Anda di halaman 1dari 11

MASA KEPEMIMPINAN MEGAWATI SOEKARNO PUTRI

Megawati Soekarnoputri merupakan salah satu pemimpin yang hadir dalam sejarah proses
kepemimpinan di negeri ini. Ia adalah putri sulung dari presiden Indoesia yang pertama,
Soekarno. Sama seperti ayahnya, ia dikenal masyarakat sebagai pemimpin yang karismatik. Ia
dianggap sebagai salah satu tokoh perempuan bermental baja yang berani mendobrak kekuatan
politik Orde Baru. Dengan tekat yang bulat, megawati tampil berani menghadapi berbagai
tantangan dan ujian. Dia memasuki kepemimpinan politik dengan segala kemampuan dan
keterbatasannya. Dengan keyakinan untuk menegakkan demokrasi dan reformasi di republik ini.
Hanya sedikit tokoh yang berani bertindak kala ini. Barulah setelah megawati mengadakan
perlawanan terbuka terhadap kekuasaan yang represif, keberanian tokoh-tokoh lainnya mulai
ikut bangkit.

Perjalanan politik megawati sampai pada puncak kekuasaan di negeri ini, yaitu terpilihnya
ia sebagai wakil presiden indonesia dan dua tahun selanjutnya ia terpilih menjadi presiden
indonesia menggantikan abdurrahman wahid yang menjabat presiden sebelumnya. Banyak para
pengamat politik menyebutkan bahwa kesuksesan megawati samapai pada puncak tertinggi
pemegang kekuasaan di negeri ini karena ia merupakan pemimpin yang karismatik.

Sebagai pendatang baru dalam kancah politik pada tahun 1987, saat itu Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) menempatkan Megawati sebagai salah seorang calon legislatif dari daerah
pemilihan Jawa Tengah untuk mendongkrak suara. Masuknya Megawati ke kancah politik
menjadikannya terpilih menjadi anggota DPR/MPR. Ia merupakan presiden wanita pertama dan
presiden kelima di Indonesia. Megawati dilantik menjadi presiden Indonesia pada tanggal 23 Juli
2001. Sebelumnya dari tahun 1999-2001, Megawati menjabat sebagai Wakil Presiden.
Masa kepresidenan Megawati Soekarnoputri dari tahun 2001 ditandai dengan sedikit saja
pencapaian. Megawati tidak mewarisi karisma dari Ayahnya, Soekarno, tidak teralu kompeten
dalam urusan administrasi dan kepemimpinan serta dalam sikap yang pasif dan tertutup, tidak
jauh berbeda dengan gaya Soeharto. Suaminya, Taufik Kiemas dipandang sebagai dalang di
balik panggung kekuasaannya, seorang praktisi politik dan fasilitator keuangan yang andal.
Siapa saja yang menjadi presiden Republik Indonesia pada tahun 2001 pasti menghadapi
permasalahan besar yang merupakan warisan pemerintahan Soeharto, krisis ekonomi dan sosial
yang menyertai lengsernya Soeharto dan kegagalan Habibie serta Abdurrahman Wahid untuk
mengatasi hal ini. Korupsi semakin merajalela dan bahkan mungkin lebih buruk daripada masa
Soeharto. Meskipun hingga kadar tertentu terjadi pemulihan di dalam investasi dalam dan luar
negeri, korupsi, bersama dengan lingkungan umum yang ditandai oleh ketidakpastian hukum dan
sistem peradilan yang benar-benar busuk, telah memastikan bahwa investasi tersebut tidak
mencapai tingkatan yang dibutuhkan untuk memulihkan ekonomi.
Megawati merupakan presiden wanita pertama dan Namanya cukup dikenal dengan
Megawati Soekarnoputri. Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa pada
tahun 2001. Sidang Istimewa MPR diadakan dalam menanggapi langkah Presiden Abdurrahman
Wahid yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli 2001.
Sebelumnya dari tahun 1999-2001, ia adalah Wakil Presiden.
Setelah habis masa jabatannya, Megawati kembali mencalonkan diri sebagai presiden
dalam pemilihan presiden langsung Pada 20 September 2004. Namun, beliau gagal untuk
kembali menjadi presiden setelah kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono yang akhirnya menjadi
Presiden RI ke-6.

A. Aktivitas Megawati Soekarno Putri

Megawati adalah presiden kedua yang menjabat pada masa pemilu multipartai pasca
tumbangnya orde baru. Nama gotong royong juga dipilih megawati untuk menguatkan visi misi
utama pemerintahannya, yaitu rekonsiliasi nasional. Indonesia, saat Megawati terpilih menjadi
presiden sedang porak-poranda akibat beragam konflik, seperti konflik komunal (ambon, poso,
sampang) dan konflik politik (pemakzulan Gus Dur oleh koalisi yang sebelumnya
mendukungnya). Gotong royong adalah kata yang dipilih untuk merekonsiliasi atau
mempersatukan bangsa Indonesia dalam semangat membangun kembali. Melalui Kabinet
Gotong Royong, Presiden Megawati Sukarnoputri telah menunjukkan manuver politik yang
piawai dan berhasil memberikan impresi yang positif pada berbagai lapisan masyarakat. Saat itu
tumbuh dan berkembang pendapat pada berbagai masyarakat termasuk pelaku ekonomi,
kalangan birokrasi, pengamat politik, dan masyarakat kampus bahwa Kabinet Gotong Royong
yang dilantik pada hari Jum’at 10 Agustus yang lalu adalah kabinet yang cukup tangguh.
Pandangan tersebut didasarkan atas kenyataan bahwa 26 dari 32 jabatan menteri dan setingkat
menteri dijabat oleh para profesional yang menguasai bidang tugas masing-masing.
Akan tetapi seiring dengan berjalannya Kabinet Gotong Royong dalam menjalankan
pemerintahan, masyarakat sangat dikecewakan. Pasalnya, kinerja dari Kabinet Gotong Royong
tersebut dinilai lamban dalam mengatasi masalah yang terjadi di negara kita saat itu. Wacana
publik tentang efektifitas tim ekonomi Kabinet Gotong Royong (KGR) dalam menghantarkan
Indonesia untuk secepatnya keluar dari krisis yang telah menggerogoti ekonomi dan kehidupan
social-politik selama lima tahun terakhir ini didominasi oleh pandangan bahwa anggota Kabinet
Gotong Royong bertindak sangat lamban dan tanpa koordinasi yang penuh. Persepsi ini secara
sadar banyak digaungkan oleh kalangan akademisi dan politisi baik secara kolektif maupun
secara perorangan yang pada gilirannya diterima sebagai suatu realitas oleh masyarakat.
Ekonomi di bawah pemerintahan Megawati tidak mengalami perbaikan yang nyata
dibandingkan sebelumnya, meskipun kurs rupiah relatif berhasil dikendalikan oleh Bank
Indonesia menjadi relatif lebih stabil. Kondisi ekonomi pada umumnya dalam keadaan tidak
baik, terutama pertumbuhan ekonomi, perkembangan investasi, kondisi fiskal, serta keadaan
keuangan dan perbankan. Dengan demikian, prestasi ekonomi pada tahun kedua pemerintahan
sekarang ini tidak menghasilkan perbaikan ekonomi yang cukup memadai untuk sedikit saja
memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan mempertahankan kesempatan kerja. Analisis yang
cukup kerap dari banyak kalangan membuktikan bahwa selama ini tim ekonomi tidak mampu,
menyelesaikan proses pemulihan ekonomi dan memperbaiki perekonomian secara lebih luas.
Kondisi perekonomian masih terus dalam ketidakpastian, terutama karena terkait dengan
masalah keamanan, seperti dalam kejadian pemboman beruntun sejak tahun 1998 sampai tahun
2002. Masalah pertumbuhan ekonomi, investasi dan pengangguran adalah gambaran yang paling
suram di bawah kabinet gotong royong ini.
Namun disisi lain Megawati masih telah menerapkan kebijakan-kenijakan yang telah ia
capai selama pemerintahannya. Kebijakan-kebijakan pada masa Megawati, yaitu :
1. Memilih dan Menetapkan. Ditempuh dengan meningkatkan kerukunan antar elemen
bangsa dan menjaga persatuan dan kesatuan. Upaya ini terganggu karena peristiwa Bom
Bali yang mengakibatkan kepercayaan dunia internasional berkurang.
2. Membangun tatanan politik yang baru. Diwujudkan dengan dikeluarkannya UU tentang
pemilu, susunan dan kedudukan MPR/DPR, dan pemilihan presiden dan wapres.
3. Menjaga keutuhan NKRI. Setiap usaha yang mengancam keutuhan NKRI ditindak tegas
seperti kasus Aceh, Ambon, Papua, Poso. Hal tersebut diberikan perhatian khusus karena
peristiwa lepasnya Timor Timur dari RI.
4. Melanjutkan amandemen UUD 1945. Dilakukan agar lebih sesuai dengan dinamika dan
perkembangan zaman.
5. Meluruskan otonomi daerah. Keluarnya UU tentang otonomi daerah menimbulkan
penafsiran yang berbeda tentang pelaksanaan otonomi daerah. Karena itu, pelurusan
dilakukan dengan pembinaan terhadap daerah-daerah.
6. Tidak ada masalah yang berarti dalam masa pemerintahan Megawati kecuali peristiwa
Bom Bali dan perebutan pulan Ligitan dan Sipadan.

B. Sifat-Sifat Megawati Soekarno Putri dalam Memimpin


Megawati Soekarno Putri berpenampilan tenang dan tampak kurang acuh dalam
menghadapi persoalan. Tetapi dalam hal-hal tertentu megawati memiliki determinasi dalam
kepemimpinannya, misalnya mengenai persoalan di BPPN, kenaikan harga BBM dan
pemberlakuan darurat militer di Aceh Nanggroe Darussalam.
Gaya kepemimpinan megawati yang anti kekerasan itu tepat sekali untuk menghadapi
situasi bangsa yang sedang memanas. Cukup demokratis, tapi pribadi Megawati dinilai tertutup
dan cepat emosional. Ia alergi pada kritik. Komunikasinya didominasi oleh keluhan dan uneg-
uneg, nyaris tidak pernah menyentuh visi misi pemerintahannya.
Megawati lebih menonjolkan kepemimpinan dalam budaya ketimuran. Ia cukup lama
dalam menimbang-nimbang sesuatu keputusan yang akan diambilnya. Tetapi begitu keputusan
itu diambil, tidak akan berubah lagi. Gaya kepemimpinan seperti ini bukanlah suatu ke1emahan.
Seperti dikatakan oleh Frans Seda: “Dia punya intuisi tajam. Sering kita berpikir, secara logika,
menganalisa fakta-fakta, menyodorkan bukti-bukti, tapi tetap saja belum pas. Di saat itulah Mega
bertindak berdasarkan intuisinya, yang oleh orang-orang lain tidak terpikirkan sebelumnya.”
C. Terobosan Megawati Soekarno Putri
Sebagai presiden pertama wanita di Indonesia, ia merupakan presiden pertama peletak
dasar ke arah kehidupan demokrasi. Pembaharuan yang dilakukan sebagian besar di bidang
ekonomi dan politik, sebab pada pemerintahannya, masalah yang dihadapi kebanyakan
merupakan warisan pemerintahan Orde Baru yaitu masalah krisis ekonomi dan penegakan
hukum.
Ada beberapa perubahan yang dilakukan Megawati yaitu :
1. Bidang Ekonomi
Untuk mengatasi masalah ekonomi yang tidak stabil, ada beberapa kebijakan yang
dikeluarkan Megawati yaitu :
a) Untuk mengatasi utang luar negeri sebesar 150,80 milyar US$ yang merupakan warisan
Orde baru, dikeluarkan kebijakan yang berupa penundaan pembayaran utang sebesar
US$ 5,8 milyar, sehingga hutang luar negeri dapat berkurang US$ 34,66 milyar.
b) Untuk mengatasi krisis moneter, Megawati berhasil menaikkan pendapatan per kapita
sebesar US$ 930. Kurs mata uang rupiah dapat diturunkan menjadi Rp 8.500,00.
c) Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan nilai inflasi, dikeluarkan
kebijakan yang berupa privatisasi terhadap BUMN dengan melakukan penjualan saham
Indosat sehingga hutang luar negeri dapat berkurang.
d) Memperbaiki kinerja ekspor, sehingga ekspor di Indonesia dapat ditingkatkan.
e) Untuk mengatasi korupsi, dibentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

2. Bidang Politik
Mengadakan pemilu yang bersifat demokratis yang dilaksanakan tahun 2004 dan melalui
dua periode yaitu :
a) Periode pertama untuk memilih anggota legislatif secara langsung.
b) Periode kedua untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung. Pemilu
tahun 2004 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan secara langsung artinya
rakyat langsung memilih pilihannya.
Pemerintahan Megawati berakhir setelah hasil pemilu 2004 menempatkan pasangan Susilo
Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla sebagai pemenang. Hal ini merupakan babak baru
pemerintahan di Indonesia dimana Presiden dan Wakil Presiden terpilih dipilih langsung oleh
rakyat.
D. Keberhasilan dan Kegagalan Megawati Soekarno Putri
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri pernah menjabat sebagai Wakil Presiden 1999-

2002 & sebagai Presiden RI 2002-2004. Track Record Megawati selama memimpin RI yang
hanya selama 2 tahun :
1. Mendirikan Lembaga pemberantas korupsi KPK pada tahun 2003, karena Megawati
Soekarnoputri melihat institusi Jaksa & Polri saat itu terlalu kotor, sehingga untuk
menangkap koruptor dinilai tak mampu, namun jaksa dan Polri sulit dibubarkan,
sehingga dibentuk lah KPK.
2. Menghentikan aktivitas pertambangan Freeport di Papua karena dianggap melanggar
aturan Internasional tentang AMDAL (dampak lingkungan). Lantas anehnya kemudian
aktivitas Freeport dibuka kembali di masa rezim SBY-JK.
3. Menghentikan kontrak pertambangan minyak Caltex di Blok Natuna Kepri. Anehnya,
kemudian kontrak Natuna disambung kembali oleh SBY-JK diberikan kepada
ExxonMobile.
4. Menghentikan kontrak pertambangan Migas Caltex di Riau daratan. Anehnya, kemudian
kontrak migas Riau disambung kembali oleh SBY-JK dan diberikan kepada Chevron.
5. Membubarkan BUMN terkorup pada masa itu yaitu Indosat karena merugikan negara
puluhan Trilyun & banyak praktek ilegal di Indosat. Asset dari pembubaran BUMN
korup Indosat kemudian dipakai untuk membayar hutang negara yang saat itu jatuh
tempo. Kemudian sebagai ganti Indosat dibuat lembaga yang lain yaitu Satelindo.
6. Menangkap 17 jenderal korup (termasuk jenderal ketua PBSI) yang dicokok langsung
saat Thomas Cup di Singapura, dan menangkap Ketua Partai Golkar Akbar Tanjung
yang terlibat korupsi dana JPS senilai Rp40 milyar. Dampaknya, pada pemilu
berikutnya Megawati dijegal Black Campaign buatan Golkar sebagai balas dendam dari
para jenderal & partai Golkar.
7. Megawati membawa Indonesia berhasil keluar dari IMF pada tahun 2003 yang
menandakan Indonesia sudah keluar dari krisis 1998 dan Indonesia yang lebih mandiri.
Berani menghentikan hutang baru. (Zero hutang / tidak meminjam selama
kepemimpinannya).
8. Menangkap 21 pengemplang BLBI antara lain : David Nusa Wijaya, Hendrawan, Atang
Latief, Uung Bursa, Prayogo Pangestu, Syamsul Nursalim, Hendra Rahardja,
Sudwikatmono, Abdul Latief, dsb… (BLBI dikucurkan oleh Suharto tahun 1996 sebesar
600 Trilyun). Namun dalam masa rezim SBY-JK, para pengemplang BLBI tersebut
diundang ke istana oleh SBY-JK tahun 2007 dengan istilah “gelar karpet merah”
