Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGANTAR PSIKOLOGI

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PRASFEKTIF BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II

1. RAHMANIA TAMRIN

2. ASTIARA SAIFUL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS NURUL HASAN BACAN

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
pertolongan-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah menuntun manusia menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Dengan selesainya makalah ini, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam melakukan pembuatan makalah ini dan selaku
mahsiswa untuk menyelesaikan tugas tersebut. Semoga makalah ini dapat membantu dan memberikan
manfaat bagi pembaca dan penulis yang budiman pada umumnya dan lebih khususnya diri sendiri.

Semoga segala aktivitas yang telah dilakukan dapat menjadikan amal saleh dan mendapatkan ridho dari
Allah swt. Aamiin
DAFTAR ISI

DAFTARKAN ISI......................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................

B. Rumusan Masalah............................................................................................

C. Tujuan...............................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Konsep Psikologi Pendidikan..........................................................................

B. Perkembangan Kognitif Siswa Sekolah Dasar..............................................

BAB III : PENUTUP.................................................................................................

A. Kesimpulan......................................................................................................

B. Saran................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dengan lingkungannya. Ilmu jiwa
dalam psikologi diartikan sebagai perilaku karena jiwa bersifat abstrak dan tidak bisa diukur. Cabang
psikologi yang mempelajari terkait dengan perilaku ataupun masalah-masalah yang dihadapi oleh
peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran disebut dengan psikologi pendidikan dan atau
psikologi pembelajaran. Fungsi psikologi sebagai ilmu ditujukan untuk mengadakan deskripsi,
menerangkan, menyusun teori, prediksi, dan pengendalian. Arti penting psikologi bagi pendidik dalam
mengorganisasikan pembelajaran adalah (a) memahami peserta didik sebagai pembelajar; (b)
memahami prinsip-prinsip dan teori pembelajaran; (c) memilih metode-metode pembelajaran; (d)
memilih dan menetapkan tujuan pembelajaran; (e) membantu peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar; (f) memilih alat bantu pembelajaran; (g) menilai hasil dari proses pembelajaran; (h) memilih
sistem evaluasi yang tepat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara guru membuat metode pembelajaran yang dapat dipahami oleh siswa melalui
pemahaman psikologi.

2. Apa saja teori-teori perkembangan kognitif siswa sekolah dasar

3. Apa saja peran guru dalam memberikan dukungan psikologis pada siswa sekolah dasar

C. Tujuan

1. Siswa lebih paham terhadap pembelajaran yang diberikan guru.

2. Mengetahui teori-teori perkembangan kognitif siswa sekolah dasar

3. Peran guru memberikan dukungan psikologis pada siswa sekolah dasar.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Psikologi Pendidikan

Menurut Cronbach(1960), dalam bukunya yang berjudul EducationPsychology menyatakan belajar


ditunjukkan oleh perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. Definisi ini juga menekankan pada
perubahan, akan tetapi dijelaskan juga bahwa perubahan yangbdimaksud adalah perubahan perilaku.

Peserta didik yang dihadapi dalam suatu rombongan belajar bukanlah benda mati yang dengan
mudahnya diatur sesuka hati tapi peserta didik adalah makhluk hidup yang memiliki perasaaan, perilaku,
dan pikiran. Memahami perilaku mereka tentunya membutuhkan pengetahuan tentang pola-pola
perilakunya karena peserta didik tidak selamanya akan mengungkapkan apa yang mereka senangi
melalui kata-kata verbal akan tetapi mereka juga senantiasa memberikan respon melalui tingkah laku
ataupun gerak-gerik.

Pembahasan psikologi dalam dunia pendidikan berkaitan dengan bagaimana guru bisa memahami
perilaku peserta didik, seperti halnya yang dikemukakan oleh (Suralaga, n.d.) bahwa psikologi
pendidikan adalah ilmu psikologi yang secara khusus mempelajari tentang kondisi peserta didik dan
implikasinya pada proses pembelajaran. Artinya bahwa psikologi pendidikan bisa berperan dalam
membuat sejumlah cara yang efektif dalam mengajar. Dapat dinyatakan bahwa psikologi pendidikan
menekankan pada proses pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya baik internal maupun
eksternal.

