Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MENGENALKAN BUNYI DAN ANGKA PADA ANAK USIA DINI

Dosen Pengampu :
Dr. Anwar Sholikhin,S.Pd.I.,M.Pd.I.

Di susun Oleh :

Nandina Nafil Hanani ( 22055006)


Tarisya Ridhati Robiah ( 22055013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS DARUL ULUM LAMONGAN

2023

i
ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala


limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Mengenalkan Bunyi dan dan angka pada Anak
Usia Dini”. Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat
bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Lamongan,26 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................


DAFTAR ISI ..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Bunyi ............................................................................................
B. Metode Pembelajaran dalam Mengenalkan Bunyi.....................................
C. Konsep dan pengenalan angka ...................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti kita ketahui bahwa pada usia pra-sekolah (4-6 tahun) merupakan
masa keemasan dalam proses perkembangan anak (golden age). Dalam usia ini
sangat penting anak diberikan stimulus perkembangannya, seperti stimulus
interaksi dengan lingkungan. Pengenalan lingkungan kepada anak sangat penting
karena anak sehari-hari berinteraksi dengan lingkungan.
Lingkungan sangat berkaitan erat dengan dunia sains, bukan hanya orang
dewasa saja yang mempelajari sains anak usia dini juga penting diperkenalkan
mengenai sains. Sains di anak usia dini lebih menekankan pada konsep-konsep
memperkenalkan yang ada di lingkungan sekitar anak, seperti kejadian alam,
bunyi-bunyian, warna, dan lainnya.
Kehidupan anak tidak dapat lepas dari sains, kreativitas dan aktivitas sosial.
Makan, minum, menggunakan berbagai benda yang ada di rumah seperti radio,
TV, dan kalkulator tidak lepas dari sains dan teknologi. Oleh sebab itu, guru
hendaknya dapat menstimulasi anak dengan berbagai kegiatan yang terkait dengan
sains dan teknologi. Untuk itu, seorang guru perlu mempelajari konsep-konsep
keilmuan dan cara pengajarannya.
Dengan mengembangkan kemampuan berpikir, anak diharapkan dapat
mengolah perolehan belajar dan menemukan bermacam-macam alternatif
pemecahan masalah. Salah satu hasil belajar yang harus dicapai adalah anak dapat
mengenal berbagai konsep sains sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran sains untuk siswa Taman Kanak-kanak dalam upaya
menumbuhkan kemampuan berpikir sangat memerlukan peran serta dari para
pendidik baik orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya. Namun pada
kenyataannya, masih banyak kendala yang harus dihadapi khususnya dalam
menanamkan hasil belajar pengenalan konsep-konsep sains sederhana (IGB
IGTKI Semarang: 2004 dalam Yulianti D, 2005: 1).

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bunyi ?
2. Bagaimana manfaat mengenalkan bunyi bagi anak usia dini ?
3. Apa konsep dan teori angka ?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui hakikat bunyi
2. Untuk mengetahui metode pembelajaran dalam mengenalkan bunyi
3. Untuk mengetahui konsep dan teori angka
BAB I
PEMBAHASAN

A. Hakikat Bunyi
1. Pengertian Bunyi
Dalam fisika, pengertian bunyi adalah sesuatu yang dihasilkan dari benda
yang bergetar. Benda yang menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Sumber
bunyi yang bergetar akan menggetarkan molekul-molekul udara yang ada di
sekitarnya.
Bunyi terbentuk oleh udara yang bergetar oleh karena itu bunyi dapat dibuat
dengan cara menggetarkan udara, seperti memukul, meniup, atau menggoyang
benda. Anak-anak suka sekali bermain dengan benda-benda yang mengeluarkan
bunyi. Membuat peluit sederhana dari sedotan minuman atau bermain dengan
alat-alat musik yang menimbulkan bunyi disukai anak-anak.
Menurut pemahaman anak bunyi merupakan suara yang dihasilkan dari
benda yang dipukul, ditiup, digesek, digoyang-goyangkan yang pada akhirnya
menghasilkan bunyi. Bunyi tidak dapat terlepas dari musik.

