Disusun oleh
Kelompok Do Best
1. Zulfikar Al Habsy (32)
2. Yanuar Wahyu Pratama (29)
3. Mikha Manurung (18)
4. Mutiara Grace Irawan (20)
A. Penyiraman
B. Pemupukan
C. Pemangkasan
D. Pemeriksaan Irigasi
E. Penanggulangan Hama
Vertical Garden, juga dikenal sebagai taman vertikal atau dinding hijau, adalah
metode penanaman tanaman di permukaan vertikal, seperti dinding atau struktur
bangunan lainnya. Konsep ini melibatkan penggunaan ruang vertikal yang terbatas
untuk menanam berbagai jenis tanaman, termasuk tanaman hias, tanaman obat, atau
tanaman pangan.
Vertical Garden biasanya terdiri dari modul atau panel yang menampung tanah atau
media tanam, serta tempat untuk menanam tanaman. Modul tersebut biasanya
dipasang di dinding atau struktur yang telah dirancang khusus, dengan sistem irigasi
yang memungkinkan penyiraman tanaman.
Vertical Garden juga dapat memberikan estetika dan keindahan visual, menciptakan
suasana yang menyegarkan, dan meningkatkan kualitas hidup di sekitar area tersebut.
Selain itu, Vertical Garden juga dapat meningkatkan keberlanjutan lingkungan,
mengurangi erosi tanah, dan memberikan habitat bagi burung dan serangga.
Vertical Garden telah menjadi tren populer dalam desain lanskap modern dan
arsitektur, karena memberikan manfaat fungsional dan estetika yang unik.
Terdapat beberapa jenis Vertical Garden yang dapat diterapkan, tergantung pada
desain, kebutuhan tanaman, dan lingkungan di sekitarnya. Berikut adalah beberapa
jenis Vertical Garden yang umum:
1. Panel Modular: Jenis Vertical Garden ini menggunakan modul atau panel yang
dirancang khusus untuk menampung tanaman. Modul tersebut dapat dipasang
secara horizontal atau vertikal di dinding atau struktur lainnya. Panel-panel ini
biasanya terbuat dari plastik atau bahan lain yang dapat menahan tanah atau
media tanam.
2. Pouches atau Kantung: Vertical Garden dengan pouches atau kantung adalah
metode di mana tanaman ditanam dalam kantung-kantung kecil yang
tergantung di dinding atau struktur. Kantung-kantung ini biasanya terbuat dari
bahan yang tahan air dan permeabel untuk memungkinkan drainase yang baik.
3. Tower Garden: Tower Garden adalah jenis Vertical Garden yang menggunakan
struktur menara dengan beberapa lapisan atau tingkat. Tanaman ditanam
dalam wadah vertikal yang ditempatkan di setiap tingkat. Tower Garden
biasanya digunakan untuk menanam sayuran dan tanaman pangan lainnya.
4. Green Wall: Green Wall, atau dinding hijau, adalah jenis Vertical Garden di
mana tanaman ditanam langsung di dinding bangunan atau struktur lainnya.
Tanaman biasanya ditanam dalam lapisan media tanam yang tepat dan
didukung oleh sistem irigasi yang memungkinkan penyiraman dan pemupukan
yang efisien.
6. Pocket Garden: Pocket Garden adalah jenis Vertical Garden di mana wadah
kecil atau kantong ditempatkan di dinding atau struktur lainnya. Setiap
kantong berfungsi sebagai tempat tumbuh untuk satu atau beberapa tanaman.
Vertical Garden memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya semakin populer dan
diadopsi oleh banyak orang. Berikut adalah beberapa kelebihan utama dari Vertical
Garden:
Itulah beberapa kelebihan Vertical Garden. Dengan manfaat fungsional dan estetika
yang unik, Vertical Garden semakin populer sebagai solusi untuk memaksimalkan
ruang, meningkatkan kualitas udara, dan menciptakan lingkungan yang hijau dan
menyegarkan.
Meskipun Vertical Garden memiliki banyak kelebihan, ada beberapa kekurangan yang
perlu dipertimbangkan sebelum mengadopsinya. Berikut adalah beberapa kekurangan
Vertical Garden:
2. Biaya Awal yang Tinggi: Pendirian Vertical Garden sering kali memerlukan
biaya awal yang tinggi. Ini termasuk biaya pembuatan struktur atau panel,
pembelian tanaman, sistem irigasi, dan media tanam yang tepat. Selain itu,
biaya perawatan dan pemeliharaan juga harus dipertimbangkan dalam jangka
panjang.
