Anda di halaman 1dari 6

Tugas Agenda1

BELA NEGARA MELALUI KINERJA MAKSIMAL SEBAGAI APARATUR

Pendahuluan

Kesadaran bela negara menjadi bagian penting dari strategi nasional bangsa dan
negara Indonesia guna menghadapi berbagai ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan.
Sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang diperoleh melalui
perjuangan panjang dan penuh pengorbanan tidak dapat dilepaskan dari peran dan kontribusi
dari seluruh komponen bangsa. Bela negara pada era saat ini dalam arti yang lebih luas dan
tidak terkotak hanya dengan aktifitas bersifat militeri bagi aparatur dapat dilakukan dengan
mengelola kinerja organisasi. Jika ingin membela negara dan membuat Indonesia maju
bahkan lebih maju dibandingkan negara lain dapat dilakukan dengan mengelola kinerja
organisasi secara maksimal.

Analisis masalah dan akar permasalahan

ASN masih sering dikaitkan dengan pandangan miring seperti prilaku korupsi, kolusi,
nepotisme, tidak disiplin, tidak kompeten, birokrasi yang panjang, inefesiensi, kinerja
dianggap tidak sepadan dengan anggaran yang digunakan. Sebagai ASN kita tidak mengatur
persepsi masyarakat terhadap, tugas kita memberikan kontribusi dan kinerja maksimal untuk
mengubah pandangan tersebut. Masih terdapat ASN yang berorientasi pada materi,
menomerduakan kinerja diatas penghasilan, mindset yang menjadi pegangan adalah tidak
perlu repot-repot berkinerja karena pendapat yang diterima sama. Karakter tersebut sangat
berbahaya dan jika dibiarkan dapat meyebar dan mempengaruhi ASN lain disekitarnya,
Kontribusi minim terhadap organisasi karena mementingkan kepentingan diri sendiri tidak
mencerminkan nilai bela negara kita sebagai aparatur

Peran kepemimpinan yang perlu dilakukan

Pimpinan terlibat dalam upaya peningkatan kinerja bawahan. Mencari penyebab


terbentukya mindset yang keliru dan memberikan solusi yang sesuai. Penetapan target
kinerja yang sesuai dan lingkungan kerja yang tepat mengubah mindset secara bertahap
menuju pengelolaan kinerja yang optimal sebagai bentuk bela negara.
Tugas Agenda 2

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DI TENGAH PEGAWAI YANG TRANSAKSIONAL

Pendahuluan

Pelaksanaan kegiatan lapangan tidak selalu berjalan mulus, tidak jarang terjadi
keterlambatan. Suatu kali, saat evaluasi progress ketua tim sebagai penanggungjawab
kegiatan menerima jawaban dari anggotanya bahwa pekerjaan akan di kumpulkan jika
pembayaran pekerjaan sebelumnya telah diselesaikan. Pegawai dengan mindset seperti
tersebut masih ditemukan, mindset masih transaksional.

Analisis masalah dan akar permasalahan


Transformasi kepemimpinan dari yang bersifat hanya manajerial menjadi pimpinan
yang mampu menentukan tujuan, motivasi dan tindakan kepada orang lain namun terhambat
karena resistensi dari lingkungan kerja yang masih transaksional. Aparatur dengan mindset
transaksional salah satunya terbentuk dari lingkungan masyarakat yang transaksional. Contoh
praktek transaksional dapat kita temukan pada penyelenggaraan pemilu, dukungan suara
akan diberikan kepada mereka memberikan imbalan materi yang paling besar. Jika tidak
ditreatmen dengan benar mindset transaksional bisa meganggu pelaksanaan tugas dan fungsi
kita sebagai aparatur negara dan secara tidak langsung menghambat pencapaian tujuan
organisasi.

Peran kepemimpinan yang perlu dilakukan dalam mengatasi masalah


Pemimpin dapat berperan untuk memperbaharui organisasi bukan hanya mengelola
organisasi. Memberdayakan para pegawai dan membantu mereka memahami nilai-nilai ASN
dengan memberikan contoh perilaku yang tepat.
Tugas Agenda 3
OPTIMLAISASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

Pendahuluan

Laporan Akuntabilitas Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas


dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran
dalam mencapapai pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi, manfaat lain penyusunan
laporan kinerja yang cukup penting namun diabaikan adalah sebagai masukan untuk
peningkatan kinerja tahun berikutnya. Kegagalan pencapaian kinerja yang telah ditetapkan
pada awal tahun sangat mungkin terjadi dan kondisi ini dapat terjadi berulang-ulang karena
Laporan Kinerja diberlakukan hanya sebagai dokumen pelengkap administrasi dan tidak
dioptimalkan sebagaimana fungsi yang semestinya.

Analisis masalah dan akar permasalahan

Pimpinan hanya concern pada fakta bahwa laporan kinerja harus diselesaikan pada
akhir februari tahun berikutnya untuk K/L dan akhir bulan maret untuk Pemda sesuai
ketentuan Kemenpan RB. Pendelagasian/penugasan personil terkadang tidak disertai
pemberian wewenang untuk mengakses sumber informasi dan data dukung yang dibutuhkan
dalam penyusunan laporan kinerja. Pimpinan menugaskan kasubbag umum, pada beberapa
kasus kasubbag umum menunjuk salah seorang di timnya untuk menyelesaikan dan hanya
bertanya “ APAKAH SUDAH SELESAI? ” tanpa ingin mengetahui kesulitan yang dialami dalam
penyusunan laporan tersebut.

Penyusunan laporan kinerja membutuhkan informasi konprehensif mulai Rencana


strategis, Perjanjian Kinerja, Pelaksanaan Kinerja dan dukungan anggaran dari seluruh tim
kerja. Terkadang ketua tim kerja-tim kerja tidak memberikan informasi yang dibutuhkan
tepat waktu karena merasa diluar tugas pokok dalam tim kerjanya, bagi petugas yang
menyusun laporan kinerja, hal tersebut menjadi salah satu penghambat, sehingga
penyusunan terkesan minimalis dan hanya menduplikasi dari laporan tahun sebelumnya yang
tentu saja masih terdapat kekurangan karena diselesiakan dengan pola kerja yang sama
hamper sama setiap tahunnya.
Peran kepemimpinan yang perlu dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut.

Pimpinan satuan kerja harus terlibat dalam kegiatan penyusunan laporan akuntabilitas
dengan membentuk tim kerja, mengkomunikasikan secara terbuka kepada ketua tiam kerja
agar menyediakan data dukung yang diperlukan dan yang paling penting pimpinan
mengetahui secara substannsif laporan kinerja yang telah disusun bukan hanya sekedar
membubuhkan tandatangan pada bagian pengesahan.

Anda mungkin juga menyukai