Anda di halaman 1dari 28

KARYA TULIS ILMIAH

APLIKASI ICANDO : INOVASI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0


GUNA MENGURANGI KEJENUHAN DALAM PEMBELAJARAN
JARAK JAUH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Dosen Pembimbing:

Dr. Resdianto Permata Raharjo, M.Pd.

Oleh:

Muhammad Dzakki Firmansyah (22020074092)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan
Karuniah-Nya saya dapat menjalankan dan menyelesaikan Tugas Ulangan Akhir
Semester, mata kuliah Keterampilan Menulis ini dengan baik. Penulisan Tugas
UAS dengan judul “Aplikasi Icando : Inovasi Di Era Revolusi Industri 4.0 Guna
Mengurangi Kejenuhan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh Pada Siswa Sekolah
Dasar” ini bertujuan untuk menyelesaikan mata kuliah Keterampilan Menulis di
semester tiga, pada Fakultas Bahasa dan Seni, program studi S1 Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya. Penelitian tugas UAS ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi Icando terhadap kejenuhan siswa di
sekolah dasar yang sedang menempuh pembelajaran jarak jauh karena ada beberapa
hal yang tidak memungkinkan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, tidak semerta-
merta karena kemampuan dan kekuatan penulis saja, tetapi terdapat banyak
bimbingan, bantuan dan dukungan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan saya kekuatan, kesabaran, kesehatan,


dan hal hal luar biasa lainnya sehingga dapat menjalankan dan
menyelesaikan tugas UAS ini.
2. Bapak Dr. Resdianto Permata Raharjo, M.Pd. yang merupakan dosen
pembimbing saya yang sangat luar biasa. Karena beliau, saya dapat
memiliki kesempatan atas bimbingan yang dapat menyusun tugas UAS ini
menjadi lebih baik.
3. Seluruh teman-teman keluarga besar prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Universitas Negeri Surabaya yang saling mendukung satu sama
lain. Serta seluruh pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi segenap
pembaca.

i
Surabaya, 20 Desember 2023

Penulis,

Muhammad Dzakki Firmansyah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4
2.1 Kejenuhan ................................................................................................. 4
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejenuhan ........................................ 6
2.3 Proses Terbentuknya Kejenuhan Belajar ................................................. 7
2.4 Aspek dan Indikator Kejenuhan Belajar .................................................. 8
2.5 Cara Mengatasi Kejenuhan....................................................................... 9
2.6 Aplikasi ICANDO .................................................................................. 10
BAB 3 METODE PENILITIAN ......................................................................... 16
3.1 Kerangka Penelitian ............................................................................... 16
3.2 Alur Penelitian ........................................................................................ 16
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 17
3.4 Jenis Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data .................................... 17
BAB 4 PEMBAHASAN ..................................................................................... 19
4.1 Implementasi Aplikasi Icando ................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Cerita Visual Menarik ....................................................................... 12


Gambar 2. Personalisasi Pertualangan Belajar .................................................... 12
Gambar 3. Belajar Sesuai Kurikulum .................................................................. 13
Gambar 4. Pertanyaan Intensif ............................................................................ 14
Gambar 5. Fitur Handwritten Recognition dan Voice. ........................................ 14
Gambar 6. Kerangka Penelitian ........................................................................... 16
Gambar 7. Alur Penelitian ................................................................................... 17
Gambar 8. Rekapitulasi Data Keseluruhan Responden ....................................... 19

iv
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat revolusi industri 4.0 saat ini dunia mengalami banyak perubahan
khususnya dalam bidang teknologi, termasuk dalam dunia pendidikan melalui
terobasan-terobosan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti
pemanfaatan jaringan komputer dan internet dalam proses pembelajaran yang
disebut pembelajaran elekronik (e-learning). Untuk memaksimalkan hasil
pencapaian maka pemerintah menyiapkan aplikasi-aplikasi berbasis android seperti
1) Rumah Belajar, 2), Chai’s Play, 3) Pinterest, 4) Yufid kids dan 5)Icando.

Kelima adalah aplikasi Icando, yang memiliki 3 aplikasi utama yaitu


Icando, Guru Icando dan Icando Orangtua. Fitur anak melalui aplikasi Icando berisi
permainan edukatif sesuai tematik yang dibahas di jenjang siswa sekolah dasar dan
konten berisi pembiasaaan cuci tangan dan menggosok gigi. Bila guru Icando berisi
tentang administrasi dan pemantauan pembelajaran pada siswa, sedangkan Icando
orangtua berisi pemantauan capaian perkembangan belajar anak, berinteraksi
dengan memberikan tantangan dan apresiasi sebagai motivasi belajar siswa,
memberikan batasan waktu belajar dan mendapatkan informasi terkini dari sekolah
seperti absesnsi, tugas dan pemberitahuan sekolah.