Pokok bahasan mengenai proses belajar yang terdiri dari:


• Tahapan perbuatan belajar

• Perubahan – perubahan jiwa (perilaku) yang terjadi selama belajar


• Pengaruh pengalaman belajar terhadap perilaku individu
• Pengaruh motivasi terhadap perilaku belajar

• Sifnifikansi perbedaan individu dalam kecepatan memproses pesan dan keterbatasan kapasitas
individu dalam belajar
• Masalah proses lupa dan kemauan peserta didik memproses pengetahuannya melalui transfer ilmu.
Pekerjaan guru lebih bersifat psikologis dibandingkan dengan pekerjaan dokter, insinyur, ataupun
ahli hukum oleh karena itu guru dituntut untuk mengenal dan mengetahui kejiwaan (perilaku) peserta
didik selama proses pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik psikologis antara laki-laki dan
perempuan serta keragaman sosialnya.

Ahli psikologi ataupun guru yang telah memahami ilmu psikologi tidak akan marah terhadap anak
yang tidak mau belajar karena sudah memahami perilaku yang ditunjukkan oleh anak tersebut.
Penolakan anak untuk tidak mau belajar kemungkinan disebabkan oleh ketidak sesuaian antara materi
pelajaran yang diberikan dengan kesenangan ataupun bakatnya. Argumentasi kemampuan anak laki-laki
dengan anak perempuan terkadang dijadikan sebagai suatu perbandingan dalam kelas karena
menganggap bahwa anak laki-laki lebih unggul dari anak perempuan. Hal tersebut tidak lagi bisa
dijadikan sebagai suatu pandangan karena dalam analisis gender anak laki-laki dan perempuan itu
dicitrakan sama sebagai makhluk yang setara sehingga akses dan partisipasi akan pembelajaran harus
diberikan secara adil dan merata.Keterkaitan psikologi dengan dunia pendidikan dapat dinyatakan
dalam ilustrasi seperti pada hal berikut:

“ Pak Imam di kelas A mengajar mata pelajaran Fiqhi”


dari ilustrasi tersebut dapat diindentifikasi dua obyek kompetensi yang harus dimiliki oleh guru:
Pertama : Pak Imam harus memiliki pengetahuan tentang psikologi untuk : mengetahui karakteristik
perilaku peserta didik di kelas A.

Kedua : Pak Imam harus mengetahui dan atau menguasai pembahasan terkait : dengan fiqhi yang akan
diajarakan
Ilustrasi tersebut memberikan gambaran bahwa psikologi dalam pembelajaran sangat diperlukan
bagi guru ataupun individu lainnya yang terlibat dalam dunia pendidikan agar mereka lebih mampu
mengambil keputusan dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dengan baik karena guru
tidak hanya berfungsi sebagai pengajar akan tetapi juga berfungsi sebagai pendidikan yang harus
diseimbangkan dalam pembelajaran.

Setiap guru dan calon guru yang nantinya akan melaksanakan peran sebagai pengajar hendaknya
memenuhi syarat berikut ini:
1. Guru atau calon guru harus memiliki secara luas prinsip psikologis yang dapat menjelaskan perilaku
peserta didik dan perilaku manusia pada umumnya

2. Guru atau calon guru harus memiliki teknik dalam mempelajari perilaku peserta didik, agar dapat
menentukan prinsip-prinsip untuk menguasai perilaku peserta didik dalam situasi-situasi tertentu

3. Guru atau calon guru harus mampu menganalisis cara-cara mengajar dan belajarnya dengan karakter
dan gaya yang beragam tetapi targetnya diharapkan tercapai dengan maksimal.
Ilmu psikologi dalam pembelajaran akan sangat membantu guru agar memiliki kedewasaan dan
kewibawaan dalam hal mengajar, mempelajari perilaku peserta didik, menggunakan prinsip-prinsip
psikologi maupun dalam hal menilai cara mengajarnya sendiri(Nurjan, 2016). Dengan demikian
kontribusi psikologi dalam pembelajaran memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk membantu para guru agar menjadi lebih bijaksana dalam usahanya membimbing murid dalam
proses perkembangan belajar

2. Agar para guru memiliki dasar – dasar yang luas dalam hal mendidik sehingga murid bisa bertambah
baik dalam cara belajarnya
3. Agar para guru dapat menciptakan suatu sistem pendidikan yang efisien dan efektif dengan jalan
mempelajari, menganalisis tingkah laku peserta didik dalam proses pendidikan untuk kemudian
mengarahkan proses-proses pendidikan yang berlangsung guna meningkatkan kearah yang lebih baik.

Mempelajari psikologi dalam pembelajaran dimanfaatkan untuk memecahkan masalah-masalah yang


terdapat dalam dunia pendidikan dan membantu para guru dalam mengembangkan pemahaman yang
lebih baik mengenai proses pembelajaran. Psikologi dalam pembelajaran dapat dijadikan sebagai
landasan berpikir dan bertindak bagi guru, konselor, dan juga tenaga profesional kependidikan lainnya
dalam mengelola pembelajaran. Manfaat dan kegunaan psikologi dalam pembelajaran membantu untuk
memahami karakteristik peserta didik apakah termasuk dalam kategori lambat memahami materi
pelajaran atau cepat memahami materi pelajaran, dengan mengetahui karakteristik tersebut diharapkan
guru dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran secara optimal.

