Anda di halaman 1dari 5

JENIS SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

Pada dasarnya system proteksi kebakaran terdiri dari 2

sistem :

a. Sistem Proteksi Kebakaran Pasif

Sistem kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran

yang terbentuk atau terbangun melalui pengaturan

penggunaan bahan dan komponen struktur bangunan,

kompartemenisasi atau pemisahan bangunan berdasarkan

tingkat ketahanan terhadap api, serta perlindungan terhadap

bukaan.

Sistem deteksi kebakaran

Detektor kebakaran adalah sistem yang tidak aktif

memadamkan, tetapi hanya bersifat informasi adanya

kebakaran. Detektor kebakaran terdiri dari :

- Detektor panas ( heat detector )

Adalah detektor yang bekerja berdasarkan pengaruh panas

- Detektor nyala api ( flame detector )

Adalah detektor yang bekerja berdasarkan radiasi nyala api

- Detektor asap ( smoke detector )


Adalah detektor yang bekerja berdasarkan batas konsentrasi

asap tertentu

Dengan berfungsinya detector tersebut alarm atau lampu

tanda adanya kebakaran bekerja, yang menandakan telah

terjadi kebakaran pada lokasi tertentu berdasarkan indicator

panel control.

System alarm kebakaran manual elektrik

System alarm kebakaran ini bekerja secara manual dengan

menekan tombol alarm apabila terjadi kebakaran.

Material / bahan bangunan

Material yang dipakai sebagai bahan bangunan maupun isi

bangunan sangat berpengaruh terhadap proses cepat /

lambatnya kebakaran serta kerusakan bangunan. Usahakan

material yang sulit terbakar untuk memperlambat

menjalarnya api.

b. Sistem Proteksi Kebakaran Aktif

Yaitu sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap terdiri

atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual ataupun


otomatis, sistem pemadam kebakaran berbasis air seperti

springkler, pipa tegak dan slang kebakaran, serta sistem

pemadam kebakaran berbasis bahan kimia, seperti APAR

dan pemadam kusus.

Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

APAR dapat dilayani oleh satu orang untuk

memadamkan mula terjadinya kebakaran. Jenis APAR pada

umumnya adalah : air, busa, serbuk kimia kering, gas. Jenis

APAR yang akan dipasang disesuaikan dengan jenis tempat

kerja.

Penempatan APAR :

 Dipasangkan / ditemapt jalur keluar ruangan dan cukup

berdekatan dengan pintu-pintu, tetapi tidak mengganggu

operasi kerja diruangan yang bersangkutan (mudah dilihat

dan dijangkau).

 Ditempatkan cukup berdekatan dengan daerah dimana

terdapat potensi bahaya kebakaran.

 Pada gedung-gedung bertingkat APAR ditempatkan

pada :
- Posisi yang sama disetiap lantai gedung (tipika)

- Sudut-sudut koridor

- Berdekatan dengan pintu tangga

 Diatas setiap APAR agar dipasang tanda khusus yang

menunjukan adanya APAR.

Untuk menentukan jenis alat pemadam api yang akan

dipergunakan harus diperhatikan beberapa hal :

- Keadaan dan sifat bahan yang dapat terbakar.

- Intensitas kebakaran yang mungkin terjadi, misalnya

jumlah bahan yang dapat terbakar, kecepatan dll.

- Efektifitas pemadam dari alat pemadam api untuk bahaya

yang ada.

- Kemudahan penggunaan.

- Orang-orang yang akan menggunakan, terlatih atau tidak.

- Keadaan lingkungan, suhu, angin.

- Kecocokan dari alat pemadam api untuk lingkungan

sekelilingnya.

- Kemungkinan timbulnya reaksi kimia dari bahan alat

pemadam api dengan bahan yang terbakar.


- Efek terhadap keehaan dan keselamatan orang-orang

yang mempergunakan.

- Kemudahan dalam pemeliharaan dan pengisian kembali.

Anda mungkin juga menyukai