Menurut (Nurdin, 2017) mengatakan bahwa pendidikan jarak jauh


merupakan pendidikan terbuka dengan program belajar yang terstruktur relatif ketat
dan pola pembelajaran yang berlangsung tanpa tatap muka atau keterpisahan antara
pengajar dan peserta. Menurut (Pratiwi, 2020) mengatakan bahwa pembelajaran
jarak jauh merupakan pembelajaran yang berlangsung secara jarak jauh karena
terpisahnya antara guru atau pendidik dan peserta didik, mempersyaratkan
kemandirian peserta didik, serta dukungan oleh layanan belajar yang memadai.

Menurut Prawiyogi dkk., (2020) menyatakan bahwa pembelajaran jarak


jauh merupakan pelatihan yang diberikan kepada peserta didik atau siswa yang
tidak berkumpul bersama di satu tempat secara rutin untuk menerima pelajaran
secara langsung dari instruktur. Bahan-bahan dan instruksi-instruksi detail yang
bersifat khusus dikirimkan atau disediakan untuk para peserta yang selanjutnya

1
melaksanakan tugas-tuags yang akan dievaluasi oleh instruktur. Pada hasil survei
dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada bulan April 2020 dalam
kpai.go.id (2020), ditemukan bahwa 76,7% peserta didik menyatakan merasa
merasa kesulitan dan jenuh dalam mengerjakan berbagai tugas secara jarak jauh
sedangkan 26,8% peserta didik menyatakan tidak merasa kesulitan dalam
mengerjakan berbagai tugas secara jarak jauh, hasil tersebut berdasarkan survei dari
246 pengadu KPAI sebagai responden utama dan 1700 responden pembanding dari
20 provinsi dan 54 kabupaten/kota di Indonesia. Selanjutnya, hasil survei dari
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada bulan April 2020 dalam
kpai.go.id (2020), ditemukan bahwa hanya 8% guru yang mengerti dalam memakai
teknologi aplikasi pembelajaran untuk belajar daring, namun 82,4% minim dalam
memakai teknologi aplikasi pembelajaran untuk belajar daring karena hanya
sebatas menggunakan aplikasi whatsapp, dan 9,6% sama sekali tidak pernah
memakai teknologi aplikasi pembelajaran untuk belajar daring, hasil tersebut
berdasarkan survei kepada 602 guru sebagai responden di 14 provinsi.

Diharapkan dengan dimanfaatkannya aplikasi Icando ini bisa mengatasi


sejumlah permasalahan-permasalahan pendidikan yang ada selama kondisi yang
tidak memungkinkan untuk bertatap muka, seperti saat pandemi lalu ataupun jika
terdapat bencana alam, rendahnya SDM pendidik terhadap penggunaan teknologi,
minimnya waktu pembelajaran, kesibukan orangtua sebagai pendamping belajar
dan lain sebagainya. Demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Oleh karenanya dengan pembelajaran Icando tersebut diatas diharapkan
mampu mengoptimalkan potensi peserta didik sehingga tidak akan memberikan
kesenjangan yang berarti.

1.2 Rumusan Masalah


Apabila merujuk pada data tersebut, maka diperlukan suatu strategi untuk
menemukan solusi atas permasalahan yang terjadi pada kegiatan Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ). Solusi yang berikan untuk memecahkan permasalahan tersebut,
yaitu dengan memberikan suatu aplikasi permainan edukasi pembelajaran. Penulis

2
tertarik untuk melakukan analisis lebih lanjut mengenai “Aplikasi Icando : Inovasi
Di Era Revolusi Industri 4.0 Guna Mengurangi Kejenuhan Dalam Pembelajaran
Jarak Jauh Pada Siswa Sekolah Dasar”.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan diadakannya penelitian ini, yaitu untuk mengurangi rasa kejenuhan
peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar, memudahkan peserta didik
dalam memahami pelajaran.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam
membantu peserta didik untuk tetap semangat menjalani Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ).

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kejenuhan
Menurut Said & Jannah (dalam Rinawati Desy & Darisman Eka Kurnia,
2020) mengemukakan mengenai defisini kejenuhan adalah uatu kondisi psikologis
yang ditandai dengan kelelahan ekstrim akibat tuntutan yang terlalu banyak dan
berlebihan. Kelelahan tersebut berupa kelelahan fisik, emosional, dan psikologis
yang kemudian termanifestasikan dalam bentuk perilaku yang tidak produktif,
bahkan menarik diri dari aktivitas-aktivitas sebelumnya. Rinawati Desy dan
Darisman Eka Kurnia (2020) menambahkan bahwa kejenuhan adalah sikap
menarik diri secara fisik, emosional, dan sosial dari aktivitas-aktivitas yang
menyenangkan. Sikap menarik diri ini tentu berakibat negatif terhadap penurunan
produktivitas individu.

Menurut Khaira (2018) mengatakan bahwa kejenuhan belajar merupakan


rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar tetapi tidak mendapatkan
hasil. Peserta didik yang mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan
pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan yang
pada umunya tidak berlangsung selamanya tetapi dalam rentang waktu tertentu,
seperti satu minggu. Namun, tidak sedikit pula peserta didik yang mengalami
kejenuhan dengan rentang waktu berkali-kali dalam satu kali periode pembelajaran
tertentu. Kejenuhan belajar dapat peserta didik yang kehilangan motivasi dan
konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum sampai pada tingkat
keterampilan berikutnya.

Menurut (Raqfika dkk., 2016) mengatakan bahwa kejenuhan merupakan


sindrom psikologis yang ditandai dengan kelelahan, sinisme, dan
ketidakberhasilan. Kejenuhan juga dipengaruhi oleh ketidaksesuaian kemampuan
dengan tuntunan yang harus dikerjakan atau dipenuhi. Menurut Dewi dan Yosef
(2017) mengatakan bahwa kejenuhan belajar merupakan suatu kondisi mental
seseorang saat mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sangat sehingga

4
mengakibatkan timbulnya rasa lesu, tidak bersemangat untuk melakukan suatu
aktivitas belajar.

Hakim (dalam Mubarok, 2018), tanda-tanda atau gejala- gejala kejenuhan


belajar yang sering dialami yaitu timbulnya rasa enggan, malas, lesu dan tidak
bergairah untuk belajar. Sedangkan menurut Muhibbin (dalam Nahak, 2017), ciri-
ciri kejenuhan belajar yaitu, merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang
diperoleh dari proses belajar tidak ada kemajuan, sistem akalnya tidak dapat bekerja
sebagai mana yang diharapkan dalam memproses informasi atau pengalaman
sehingga mengalami stagnan dalam kemajuan belajarnya, kehilangan motivasi dan
kosolidasi.

Kejenuhan belajar ditandai dengan perasaan lelah yang dialami oleh


individu baik itu kelelahan emosional maupun kelelahan fisik. Hal ini dapat
memicu berkurangnya energi yang dimiliki untuk menghadapi berbagai kegiatan
dan pekerjaan. Berdasarkan pada MBI (1996) mengemukakan bahwa kelelahan
emosional ini disebabkan oleh tuntutan yang berlebihan yang dihadapi oleh siswa
dan ditunjukkan oleh perasaan dan beban pikiran yang berlebihan.

Penderita burnout atau kejenuhan mulai merasakan adanya anggota badan


yang sakit dan gejala kelelahan fisik kronis yang disertai dengan sakit kepala, mual,
insomnis, bahkan kehilangan selera makan (Vitasari, 2016). Kelelahan kognitif
juga mengakibatkan siswa mengalami kejenuhan yang cenderung sedang mendapat
beban yang terlalu berat pada otak. Hal ini dapat berdampak pada ketidakmampuan
untuk berkonsentrasi, mudah lupa, dan kesulitan dalam membuat keputusan,
Schaufeli & Brunk (Vitasari, 2013).

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kejenuhan belajar


adalah keadaan jemu atau bosan, dan lelah karena adanya kegiatan yang dialami
oleh seseorang secara berulang-ulang dan merasa bahwa kegiatan belajar yang
dilakukan tidak mendatangkan hasil yang baik bagi dirinya. Ketika seseorang itu
mengalami rasa jemu atau bosan dan lelah ia akan merasa lesu, tidak bersemangat
untuk belajar dan tidak akan bergairah lagi saat melakukan aktivitas belajar.

5
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejenuhan
Faktor yang menjadi penyebab dalam kejenuhan belajar, yaitu: metode
pembelajaran yang digunakan guru tidak disukai oleh peserta didik, media
pembelajaran yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran, terlalu banyak
hafalan, tugas-tugas (PR), dan tekanan dari mata pelajaran dari guru lainnya, serta
saat mengajar guru terlalu monoton kepada peserta didik tanpa adanya relaksasi
dalam belajar sehingga peserta didik cepat merasa bosan dan tidak bersemangat
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap kejenuhan belajar siswa, tetapi


secara khusus kejenuhan belajar yang dialami berkaitan dengan manajemen waktu,
interaksi dengan guru, penyesuaian dengan lingkungan sekolah, dan kurangnya
dukungan. Hal yang dapat memicu siswa mengalami kejenuhan belajar,siswa yang
mengalami kejenuhan belajar dapat diprediksi berasal dari proses belajar untuk
menghadapi ujian serta kompetisi yang ketat di kelas serta kemampuan untuk
menguasai materi yang banyak dalam waktu yang singkat.

Menurut (Vitasari, 2013) mengatakan bajwa faktor kejenuhan terbagi


menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Kejenuhan yang
berasal dari dalam peserta didik adalah ketika peserta didik bosan dan keletihan.
Keletihan yang dialami oleh peserta didik dapat menyebabkan kebosanan dan
peserta didik dapat kehilangan motivasi serta malas untuk mengikuti pelajaran yang
diajarkan. Sedangkan kejenuhan yang berasal dari luar peserta didik adalah ketika
peserta didik berada pada situasi kompetitif yang ketat dan menuntut kerja intelek
yang berat, dalam durasi jam belajar yang cukup panjang setiap harinya dan
dibarengi dengan mata pelajaran yang cukup banyak dan cukup berat diterima oleh
memori peserta didik dapat menyebabkan proses belajar sampai batas kemampuan
peserta didik.

Ahmadi (dalam Nahak, 2017) mengatakan bahwa terdapat faktor internal


atau faktor dalam diri individu terhadap kejenuhan belajar yaitu:

a. Faktor-faktor fisiologi
Kondisi jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat
kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi

6
belajar. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah
cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak
berbekas.
b. Faktor-faktor psikologis

Ada tujuh yang tergolong kedalam faktor psikologi yang


mempengaruhi belajar. Faktor-faktor psikologis yaitu: intelegensi, minat,
bakat, perhatian, motivasi, motif, kematangan dan kelelahan. Mutakbir
(2019), selain faktor dari dalam diri individu tersebut atau yang disebut
faktor internal terdapat juga faktor dari luar diri individu atau faktor
eksternal.

Dapat disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan siswa mengalami


kejenuhan belajar yaitu karena menurut siswa metode pembelajaran yang diberikan
kurang bervariasi, menurut siswa kegiatan belajar mengajar yang dilakukan terlalu
lama, suasana belajarnya tidak berubah-ubah dan kurangnya aktifitas rekreasi yang
dirasakan oleh siswa. Adapun faktor internal dan eksternal terhadap kejenuhan
belajar yaitu, faktor internal atau faktor dari dalam diri individu terdiri dari faktor-
faktor fisiologi dan faktor-faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal atau faktor
dari luar individu terdiri dari faktor lingkungan alami, lingkungan sosial budaya dan
sarana dan fasilitas.

2.3 Proses Terbentuknya Kejenuhan Belajar


Terdapat dua belas tahap yang menjadi latar belakang terbentuknya
kejenuhan, yaitu:

a. Paksaan untuk membuktikan bahwa didirnya layak untuk orang lain.


Hal ini membuat individu bekerja keras untuk membuat orang lain
melihat potensi dirinya.
b. Individu bekerja keras agar orang lain tidak merubah pandangan
terhadap dirinya dan orang lain tidak lari dari dirinya.
c. Terlalu kerasnya mereka bekerja maka individu akan mulai
mengesampingkan kebutuhan-kebutuhan pokok mereka, seperti
makan, tidur dan bersantai ria dengan keluarga maupun teman-teman.

7
d. Munculnya gejala-gejala fisik individu yang disebabkan karena
perubahan gaya hidup yang dilakukan.
e. Keinginan untuk mendapatkan nilai-nilai yang lebih baik dari
lingkungan sosialnya sehingga mereka akan sibuk untuk hal tersebut
dan mengesampingkan kebutuhan pokok dan hubungannya dengan
orang-orang terdekatnya.
f. Munculnya perasaan yang seharusnya tidak dimiliki, seperti mulai tidak
mempunyai toleransi dengan orang lain, tidak mempunyai perasaan
simpati atas masalah orang lain, terlalu agresif dan selalu menyalahkan
orang lain atas masalah yang ada.
g. Mengisolasi diri atau menarik diri dari kehidupan sosial karena terlalu
kerasnya mereka bekerja.
h. Muncul perasaan malu, takut dan apatis karena terlalu kerasnya
pekerjaan dan tekanan yang dimiliki.
i. Individu mulai kehilangan jati dirinya karena mereka beranggapan
bahwa mereka telah menjadi mesin orang lain.
j. Kekosongankekosongan yang mulai muncul dari dalam diri membuat
individu mulai putus asa, dan individu mulai melakukan pelarian
dengan berbagai macam hal mulai dari melakukan seks bebas,
merokok, meminum minuman keras, dan hal-hal negatif lainnya.
k. Perasaan terpuruk yang mulai dirasakan seperti ketidakpedulian,
keputusasaan, kelelahan dan mengabaikan masa depan yang ada.
l. Jika individu ini sudah mulai jenuh akan kegiatannya maka mereka
akan mencoba untuk melarikan diri hal tersebut terkadang disertai
dengan perasaan ingin membunuh dirinya sendiri karena situasi yang
ada sekarang.

2.4 Aspek dan Indikator Kejenuhan Belajar


Menurut Schaufeli dan Enzmann (dalam Pawicara, R., dan Conilie, M.,
2020) aspek dan indikator kejenuhan belajar terdiri dari empat bagian yaitu
kelelahan emosional, kelelahan fisik, kelelahan kognitif, dan kehilangan motivasi,
berikut penjelasannya:

a. Kelelahan emosional

8
Kelelahan emosional disebabkan oleh tuntunan yang berlebihan
yang dihadapi oleh siswa dan ditunjukkan oleh perasaan dan beban pikiran
yang berlebih. Indikator dalam kelelahan emosional, yakni: perasaan
depresi, bosan, rasa sedih, ketidakberdayaan mengendalikan emosi,
ketakutan yang tidak berdasar, dan kecemasan.
b. Kelelahan fisik

Kelelahan fisik ditandai dengan pusing, sakit kepala, mual,


insomnia, dan kurangnya nafsu makan. Indikator dalam kelelahan fisik,
yakni memiliki gejala seperti; sakit kepala, mual, pusing, gelisah, otot-otot
sakit, gangguan tidur, penurunan berat badan, kurangnya nafsu makan,
sesak nafas, dan lain sebagainya.

c. Kelelahan kognitif

Kelelahan kognitif dapat membuat siswa menjadi tidak mampu


untuk berkonsentrasi, mudah lupa, dan kesulitan dalam mengambil
keputusan. Indikator dalam kelelahan kognitif, yaitu: ketidakberdayaan,
kehilangan makna hidup, kehilangan minat untuk mengikuti pembelajaran,
dan kesulitan berkonsentrasi.

d. Kehilangan motivasi

Kehilangan motivasi pada siswa ditandai dengan pengunduran diri


dari lingkungan sebagai respon dari stress dan ketidakpuasan. Dari gejala
diatas maka siswa sudah dianggap kehilangan motivasi. Indikator dari
kehilangan motivasi, yaitu: kehilangan semangat belajar, kehilangan minat
belajar, dan perasaan mudah menyerah.

2.5 Cara Mengatasi Kejenuhan


Menurut Syah (Putri, 2019) kejenuhan belajar dapat diatasi dengan
menggunakan kiat-kiat antara lain sebagai berikut:

a. Melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang


bergizi dengan takaran yang cukup banyak.
b. Pengubahan atau penjadwalan kembali jam-jam dari hari-hari belajar
yang dianggap lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat.

9
c. Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa yang
meliputi pengubahan posisi meja tulis, lemari, rak buku, alat-alat
perlengkapan belajar dan sebagainya sampai memungkinkan siswa
merasa berada disebuah kamar baru yang lebih menyenangkan untuk
belajar.
d. Memberikan motivasi dan stimulasi baru agar siswa merasa terdorong
untuk belajar lebih giat daripada sebelumnya. Contohnya dengan
menonton film motivasi yang bertujuan agar individu termotivasi untuk
melakukan hal serupa dari apa yang telah diamatinya. Selain
memberikan contoh perilaku baru kemudian meminta individu untuk
melakukannya sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.
e. Siswa harus berbuat nyata (tidak menyerah atau tinggal diam) dengan
cara mencoba belajar dan belajar lagi.

2.6 Aplikasi ICANDO


ICANDO merupakan aplikasi pendidikan yang telah direkomendasikan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Kemendikbud) pada
bulan Maret dalam laman berita kemdikbud.go.id mengatakan bahwa aplikasi
ICANDO sebagai aplikasi untuk pembelajaran daring di rumah. Aplikasi ICANDO
bisa didapatkan secara gratis di google playstore. Aplikasi ICANDO memiliki
konten yang selaras dengan kurikulum 2013 revisi tematik. Petualangan belajar
pada aplikasi ini disesuaikan dengan tingkatan sekolah dan kurikulum nasional
yang berlaku. Setiap bagian meliputi konsep-konsep pengetahuan dan budi pekerti
dengan mini games yang relevan. Materi pembelajaran yang terdapat pada aplikasi
ICANDO membantu peserta didik dalam:

a. Mengasah keahlian hidup, dalam point ini disajikan dengan metode


Android-Based Test dari tingkat terendah, yaitu C1 hingga tingkat
tertinggi, yaitu C6 untuk mengukur tingkat kemampuan anak.
b. Berlatih memecahkan masalah, konten pembelajaran yang
dikembangkan menggunakan metode Problem-Based Learning.

10
c. Belajar seru, memiliki ratusan mini-games yang menyenangkan dan
menantang sebagai media belajar anak. Konten pembelajaran yang
terdapat pada aplikasi ICANDO meliputi materi;
1. Bahasa Indonesia, konten bahasa Indonesia disusun untuk
meningkatkan kemampuan mendengar, berbicara, membaca, dan
menulis dengan proses yang menyenangkan.
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), berbagai kasus yang terkait dengan
kehidupan sehari-hari diberikan untuk mengasah kemampuan anak
dalam memprediksi dan menyelesaikan masalah.
3. Matematika, pelajaran matematika yang terdapat pada aplikasi
ICANDO dikembangkan dengan pendekatan modelling.
Pendekatan ini sudah terbukti sukses di Singapura dengan
penyajian yang interaktif.
4. Berpikir kreatif, mini games yang terdapat pada ICANDO
mengajak dan melatih anak untuk berpikir kreatif sebagai bekal
untuk masa depan.
5. Budaya Indonesia, ICANDO kaya akan konten bermuatan
kebudayaan Indonesia, seperti permainan tradisional, lagu, dan alat
musik daerah.
6. Asesmen, diberikan di akhir pembelajaran persubtema untuk
mengukur kemampuan kognitif anak.
a. Kelebihan Aplikasi ICANDO
1. Cerita visual menarik

Video disajikan untuk membantu peserta didik memvisualkan


masalah dalam kehidupan sehari-hari untuk diselesaikan secara ilmiah.
Cerita visual yang menarik akan mengarah pada pemahaman dan penerapan
yang lebih baik.