3. Pemilihan Tanaman yang Tepat: Tidak semua tanaman cocok untuk Vertical
Garden. Tanaman yang dipilih harus mampu bertahan dan tumbuh dengan baik
dalam kondisi vertikal, seperti memiliki akar yang kuat dan mampu menahan
kelembaban. Pemilihan tanaman yang tidak tepat dapat menyebabkan
kesulitan dalam pertumbuhan dan kelangsungan hidup tanaman.
1. Pilih Lokasi: Tentukan lokasi di mana Anda ingin memasang Vertical Garden.
Pastikan lokasi tersebut mendapatkan cukup sinar matahari atau pencahayaan
yang dibutuhkan oleh tanaman yang akan Anda tanam.
2. Pilih Struktur atau Panel: Pilih struktur atau panel yang akan digunakan untuk
Vertical Garden. Beberapa opsi yang umum termasuk panel dinding vertikal
khusus, rak taman vertikal, atau bahkan struktur DIY yang terbuat dari palet
atau bahan lainnya. Pastikan struktur atau panel yang Anda pilih kuat dan
tahan terhadap beban tanaman dan kelembapan.
3. Siapkan Media Tanam: Pilih media tanam yang sesuai untuk Vertical Garden.
Media tanam yang baik harus memiliki kualitas drainase yang baik, mampu
menahan kelembapan, dan memberikan nutrisi bagi tanaman. Anda dapat
menggunakan campuran tanah, kompos, pasir, dan bahan organik lainnya
untuk menciptakan media tanam yang ideal.
5. Persiapan Struktur atau Panel: Siapkan struktur atau panel dengan memastikan
bahwa mereka terpasang dengan aman dan kokoh. Pastikan juga ada sistem
irigasi dan drainase yang baik yang terhubung ke struktur atau panel.
1. Kaktus dan Sukulen: Kaktus dan sukulen adalah tanaman yang tahan
panas dan membutuhkan sedikit air. Mereka memiliki kemampuan
yang baik untuk bertahan dalam kondisi panas dan kering. Beberapa
contoh tanaman kaktus yang cocok untuk Vertical Garden adalah
Echinocactus grusonii (Kaktus Bulan Sabit) dan Opuntia spp.
(Kaktus Lidah Buaya).
5. Daun Sirih (Piper betle): Daun sirih adalah tanaman rambat yang
tahan panas dan memiliki daun hijau yang indah. Mereka dapat
bertahan dalam kondisi panas dan kering dan memberikan sentuhan
tropis yang menarik pada Vertical Garden.
Berikut adalah beberapa jenis tanaman yang cocok untuk Vertical Garden
outdoor:
Berikut adalah beberapa jenis tanaman yang cocok untuk Vertical Garden
indoor:
5. Ferns (Paku): Paku adalah tanaman hijau yang rimbun dan tumbuh
baik di kondisi pencahayaan rendah. Beberapa jenis paku yang cocok
untuk Vertical Garden indoor adalah pakis kawat (Nephrolepis
exaltata) dan pakis lempung (Asplenium spp.).
7. Tanaman Air Mini (Marimo): Marimo adalah bola lumut air yang
hidup di dalam air. Mereka cocok untuk Vertical Garden indoor yang
memiliki akses ke air dan memberikan tampilan unik dan menarik.
Berikut adalah beberapa jenis tanaman sayuran yang cocok untuk Vertical
Garden:
A. Penyiraman
Perawatan penyiraman yang tepat sangat penting untuk Vertical Garden Anda. Berikut
adalah beberapa tips yang dapat Anda ikuti:
5. Hindari genangan air: Pastikan untuk tidak memberikan terlalu banyak air
yang dapat menyebabkan genangan air di lapisan tanah atau di wadah vertikal.
Ini dapat menyebabkan akumulasi kelembaban berlebih dan menyebabkan
masalah seperti pembusukan akar atau pertumbuhan jamur.
6. Amati reaksi tanaman: Amati reaksi tanaman terhadap pola penyiraman Anda.
Jika daun layu atau tanaman tampak kering, itu mungkin menunjukkan
kekurangan air. Jika daun tampak kuning atau akar terendam dalam air, itu
mungkin menunjukkan kelebihan air. Sesuaikan pola penyiraman Anda
berdasarkan reaksi tanaman.
B. Pemupukan
Perawatan pemupukan yang tepat sangat penting untuk Vertical Garden Anda. Berikut
adalah beberapa tips yang dapat Anda ikuti:
1. Pilih pupuk yang tepat: Gunakan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan
tanaman Anda. Ada berbagai jenis pupuk yang tersedia, seperti pupuk organik
dan pupuk kimia. Pupuk organik lebih ramah lingkungan dan memperbaiki
kualitas tanah, sementara pupuk kimia dapat memberikan nutrisi yang lebih
cepat. Pilihlah pupuk yang sesuai dengan preferensi Anda dan kebutuhan
tanaman Anda.
3. Gunakan dosis yang tepat: Pastikan untuk menggunakan dosis yang tepat
sesuai dengan petunjuk pada kemasan pupuk. Menggunakan terlalu banyak
pupuk dapat berbahaya bagi tanaman dan lingkungan, sementara
menggunakan terlalu sedikit tidak memberikan nutrisi yang cukup. Jika Anda
tidak yakin tentang dosis yang tepat, konsultasikan dengan ahli taman atau
petani lokal.
4. Terapkan pupuk dengan merata: Pastikan untuk meratakan pupuk di sekitar
tanaman Anda. Jika Anda menggunakan pupuk granular, taburkan dengan
merata di sekitar akar tanaman. Jika Anda menggunakan pupuk cair, ikuti
petunjuk penggunaan dan aplikasikan dengan merata di sekitar akar tanaman.
6. Amati reaksi tanaman: Amati reaksi tanaman terhadap pemupukan Anda. Jika
tanaman tampak sehat dan tumbuh dengan baik, itu mungkin menunjukkan
bahwa pemupukan Anda efektif. Namun, jika tanaman tampak kekurangan
nutrisi atau berlebihan pupuk, Anda mungkin perlu menyesuaikan dosis atau
jadwal pemupukan.
C. Pemangkasan
Perawatan pemangkasan yang tepat sangat penting untuk menjaga Vertical Garden
Anda tetap rapi dan sehat. Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda ikuti:
2. Periksa tanaman secara teratur: Periksa tanaman Anda secara teratur untuk
mengidentifikasi bagian yang perlu dipangkas. Perhatikan pertumbuhan yang
tidak terkendali, cabang yang mati, daun yang menguning, atau tanda-tanda
kerusakan lainnya.
3. Gunakan alat pemangkasan yang tepat: Gunakan alat pemangkasan yang tepat
untuk setiap jenis tanaman dan jenis pemangkasan yang Anda lakukan.
Gunakan gunting tajam, gunting pemangkas, atau gunting ranting untuk
memotong cabang atau daun yang perlu dipangkas. Pastikan alat Anda bersih
dan tajam untuk meminimalkan kerusakan pada tanaman.
D. Pemeriksaan Irigasi
Pemeriksaan irigasi yang teratur dan tepat sangat penting untuk menjaga Vertical
Garden Anda tetap sehat dan terhidrasi dengan baik. Berikut adalah beberapa tips
untuk melakukan pemeriksaan irigasi:
2. Cek sistem irigasi: Periksa sistem irigasi Anda, apakah itu berupa sistem tetes,
sprinkler, atau semprotan. Pastikan semua komponen sistem irigasi berfungsi
dengan baik, termasuk pipa, selang, katup, dan sprinkler. Periksa apakah ada
kebocoran atau kerusakan yang mungkin mempengaruhi irigasi.
7. Gunakan teknologi irigasi yang cerdas: Ada teknologi irigasi cerdas yang
tersedia saat ini, seperti sistem irigasi otomatis yang dapat diatur berdasarkan
kelembaban tanah atau perangkat yang mendeteksi cuaca. Pertimbangkan
untuk memanfaatkan teknologi ini untuk memudahkan Anda dalam mengatur
irigasi Vertical Garden Anda.
E. Penanggulangan Hama
Penanggulangan hama dalam Vertical Garden adalah langkah penting untuk menjaga
tanaman tetap sehat dan tumbuh dengan baik. Berikut adalah beberapa tips untuk
mengatasi hama dalam Vertical Garden:
3. Gunakan Hama alami: Salah satu pendekatan yang ramah lingkungan adalah
menggunakan predator alami hama. Beberapa serangga seperti ladybug,
lacewing, atau Praying Mantis adalah pemangsa alami hama dan dapat
membantu mengendalikan populasi hama di Vertical Garden Anda.
4. Sabun Serangga: Sabun serangga adalah solusi alami yang efektif untuk
mengendalikan hama. Campurkan sabun serangga yang lembut dengan air dan
semprotkan pada tanaman Anda. Ini dapat membantu menghilangkan hama
seperti kutu daun.
5. Minyak Neem: Minyak neem adalah bahan alami lain yang dapat membantu
melawan hama. Ini dapat digunakan untuk mengendalikan kutu daun, ulat, dan
beberapa serangga lain. Campurkan minyak neem dengan air dan semprotkan
pada tanaman sesuai petunjuk.
6. Ramuan Pestisida Alami: Anda dapat membuat ramuan pestisida alami dengan
menggunakan bahan-bahan seperti bawang putih, cabe merah, atau daun
tembakau. Campurkan bahan-bahan ini dengan air, biarkan meresap, dan
kemudian semprotkan pada tanaman yang terkena hama.
7. Penggunaan Jaring Anti Hama: Memasang jaring anti hama di sekitar Vertical
Garden Anda dapat mencegah serangga terbang dan hewan pengerat merusak
tanaman. Ini adalah cara efektif untuk melindungi tanaman dari serangan
hama.
8. Penggunaan Pestisida Kimia: Jika infestasi hama sangat parah dan metode
alami tidak cukup efektif, Anda dapat mempertimbangkan penggunaan
pestisida kimia. Namun, gunakan pestisida kimia dengan hati-hati dan sesuai
petunjuk. Pastikan untuk menjauhkan diri dari tanaman yang telah
disemprotkan pestisida selama periode tertentu.
10. Konsultasikan dengan Ahli: Jika Anda kesulitan mengatasi masalah hama
dalam Vertical Garden Anda, konsultasikan dengan ahli taman atau pertanian.
Mereka dapat memberikan saran yang lebih khusus dan solusi yang sesuai
dengan kondisi Anda.
Ingatlah bahwa pengendalian hama adalah proses berkelanjutan, dan perlu kesabaran
dan perhatian terus-menerus untuk menjaga Vertical Garden Anda tetap sehat dan
bebas dari hama.
BAB 4
PUPUK ORGANIK CAIR (POC)
A. Pengertian Pupuk Organik Cair
Pupuk organik cair adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan alami dan organik,
seperti kompos, limbah tanaman, kotoran hewan, atau sisa-sisa makanan. Pupuk ini
dicairkan melalui proses fermentasi atau perendaman dalam air untuk menghasilkan
larutan kaya nutrisi yang dapat digunakan untuk memberi makan tanaman.
1. Bahan Baku Organik: Pupuk organik cair dibuat dari bahan-bahan organik
yang terurai alami. Ini termasuk kompos, sisa-sisa tanaman, kotoran hewan,
dan bahan organik lainnya. Pupuk ini tidak mengandung bahan kimia sintetis
atau zat berbahaya.
3. Nutrisi Alami: Pupuk organik cair mengandung nutrisi alami yang penting
untuk pertumbuhan tanaman, seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan unsur mikro
lainnya. Nutrisi ini tersedia dalam bentuk yang mudah diserap oleh tanaman.
6. Mudah Aplikasi: Pupuk organik cair dapat diterapkan dengan mudah pada
tanaman. Mereka bisa disemprotkan langsung ke daun tanaman (foliar) atau
digunakan sebagai pupuk akar dengan cara merendam atau menuangkan ke
sekitar akar tanaman.
7. Dapat Dibuat Sendiri: Banyak petani atau tukang kebun dapat membuat pupuk
organik cair sendiri dengan menggunakan bahan-bahan organik yang tersedia
di sekitar mereka. Ini adalah cara yang ekonomis dan berkelanjutan untuk
memberi makan tanaman.
Pupuk organik cair dapat digunakan dalam berbagai jenis pertanian, termasuk
pertanian konvensional, pertanian organik, dan juga untuk tanaman hias seperti
tanaman dalam wadah, tanaman indoor, dan vertical garden. Pemberian pupuk
organik cair secara teratur dapat membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman,
produksi buah dan sayur, serta kesehatan tanaman secara keseluruhan.