Program – program dalam lembaga pendidikan formal yang memanfaatkan hasil penelitian psikologi
mencakup (Daulay, 2015):
1. Pengajaran: Bagi para guru pengetahuan tentang psikologi yang dimiliki akan membantu dalam
menghadapi peserta didik.

2. Kurikulum: Dasar – dasar psikologi digunakan untuk menyusun program pengajaran yang sesuai
dengan masa perkembangan peserta didik, kebutuhan-kebutuhan peserta didik, minat peserta didik,
dan lain sebagainya.
3. Disiplin dan peraturan: Pengembangan peraturan-peraturan sehingga dengan sukarela anak mau
menurutinya, penciptaan suasana sekoah yang menyenangkan, dan lain sebagainya

B. Perkembangan Kognitif Siswa Sekolah Dasar

Beberapa teori perkembangan kognitif yang relevan untuk siswa sekolah dasar antara lain:

Contohnya pada teori Piaget, Erikson dan Bruner

- Teori Piaget tentang Tahap-tahap Kognitif:

• Piaget mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif: sensorimotor, praoperasional, konkret


operasional, dan formal operasional.

• Siswa sekolah dasar umumnya berada di tahap konkret operasional, yang ditandai oleh kemampuan
untuk berpikir logis dan memahami konsep-konsep abstrak dalam konteks nyata.

- Teori Erikson tentang Krisis Psikososial:

• Erikson membahas perkembangan psikososial dan konsep identitas diri.


• Siswa sekolah dasar dapat mengalami konflik antara usaha untuk meraih kemandirian dan perasaan
inferioritas.

- Teori Bruner tentang Pembelajaran Aktif:

• Bruner menyoroti pentingnya pembelajaran aktif dan konstruktivisme.

• Siswa sekolah dasar dapat lebih baik memahami materi melalui pengalaman langsung dan partisipasi
aktif.

Perkembangan kognitif siswa sekolah dasar memiliki implikasi yang signifikan terhadap strategi
pengajaran. Berikut beberapa poin yang perlu dipertimbangkan:

1. Pertimbangan Tahap Perkembangan:

• Guru harus memahami tahap perkembangan kognitif siswa sekolah dasar, seperti yang dijelaskan
dalam teori Piaget.

• Menyesuaikan metode pengajaran dengan tingkat pemahaman dan pemikiran siswa pada tahap
konkret operasional.

2. Penggunaan Materi Konkret:

• Siswa sekolah dasar cenderung lebih memahami konsep abstrak melalui pengalaman nyata.

• Menggunakan materi konkret, contoh konkret, atau kegiatan langsung dapat meningkatkan
pemahaman siswa.

3. Memberikan Ruang untuk Pemecahan Masalah:

• Mendorong pemikiran kritis dan pemecahan masalah.

• Memberikan kesempatan bagi siswa untuk merumuskan pertanyaan, menemukan solusi, dan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

Beberapa faktor motivasi belajar pada siswa sekolah dasar yang dapat dipertimbangkan dalam konteks
psikologi pendidikan melibatkan elemen-elemen berikut:

1. Keinginan Instrinsik: Rasa ingin tahu alami dan keinginan untuk memahami dunia sekitar.
Penghargaan internal, seperti rasa prestasi dan kepuasan pribadi.

2.Relevansi Materi: Materi yang dianggap relevan dan dapat dihubungkan dengan pengalaman pribadi
siswa. Guru dapat menunjukkan keterkaitan antara pelajaran dengan kehidupan sehari-hari untuk
meningkatkan motivasi.

3. Pengakuan dan Pujian: Pengakuan atas prestasi dan usaha siswa. Pujian yang diberikan oleh guru atau
rekan sebaya dapat meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri.
4. Koneksi Sosial: Interaksi positif dengan rekan sebaya dan guru. Rasa memiliki komunitas belajar yang
mendukung dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa.

5. Tantangan dan Pengembangan Keterampilan: Memberikan tugas yang menantang dan


memungkinkan pengembangan keterampilan. Siswa merasa lebih termotivasi ketika mereka merasa
tugas tersebut dapat meningkatkan kemampuan mereka.

