukum terdiri atas suatu sanksi
tertentu).
23
proposal penelitian
9
serta mengungkapkan sejarah perkembangan pranata pergeseran-
pendekatan lainnya.
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini, terdiri atas dua
jenis, yaitu; data primer (primary data) dan data sekunder (secondary
data). Data sekunder akan dijadikan data utama atau bahan utama dalam
makalah yang ditulis oleh pakar/ahli hukum. Disamping itu juga digunakan
bahan hukum tertier, yaitu koran, majalah dan penerbitan lainnya, untuk
13
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung : Alumni, 1986), hlm. 6. Diantara Bahan Hukum
Primer adalah, undang-undang, penetapan presiden, peraturan pemerintah, keputusan presiden,
instruksi presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya yang pernah berlaku positif. Baik yang
berkaitan dengan penataan sistem pemerintahan, penataan tertib hukum, penataan kelembagaan
negara dan pemerintahan dalam konstalasi ketatanegaraan, maupun rekonstruksi realisasi
pelaksanaan pemerintahan daerah di Indonesia, yang menurut kebanyakan pakar adalah melihat
sebagai sebuah sistem peraturan-peraturan yang abstrak, maka hasilnya adalah hukum dianggap
sebagai suatu lembaga yang benar-benar otonom, yang bisa dibicarakan sebagai subyek
tersendiri. Bahan Hukum Primer seperti undang-undang, putusan-putusan pengadilan dan lain-
lain. UUD dan Ketetapan MPR (S) dikualifikasi sebagai bahan hukum primer. Sedangkan Bahan
Hukum Sekunder, misalnya makalah-makalah dan buku-buku yang ditulis oleh para ahli, karangan
para ahli hukum. Lihat juga Soerjono Soekamto dan Sri Mamujie, Penelitian Hukum Normatif,
(Jakarta : Rajawali Press, 1985), hlm. 34-35. Disisi lain bahan-bahan berupa kertas kerja konfrensi,
lokakarya, seminar, simposium, laporan penelitian, laporan tekhnis, majalah, disertasi dan paten
bibliografi, penerbitan pemerintah dan bahan lainnya.
24
proposal penelitian
0
Ketiga bahan hukum tersebut, merupakan sumber tertulis penelitian
14
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1999), hlm.
113-114. Buku, majalah ilmiah, dokumen pribadi dan dokumen resmi. Demikian juga jurnal dan
disertasi. Dokumen resmi instansi pemerintah, berupa laporan rapat, buku, tata tertib dan lain-lain.
15
Arlina Gunawan, Wawasan Dasar Metodologi Penelitian, (Bandung, 1985), hlm. 108. Tekhnik
ini dipilih karena memungkinkan responden/narasumber memberikan informasi sesuai dengan
yang dikehendaki. Responden juga dapat menyatakan pikirannya secara bebas.
24
proposal penelitian
1
diselaraskan dengan konteks data tersebut.16 Pada dasarnya, langkah
penelitian.
G. Definisi Operasional
16
W. Lawrence Newman, 1997, Social Research Methods, Qualitative and Quantitative
Research, (Boston : Allyn and Bacon, 1997), hlm. 420-421. Penelitian yang sifatnya yuridis-
normatif, untuk memperoleh hasil penelitian yang mencapai sasarannya, analisa data dilakukan
secara kualitatif. Analisa data dilakukan secara kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif.
17
Matthew B.Miles & A.Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang
Metode-Metode Baru, diterjemahkan Tjetjep Rohendi, (Jakarta : UI, 1996), hlm. 16. Interpretasi
hukum terbagi dua, yaitu Pertama; Interpretasi Restriktif yang memberikan arti yang sempit pada
suatu istilah tertentu dalam sebuah aturan hukum, dengan menambahkan ciri yang baru pada
kaidah hukum, sehingga wilayah penerapan kaidah hukum tersebut menjadi diperkecil. Interpretasi
Ekstensif memberikan arti yang lebih luas pada suatu istilah dalam aturan hukum dengan
menghilangkan ciri tertentu dan kaidah hukum, maka wilayah penerapan kaidah hukum menjadi
lebih besar. Analisis bahan yang telah dikumpulkan tentu saja harus dilakukan menurut cara-cara
analisis atau penafsiran (interpretasi) hukum yang dikenal sebagai penafsiran autentik, gramatikal,
penafsiran berdasarkan sejarah hukum, sistematis, sosiologis, teleologis, fungsional atau
penafsiran futuristik. Oleh karena dalam rangka penemuan dan pembentukan hukum baru, kita
harus menengok ke masa yang lalu dahulu, sebelum dapat melihat ke masa depan. Dengan
demikian, hukum baru akan tetap berpijak pada bumi sendiri dan berakar pada kepribadian sendiri.
Oleh sebab itulah, pembentukan hukum tidak pernah terlepas dari cara penafsiran autentik,
gramatikal, dan historis.
24
proposal penelitian
2
1. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang
1945.
masyarakat.
24
proposal penelitian
3
6. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
provinsi.
24
proposal penelitian
4
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Daerah.
dimiliki Daerah.
18. Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan adalah Daerah provinsi yang
24
proposal penelitian
5
luas dari daratan yang di dalamnya terdapat pulau-pulau yang
tertentu.
20. Daerah Persiapan adalah bagian dari satu atau lebih Daerah yang
22. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan DPRD
kewenangan Daerah.
23. Peraturan Daerah yang selanjutnya disebut Perda atau yang disebut
24
proposal penelitian
6
27. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut
24
proposal penelitian
7
34. Kepala Negara adalah sebuah jabatan individual atau kolektif yang
36. Kewenangan adalah hak yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat
eksaminatif.
undangan.
1945.
pemerintahan negara.
24
proposal penelitian
8
42. Sistem pemerintahan adalah suatu sistem sebagai alat untuk
umum; Presiden memiliki masa jabatan yang tetap (fix term); Presiden
44. Wewenang adalah hak yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat
24
proposal penelitian
9