undangan jauman makan. Dan lepaslah para pengemplang yang merugikan negara
tersebut.
9. Mega mengeluarkan Keppres no 34 Tahun 2004 tentang penertiban bisnis TNI. Dimana
aparat TNI sering dipakai untuk memback-up ilegal logging & kejahatan lainnya
ditindak tegas dengan pemecatan ditambah kurungan penjara.
10. Mendirikan Akademi Intelijen yang pertama di Indonesia.
11. Melakukan pembangunan infrastruktur yang vital setelah pembangunan berhenti sejak
1998. Diantaranya Tol Cipularang (Cikampek-Bandung) sekaligus dalam rangka
peringatan KAA, Jembatan Surabaya Madura (Suramadu), Tol Cikunir, Rel ganda
kereta api. Dimulainya membenahi sistem transportasi dengan Busway di Jakarta.
(selanjutnya Jembatan Suramadu rampung pembangunannya setelah Mega selesai
menjabat).
12. Mengembalikan proporsi pendapatan Gas Arun sebagian besar kepada rakyat Aceh
dengan status daerah Otonomi Khusus dan menangkap petinggi GAM dan anggota
GAM yang bersenjata dan yang sering melakukan pembakaran dan penarikan pajak
tidak sah, dengan melibatkan wartawan dan jurnalis untuk pengecekan pelanggaran
HAM. Berhasil membebaskan turis yang disandera GAM. Sepertinya ibu Megawati
sudah lama memikirkan Aceh, dan pidato Ibu Presiden Cut Nyak Megawati di Aceh
menggelegar di siang bolong membangunkan dan memberikan harapan bagi rakyat
Aceh.
Namun pada sisi lain, banyak juga hal yang gagal dicapai Megawati dalam masa
pemerintahannya. Salah satu hal yang paling mencolok dalam pemerintahan Megawati
Soekarnoputri adalah tentang maraknya privatisasi BUMN. Kebijakan privatisasi Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) secara umum dapat diartikan bahwa kepemilikan BUMN oleh negara
dihilangkan atau paling tidak diminimalisir karena kepemilikan atau pengelolaan berpindah ke
tangan swasta. Kepemilikan publik berubah menjadi kepemilikan privat. Hal ini dapat dikatakan
menyimpang karena pada dasarnya BUMN adalah salah satu sarana pemasukan kepada Negara
yang harus dipertimbangkan dengan seksama.
Penyimpangan ini terjadi misalnya dalam kebijakan privatisasi PT. Semen Gresik dan PT
Indosat. Privatisasi juga banyak dikecam karena dipandang merugikan negara triliunan rupiah
akibat harga jualnya yang terlalu murah. Keputusan pemerintah pada waktu itu untuk menjual PT
Semen Gresik dan PT Indosat sebagai cara cepat untuk mendapatkan dana segar guna menutupi
defisit APBN cenderung tidak menunjukkan langkah strategis ke depan yang ingin dicapai
pemerintah dalam konteks perencanaan pembangunan, khususnya di sektor industri. Privatisasi
tersebut juga sangat elitis dan tidak melibatkan partisipasi masyarakat luas dalam hal
kepemilikan saham.
Banyak kalangan menilai pemerintahan Megawati gagal, walaupun Megawati berpendapat
bahwa Ia hanya meneruskan pemerintahan Abdurrahman Wahid sehingga tidak optimal.
Kegagalan itu dapat dilihat dari aksi-aksi mahasiswa yang mengkritisi pemerintahan Megawati
saat itu menunjukkan eskalasi. Protes mahasiswa menyangkut prakti KKN yang diindikasikan
semakin marak, privatisasi BUMN yang semakin intensif, penanganan BLBI yang terkesan kian
longgar, serta harga-harga barang yang terus membumbung. Hal ini juga terkait dengan
kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM dan kemudian disusul kenaikan TDL dan
telepon sehingga kehidupan, khususnya kaum bawah menjadi susah.
Tanpa disimpulkan, kegagalan dapat pula terlihat dengan menurunnya suara PDI-P pada
pemilu 2004 dan kegagalan Megawati untuk terpilih menjadi presiden pada periode berikutnya.
Hal ini adalah indikasi kepercayaan rakyat yang menurun dengan melihat penyelenggaraan
pemerintahan sebelumnya.
Masalah-masalah lainnya bisa dijelaskan sebagai berikut :
a) Kinerja megawati dalam memimpin pemerintahan (2001-2004) memang tidak bisa
membuktikan kepada publik bahwa ia memiliki kesamaan kapasitas dengan gaya
kepemimpinan bung Karno.
b) Kekecewaan simpatisan partai dari kalangan wong cilik terhadap anggota-anggota
parlemen yang tidak mengesankan layaknya wakil rakyat.
c) Buntut kasus pengesahan pelantikan kepala daerah. Contohnya aksi pemecatan terhadap
kader PDI perjuangan di sumatera selatan dan riau akibat sinyalemen pembelotan dan
menerima suap dalam pemilihan gubernur, dan dilanjutkan dengan sikap megawati yang
enggan melantik gubernur terpilih. Sebutlah selama tiga bulan Gubernur sumsel yang
terpilih pada 4 Agustus 2003 tidak dilantik, dan baru dilantik pada 7 Oktober 2003.
d) Kecenderungan megawati tidak merestui gubernur terpilih bila di luar kehendak
pimpinan PDI Perjuangan Jakarta. Atau yang paling anyar adalah peristiwa kekerasan
massal di tegal sebagai buntut kekecewaan kader PDI Perjuangan atas kekalahan di
dalam pemilihan kepada daerah pada 19 Januari 2004.
e) Sifat megawati yang pendiam dalam memimpin pemerintahan sebenarnya jelas-jelas
tidak relevan lagi untuk dipertahankan. Dan dalam pemilihan presiden yang kedua
hendaknya megawati tidak lagi mengulangi sikap di tahun 1999.
f) Penyalahgunaan kekuasaan dan korup. Ini karena maraknya praktek penyalahgunaan
kekuasaan dan perilaku korup di dalam tubuh birokrasi pemerintah. Fakta ini bukan
sekadar tudingan, karena berbagai laporan resmi dari institusi pengawasan keuangan
dan lembaga-lembaga internasional seing mengemukakan indikasi kuat bahwa negeri
ini masih merupakan negara terkorup.
g) Diskriminatif dan “Vested Interest”, dua hal yang sebenarnya paling diharamkan dlaam
usaha mewujudkan good governance. Praktis apa yang terjadi pada saat ini adalah
berkembangnya fenomena building block bagi kepentingan partai-partai politik di
dalam birokrasi pemerintah. Gejalanya pun sudah nampak ke permukaan. Misalnya
dengan memanfaatkan kedudukan di birokrasi, ada kecenderungan di kalangan birokrat
yang juga politisi partai tertentu itu untuk memberikan keuntungan kepada partai politik
secara ilegal.
h) Mengeluh dan menyalahkan masa lalu. Megawati kerap kali melontarkan keluhan,
menuding dan mengemukakan apologi sebagai kesalahan masa lalu ketika situasi
ekonomi, politik dan keamanan belum menunjukkan perbaikan. Keluhan dan apologi itu
seolah-olah sudah menjadi “senjatanya” di dalam menghadapi tahapan kritik dari
publik.

Anda mungkin juga menyukai