Peran guru dalam memberikan dukungan psikologis pada siswa sekolah dasar dalam proses belajar
mencakup beberapa aspek

1. Pemahaman Individualitas Siswa:

Guru perlu memahami karakteristik dan kebutuhan psikologis masing-masing siswa. Mengakui
perbedaan dalam gaya belajar, kecepatan pemahaman, dan preferensi individu.

2. Mendorong Motivasi dan Kepercayaan Diri:

Memberikan pujian dan umpan balik positif untuk meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri siswa.
Mengidentifikasi keberhasilan mereka, sekecil apapun, untuk memberikan dorongan positif.

3. Fasilitasi Pembelajaran yang Inklusif:

Menyesuaikan metode pengajaran agar sesuai dengan gaya belajar siswa. Menciptakan suasana di kelas
yang mendorong partisipasi dan keberagaman dalam pemahaman materi.

4. Memberikan Dukungan dalam Tantangan Belajar:

Mendukung siswa dalam menghadapi tantangan belajar dengan memberikan bimbingan, memberikan
strategi pembelajaran, dan merancang pemecahan masalah bersama.

Perspektif belajar siswa sekolah dasar dalam psikologi pendidikan melibatkan pemahaman tentang
bagaimana anak-anak pada tahap ini mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Beberapa
aspek penting dalam perspektif belajar siswa ini termasuk:

- Memahami bahwa siswa sekolah dasar dapat memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.

- Merancang pengajaran yang meningkatkan pemahaman siswa dalam berbagai gaya belajar.

- Memahami penggunaan teknologi sebagai alat pendidikan yang dapat meningkatkan pengalaman
belajar.

- Memperhatikan siswa dengan kebutuhan khusus dan menyediakan dukungan yang sesuai.

- Memberikan perhatian pada pengembangan keterampilan hidup yang diperlukan, seperti pemecahan
masalah, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi.

- Memahami faktor-faktor yang memotivasi siswa sekolah dasar.


- Menggunakan strategi untuk menjaga dan meningkatkan minat belajar, memastikan pembelajaran
menjadi pengalaman yang bermakna.

Faktor-faktor psikologis yang memengaruhi belajar antara lainmencakup:

1. Minat, adanya minat terhadap objek yang dipelajari akan mendorongorang untuk mempelajari
sesuatu dan mencapai hasil belajar yangmaksimal. Karena minat merupakan komponen psikis yang
berperanmendorong seseorang untuk meraih tujuan yang diinginkan, sehinggaia bersedia melakukan
kegiatan berkisar objek yang diminati.

2. Motivasi, motivasi belajar seseorang akan menentukan hasil belajaryang dicapainya. Bahkan dua
orang yang sama-sama menunjukkan perilaku belajar yang sama, namun memiliki motivasi belajar yang
berbeda akan mendapat hasil belajar yang relatif berbeda. Maslowdalam (Khodijah, 2016)
mengemukakan motif-motif belajar itu ialah:

a. Adanya kebutuhan fisik;

b. Adanya kebutuhan akan rasa nyaman;

c. Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dari oranglain;

d. Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan;

e. Adanya kebutuhan untuk aktualisasi diri.

3. Intelegensi, merupakan modal utama dalam melakukan aktivitas belajar dan mencapai hasil belajar
yang maksimal. Orang berintelegensi rendah tidak akan mungkin mencapai hasil belajar yangmelebihi
orang yang berintelegensi tinggi.

4. Memori, kemampuan untuk merekam, menyimpan, danmengungkapkan kembali apa yang telah
dipelajari akan sangatmembantu dalam proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik.

5. Emosi, penelitian tentang otak menunjukkan bahwa emosi yang positif akan sangat membantu kerja
saraf otak untuk “merekatkan” apa yang dipelajari kedalam memori. Karena informasi pelajaran
yangdikirim kepusat memori melalui amygdala sebagai pusat emosi berjalan tanpa halangan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Psikologi pendidikan dalam perspektif belajar siswa sekolah dasar menyoroti aspek perkembangan
kognitif, emosional, dan sosial anak-anak. Fokus pada pemahaman karakteristik individu membantu
menciptakan lingkungan pembelajaran yang sesuai, memotivasi siswa, dan mendukung pengembangan
potensi mereka secara holistik. Dalam konteks ini, pendekatan pembelajaran yang menyesuaikan
metode dan gaya belajar siswa menjadi kunci untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal.

B. Saran

Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif, maka guru harus mengetahui metode pembelajaran
apa yang harus di gunakan. Guru harus lebih peka terhadap tingkah laku serta perilaku anak melalui
psikologi pendidikan. Jika guru telah menguasai ilmu psikologi, maka sangat mudah ia mengetahui
metode apa yang digunakan untuk memunculkan minat belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai