Anda di halaman 1dari 9

strasi K on teks

mon Mod ul 3.1 tua


e
D

l
Name:
Andi Nur Hikmah, S.Pd
CGP Angkatan 9
UPT SPF SDN 99 SALASSAE
KAB. BULUKUMBA

PENERAPAN PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Narasi Hasil Wawancara Kepala Sekolah

Fasilitator: Ismail, S.Pd., M.Pd


Pengajar Praktik : Miftahul Jannah, S,Pd., M.Pd
amb ila n K ep u tu
eng san
P Oleh : Hj Nuraeni, S.Pd 1
Kepala UPT SPF SDN 99 Salassae

Sebagai seorang pemimpin di sebuah instasi pendidikan, pasti akan beragam kasus yang
akan dihadapi, baik itu kasus yang keduanya benar tetapi saling bertentangan yang
dikenal sebagai dilema etika ataupun kasus yang salah satunya benar dan yang lainnnya
salah. Kedua kasus tersebut harus dapat diidentifikasi dengan benar agar tidak ada
kesalahan dalam pengambilan keputusan. Cara saya untuk mengidentifikasi yang mana
dari kedua kasus tersebut adalah dengan memahami masing masing kasus. Tentu saja
untuk memahami kasus kasus tersebut saya harus berkomunikasi dengan pihak pihak
yang terlibat. Setelah permasalahan sudah dipahami maka saya perlu melakukan
beberapa hal untuk bisa memetakan apakah kasus terseut merupakan bujukan moral
atau dilema etika.
Untuk itu perlu dilakukan dibuatkan daftar pertanyaan identifikasi kasus, syarat sebuah
kasus merupakan delima etika jika kedua masalah yang berbenturan tersebut tidak
melanggar hukum dan serta norma norma yang berlaku atau menimbulkan
ketidaknyamana sosial

Untuk kasus dilema etika saya akan mempertimbangkan kedua hal yang sama
sama benar tersebut membenturkan faktor apa atau pihak mana? Apakah
kepentingan perorang atau banyak orang, mengandung nilai nilai kebenaran
atau kesetiaan, rasa adil atau belas kasihan, ataukah berdampak untuk saat
ini atau seterusnya
Oleh : Hj Nuraeni, S.Pd
Kepala UPT SPF SDN 99 Salassae 1
Suara hati dan nalar harus sejalan untuk memilih
kebenaran yang paling kecil dan besar manfaatnya.
Dengan mempertimbangkan kepentingan peserta didik
jika kasus itu berhubungan dengan peserta didik,
berdasarkan pada prinsip berpikir berbasis hasil akhir,
berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa
peduli. Tahap berikutnya lakukan investigasi dengan
memeriksa kembali fakta-fakta dan temukan peluang ,
lalu buatlah keputusan. Lalu keputusan ditinjau kembali
hingga keyakinan kebenaran itu ada dan insya Allah
dalam bimbingan Ilahi keputusan yang anda ambil
adalah keputusan yang bertanggung jawab.

Dalam kasus pengambulan keputusan dengan dilema etika hal efektif yang perlu
dilakukan adalah dengan menyederhanakan pokok permasalahan, dan
membangun kebijkasanaan
Hasil keputusan yang diambil mungkin akan pihak pihak yang tidak dapat
menerima sepenuhnya, proses untuk dapat memahamkan sebagian orang untuk
secara ikhlas menerima dan menjalan keputusan , menjadi sebuah tantangan.
Serta untuk tetap istiqomah dalam menjalankan keputusan yang sduah
disepakati
Tidak ada jadwal tertentu dalam menyelesaikan sebuah kasus, prioritas kasus
mana yang perlu diselesaikan secepatnya tergantung dari jenis kasus dan
pentingnya kasus tersebut diselesaikan secepatnya, agar tercipta lingkungan
sekolah yang sehat kondusif buat semua warga sekolah
Oleh : Hj Nuraeni, S.Pd
Kepala UPT SPF SDN 99 Salassae 1
Tidak ada jadwal tertentu dalam menyelesaikan sebuah kasus, prioritas kasus
mana yang perlu diselesaikan secepatnya tergantung dari jenis kasus dan
pentingnya kasus tersebut diselesaikan secepatnya, agar tercipta lingkungan
sekolah yang sehat kondusif buat semua warga sekolah
Komunikasi yang baik dengan semua warga sekolah, pengelolaan emosi yang baik
dan pemahaman tentang teori pengambilan keputusan sebagai seorang
pemimpin menjadi faktor yang mempermudah dan membantu dalam pengambilan
keputusan

Dalam mengambil sebuah keputusan maka mengidentifikasi jenis kasus, harus


bisa dilakukan lebih awal, dengan melakukan pengujian pengujian, lalu lakukan
pengujian benar lawan benar untuk dapat menentukan paradigma apa yang
akan kita pilih sehingga keputusan bisa diambil sesuai dengan prinsip prinsip
yang tidak merugikan siswa.