2. Jenis-jenis benda yang menghasilkan bunyi (sumber bunyi)


Untuk melakukan proses pembelajaran dalam mengenalkan bunyi pada anak
usia dini tentunya kita memerlukan media atau benda nyata sebagai penunjang
pembelajaran mengenalkan bunyi. Adapun benda-benda yang ada di sekitar kita
yang memiliki sifat padat pada umumnya dapat menghasilkan bunyi. Sebagai
contoh suara yang dihasilkan manusia atau hewan merupakan bunyi, suara
tersebut dihasilkan dari pita suara yang bergetar. Selain pita suara ada juga contoh
jenis benda sederhana di sekitar anak yang dapat menghasilkan bunyi seperti :
a. Ember yang dipukul dengan kayu
Ember yang dipukul dapat menghasilkan bunyi yang berbeda misalnya saja
ember yang dipukul dari samping atau dari atas akan menghasilkan suara yang
berbeda.

3
4

b. Sendok, piring
Piring atau sendok juga dapat menghasilkan bunyi jika keduanya di pukulkan
satu sama lain. Seperti ember piring juga akan menghasilkan suara yang
berbeda jika piring diletakan terbuka atau terbalik.
c. Botol bekas
Botol merupakan benda sederhana yang sering anak temui di lingkungannya,
antara botol plastik dengan botol kaca karena tekstur maupun bahan dari
keduanya berbeda sehingga bunyi yang berbeda juga.
d. Alat musik, seperti angklung, drum, piano, gitar
Alat musik merupakan benda yang menghasilkan bunyi yang sering anak
temui disekolah, cara memainkan alat musik ini bisa dipukul, digoyang
ataupun dipetik. Dengan berbagai benda-benda di atas dapat memperkaya
pengetahuan anak tentang bunyi dan bisa memudahkan anak dalam mengenali
benda yang menghasilkan bunyi yang sering anak jumpai.

3. Manfaat mengenalkan bunyi bagi Anak Usia Dini


Anak-anak merupakan pribadi yang sangat aktif, selain itu anak-anak juga
memiliki sifat rasa ingin tahu yang tinggi. Anak-anak perlu mengetahui tentang
bunyi, karena hal tersebut dapat membantu anak-anak dalam mengembangkan
kemampuan yang ada di dalam dirinya. Dengan mengetahui bunyi-bunyi yang
dihasilkan oleh lingkungan sekitar anak-anak dapat menambah pengetahuannya
sehingga anak-anak bisa mengeksplor semua kemampuannya.
Anak-anak sangat senang sekali bermain benda-benda yang menghasilkan
bunyi. Bunyi merupakan sesuatu yang banyak memberikan manfaat bagi
perkembangan anak terutama perkembangan kognitif anak. sudah sejak dulu kita
mengetahui manfaat mengenalkan bunyi terhadap perkembangan kecerdasan
anak, bunyi dapat merangsang dan melatih kecerdasan otak anak. Dengan sifat
rasa ingin tahu yang tinggi, anak-anak dapat mencoba bagaimana caranya untuk
menghasilkan bunyi. Karena dengan hal tersebut anak-anak dapat
mengembangkan kemampuan kognitifnya, yaitu dengan cara anak dapat
membedakan bunyi dan mengklasifikasikan bunyi tersebut.
5

a. Keseimbangan otak
Dalam kenyataannya belajar pada anak lebih cenderung menggunakan
otak kiri daripada otak kanan sehingga anak cenderung lebih cepat bosan dan
lebih cepat melupakan yang sudah dipelajarinya, akan tetapi dengan guru
sering memperkenalkan berbagai macam bunyi akan menyeimbangkan
kemampuan otak kiri dan otak kanan karena pembelajaran yang sifatnya
kreasi atau menyenangkan lebih cenderung bekerja pada otak kanan. Selain
itu, bunyi dapat meningkatkan daya ingat anak untuk proses belajar dan
penyimpanan informasi lebih lama.. Dengan demikian mengenalkan bunyi
pada anak dapat menyeimbangkan otak dan berpengaruh bagi peningkatan
kecerdasan anak. Contoh: Anak lebih cepat menghapal nama-nama hari
dengan menyanyikannya.
b. Kreativitas
Selain memberikan rasa senang, bunyi juga dapat meningkatkan
keterampilan dan kreativitas anak dengan memberikan kesempatan anak untuk
bebas berkreasi dengan alat atau media yang telah disediakan oleh guru. Bunyi
dapat menjadi salah satu fasilitas untuk menyalurkan daya imajinasi dan emosi
dalam mempelajari bunyi anak mengeluarkan ekspresi sebebas yang anak
inginkan serta dapat membantu perkembangan emosi anak dengan anak dapat
mengeluarkan emosinya melalui memainkan sumber bunyi. Sehingga emosi
dan kepribadian anak itu dapat berkembang ke arah yang positif. Contoh:
Anak menabuh alat musik sederhana (ember, drum, dll) dengan penuh
semangat dan ekspresif.
c. Merangsang daya ingat.
Untuk membantu daya ingat seseorang dibutuhkan penyimpanan jangka
panjang atau long term memory. Salah satunya adalah dengan mengenalkan
sesuatu melalui bunyi (musik). Namun, tidak bunyi saja yang perlu diajarkan
untuk anak, semua aspek perkembangan bisa membantu peningkatan daya
ingat.
Dalam bunyi dapat merangsang daya ingat anak masih
berkesinambungan dengan bunyi dapat menyeimbangkan otak. Karena dalam
mempelajari atau memainkan bunyi anak menggunakan otak kanan yang salah
6

satu kelebihan otak kanan merupakan memiliki penyimpanan daya ingat yang
cukup lama. Contoh: Anak yang dapat bernyanyi meskipun dengan diberikan
musiknya saja tanpa lirik.

4. Pentingnya mengenalkan bunyi bagi Anak Usia Dini.


Anak-anak penting untuk dikenalkan tentang bunyi. Seperti pada pemaparan
manfaat bunyi bagi anak maka bisa dengan yakin menyatakan bahwa
memperkenalkan bunyi kepada anak sangatlah penting. Lingkungan yang
memfasilitasi anak dengan usaha pengembangan kemampuan dan perkembangan
anak maka akan memberikan stimulus dan fasilitas untuk mendukung anak. Akan
tetapi jika lingkungan tidak mengenalkan bunyi pada anak maka anak tidak dapat
menambah pengetahuannya dan tidak dapat mengeksplorasi seluruh
perkembangan yang dimiliki anak. Sebagai contoh jika anak yang memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi mencoba untuk mencari tahu dengan bertanya mengenai
bunyi, sementara lingkungan tidak berusaha memberikan jawaban yang tepat
maka anak akan memiliki pengetahuan yang keliru. Pentingnya mengenalkan
bunyi pada anak-anak adalah supaya anak-anak dapat menambah pengetahuan
yang benar. Pengetahuan anak-anak mengenai bunyi dapat berkembang dengan
baik. Selain itu melalui bunyi anak dapat melatih kemampuan pendengaran yang
dimilikinya.

