Anda di halaman 1dari 17

VENTILASI SILANG (CRO

CROSSS VE NTI LATI ON ) UNTUK

PENDINGINAN RUANGAN

Disusun Oleh :
Kelompok Penghawaan Alami 2

DWI YAYANG
PALLAWA RUKKA HAMTI
DIAH KUSUMA WISESA
RISTA RITA SARI
ISMA NUR HILAL
ARFIYANTY HUTUBA
FARID M SYAHRIL
MUH. FUAD PRATAMA

PRODI ARSITEKTUR
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014/2015

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkat rahmat dan hidayah-Nya kami masih di berikan kesempatan untuk menyelesaikan
tugas makalah kelompok
kelompok Fisika Bangunan yang berjudul “

Dalam penyusunan makalah, penulis memperoleh bantuan dari berbagai sumber


artikel, halaman web dan sebagainya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada pihak yang telah membantu dari awal sampai akhir penyusunan
makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini memiliki kekurangan dan kelemahan,


karenanya kami mengharapkan masukan dan saran yang bermanfaat guna
menyempurnakannya.
menyempurnak annya. Sehingga kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan
kita semua.

Gowa, Desember 2014

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………


…………………………………………… ……………………………… …i

Daftar Isi ………………………………………………………………………………………


…………………………………………………… ………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………...1

1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………………………2

1.3. Tujuan ……………………………………………………………………………2


………………………………………………… …………………………2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Ventilasi Silang (Cross


(Cross Ventilation)
Ventilation) ……………………3

2.2. Sistem Kerja Ventilasi


Ventilasi Silang
Silang (Cross
(Cross Ventilation)
Ventilation) ………………………….4

2.3. Alternatif Lain Untuk Pendingan Ruangan ………………………………….9

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………..1


………………………………………… …………………………..13
3

3.2. Saran ……………………………………………………………………………...13

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………..


…………………………………………… …………………………………..14
14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lancarnya aliran udara di dalam bangunan merupakan salah satu faktor


penting yang dapat mendukung kenyamanan pe
pengguna.
ngguna. Penghawaan alami atau
ventilasi alami merupakan proses pertukaran udara di dalam bangunan melalui
bantuan elemen-elemen bangunan yang terbuka. Penghawaan alami sangat
diperlukan bagi suatu bangunan beserta para pengguna bangunan tersebut, karena
selain pertimbangan efisiensi, juga kualitasnya masih jauh lebih baik dibandingkan
dengan penghawaan buatan. Penggunaan penghawaan alami yang baik menjamin
efisiensi biaya operasional bangunan serta mempertinggi naturalitas yang
berpengaruh pada kualitas arsitektural.

Sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan dapat memberikan


kenyamanan. Aliran udara dapat mempercepat proses penguapan di permukaan
kulit sehingga dapat memberikan kesejukan bagi penghuni bangunan. Pertukaran
udara di dalam bangunan juga sangat penting bagi kesehatan.

Di dalam bangunan banyak terbentuk uap air dari berbagai macam aktivitas
seperti memasak, mandi, dan mencuci. Uap air ini cenderung mengendap di dalam
ruangan. Aneka zat berbahaya juga banyak terkandung pada cat, karpet, atau
furnitur, yang timbul akibat reaksi bahan kimia yang terkandung di dalam benda-
benda tersebut dengan u
uap
ap air. Jika ban
bangunan
gunan tidak m
memiliki
emiliki sirkulasi udara y
yang
ang
baik, zat-zat kimia tersebut akan tertinggal di dalam ruangan dan dapat terhirup oleh
manusia.

Untuk mendapatkan penghawaan yang baik perlu dirancang bentuk, elemen


dan detail arsitektur yang bertujuan mengoptimalkan aliran udara sejuk.
Pertimbangan utama dalam perancangan optimalisasi penghawaan alami adalah

dengan menganalisis datangnya arah angin. Untuk penataan ruang dalam bangunan

4
juga dapat diatur hingga ada aliran angin dari lokasi ruang yang dingin menuju ke
lokasi ruang lain yang panas. Hal ini perlu dipahami dengan ilmu fisika yang
menetapkan bahwa udara akan mengalir dari tempat bertekanan rendah pada suhu
yang dingin menuju tempat bertekanan tinggi pada suhu yang panas. Untuk itu
diperlukan bukaan yang lebih dari satu buah dalam satu ruangan, dengan posisi

yang berhadapan, agar tercipta ventilasi silang (cross ventilation).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang di atas adapun rumusan masalahnya,


yaitu:

a. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pe


penghawaan
nghawaan al
alami
ami ?
b. Apa itu sistem ventilasi silang (cross ventilation) ?

c. Bagaimana kerja sistem ventilasi silang (cross ventilation) ?


d. Apakah alternatif lain selain ventilasi silang (cross
( cross verntilation) untuk
mendingankan ruangan ?

1.3. Tujuan

a. Untuk meng
mengetahui
etahui faktor-faktor yang me
mempengaruhi
mpengaruhi penghawaan alami

b. Untuk mengetahui pengertian sistem ventilasi silang (cross ventilation)


c. Untuk men
mengetahui
getahui sistem k
kerja
erja ventilas
ventilasii silang (cross ventilation)
d. Untuk mengetahui alt
alternatif
ernatif lain pendinginan ruang
ruangan
an selain venti
ventilasi
lasi silang
(cross ventilation)

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Ventilasi Silang ( C ros s Ventila


Ventilation)
tion)

Sistem ventilasi silang (cross


(cross ventilation) adalah sistem penghawaan
ruangan yang ideal dengan cara memasukkan udara ke dalam ruangan melalui
bukaan penangkap angin dan mengalirkannya ke luar ruangan melalui bukaan yang
lain.Ventilasi silang (cross
(cross ventilation)
ventilation) dilakukan dengan membuat bukaan (jendela)
pada kedua sisi ruangan supaya udara mengalir dalam ruang dan dimaksudkan
untuk pendingin pasif untuk mengurangi ketergantungan pada AC.

Adapun hal-hal yang sangat


sangat berkaitan denga
dengan
n penghawaan alami a
adalah:
dalah:
1. Pencahayaan

Yaitu kebutuhan penerangan pada suatu ruang yang kita buat, terutama
untuk pemanfaatan penerangan dari cahaya alami, karena berhubungan dengan
pembukaan.

2. Kelembaban

Yaitu banyaknya uap air pada udara dalam ruangan.

3. Luas bukaan

Bukaan pada ruangan yang memungkinkan adanya pergantian udara, dan


masuknya cahaya. Bukaan dapat berupa pintu, jendela, jalusi, lubang angin atau
lostos atau lupangan, dan lubang-lubang lain yang mungkin ada pada suatu
ruangan.

6
Gambar 1. Ventilasi silang (cross
( cross ventilation)

2.2. Sistem Kerja Ventilasi Silang (C ros s Ventila


Ventilattion)

Sistem kerja ventilasi silang memanfaatkan perbedaan yang diciptakan angin


sehingga muncullah daerah yang memiliki tekanan angin tinggi dan daerah lainnya
bertekanan rendah. Perbedaan tekanan angin ini memungkinkan udara kotor
terdorong keluar oleh udara bersih yang masuk sehingga udara di dalam ruangan
akan tetap bersih dan segar.

Aliran angin juga dipengaruhi oleh hambatan yang berada di bagian tengah
ruangan. Misalnya, semakin besar furnitur yang berdiri di antara ventilasi silang,

maka semakin berkurang pula energi kinetik dan kecepatan angin. Dengan
demikian, hindari meletakkan benda-benda berukuran besar antara ventilasi silang
yang dapat menghambat perputaran udara.

Ukuran bukaan bergantung pada luas ruangan. Berdasarkan Standar Nasional


Indonesia (SNI) ventilasi silang untuk rumah tinggal y
yang
ang ideal lubang ventilasi di
rumah tinggal seperti jendela, disyaratkan minimal 5 persen dari luas ruangan.
Sementara untuk bangunan kantor, pabrik, dan sebagainya adalah 10 persen dari
luas ruangan. Idealnya setiap ruangan di dalam rumah harus mengaplikasikan
ventilasi silang agar selalu bersentuhan langsung dengan udara luar. Agar ventilasi

7
silang dapat berfungsi dengan baik, buatlah secara bersilangan yaitu di bagian atas
dan bawah ruangan.

Dalam sistem ventilasi


ventilasi silang ini dikenal dua macam bukaan, sebagai berikut :

 Inet, merupak
merupakan
an buk
bukaan
aan y
yang
ang men
menghadap
ghadap ke a
arah
rah data
datangnya
ngnya angin sehingga
berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam ruangan, sebaiknya
ditempatkan pada daerah bertekanan tingi.

 Outlet, merupakan bukaan lain di dalam ruanga


ruangan
n yang berfungsi
berfungsi untuk
mengeluarkan udara, sebaiknya ditempatkan pada daerah betekanan rendah.

Gambar 2. Inlet dan outlet

Bukaan yang dimaksud di atas dapat berupa lubang angin, kisi-kisi, jendela yang
bias dibuka, pintu yang senantiasa terbuka atau pintu tertutup yang bias mengalirkan
udara (misalnya pintu kasa atau pintu berjalusi). Sebaiknya ukuran inlet lebih besar
daripada outlet

8
Gambar 3. Perbedan ukuran inlet dan outlet
mempengaruhi kecepatan udara

Agar ruangan dapat teraliri udara secara optimal maka perletakan bukaan harus
disesuaikan dengan arah datangnya angin. Perletakan/posisi bukaan inlet dan outlet
dalam sistem cross ventilation dapat dibedakan menjadi dua jenis, sebagai berikut:

1. Posisi diagonal (cross


(cross).
). Bukaan inlet dan outletdile
outletdiletakkan
takkan dengan p
posisi
osisi ini
apabila angin dating secara tegak lurus (perpendicular) ke arah bukaan inlet.

Gambar 3. Posisi diagonal (cross)


(cross)

9
2. Posisi berhadapan lang
langsung.
sung. Bukaan inlet dan outletdiletakkan pada
pada posisi
ini mana kala angin dating bersudut/tidak tegak lurus (obligue) ke arah
bukaaninlet.

(a)

(b)

Gambar 4. Posisi berhadapan langsung

10
Namun ada kalanya perletakan bukaan ini tidak dapat disusun seperti teknik di
atas. Hal ini mungkin terjadi karena bidang yang mengarah ke luar tidak saling
berhadapan. Di samping itu, sebab lain yang mungkin timbul adalah faktor

keterbatasan lahan sehingga ruang tersebut hanya memiliki satu bidang saja yang
menghadap kea rah luar bangunan. Pada kondisi-kondisi semacam ini, cross
ventilation tetap dapat dilakukan yaitu dengan menambahkan sirip-sirip vertikal di
tepi bukaan sebagai pengarah udara untuk masuk atau keluar ruangan. Sirip-sirip
vertikal ini bisa terbuat dari batu bata, kayu, maupun beton.

Perlu diwaspadai pula bahwa angin ini terkadang membawa debu. Lingkungan
luar yang penuh dengan perkerasan atau terbuka dengan penutup tanah/pasir
berpotensi menerbangkan debu hingga terbawa angin masuk ke dalam bangunan.

Untuk mengantisipasi selayaknya di sekeliling bangunan banyak ditanam


pepohonan dan rumput sebagai filter debu sekaligus pendingin suhu. Rumput dan
tanaman perdu yang terkena debu akan bersih ketika terjadi penyiraman pada
dedaunan dan membawa kotoran jatuh ke dalam tanah.

11
Gambar 5. Macam-macam alternatif cross ventilation

dengan faktor keterbatasan lahan

2.3. Alternatif Lain Untuk Pendingan Ruangan

1. Barier System

Barier pada penghawaan disebut juga penghalang untuk mengurangi volume


udara panas yang masuk kedalam rumah. Cara ini dilakukan salah satunya
dengan menggunakan barier yang berupa tanaman pada sisi rumah, kadar
panas yang dibawa oleh udara menuju rumah dapat berkurang karena sebagian
udara panas tersebut diredam oleh barisan pepohonan pada sisi rumah.

(a)

12
(b)

Gambar 6. Barier system

Gambar 6. (a), (b) Barier system

2. Elemen Air (Kolam)

Adanya elemen air, baik di luar maupun didalam area rumah dapat
menanambah kesejukan hunian, karena udara panas yang berasal dari luar
bangunan direndam dengan udara dingin yang dihasilkan dari elemen air
tersebut sehingga mampu mendinginkan ruangan.

Gambar 7. Penerapan elemen air kolam

3. Plafon

Plafon dapat menahan udara panas yang datang dari atas atau atap.
Semakin tinggi jarak langit-langit dengan lantai, akan menambah kesejukan
Plafon dapat menahan udara panas yang datang dari atas atau atap. Semakin

Gambar 7. Penerapan air kolam

13
3. Plafon

Plafon dapat menahan udara panas yang datang dari atas atau atap.
Semakin tinggi jarak langit-langit dengan lantai, akan menambah kesejukan

didalam rumah karena adanya cukup ruang untuk perputaran dan pertukaran
udara.

1. Secondary Ski
Skin
n

Secondary skin atau selubung/kulit bangunan yang kedua, dapat


dapat menambah
lama waktu panas masuk kedalam rumah dan dapat menghindari percikan air

Gambar 8. Plafon

2. Secondary Skin

Secondary skin atau selubung/kulit bangunan yang kedua, dapat menambah


lama waktu panas masuk kedalam rumah dan dapat menghindari percikan air hujan.
Ada berbagai material yang dapaat digunakan sebagai secondary skin, salah
satunya penggunaan material batu alam.

14
Gambar 9. Secondary Skin

15
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

.Ventilasi silang (cross


(cross ventilation)
ventilation) dilakukan dengan membuat bukaan
(jendela) pada kedua sisi ruangan supaya udara mengalir dalam ruang dan
dimaksudkan untuk pendingin pasif untuk mengurangi ketergantungan pada AC.
Dengan penerapanya pemakaian listrik dapat diminamilisir.

3.2. Saran

Sebaiknya ventilasi silang (cross


(cross ventilation) dapat diterapkan pada setiap
banguanan karena merupakan salah satu syarat rumah sehat.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://jenny-arsitek.blogspot.com/2011/09/mengatur-penghawaan-alami-untuk.html

http://www.omasae.com/2012/10/penghawaan-alami.html

http://mudiasa.blogspot.com/2011/12/penghawaan-alami.html

http://solusistudiodesain.blogspot.com/2010/03/penghawaan-alami-natural-
ventilation.html

17

Anda mungkin juga menyukai