PENDINGINAN RUANGAN
Disusun Oleh :
Kelompok Penghawaan Alami 2
DWI YAYANG
PALLAWA RUKKA HAMTI
DIAH KUSUMA WISESA
RISTA RITA SARI
ISMA NUR HILAL
ARFIYANTY HUTUBA
FARID M SYAHRIL
MUH. FUAD PRATAMA
PRODI ARSITEKTUR
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014/2015
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkat rahmat dan hidayah-Nya kami masih di berikan kesempatan untuk menyelesaikan
tugas makalah kelompok
kelompok Fisika Bangunan yang berjudul “
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam bangunan banyak terbentuk uap air dari berbagai macam aktivitas
seperti memasak, mandi, dan mencuci. Uap air ini cenderung mengendap di dalam
ruangan. Aneka zat berbahaya juga banyak terkandung pada cat, karpet, atau
furnitur, yang timbul akibat reaksi bahan kimia yang terkandung di dalam benda-
benda tersebut dengan u
uap
ap air. Jika ban
bangunan
gunan tidak m
memiliki
emiliki sirkulasi udara y
yang
ang
baik, zat-zat kimia tersebut akan tertinggal di dalam ruangan dan dapat terhirup oleh
manusia.
dengan menganalisis datangnya arah angin. Untuk penataan ruang dalam bangunan
4
juga dapat diatur hingga ada aliran angin dari lokasi ruang yang dingin menuju ke
lokasi ruang lain yang panas. Hal ini perlu dipahami dengan ilmu fisika yang
menetapkan bahwa udara akan mengalir dari tempat bertekanan rendah pada suhu
yang dingin menuju tempat bertekanan tinggi pada suhu yang panas. Untuk itu
diperlukan bukaan yang lebih dari satu buah dalam satu ruangan, dengan posisi
1.3. Tujuan
a. Untuk meng
mengetahui
etahui faktor-faktor yang me
mempengaruhi
mpengaruhi penghawaan alami
5
BAB II
PEMBAHASAN
Yaitu kebutuhan penerangan pada suatu ruang yang kita buat, terutama
untuk pemanfaatan penerangan dari cahaya alami, karena berhubungan dengan
pembukaan.
2. Kelembaban
3. Luas bukaan
6
Gambar 1. Ventilasi silang (cross
( cross ventilation)
Aliran angin juga dipengaruhi oleh hambatan yang berada di bagian tengah
ruangan. Misalnya, semakin besar furnitur yang berdiri di antara ventilasi silang,
maka semakin berkurang pula energi kinetik dan kecepatan angin. Dengan
demikian, hindari meletakkan benda-benda berukuran besar antara ventilasi silang
yang dapat menghambat perputaran udara.
7
silang dapat berfungsi dengan baik, buatlah secara bersilangan yaitu di bagian atas
dan bawah ruangan.
Inet, merupak
merupakan
an buk
bukaan
aan y
yang
ang men
menghadap
ghadap ke a
arah
rah data
datangnya
ngnya angin sehingga
berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam ruangan, sebaiknya
ditempatkan pada daerah bertekanan tingi.
Bukaan yang dimaksud di atas dapat berupa lubang angin, kisi-kisi, jendela yang
bias dibuka, pintu yang senantiasa terbuka atau pintu tertutup yang bias mengalirkan
udara (misalnya pintu kasa atau pintu berjalusi). Sebaiknya ukuran inlet lebih besar
daripada outlet
8
Gambar 3. Perbedan ukuran inlet dan outlet
mempengaruhi kecepatan udara
Agar ruangan dapat teraliri udara secara optimal maka perletakan bukaan harus
disesuaikan dengan arah datangnya angin. Perletakan/posisi bukaan inlet dan outlet
dalam sistem cross ventilation dapat dibedakan menjadi dua jenis, sebagai berikut:
9
2. Posisi berhadapan lang
langsung.
sung. Bukaan inlet dan outletdiletakkan pada
pada posisi
ini mana kala angin dating bersudut/tidak tegak lurus (obligue) ke arah
bukaaninlet.
(a)
(b)
10
Namun ada kalanya perletakan bukaan ini tidak dapat disusun seperti teknik di
atas. Hal ini mungkin terjadi karena bidang yang mengarah ke luar tidak saling
berhadapan. Di samping itu, sebab lain yang mungkin timbul adalah faktor
keterbatasan lahan sehingga ruang tersebut hanya memiliki satu bidang saja yang
menghadap kea rah luar bangunan. Pada kondisi-kondisi semacam ini, cross
ventilation tetap dapat dilakukan yaitu dengan menambahkan sirip-sirip vertikal di
tepi bukaan sebagai pengarah udara untuk masuk atau keluar ruangan. Sirip-sirip
vertikal ini bisa terbuat dari batu bata, kayu, maupun beton.
Perlu diwaspadai pula bahwa angin ini terkadang membawa debu. Lingkungan
luar yang penuh dengan perkerasan atau terbuka dengan penutup tanah/pasir
berpotensi menerbangkan debu hingga terbawa angin masuk ke dalam bangunan.
11
Gambar 5. Macam-macam alternatif cross ventilation
1. Barier System
(a)
12
(b)
Adanya elemen air, baik di luar maupun didalam area rumah dapat
menanambah kesejukan hunian, karena udara panas yang berasal dari luar
bangunan direndam dengan udara dingin yang dihasilkan dari elemen air
tersebut sehingga mampu mendinginkan ruangan.
3. Plafon
Plafon dapat menahan udara panas yang datang dari atas atau atap.
Semakin tinggi jarak langit-langit dengan lantai, akan menambah kesejukan
Plafon dapat menahan udara panas yang datang dari atas atau atap. Semakin
13
3. Plafon
Plafon dapat menahan udara panas yang datang dari atas atau atap.
Semakin tinggi jarak langit-langit dengan lantai, akan menambah kesejukan
didalam rumah karena adanya cukup ruang untuk perputaran dan pertukaran
udara.
1. Secondary Ski
Skin
n
Gambar 8. Plafon
2. Secondary Skin
14
Gambar 9. Secondary Skin
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
http://jenny-arsitek.blogspot.com/2011/09/mengatur-penghawaan-alami-untuk.html
http://www.omasae.com/2012/10/penghawaan-alami.html
http://mudiasa.blogspot.com/2011/12/penghawaan-alami.html
http://solusistudiodesain.blogspot.com/2010/03/penghawaan-alami-natural-
ventilation.html
17