B. Metode Pembelajaran dalam Mengenalkan Bunyi


Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengajar
dan salah satu kunci pokok keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Menurut Roidjakkers (1984) mengatakan bahwa metode belajar harus
mampu mendorong proses pertumbuhan pola laku membina kebiasaan dan
mengembangkan kemahiran untuk penyesuaian dalam interaksi proses
pembelajaran. Namun, dalam proses pemilihan metode yang akan diaplikasikan
pada proses pembelajaran perlu kekreatifan dan kejelian guru dalam memilah dan
memilih metode yang tepat dan relevan dengan tujuan pembelajaran, sehingga
pembelajaran tercapai optimal dan bermakna bagi peserta didik.
7

Bunyi memang perlu dikenalkan pada anak sejak usia dini. Anak-anak
memang perlu mengetahui macam-macam bunyi yang ada. Dari mana bunyi itu
dihasilkan dan untuk apa fungsi dari bunyi tersebut. Adapun beberapa metode
yang dapat digunakan untuk mengenalkan bunyi pada anak diantaranya:
1. Metode Bermain
Bermain merupakan dunia anak. Dunia bermain bagi anak merupakan
dunia yang tak bisa dipisahkan dengan bermain anak bisa mengeksplor
pengetahuannya sendiri dan melakukan apa yang anak inginkan sesuai dengan
apa yang anak lihat, dengar, serta imajinasinya. Seperti menurut Hetherington
& Parke (Moeslichatoen, 2004: 34) mengungkapkan bahwa dengan bermain
akan memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu,
memecahkan masalah yang dihadapinya. Dengan bermain anak memiliki
kesempatan untuk berinteraksi atau membina hubungan erat dengan
lingkungannya, belajar memecahkan masalah (Problem solving) yang ada
dilingkungannya.
Dengan metode bermain ini memperkenalkan bunyi bisa dilakukan saat
bermain, seperti anak diajak untuk bermain alat musik serta benda-benda yang
bukan termasuk alat musik yang ada di sekitar anak yang bisa mengeluarkan
bunyi (sendok, ember, meja, dll)
Contoh:
a. mengenalkan musik pada anak-anak dengan cara mengenalkan bunyi-
bunyi musik yang ada. Seperti mengenalkan bunyi drum dan genderang,
mengenalkan bunyi piano, mengenalkan bunyi terompet dengan mengajak
anak-anak untuk memainkan alat-alat musik tersebut.
b. Mengenalkan suara hewan pada anak dapat dilakukan dengan permainan
tebak suara hewan. Anak-anak diajak untuk melakukan jenis-jenis
permainan yang ada untuk mengenalkan bunyi suara hewan. contohnya
anak-anak diminta untuk menebak suara hewan tertentu melakukan
permainan dadu, sebelumnya guru menyiapkan dadu berukuran besar
dengan gambar hewan yang ditempel di setiap sisi, ketika anak melempar
dadu maka hewan apa yang muncul? lalu anak menirukan suaranya
8

2. Metode bernyanyi
Bernyanyi merupakan kegiatan yang disenangi oleh anak, di sekolah
taman kanak-kanan setiap kegiatan tidak terlepas dari bernyanyi. Menurut
Honing dalam solehuddin (Masitoh, 2011: 11.3) mengemukakan bahwa sejak
lahir anak secara biologis sudah dilengkapi dengan kesenangan untuk
merespon suara-suara orang. Melalui nanyian banyak hal disampaikan kepada
anak secara langsung maupun tidak langsung mengenai informasi atau
pengetahuan yang diberikan oleh guru. Misalnya untuk mengenalkan suara
musik anak-anak dapat diajak untuk bernyanyi. Contohnya:
Ada seekor kelinci yang bermain musik, terdengar suara piano yang
berdenting-denting, tiriringtingting tiriringtingting jentikan jarimu...
Ada seekor beruang yang bermain musik, tedengar suara genderang yang
berdentang-dentang, tararam tamtam tararam tamtam hentakkan kakimu....
Ada seekor harimau yang bermain musik, terdengar suara terompet yang
bertoet-toet,,,tereret tettet tereret tettet,,,tepukkan tangannmu.
3. Metode eksperimen
Melihat karakteristik anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
penerapan metode proyek bisa menjadi salah satu metode yang bisa digunakan
oleh guru untuk menyampaikan pembelajaran pada anak sekaligus menambah
pengalaman pribadi anak atas kegiatan yang dilakukannya langsung dan
bermakna bagi anak.
Dalam pembelajaran mengenalkan bunyi pada anak ini, guru dapat
menyampaikan makna pembelajaran dengan bereksperimen membuat bunyi-
bunyian dari lingkungan sekitar yang dekat dengan anak.
Contoh:
a. Memanfaatkan tubuh sendiri: pertemukan atau saling gesekkan gigi atas
dengan bawah; sentakkan lidah dari langit-langit mulut; jentikkan jari;
gesekkan kedua tangan; atau pukul-pukul paha
b. Gunakan tutup-tutup botol yang diuntai pada kayu
c. Masukkan kacang, macaroni, kancing dalam kotak korek api atau botol.
9

4. Metode eksplorasi
Anak senang mencari sesuatu karena anak memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi dan senang menjelajah serta menemukan hal yang dirasa anak menarik.
Melihat pada karakteristik anak, pengenalan bunyi pada anak bisa dengan
meminta anak bereksplorasi dengan alam sekitarnya dan menemukan
pemahaman serta pengalamannya sendiri serta guru membimbing anak
sehingga pembelajaran dirasakan bermakna oleh anak. Contoh: untuk
mengenalkan bunyi pada anak dapat dilakukan dengan cara anak bereksplorasi
di lingkungan sekitar sekolah (outdoor) mencari benda apapun yang dapat
menghasilkan bunyi.
Beberapa metode di atas merupakan sebagian kecil metode yang dapat
digunakan untuk mengenalkan bunyi pada anak-anak. Ada banyak metode lagi
yang bisa digunakan untuk mengenalkan bunyi pada anak, bergantung
kreativitas yang dimiliki guru untuk memodifikasi setiap metode yang ada.

C. KONSEP DAN TEORI ANGKA


Melatih dan mengkondisikan anak yang dilakukan secara terus menerus dapat
membantu anak dalam mencapai bagian perkembangan anak secara optimal.
Kompetensi itulah yang mesti dimiliki oleh seorang guru PAUD guna menunjang
peningkatan potensi anak. dimensi pertumbuhan anak yang 1. Perlu dipahami ialah
aspek fisik motorik, sosial emosional, intelektual, linguistik, moral dan nilai
agama.2 Satu diantara aspek perkembangan yang perlu dikembangkan adalah
perkembangan kognitif anak, yang dibagi menjadi beberapa. Diantaranya adalah
belajar bagaimana cara mengurai permasalahan, dengan cara berfikir yang logis
dan simbolik. Mengenai perkembangan aspek berpikir simbolik merupakan
kemampuan anak dalam menggunakan simbol-simbol angka, huruf, dan gambar
yang dapat merangsang kemampuan menghitung anak usia dini. PAUD
merupakan kunci peran yang paling efektif pada anak-anak dalam menumbuhkan
perkembangan kognitif dan non kognitif, seperti kemampuan membaca,

1
Abu Daud Sulaiman bin Asy’ad al-Sijistani, Sunan Abu Daud Juz 1, (Beirut: Darul Fikr, 1990),
199
2
Imam Musbikin, Buku Pintar PAUD dalam Perspektif Islami, (Yogyakarta: Laksana, 2010), 150
10