11
Gambar 1. Cerita Visual Menarik

2. Personalisasi petualangan belajar

Setiap peserta didik memiliki pengalaman belajar yang sesuai


dengan kebutuhan dan kecepatan belajarnya masing-masing. Peta
petulangan ini menggambarkan proses belajarnya dan membantu peserta
didik melihat kekuatan serta hal yang harus ia tingkatkan.

Gambar 2. Personalisasi Pertualangan Belajar

3. Belajar sesuai kurikulum


Petualangan belajar peserta didik terpetakan sesuai dengan tingkatan
sekolah dan kurikulum nasional yang berlaku. Setiap bagian meliputi
konsep-konsep pengetahuan dan budi pekerti dengan mini games yang
relevan.

12
Gambar 3. Belajar Sesuai Kurikulum

4. Pertanyaan intensif
Dibuat untuk membangkitkan kemampuan berpikir kreatif, fitur
asesmen akan mengembangkan kemampuan mengingat (C1), menganalisis
(C4), mengevaluasi (C5), dan menciptakan (C6) yang penting untuk
kehidupan peserta didik di masa depan sekaligus menguatkan pemahaman
mereka akan konsep inti dari setiap pembelajaran.

13
Gambar 4. Pertanyaan Intensif

5. Memiliki fitur handwritten recognition dan voice


Dengan fitur ini peserta didik bisa belajar secara interaktif bukan
saja dapat mendengar bacaan tetapi dapat berpartisipasi langsung dalam
membaca dan menulis.

Gambar 5. Fitur Handwritten Recognition dan Voice.

14
b. Kekurangan Aplikasi ICANDO
1. Memerlukan jaringan internet yang stabil.
Aplikasi ini memerlukan koneksi internet untuk dapat berfungsi,
sehingga masalah dapat muncul jika ketersediaan jaringan internet tidak
memadai atau terjadi masalah dengan koneksi tersebut.
2. Membutuhkan ruang penyimpanan perangkat yang cukup.
Aplikasi ICANDO membutuhkan ruangan ponsel atau perangkat
yang cukup untuk menggunakannya. Setidaknya memerlukan ruang 40 MB
untuk menginstal aplikasi tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi kelancaran
dalam penggunaan aplikasi ICANDO jika tidak diimbangi dengan ruang
perangkat yang cukup.
3. Mengurangi interaksi guru dan siswa.
Penggunaan aplikasi ini dapat mengurangi interaksi langsung antara
guru dan siswa, yang dapat memengaruhi kualitas pembelajaran. Karena
dengan menerapkan pembelajaran melalui aplikasi, baik siswa ataupun
guru akan memiliki interaksi yang kurang.

15
BAB 3

METODE PENILITIAN
3.1 Kerangka Penelitian
Kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1. Kerangka
Penelitian akan memberikan informasi dan membantu dalam memami penelitian.
Berikut merupakan kerangka pikir pada penelitian ini:

Gambar 6. Kerangka Penelitian

3.2 Alur Penelitian


Berikut merupakan metode penelitian dalam mengetahui peran ICANDO
sebagai inovasi pembelajaran jarak jauh dalam mengurahi kebosanan belajar pada
siswa:

16
Gambar 7. Alur Penelitian

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada siswa sekolah dasar, mulai dari kelas satu
hingga kelas 6 SD. Waktu penelitian dilakukan pada semester genap pada bula
September hingga Oktober 2023.

3.4 Jenis Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data


Metode penelitian pada artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif
yang merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan caracara deskripsi dalam bentuk
katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2005). Teknik pengumpulan
data yang peneliti gunakan adalah:

17
1. Observasi = Cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yag
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung
dan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran
pengamatan (Sudijono, 2013).
2. Dokumentasi = Mengumpulkan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
Maka dari itu, penulis menggunakan studi dokumenter untuk mendukung
hasil penelitian, melalui dokumentasi yang dikumpulkan dapat dijadikan
sumber data yang digunakan sebagai bahan analisa.
3. Penyebaran Kuesioner = Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang
terdiri dari 10 pertanyaan. Pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan
tertutup dengan dua jenis jawaban “Ya / Tidak”. Pertanyaan mengukur
terkait kejenuhan siswa, metode pembelajaran jarak jauh, serta tanggapan
terkait aplikasi ICANDO terhadap kebosanan mereka selama belajar.