Berikut adalah beberapa jenis pupuk organik cair yang umum digunakan:
1. Pupuk Cair dari Kompos: Pupuk ini dibuat dengan merendam kompos dalam
air. Proses perendaman ini menghasilkan larutan kaya nutrisi yang dapat
digunakan untuk mengisi kebutuhan nutrisi tanaman.
2. Pupuk Cair dari Sisa Tanaman: Pupuk organik cair juga dapat dibuat dari sisa-
sisa tanaman, seperti daun, batang, atau ranting yang telah dihancurkan dan
direndam dalam air. Proses fermentasi akan menghasilkan larutan nutrisi yang
dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman.
3. Pupuk Cair dari Kotoran Hewan: Kotoran hewan, seperti kotoran sapi,
kambing, ayam, atau babi, dapat digunakan untuk membuat pupuk organik
cair. Kotoran hewan ini dicampur dengan air dan difermentasi untuk
menghasilkan larutan nutrisi yang dapat digunakan sebagai pupuk.
4. Pupuk Cair dari Air Perasan Tumbuhan: Air perasan dari tumbuhan tertentu,
seperti kelapa, alpukat, atau pisang, dapat digunakan sebagai pupuk organik
cair. Air perasan ini mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman.
5. Pupuk Cair dari Mikroorganisme Efektif (EM): Pupuk organik cair jenis ini
dibuat menggunakan mikroorganisme efektif (EM) yang terdiri dari sejumlah
mikroba seperti bakteri, jamur, dan ragi. EM bermanfaat untuk meningkatkan
aktivitas mikroba dalam tanah dan membantu dalam penguraian bahan
organik.
6. Pupuk Cair dari Teh Kompos: Teh kompos adalah larutan yang dihasilkan dari
merendam kompos dalam air. Proses perendaman ini menghasilkan larutan
yang mengandung nutrisi dan mikroorganisme yang bermanfaat untuk
tanaman.
7. Pupuk Cair dari Sisa Makanan: Sisa-sisa makanan, seperti sayuran yang busuk
atau sisa buah-buahan, dapat digunakan untuk membuat pupuk organik cair.
Sisa makanan ini direndam dalam air untuk menghasilkan larutan nutrisi yang
dapat digunakan sebagai pupuk.
Pupuk organik cair dapat dibuat sendiri di rumah dengan menggunakan bahan-bahan
organik yang tersedia atau dapat juga dibeli dari toko pertanian. Penting untuk
mengikuti petunjuk penggunaan dan dosis yang dianjurkan ketika menggunakan
pupuk organik cair untuk mendapatkan hasil yang optimal dan menjaga keseimbangan
nutrisi tanaman.
D. Cara Membuat Pupuk Organik Cair
Berikut adalah langkah-langkah umum untuk membuat pupuk organik cair sendiri:
1. Pilih bahan organik: Pilih bahan organik yang akan digunakan sebagai bahan
dasar pupuk. Beberapa pilihan bahan organik yang umum digunakan termasuk
kompos, sisa-sisa tanaman, kotoran hewan, atau sisa makanan.
3. Siapkan wadah fermentasi: Siapkan wadah yang cukup besar untuk melakukan
fermentasi. Wadah dapat berupa tong plastik, ember, atau wadah lainnya yang
tahan terhadap air dan memiliki penutup yang dapat ditutup rapat.
4. Campurkan bahan organik dengan air: Campurkan bahan organik dengan air
dalam perbandingan tertentu. Perbandingan air dan bahan organik dapat
bervariasi tergantung pada jenis bahan organik yang digunakan. Sebagai
panduan umum, perbandingan yang umum adalah 1 bagian bahan organik
dengan 3-5 bagian air.
9. Penyimpanan: Simpan pupuk organik cair dalam wadah kedap udara yang
bersih dan kering. Tempatkan di tempat yang teduh dan hindari paparan sinar
matahari langsung.
10. Penggunaan: Pupuk organik cair siap digunakan. Campurkan pupuk dengan
air dalam perbandingan yang sesuai dan aplikasikan pada tanaman secara
foliar (disemprotkan ke daun) atau sebagai pupuk akar (menuangkan di sekitar
akar tanaman).
