Anda di halaman 1dari 5

3.1.a.6.

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL
EMY RAHMAWATI, S.Pd.
CGP ANGKATAN 9
KABUPATEN NGAWI
SDN BABADAN 3 PARON

WAWANCARA DENGAN KEPALA SDN BABADAN 1 (BAPAK SUGITO, S.Pd., M.Pd.)

Dalam wawancara yang Saya lakukan dengan Bapak Sugito,S.Pd.,M.Pd. Beliau


mengungkapkan bahwa selama ini untuk mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema
etika atau bujukan moral dengan cara mengamati terlebih dahulu suatu permasalahan yang
terjadi, mengumpulkan informasi yang faktual, dan menentukan suatu keputusan mengacu
berdasarkan peraturan yang berlaku.
Pada saat pengambilan keputusan, Beliau selalu mengembalikan semuanya pada
aturan dan terlebih dahulu mengkomunikasikannya dengan rekan sejawat, untuk memastikan
bahwa keputusan tersebut benar-benar dipahami, karena selalu ada alasan dibalik suatu
kejadian.
Prosedur dalam pengambilan keputusan yang beliau ambil adalah yang pertama
mencari informasi terlebih dahulu dengan datang ke lapangan atau turun langsung untuk
wawancara dari berbagai pihak. Lalu setelah itu menganalisis fakta-fakta yang diperoleh untuk
diambil keputusan yang terbaik.
Menurut Beliau, suatu pengambilan keputusan itu efektif apabila dilakukan dengan
spontanitas tergantung objek permasalahan dilapangan, dengan cara mengobrol dengan rekan-
rekan guru dan penjaga sekolahnya untuk didengar pendapatnya supaya ada keputusan
bersama.
Tantangan yang Beliau hadapi ketika mengambil keputusan untuk kasus dilema etika
adalah ketika keputusan diambil tidak bisa diterima oleh sebagian orang yang terlibat dalam
situasi tersebut, dan tentu saja Beliau harus berusaha memberi pengertian untuk meyakinkan
bahwa keputusan tersebut adalah yang terbaik dan itu terkadang butuh waktu, karena beda
orang beda pemikiran. Setiap kali menghadapi kasus dilema etika, Beliau selalu berusaha untuk
menyelesaikan secepat mungkin artinya tidak menjadwalkan pada waktu tertentu.
Faktor-faktor yang mempermudah dan membantu dalam pengambilan keputusan
pada kasus-kasus dilema etika adalah dukungan dari jajaran guru dan penjaga sekolahnya, dan
terkadang juga Ketua Komite.
Menurut Bapak Sugito pelajaran yang dapat Beliau ambil dari pengalaman mengambil
keputusan adalah pentingnya untuk turun langsung mengidentifikasi permasalahan dan
mendengar sendiri dari semua pihak tentang situasi yang terjadi, kemudian musyawarah
dengan pihak terkait, berkolaborasi dengan mereka untuk memutuskan permasalahan agar
dapat menguntungkan semua pihak, dan juga agar keputusan yang diambil dapat diterima
semua pihak yang terlibat dalam situasi tersebut. Beliau merasa dengan berkali-kali
menghadapin situasi dilema etika maka ketrampilan Beliau dalam mengambil keputusan
semakin terasah, namun Beliau tidak akan pernah berhenti untuk belajar.

REFLEKSI HASIL WAWANCARA

Setelah selesai melakukan wawancara dengan Bapak Sugito, dapat Saya simpulkan
bahwa dalam proses pengambilan keputusan mereka sudah terstruktur. Beliau memulainya
dengan mengamati terlebih dahulu suatu permasalahan yang terjadi, mengumpulkan informasi
yang faktual, dan menentukan suatu keputusan mengacu berdasarkan peraturan yang berlaku.
Keputusan yang beliau diambil cenderung mengedepankan kepentingan siswa secara
bijaksana dan bertanggung jawab dengan menerapkan prinsip-prinsip pengambilan keputusan
yang bertanggung jawab, seperti yang diajarkan dalam modul 3.1. Ini mencakup pemahaman
tentang empat paradigma dilema etika, tiga prinsip dasar penyelesaian masalah dilema etika
(meskipun belum sempurna) serta langkah-langkah konkret dalam proses pengambilan
keputusan.
Rencana kedepan Beliau akan terus belajar dan setiap kali menemui situasi dilema
etika yang membutuhkan pengambilan keputusan, maka Beliau akan tetap berusaha untuk
mengindentifikasi setiap permasalahanya terlebih dahulu kemudian bermusyawarah dengan
semua pihak yang terkait agar dapat diambil keputusan yang dapat mengakomodir
kepentiangan semua pihak.
Dari wawancara ini Saya dapat mengambil pelajaran, bahwa apabila menghadapi
situasi dilema etika maka Saya akan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan, baik
dengan murid maupun rekan guru. Langkah-langkah termasuk mengenali nilai-nilai yang
bertentangan, menentukan pihak yang terlibat, mengumpulkan informasi relevan,
mengidentifikasi pilihan, mengevaluasi sesuai nilai etika, memilih pilihan terbaik, bertindak
sesuai pilihan, merefleksikan keputusan, dan belajar dari pengalaman.
Langkah-langkah ini penting dalam situasi seperti pelanggaran etika, keputusan yang
mempengaruhi murid, atau rekan guru. Saya juga akan menawarkan bantuan langkah-langkah
ini kepada rekan guru yang menghadapi dilema etika untuk memastikan keputusan sesuai
dengan standar etika dan integritas.
DOKUMENTASI WAWANCARA DENGAN KEPALA SDN BABADAN 1 PARON
(BAPAK SUGITO, S.Pd., M.Pd.)

Anda mungkin juga menyukai