Anda di halaman 1dari 2

MEMBANGUN MINAT BACA SISWA

Pernahkan anda mencoba meneliti, seberapa banyak siswa yang berkunjung ke


perpustakaansekolah ? Mengapa mereka lebih senang berkunjung ke tempat lain ? Sudah
menurunkah minat baca mereka ? Pertanyaan tersebut seolah olah menjadi bukti bahwa dorongan
dan minat para siswa untuk membaca sangatlah kurang banyak factor yang menyebabkan minat
baca dikalangan siswa nyaris tidak ada. Mereka lebih suka mainkan gudget atau sekedar ngobrol
dengan teman temannya. Kondisi ini jelas sangat memprihatinkan dimana banyak ilmu dan
keuntungan yang bias didapatkan dari kegiatan membaca . Jika keadaan ini terus menrus
berlangsung dimana para siswa lebih memilih kegiatan yang menyenangkan selain memvbaca maka
tujuan untuk menjadikan masyarakat yang literat akan sangat jauh tercapai. Ibarat vjauh panggang
dari api. Padahal dengan membaca akan membuat orang akan menjadi pintar dan kalau sudah
banyak orang yang pintar di negeri ini niscaya akan menjadi negeri yang maju. Sedangkan jika
banyak orang yang tidak memvbaca maka akan banyak orang yang bodoh maka tunggu
kemunduran dan kehancurannya “ Nauzdubillah himindzsliq “

Membangun Minat baca dikalangan siswa ! Ya, itulah yang harus kita lakukan !
Bagaimana caranya Memberikan pemahaman dan arti penting sebuah buku pada siswa diharapkan
mampu membangaun minat baca siswa. Jika mereka sudah kena batunya akan pentingnya sebuah
buku yang menjadi sumber bacaan niscaya minat baca dikalangan siswa akan tumbuh dengan
sendirinya. Satu hal lagi yang membangun minat baca siswa berarti harus bersinergi dengan
perpustakaansebagai sarana yang tepat penyedia bahan bacaan. Sebab jika kedua institusi ini tidak
bersinergi atau saling mensupor, maka akan tumpang tindih.mustahil minat baca itu akan tumbuh
itu hanya akan menjadi wacana saja dan tidak akan terimplementasi.Sedangkan menumbuhkan
minat baca dikalangan siswa bukanlah yang mudah, perta kali kita harus mengenalkan arti sebuah
buku dan betapa pentingnya kegiatan membaca dalam propses pembelajaran seorang siwa. Maka
tugas kita sebagai guru adalah menciptakan dan mendoktrin jargon-jargon tentang buku sehingga
bias mersuk kedalam pikiran mereka tentang pentingnya sebuah buku sebagai suatu kebutuha. Cara
ini diharapkan mampu membangun minat baca buku.

Jargon luhur yang sangat luar biasa yang sering kita dengarkan mengenai buku “ Sebaik –
baik guru adalah buku dan buku adalah gudahng ilmu “ dan sebaik- baiknya teman duduk adalah
buku “seharusnya ini menjadi motivasi yang dapat membaka, menumbuhkan semangat kecintaan
kita untuk terus membaca.Berbudaya tinggi dengan tradisi membaca. Ada pepatah klasik yang
menyatakan betapa pentingnya sebuah buku bagi berkelangsungan khasnah keilmuan peradapan
manusia. M. Musthafa mengatakan, bahwa masyarakat Indonesia yang bergerak cepat, yaitu suatu
masyarakat yang bergerak di suatu keadaan pra – literer kedalam keadaan pasca – literer, dari suatu
lingkungan yang tidak pernah membacakedalam suatu lingjkungan yang tak hendak membaca,
dimana media Televisi dan Gudget mengisi hamper 60 % dari waktu senggang malam hari orang
Indonesia yang berpendidikan menengah. Dioakui atau tidak di masyarakat kita produk teknologi
bersifat audio visual mempunyai rating yang paling tinggi. Nyaris bias dipastikan disetiap rumah
memiliki fasilitas audio visual dengan segala perangkat yang komplit.

Akan tetapi tidak semua rumah punya perpustakaan, karena jika setiap rumah barang
barang produk teknologimaka kelasnya akan naikdan bergengsi beda dengan rumah tersebut
memiliki kumpulan bukudalam rak rak terkesan kolot dan kuno. Padahal jika cermati buku
memegang perasanan dalam fase kehidupanseorang manusia. Membaca merupakan perbuatan yang
sangan membebanimasyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia termasuk masyarakat yang bukan “
Reading Society “. Membaca masih merupak suatu kewajiban bukan merupakn kebutuhan.Maka
tidaklah sangat mengherankan jika Indonesia menempati urutan terbawah pada lembaga-lembaga
masyarakat dalam hal membaca.Ternyata minat membaca sangatlah rendah khususnya SD. Ini
menunjukan bahwa masyarakat Indonesia belum memiliki budaya membaca, dan menyebabkan
Sumber Daya Manusia di Indonesia juga rendah.

Padahal banyak pakar menganalisa bahwa karakter bangsa ini bias meningkat melalui
membaca. Memiliki budaya tinggi dengan tradisi membaca akan membawa bangsa ini bangsa yang
literat. Dengan begitu bangsa ini kan menjadi bangsa yang sangat kaya. Melihat hal tersebut maka
pemerintah daerah maupun pusat sudah mulai menggeliat dan menggebrak berbagai program yang
kaitannya dengan kegiatan membaca. MIsalnya Pemerintah meluncurkan Program Gerakan Litersi
Sekolah.

Anda mungkin juga menyukai