Penting untuk diingat bahwa proses pembuatan pupuk organik cair dapat bervariasi
tergantung pada jenis bahan organik yang digunakan dan kondisi lokal. Pastikan
untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang tepat dan mengikuti langkah-langkah
keamanan yang diperlukan saat membuat pupuk organik cair sendiri.
Berikut adalah beberapa panduan umum untuk menggunakan pupuk organik cair:
1. Persiapkan larutan pupuk: Campurkan pupuk organik cair dengan air dalam
perbandingan yang sesuai. Perbandingan yang tepat dapat bervariasi
tergantung pada jenis pupuk organik cair yang digunakan dan jenis tanaman
yang akan diberi pupuk. Sebagai panduan umum, perbandingan yang umum
adalah 1 bagian pupuk organik cair dengan 10 bagian air.
5. Jumlah pupuk yang diberikan: Jumlah pupuk organik cair yang diberikan juga
dapat bervariasi tergantung pada jenis tanaman dan kebutuhan nutrisi tanaman.
Ikuti petunjuk dosis yang dianjurkan pada kemasan pupuk organik cair yang
digunakan.
6. Kondisi penggunaan: Idealnya, aplikasikan pupuk organik cair pada pagi atau
sore hari ketika suhu lebih rendah dan tanaman tidak terkena sinar matahari
langsung. Hal ini membantu mencegah terjadinya kehilangan nutrisi akibat
penguapan.
7. Simpan sisa larutan pupuk: Jika ada sisa larutan pupuk organik cair, simpan
dalam wadah kedap udara dan gunakan dalam waktu yang sesegera mungkin.
Jangan biarkan pupuk organik cair terlalu lama karena dapat terjadi proses
fermentasi lebih lanjut yang dapat merubah komposisi dan kualitas pupuk.
Penting untuk diingat bahwa setiap tanaman dan kondisi pertumbuhan dapat
memerlukan perhatian khusus. Pastikan untuk memahami kebutuhan tanaman Anda
dan mengikuti petunjuk penggunaan yang dianjurkan pada produk pupuk organik cair
yang digunakan.
BAB 5
RENCANA PEMASARAN PRODUK VERTICAL
GARDEN
A. Rencana Pengolahan Produk
2. Sourcing bahan baku: Identifikasi dan temukan sumber bahan baku berkualitas
tinggi yang dibutuhkan untuk membuat produk vertikal garden. Pastikan
bahan baku memenuhi standar kualitas dan keberlanjutan yang diperlukan.
10. Pemantauan dan evaluasi: Pantau dan evaluasi kinerja produksi secara teratur.
Identifikasi area yang perlu ditingkatkan dan pelajari dari pengalaman
produksi sebelumnya untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi.
2. Pilih bahan kemasan yang tepat: Pilih bahan kemasan yang tahan terhadap
kerusakan dan cocok untuk produk vertikal garden. Bahan yang umum
digunakan termasuk karton, plastik, atau kombinasi dari keduanya. Pastikan
bahan kemasan berkualitas tinggi dan ramah lingkungan jika memungkinkan.
3. Desain yang menarik: Buat desain kemasan yang menarik dan mencerminkan
merek Anda. Gunakan warna-warna yang cerah dan gambar-gambar yang
menjelaskan keuntungan dan fitur produk dengan jelas. Pertimbangkan untuk
mencantumkan gambar penggunaan produk atau ilustrasi vertikal garden yang
menarik perhatian.
4. Informasi yang jelas: Sediakan informasi yang jelas tentang cara merakit,
menggunakan, dan merawat produk vertikal garden di kemasan. Juga, sertakan
instruksi langkah-demi-langkah dengan ilustrasi yang mudah dipahami.
Jelaskan manfaat produk dan fitur uniknya dengan jelas.
2. Penentuan target pasar: Tentukan segmen pasar yang akan menjadi fokus
utama pemasaran produk vertikal garden. Pertimbangkan faktor seperti usia,
lokasi, minat, dan gaya hidup konsumen yang paling mungkin tertarik dengan
vertikal garden.
3. Penetapan harga: Tentukan strategi penetapan harga yang sesuai untuk produk
vertikal garden. Pertimbangkan biaya produksi, margin keuntungan yang
diinginkan, harga pasar, dan persepsi nilai produk. Anda juga dapat
mempertimbangkan penetapan harga yang kompetitif atau strategi diferensiasi
berdasarkan kualitas, desain, atau fitur unik produk.