18
BAB 4

PEMBAHASAN
4.1 Implementasi Aplikasi Icando
Pandemi covid 19 telah merubah berbagai aspek kehidupan, demikian pula
dengan dunia Pendidikan, dampak yang sangat terasa dari covid 19 ini dapat kita
jumpai dalam pergeseran media pembelajaran. Pembelajaran online yang dilakukan
selama masa pandemic telah melahirkan berbagai media pembelajaran secara
digital, guru-guru dituntut untuk mulai bersahabat dengan teknologi digital, alat
komunikasi handphone yang semula lebih berfungsi untuk sarana komunikasi alih
fungsi menjadi sarana membuat konten pembelajaran digital, guru membuat
berbagai media pembelajaran melalui video dan dikirimkan kepada siswa melalui
fasilitas whatsapp. Selanjutnya guru mulai beradaptasi dengan google classroom,
memanfaatkan fitur-fitur yang dapat diakses dengan gratis di sana untuk
mendukung administrasi pembelajaran yang dilakukan secara online, mulai dari
pengiriman tugas, penilaian tugas dan pendokumentasian.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Damayanti dkk. Pada tahun


2020 yang diberikan kepada responden sejumlah 32 siswa dengan 10 pertanyaan
yang sesuai dengan penelitian, diperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 8. Rekapitulasi Data Keseluruhan Responden

Berdasarkan dari data di atas, maka diketahui bahwa 28 siswa mengatakan


kegiatan belajar mengajar melalui daring sangat berpengaruh terhadap kejenunahan
siswa, 25 siswa merasakan bahwa kejenuhan belajar mempengaruhi kemampuan

19
siswa dalam menangkap pelajaran yang diberikan, 28 siswa mengatakan bahwa
media pembelajaran sangat diperlukan untuk mencegah kejenuhan siswa dalam
belajar sehingga siswa menjadi mudah dalam memahami materi pelajaran yang
diajarkan, 27 siswa mengatakan bahwa aplikasi ICANDO termasuk aplikasi yang
memiliki tampilan menarik dan penyampaian yang kreatif sehingga menjauhkan
siswa dari kejenuhan, 27 siswa mengatakan bahwa aplikasi ICANDO dapat
mengurasi rasa kejenuhan mereka saat belajar, 28 siswa mengatakan bahwa mereka
sangat bersemangat ketika sedang memakai aplikasi ICANDO saat belajar, 27
siswa merasa senang ketika memakai aplikasi ICANDO saat mereka belajar, 28
siswa mengatakan bahwa dengan menggunakan aplikasi ICANDO membuat
mereka mudah dalam memahami materi yang diajarkan, 29 siswa merasakan bahwa
aplikasi. ICANDO sangat mudah digunakan saat proses pembelajaran, dan 29 siswa
merasa puas setelah memakai aplikasi ICANDO saat mereka sedang belajar.

Icando mengembangkan antara games dengan keterampilan belajar anak


sehingga sangat cocok dengan konsep anak usia sekolah dasar “Belajar sambil
bermain”. Aplikasi ini dapat diperoleh secara graris di Google Play Store. Konten
didalamnya berfokus pada kompetensi keterampilan membaca, menulis, berhitung
dan karakter yang selaras dengan kurikulum 2013. Konten tersebut juga
dikembangan dengan teknologi terbaru, seperti pengenalan tulisan tangan dan
pengenalan suara. Icando hadir dengan beberapa versi seperti Icando (untuk anak),
Icando Sekolah, dan Icando Orangtua. Selain menyajikan versi untuk anak, Icando
juga memberikan aplikasi khusus untuk sekolah dan orangtua. Versi untuk anak
menyajikan asah keahlian hidup, berlatih memecahkan masalah dan belajar dengan
seru melalui mini-games yang menyenangkan.

Ada 4 hal yang menarik yang disajikan di aplikasi ini. Pertama, cerita visual
menarik. Video disajikan untuk membantu anak memvisualisasi masalah dalam
kehidupan sehari-hari untuk diselesaikan secara ilmiah. Cerita visual yang menarik
akan mengarah pada pemahaman dan penerapan yang lebih baik. Kedua,
personalisasi pertualangan belajar. Disini setiap anak memiliki pengalaman belajar
yang sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan belajarnya masing-masing. Peta
petualangan ini menggambarkan proses belajarnya dan membantu anak melihat
kekuatan serta hal yang harus ia tingkatkan. Ketiga, belajar sesuai kurikulum,

20
pertualangan belajar anak terpetakan sesuai dengan tingkatan sekolah dan
kurikulum nasional yang berlaku. Setiap bagian meliputi konsep-konsep
pengetahuan dan budi pekerti dengan mini-games yang relevan. Keempat,
pertanyaan intensif, dibuat untuk membangkitkan kemampuan berpikir kreatif, fitur
asesmen akan mengembangkan kemampuan mengingat (C1), menganalisis (C4),
mengevaluasi (C5), dan menciptakan (C6) yang penting untuk kehidupan anak di
masa depan sekaligus menguatkan pemahaman mereka akan konsep inti dari setiap
pembelajaran.