"Pengambilan keputusan sebagai seorang


pemimpin itu harus dilakukan dengan
melihat secara substansi dari kasus, dengan
memperhatikan nilai-nilai kebajikan, dan
kepentingan murid. Kita juga harus meninjau
berdasarkan kebenaran dari isi buku (aturan
yang ada) , kebenaran dari isi kepala, benar
tidaknya pemikiran yang rasional, dan
kebenaran isi hati, yakni benar tidaknya
berdasarkan hati nurani. Setelah mengambil
keputusan kita harus melakukan refleksi
untuk melihat sejauh mana dampak dari
keputusan yang kita ambil"
a m b ila n K e p u t u
en g san
POleh : Miftahul Jannah, S.Pd., M.Pd 2
Kepala UPT SPF SMPN 41 Bulukumba
Banyak kasus di sekolah yang muncul selama ini, yang berdasarkan hal
yang dipertentangkan termasuk dalam dilema etika dan bujukan moral.
contoh untuk kasus dilema etika seperti, dalam hal pemenuhan jam mengajar
sekolah untuk guru-guru khususnya berkaitan dengan pemenuhan beban
mengajar 24 jam perminggu sebagai persyaratan utama dalam mendapatkan
tunjangan profesi. Selain itu pemberian tugas tambahan bagi uru seperti
urusan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana serta humas.
Selanjutnya, menyangkut tentang penentuan wali-wali kelas yang mampu
mengelola kelas dengan baik dan penuh tanggung jawab, hal tersebut salah
satu sedikit contoh dilema etika yang dihadapi selain juga kasus dari murid
tentunya.
Tidak hanya kasus berupa dilema etika, seperti yang saya sebutkan
diatas, tetapiyang lebih riskan adalah kasus berupa bujukan moral karena
berkaitan erat dengan pendanaan sekolah khususnya yang bersumber dari
pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS). Salah satu hal yang
menjadi pokok masalah kasus bujukan moral adalah Ketika ada sesuatu
kegiatan yang membutuhkan pembiayaan akan tetapi tidak terdapat dalam
item juknis pengelolaan dana bos. Selain itu, terkadang ada kegiatan yang
juga mendesak dilaksanakan dan dibiayai kan tetapi dana tersebut belum
tiba saatnya pencairan. Sehingga, sekolah memutuskan untuk mencari
sumber pembiayaan lain yang dapat digunakan dan nantinya akan digantikan
pada saat pencairan dan ternyata melebihi dari pagu anggaran yang telah
ditetapkan..
Oleh : Miftahul Jannah, S.Pd., M.Pd
Kepala UPT SPF SMPN 41 Bulukumba
2
Selama ini untuk menjalankan proses pengambilan keputusan
dilakukan identifikasi tentang kasus kasus yang muncul
termasuk nilai nilai yang ada didalamnya. Selanjutnya
mengklasifikasikan kasus dan nilai berdasrkan tingkat
urgensinya dari kasus yang muncul tersebut. Kemudian,
merencanakan dan menyusun pertemuan dengan melibatkan
semua unsur yang terlibat didalamnya untuk membicarakan
dan menyelesaikan berdasarkan hasil musyawarah mufakat.
Sehingga keputusan yang ditetapkan dapat diterima oleh
semua pihak karena tidak ada yang dirugikan
Langkah yang dilakukan untuk proses pengambilan keputusan adalah:
Mengidentifikasi kasus berikut dengan nilai nilai kebajikan yang ada padanya.
Menghimpun informasi kebenaran dari berbagai pihak yang ada kaitannya
dengan kasus tersebut.
Memverifikasi dan menyesuaikan informasi tersebut, berdasarkan hasil
informasi yang didapatkan.
Mempertemukan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kasus tersebut
untuk menyelesaikannya secara akuntabel, transparan serta bertangung
jawab
Oleh : Miftahul Jannah, S.Pd., M.Pd
Kepala UPT SPF SMPN 41 Bulukumba
2
Semua proses dan Tindakan yang telah dtempuh selama ini sudah cukup efektif
dalam usaha untuk mengambil keputusan pada kasus-kasus dilema etika.
Adapun tantangan yang kadang dihadapi adalah adanya beberapa aturan yang
biasanya bertentangan dengan keputusan yang diambil sehingga disinilah
diperlukan adanya penerapan kebijakan sehingga semua pihak bisa menerima
dengan baik.
Menyangkut tentang tatakala atau jadwal tertentu dalam penyelesaikan kasus,
itu sangat situasional sesuai dengan tingkat urgensi dan tingkat kerumitaan
kasus yang muncul. Apakah sangat mendesak ataukah masih bisa ditunda untuk
dibuatkan jadwal. Bila mana suatu kasus dijawalkan maka harus menempuh
beberapa prosedur seperti menentukan siapa yang terlibat dalam kasus,
membuat surat/pelaporan kepada pihak yang berkaitan dengan adanya kasus
tersebut. Proses pelaksanaan pertemuan juga diharapkan dilaksanakan dengan
tertib, aman dan mufakat. Selanjutnya melakukan evaluasi dan refleksi
terhadap kasus dan keputusan yang telah diputuskan.

Faktor-faktor atau orang yang selama


ini mempermudah atau membantu
dalam pengambilan keputusan dalam
Ternyata kepala sekolah, dalam mengambil kasus-kasus dilema etika adalah
keputusan sebagai penanggung jawab semua stackholder yang berperan aktif
di satuan Pendidikan selalu berdasarkan
dan mendukung bik dalam
prosedur yang telah ditetapkan secara
bersama warga sekolah dan bila mana penyelesaian maupun pengambilan
ada sesuatu yang memerlukan kebijakan keputusan dari kasus yang telah
karena ada beberapa hal yang bertentangan dibahas bersama.
maka kebijakan tersebut telah mendapatkan
dukungan dari semua unsur yang terlibat
didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai