Pendahuluan
Kesadaran bela negara menjadi bagian penting dari strategi nasional bangsa dan
negara Indonesia guna menghadapi berbagai ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan.
Sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang diperoleh melalui
perjuangan panjang dan penuh pengorbanan tidak dapat dilepaskan dari peran dan kontribusi
dari seluruh komponen bangsa. Bela negara pada era saat ini dalam arti yang lebih luas dan
tidak terkotak hanya dengan aktifitas bersifat militeri bagi aparatur dapat dilakukan dengan
mengelola kinerja organisasi. Jika ingin membela negara dan membuat Indonesia maju
bahkan lebih maju dibandingkan negara lain dapat dilakukan dengan mengelola kinerja
organisasi secara maksimal.
ASN masih sering dikaitkan dengan pandangan miring seperti prilaku korupsi, kolusi,
nepotisme, tidak disiplin, tidak kompeten, birokrasi yang panjang, inefesiensi, kinerja
dianggap tidak sepadan dengan anggaran yang digunakan. Sebagai ASN kita tidak mengatur
persepsi masyarakat terhadap, tugas kita memberikan kontribusi dan kinerja maksimal untuk
mengubah pandangan tersebut. Masih terdapat ASN yang berorientasi pada materi,
menomerduakan kinerja diatas penghasilan, mindset yang menjadi pegangan adalah tidak
perlu repot-repot berkinerja karena pendapat yang diterima sama. Karakter tersebut sangat
berbahaya dan jika dibiarkan dapat meyebar dan mempengaruhi ASN lain disekitarnya,
Kontribusi minim terhadap organisasi karena mementingkan kepentingan diri sendiri tidak
mencerminkan nilai bela negara kita sebagai aparatur
Pendahuluan
Pelaksanaan kegiatan lapangan tidak selalu berjalan mulus, tidak jarang terjadi
keterlambatan. Suatu kali, saat evaluasi progress ketua tim sebagai penanggungjawab
kegiatan menerima jawaban dari anggotanya bahwa pekerjaan akan di kumpulkan jika
pembayaran pekerjaan sebelumnya telah diselesaikan. Pegawai dengan mindset seperti
tersebut masih ditemukan, mindset masih transaksional.
Pendahuluan
Pimpinan hanya concern pada fakta bahwa laporan kinerja harus diselesaikan pada
akhir februari tahun berikutnya untuk K/L dan akhir bulan maret untuk Pemda sesuai
ketentuan Kemenpan RB. Pendelagasian/penugasan personil terkadang tidak disertai
pemberian wewenang untuk mengakses sumber informasi dan data dukung yang dibutuhkan
dalam penyusunan laporan kinerja. Pimpinan menugaskan kasubbag umum, pada beberapa
kasus kasubbag umum menunjuk salah seorang di timnya untuk menyelesaikan dan hanya
bertanya “ APAKAH SUDAH SELESAI? ” tanpa ingin mengetahui kesulitan yang dialami dalam
penyusunan laporan tersebut.
Pimpinan satuan kerja harus terlibat dalam kegiatan penyusunan laporan akuntabilitas
dengan membentuk tim kerja, mengkomunikasikan secara terbuka kepada ketua tiam kerja
agar menyediakan data dukung yang diperlukan dan yang paling penting pimpinan
mengetahui secara substannsif laporan kinerja yang telah disusun bukan hanya sekedar
membubuhkan tandatangan pada bagian pengesahan.