21
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, A., Suradika, A., & Asmas, B. (2020). Strategi Mengurangi Kejenuhan
Anak Dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui Aplikasi ICANDO pada
Siswa Kelas I SDN Pondok Pinang 08 Pagi. Seminar Nasional Penelitian
LPPM UMJ, 1-10. http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnalist

Dewi, R. P., & Yosef, H. (2017). Hubungan antara Academic Self-Confidence


dengan Kejenuhan (Burnout) Belajar Siswa SMK Negeri 1 Indralaya Utara.
Konseling Komprehensif, 4(2), 14–27.

Khaira, N. A. (2018). Penerapan Teknik Self Instruction Untuk Mengurangi


Kejenuhan Belajar Siswa. Pencerahan, 12(2), 172–200.

Komisi Perlindungan Anak. (2020, April 30). Survei KPAI: Hanya 8% Guru yang
Paham Gawai untuk Pembelajaran Daring. Website:
https://www.kpai.go.id/berita/hanya-8-guru-yang-paham-
gawaiuntukpembelajaran-daring.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia. (2020, April 28). Survei KPAI: Ada 246
Aduan di KPAI soal Belajar Daring, Siswa Keluhkan Tugas Menumpuk-
Kuota. Website: https://www.kpai.go.id/berita/ada-246-aduan-di-kpai-soal-
belajar-daring-siswakeluhkan-tugas-menumpuk-kuota.

Maslach, C.; Jackson, S.E. & Leiter, M.P. (1996). MBI: The Maslach Burnout
Inventory: Manual. Palo Alto, CA: Consulting Psychologists Press.

Moleong Lexy J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Mubarok. Mukhamad, I. (2018). Upaya Menurunkan Kejenuhan Belajar Melalui


Bimbingan Kelompok Teknik Games Pada Siswa Kelas XI Akuntansi Smk
Ypkk 2 Sleman. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling. Vol 4,
Nomor 3.

Mutakbir. (2019). Perbandingan Tingkat Kejenuhan Peserta Didik Sekolah yang


Menerapkan Full Day School dan Non Full Day School di Kabupaten
Tangkep Provinsi 524 Sulawesi Selatan. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Alauddin Makassar.

Nahak, Hendrikus. (2017). Tingkat kejenuhan belajar mahasiswa (studi deskriptif


pada mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi thesis, Sanata Dharma
University.

22
Nurdin, I. R. (2017). Penerapan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Massive
Open Online Course (Mooc) Di Universitas Ciputra Enterpreunership
Online (UCEO). Tugas Akhir, 79.

Pawicara, R & Conilie, M. (2020). Analisis Pembelajaran Daring Terhadap


Kejenuhan Belajar Mahasiswa Tadris Biologi IAIN Jember di Tengah
Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Biologi. 1(1), 30-38.

Pratiwi, W. I. (2020). Strategi Komunikasi Interpersonal Guru Dalam


Pelaksanaanpembelajaran Strategi Komunikasi Interpersonal Guru Dalam
Pelaksanaan Strategi Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Jarak Jauh Di Sekolah Dasar , Klaten , Jawa Tengah. Jp3Sdm,
9(2), 30–46.

Prawiyogi, A. G., Purwanugraha, A., Fakhry, G., & Firmansyah, M. (2020).


Efektifitas Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap Pembelajaran Siswa di SDIT
Cendekia Purwakarta. Jurnal Pendidikan Dasar, 11(01), 94–101.

Putri, E.Y. (2019). Efektivitas Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik


Modeling Untuk Mereduksi Burnout Pada Peserta Didik Kelas IX Di SMP
Negeri 29 Bandar Lampung. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Raqfika, U., Tjalla, A., & Chanum, I. (2016). Penerapan Konseling Individu
Dengan Teknik Instruksi Diri Dalam Pendekatan Terapi Kognitifperilaku
Untuk Mengurangi Kejenuhan Pada Mahasiswa (Penelitian Subjek Tunggal
Terhadap Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta).
Insight: Jurnal Bimbingan Konseling, 5(1), 126.

Rinawati, Desy, dan Eka Kurnia Darisman. “Survei tingkat kejenuhan siswa SMK
belajar di rumah pada mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan
selama masa pandemi covid-19. Journal of Science and Education (JSE)
Vol. 1, no. No. 1 (2020): 32–40.

Said, H., & Jannah, M. (2018). Penentu Kemenangan, Problematika dan Solusi
Mental dalam Olahraga. Unesa University Press.

Vitasari, I. (2016). Kejenuhan (Bornout) Belajar Di Tinjau Dari Tingkat Kesepian


Dan Kontrol Diri Pada Siswa. Universitas Negeri Yogyakarta.

Vitasari, I. (2013). Kejenuhan (Burnout) Belajar Ditinjau Dari Tingkat Kesepian


Dan Kontrol Diri Pada Siswa Kelas XI Sma Negeri 9 Yogyakarta. Journal
Of Chemical Information And Modeling, 53(9), 168.
Https://Doi.Org/10.1017/CBO9781107415324.004

23

Anda mungkin juga menyukai