Makalah Mejikuhibiniu
Makalah Mejikuhibiniu
Diusulkan Oleh :
Ketua :
Hernanda Bagus H (22130210354)
Anggota :
1. Dewanti Ardia Pramesti (22130210322)
2. David Permana Saputra (22130210326)
3. M Abu -Alkhoir Zaki B (22130210323)
4. Ummi Mufidatul Hasanah (22130210342)
5. Nika Amalia (22130210346)
6. Gede Joyo Putro (22130210358)
Kelas : II A9
Kelompok : 3 (MEJIKUHINIU)
Progam Studi : Manajemen
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………...................................
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………..
A. Latar Belakang………………………………………………………………...
B. Analisis Swot………………………………………………………………….
1.1 Kekuatan………………………………………………………………….
1.2 Kelemahan……………………………………………………………….
1.3 Peluang……………………………………………………………………
1.4 Ancaman………………………………………………………………….
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………
D. Manfaat………………………………………………………………………..
BAB II PELAKSANAAN……………………………………………………………….
A. Deskripsi Produk……………………………………………………………...
B. Pelayanan Pelanggan………………………………………………………….
C. Strategi Pemasaran……………………………………………………………..
D. Saluran………………………………………………………………………...
E. Manajemen Bisnis…………………………………………………………….
BAB III BIAYA…………………………………………………………………………
A. Rincian Investasi Awal……………………………………………………….
B. Rencana Produksi……………………………………………………………..
C. Analisis BEP………………………………………………………………….
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1..Logo produk
2. gambar produk
3. screenshot media sosial (inInstagram)
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Bawang merah merupakan salah satu produk pertanian yang mempunyai kebutuhan
permintaannya cukup tinggi. Salah satu daerah penghasil bawang merah adalah kabupaten
Nganjuk. Harga bawang merah di Pasar sering mengalami fluktuatif sehingga menyebabkan
petani sering mengalami kerugian. Berdasarkan pengamatan di lapangan, produksi bawang
merah di Kabupaten nganjuk akan semakin meningkat ketika musim panen tiba. Adanya
peningkatan produktivitas ini membuat penurunan harga di pasar yang membuat para petani
mengalami kerugian kemudian untuk musim tanam selanjutnya petani sulit untuk menanam
kembali bawang merah. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya peningkatan
nilai guna bawang merah. Peningkatan nilai guna bawang merah melalui pengolahan produk
bawang merah yaitu bawang goreng. Diharapkan dengan pengembangan produk olahan bawang
merah para petani bisa mempunyai kekontinuan pendapatan tanpa harus mengikuti pasar bawang
merah yang belum di olah sehingga ada peningkatan kesejahteraan petani.
Dalam kegiatan usaha pengembangan produk bawang merah kami juga melakukan kegiata
pemberdayaan terhadap para ibu-ibu yaitu dengan melibatkan dalam kegiatan produksi
pengolahan bawang goreng. Tujuan pelibatan ibu-ibu yaitu untuk memberikan pemasukan
tambahan bagi keluarga petani.
Adanya pengembangan produk olahan bawang goreng ini diharapkan akan memacu para ibu-
ibu untuk menghasilkan produk olahan lain yang berasal dari bahan baku bawang goreng
sehingga meningkatkan kreativitas dan pengetahuan mengenai suatu usaha dalam pemenuhan
kebutuhan ekonomi.
Selain itu guna memenuhi target pasar aantaara lain yaitu:
Ibu Rumah Tangga : Bawang goreng adalah bahan umum masakan Indonesia, dan ibu rumah
tangga adalah pasar utama untuk produk ini
Horeca (Hotel, Katering, dan Restoran) : Bisnis Horeca juga menggunakan bawang goreng
sebagai bahan masakannya, sehingga menjadi pasar yang potensial untuk produk ini.
Industri makanan : Industri makanan merupakan pasar potensial lain untuk bawang goreng
Konsumen yang lebih menyukai kepraktisan : Bawang goreng adalah bahan praktis yang
dapat digunakan untuk menambah cita rasa masakan dengan cepat dan mudah, menjadikannya
pilihan yang baik bagi konsumen yang menghargai kenyamanan
Konsumen yang gemar ngemil : Bawang goreng juga bisa dijual sebagai makanan ringan
sehingga menjadi pasar potensial bagi konsumen yang gemar ngemil
Usaha makanan kecil : Usaha makanan kecil, seperti warung atau pedagang kaki lima,
mungkin juga tertarik untuk membeli bawang goreng untuk digunakan dalam masakan mereka
PRODUKSI BRAMBANG GORENG
“Resep Nusantara Cita Rasa Luar Biasa”
a. DATA PRIDADI
b. DATA USAHA
Terisnpirasi dari banyaknya petani bawang merah di daerah sukomoro nganjuk yang
membuat produsen ingin membuat produk bawang goring yang memiliki cita rasa yang
khas dan gurih, sebagai toping makanan agar tampilan menjadi menarik.
d. TUJUAN
2. ANALISIS SWOT
a. Strengths (Kekuatan)
1) Memiliki rasa yang khas dan cita rasa yang unik
2) Praktis untuk langsung dikonsumsi
3) Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan
4) Tersedia di toko-toko terdekat.
b. Weakness (Kelemahan)
1) Tidak tahan lama pada ruang terbuka
2) Persaingan pasar dengan media sosial lain yang lebih besar dari yang terdahulu
3) Proses pembuatan membutuhkan waktu yang lama
c. Opportunities (Peluang)
1) Banyak dicari terutama oleh konsumen yang membutuhkan protein tinggi
2) Banya di butuhkan di kalangan pedagang kaki lima sebagai toping masakannya
3) Adanya media online untuk memperluas pasar
4) Berlokasi di Pusat Kota dimana mudah dijangkau oleh banyak orang
d. Threats (Ancaman)
1) Biaya produksi meningkat sedangkan harga pasar tetap
2) Perbedaan selera konsumen
3) Perubahan minat konsumen akibat adanya faktor luar
4) Banyaknya Kompetitor
BAB II
PELAKSANAAN
B Pelayanan Pelangan
Strategi pemasaran adalah pendekatan pokok yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai
sasaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu di dalamnya tercantum keputusan-keputusan pokok
mengenai target pasar, penempatan produk di pasar, bauran pemasaran dan tingkat biaya pemasaran
yang diperlukan (Badri, Sutrisno dkk. 2003). Strategi pemasaran yang terkait dalam penelitian ini
adalah produk bawang merah goreng khas kabupaten nganjuk, yang merupakan usaha rumahan dan
produk UKM. Dalam keberlangsungan bisnis bawang merah goreng tersebut, tentunya produsen
harus memiliki strategi pemasaran untuk menjawab persaingan yang cukup signifikan, karena
beragam produk kemasan bawang goreng mulai bermunculan, sehingga menuntut pelaku usaha
bawang merah goreng perlu memperhatikan kualitas produk, mulai dari kemasan, selera, rasa, dan
ketahanan produk. Juga perlu memperhatikan kualitas harga dan cara mempromosikan produknya.
Strategi pemasaran untuk mencapai tujuan produsen, distributor dan konsumen, sesuai dengan model
bauran pemasaran yang dikenal dengan istilah 4P yaitu produk, harga, saluran distribusi, promosi
(product, price, place dan promotion). Produk bawang merah gorong akan ditentukan dengan adanya
kualitas produk, yang meliputi penampilan, rasa, selera dan ketahanan. Setelah adanya kualitas
produk, kemudian akan diperhitungkan dengan adanya harga produk, memperhitungkan
keterjangkauan harga, persaingan harga dan kesesuaian harga menurut kualitasnya. Selain penentuan
harga, pemasaran bawang merah juga harus memperhatikan tempat distribusi bawang merah goreng,
yang meliputi akses dan visibilitasnya. Adapun strategi bauran pemasaran yang terakhir
akanditentukan oleh cara untuk mempromosikan produk bawang merah goreng, seperti pengiklanan,
penjualan personal dan pemasaran langsung.pelanggan merasa puas karena kami sangat menjaga
kualitas pelayanan . Pelayanan online mulai dari shoope,Lazada, dan penjualan langsung kami
lakukan untuk menjaga kepercayaan pelanggan.
C. Pemasaran
Gunakan media sosial: Banyak bisnis bawang goreng menggunakan platform media sosial seperti
Instagram untuk memasarkan produknya Mereka memposting gambar dan video produk mereka dan
menggunakan influencer untuk mendukung merek mereka
Menawarkan rasa yang berbeda: Untuk menarik lebih banyak pelanggan, bisnis dapat menawarkan
rasa bawang goreng yang berbeda, seperti pedas, balado, dan original
Menggunakan bahan berkualitas tinggi: Menggunakan bahan berkualitas tinggi seperti bawang
merah 100% dan minyak berkualitas baik dapat membantu meningkatkan rasa dan kualitas bawang
goreng
Pertahankan harga yang kompetitif: Agar tetap kompetitif, bisnis harus mempertahankan harga yang
wajar untuk produk mereka
Menyusun strategi pemasaran: Kajian terhadap usaha bawang goreng di Kabupaten Nganjuk
menemukan bahwa sebaiknya pelaku usaha mengembangkan strategi pemasaran yang meliputi
menjaga harga dan kualitas, mengembangkan varian dan desain produk, memaksimalkan fasilitas,
meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia, dan menggunakan komunikasi pemasaran
yang efektif.
D.Saluran
Dapat di pesan melalui media social instagram
https://instagram.com/bawang_sukasuka?igshid=MzNlNGNkZWQ4Mg
E.Manajemen Bisnis
Pola pengelolaan bisnis: Membangun strategi kemitraan untuk pertumbuhan bisnis di masa depan,
dan mempertimbangkan mitra potensial dalam bisnis. Melihat pasar yang ada dan peluang
pengembangannya. Menumbuhkan reputasi perusahaan dengan rencana bisnis yang beralasan.
Membuat content marketing yang menarik untuk menarik perhatian pelanggan. Muncul inovasi
secara berkala untuk memperbaharui produk atau layanan yang ditawarkan. Memanfaatkan media
sosial dengan tepat untuk memperluas jangkauan bisnis.Menjual bisnis (franchise) ketika usaha
tersebut sudah memiliki hak paten atas produk atau jasa dan konsep pemasarannya. mengembangkan
etika dan transparansi dalam bisnis untuk membangun hubungan yang menguntungkan yang akan
menumbuhkan bisnis dengan meningkatkan laba, jangkauan, pengetahuan, dan reputasi.
Tugas anggota tim
Ketua :Hernanda Bagus Hanafi (Mengatur berjalannya usaha dan juga bertanggung jawab
atas keberlangsungan usaha)
Sekertaris :Umi Mufidatul Hasana (Memintai izin usah, Label BPOM, Ijin Halal MUI,
Sebagai Admin)
Bendahara :Dewanti Ardia Pramesti (Mencatat Keuangan, Mengurus segala keperluan
keuangan)
Anggota :
Nika amalia (Mencari pemasok bahan baku)
M. Abu Alkhoir Zaki Badawi (Oprasiona)
Gede Joyo Putro Suwono (Oprasional)
David Permana Saputra (Oprasional)
BAB III
BIAYA
1.Biaya Investasi
No Uraian Jumla Satuan Harga Total Harga
h
(Rp) (Rp)
(Unit)
1 Kompor 1 350.000 350.000
2 Pisau 5 8.000 40.000
3 Wajan 1 50.000 50.000
4 serok 1 20.000 20.000
5 Spatula 1 10.000 10.000
6 telenan 5 5.000 25.000
7 Tabung gas 1 125.000 125.000
305.000
2.Rencana Produksi
No Uraian Jumla Satuan Harga Total Harga
h
(Rp) (Rp)
(Unit)
1 Kompor 1 350.000 350.000
2 Pisau 5 8.000 40.000
3 Wajan 1 50.000 50.000
4 serok 1 20.000 20.000
5 Spatula 1 10.000 10.000
6 telenan 5 5.000 25.000
7 Tabung gas 1 125.000 125.000
305.000
Pendapatan Perbulan
pendapatan perbulan dari produk bawang goring selama satu bulan adalah
Harga /pcs x kuantitas = Rp. 10.000 x 400 pcs =Rp. 4.000.000
Pendapatan Bersih
Pendapatan bersih dihitung dari pendapatan perbulan dengan total biaya:
Pendapatan per bulan-Total biaya = Rp.4.000.000- Rp. 2E.009.000 =1.991.000
Jadi kesimpulan berdasarkan hasil perhitungan BEP (Break Event Point) di tas bahwa usaha UD.
Suka suka ini mengalami keadaan tidak untung dan tidak rugi pada saat penjualan sebanyak 61 pcs
dengan pendapatan sebesar Rp 610.000
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Adanya pengembangan produk olahan bawang goreng ini diharapkan akan memacu para ibu-ibu
untuk menghasilkan produk olahan lain yang berasal dari bahan baku bawang goreng sehingga
meningkatkan kreativitas dan pengetahuan mengenai suatu usaha dalam pemenuhan kebutuhan
ekonomi.
Selain itu guna memenuhi target pasar aantaara lain yaitu: Ibu Rumah Tangga : Bawang goreng
adalah bahan umum masakan Indonesia, dan ibu rumah tangga adalah pasar utama untuk produk ini
Horeca (Hotel, Katering, dan Restoran) : Bisnis Horeca juga menggunakan bawang goreng sebagai
bahan masakannya, sehingga menjadi pasar yang potensial untuk produk ini.Industri makanan :
Industri makanan merupakan pasar potensial lain untuk bawang goreng Konsumen yang lebih
menyukai kepraktisan : Bawang goreng adalah bahan praktis yang dapat digunakan untuk menambah
cita rasa masakan dengan cepat dan mudah, menjadikannya pilihan yang baik bagi konsumen yang
menghargai kenyamanan Konsumen yang gemar ngemil : Bawang goreng juga bisa dijual sebagai
makanan ringan sehingga menjadi pasar potensial bagi konsumen yang gemar ngemil Usaha
makanan kecil : Usaha makanan kecil, seperti warung atau pedagang kaki lima, mungkin juga
tertarik untuk membeli bawang goreng untuk digunakan dalam masakan mereka
kemasan bawang goreng mulai bermunculan, sehingga menuntut pelaku usaha bawang merah goreng
perlu memperhatikan kualitas produk, mulai dari kemasan, selera, rasa, dan ketahanan produk.
Pemasaran Gunakan media sosial: Banyak bisnis bawang goreng menggunakan platform media
sosial seperti Instagram untuk memasarkan produknya Mereka memposting gambar dan video
produk mereka dan menggunakan influencer untuk mendukung merek mereka Menawarkan rasa
yang berbeda: Untuk menarik lebih banyak pelanggan, bisnis dapat menawarkan rasa bawang goreng
yang berbeda, seperti pedas, balado, dan original Menggunakan bahan berkualitas tinggi:
Menggunakan bahan berkualitas tinggi seperti bawang merah 100% dan minyak berkualitas baik
dapat membantu meningkatkan rasa dan kualitas bawang goreng Pertahankan harga yang kompetitif:
Agar tetap kompetitif, bisnis harus mempertahankan harga yang wajar untuk produk mereka
Menyusun strategi pemasaran: Kajian terhadap usaha bawang goreng di Kabupaten Nganjuk
menemukan bahwa sebaiknya pelaku usaha mengembangkan strategi pemasaran yang meliputi
menjaga harga dan kualitas, mengembangkan varian dan desain produk, memaksimalkan fasilitas,
meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia, dan menggunakan komunikasi pemasaran
yang efektif.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang ditemukan diatas maka berikut ini ditemukan saran sebagai berikut :
1.Diharapkan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan usaha-usaha kecil dan menengah agar
usaha ini lebih berkembang lagi dari sebelumnya dengan cara memberikan modal berupa uang dan
pealatan usaha produksi bawang goreng yang lebih modern yang bisa meningkakan perekonomian
masyaraka.
2.Diharapkan kepada pengelola usaha bawang goreng untuk lebih banyak lagi mempoduksi bawang
goreng ini supaya memberikan peningkatan pendapatan yang lebih baik.
3.Diharapkan kepada pengelola pemasaran bawang goreng ini tidak hanya di sekitar daerah nganjuk
saja tapi bisa dipasarkan ke daerah yang lain.
4.Diharapkan kepada pengelola usaha bawang goreng agar bisa mengusulkan bantuan dana dari
pemerintah berupa alat produksi atau bantuan berupa uang, supaya bisa untuk penambahan modal
dalam pembuatan bawang goreng tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Erviana Eka Pratiwi, et al. (2020) "Keragaman Genetik Bawang Merah (Allium cepa var.
aggregatum) Berdasarkan Marka Morfologi dan Molekuler" J. Hort. Indonesia 11(1):51-61 DOI :
http://dx.doi.org/10.29244/jhi.11.1.51-60
Budi Samadi; Bambang Cahyono (2005). Bawang Merah Intensifikasi usaha tani. Yogyakarta:
Kanisius. ISBN 979-497-323-8.
Asih, E. R., & Arsil, Y. (2019). Penerapan Cara Produksi Pangan Yang Baik Pada IRT Bawang
Goreng Kota Pekanbaru. Jurnal Pengabdian Masyarakat Dinamisia, 3(2), 221–227.
Cahyaningrum, S. E., Heryastuti, N., & Hidajati, N. (2019). Iptek Bagi Masyarakat (Ibm) Pelaku
Usaha Bawang Merah Goreng Di Jatirejo Nganjuk.
Jurnal ABDI, 4(2), 91. https://doi.org/10.26740/ja.v4n2.p91-97 Cv, P., Agro, D., Di, L., & Palu, K.
(2017). RENTABILITAS USAHA BAWANG GORENG. 5(3), 377–384. Faizah, N. H. (2019).
Ukm Dalam Persaingan Di Era Globalisasi Ekonomi. Upajiwa Dewantara, 3(2), 127–135.
https://doi.org/10.26460/mmud.v3i2.4378 Ibrahim, E. (2020).
Pembuatan Bawang Goreng Raja di Kabupaten Enrekang. Maspul Journal of Community
Empowerment, 1(2), 2716–4225
https://www.google.com/search?
q=PRODUKSI+BAWANG+MERAH+GORENG&oq=PRODUKSI+BAWANG+MERAH+GO
RENG&aqs=chrome..69i57j33i160j33i22i29i30l8.16657697j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/99398/PENGOLAHAN-BAWANG-MERAH-
MENJADI--BAWANG-MERAH-GORENG-UNTUK-MENINGKATKAN-NILAI-TAMBAH-
PRODUK-PERTANIAN/