menghitung, mengenali angka, bersosialisai dengan teman sebaya dan orang


lain, mampu mentaati peraturan serta bersikap mandiri. Oleh karena itu, penting
bagikita untuk mendukung perkembangan kognitif dan non kognitif anak agar
tumbuh secara optimal. Dan peran kedua orang tua sangat berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan anak.3 Menghitung pada anak usia dini
merupakan cara untuk menumbuhkan kemampuan kognitif yang dapat membantu
perkembangan anak dalam kehidupannya sehari-hari. Seperti kemampuan
menghitung awal yang harus dilakukan guru dalam mengajarkan anak memahami
konsep menghitung agar anak dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.
Kemampuan menghitung atau matematika tidak hanya mengajarkan tentang
menghitung angka, pertambahan, pengurangan, perkalian, serta pembagian.
Kemampuan menghitung juga termasuk dalam bagian kebutuhan yang dilakukan
sehari-hari.4
Departemen Pendidikan Nasional menyatakan bahwa mengembangkan
kemampuan menghitung awal yang harus dilakukan pada anak usia enam tahun
adalah mengucapkan atau menyebutkan urutan bilangan mulai dari 1 sampai 20,
mengucapakan (mengetahui konsep bilangan dengan menggunakan benda-benda)
sampai 10, dapat mengurutkan bilangan 1-10 dengan menggunakan bendabenda. 5
Maka anak usia dini 5-6 tahun diharapkan dapat memenuhi standar pencapaian
yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Pencapaian anak dapat tercapai jika guru dapat memberikan rangsangan
yang sesuai dengan kemampuan anak dan mempunyai tujuan yang nyata bagi
setiap anak didik. Disamping itu guru perlu memahami perkembangan anak
dengan diikuti perkembangan terhadap dirinya sendiri. Perkembangan yang harus
dimiliki setiap anak adalah keterampilan mempelajari sesuatu untuk menghasilkan
ide melalui pengalaman yang dilakukan terhadap lingkungannya.

3
Jean-Louis Bago, dkk., “Early Childhood Education and Child Development: Evidence from
Ghana”, Children and Youth Services Review, (2019), 2-3
4
Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2018), 107
5
Depdiknas, Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak-Kanak,
(Jakarta: Depdiknas, 2007), 14.
Perkembangan tersebut saling berkaitan dengan perkembangan kognitif pada
anak, seperti perkembangan kecerdasan anak serta mental anak dalam
memperhatikan, daya ingat anak, membuat rencana, berpikir secara logis, dapat
memecahkan masalah yang sederhana. Dalam mendukung perkembangan kognitif
anak diperlukan pengalaman, fisik yang matang, serta anak dapat bersosialisasi
dengan lingkungan disekitar. Sehingga anak nantinya dalam proses belajar dapat
berkembang secara optimal.
Golden age merupakan masa yang baik untuk mengajarkan kemampuan
menghitung pada anak usia dini karena pada masa ini anak mudah dalam
memahami sesuatu dan cepat dalam menangkap ilmu. Yang dapat dipersiapkan
oleh guru dalam memperispakan anak agar dapat menyukai pembelajaran
berhitung. Selain itu guru harus mempersiapkan media pembelajaran yang dapat
menarik perhatian anak. Karena dalam mengajarakan berhitung guru tidak hanya
belajar menghitung saja, akan tetapi mengajarkan pertambahan, pengurangan,
pembagian, dan perkalian.6
Mengenalkan berhitung pada anak bisa dilakukan dengan cara mengetahui
konsep angka, mencocokkan angka dengan lambang bilangan, dan lain-lainnya.
Meningkatkan kemampuan menghitung saat ini penting untuk diajarkan di
lembaga pendidikan. salah satunya pada pendidikan prasekolah, dikarenakan pada
tahap ini kemampuan menghitung pada anak-anak masih belum berkembang
secara sempurna. Kemampuan anak dalam memahami matematika berbeda-beda,
oleh karena itu guru harus mampu memberikan motivasi kepada anak agar suka
dalam pembelajaran menghitung dan dapat mengembangakan perilaku yang baik
pada anak dalam belajar menghitung. Sehingga dalam proses pembelajaran
berlangsung tujuannya dapat tercapai sesuai yang diharapkan.7
Ada beberapa kendala dalam menghitung angaka yaitu :

1. dihadapi anak pada saat belajar menghitung yaitu mengurutkan angka 1-


20, menyebutkan angka 1-20, pertambahan serta pengurangan.

6
Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak, 107.
7
Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak, 106-107

11
12

2. anak merasa bosan.


3. daya ingat anak yang kurang.
4. anak kurang fokus dalam belajar menghitung sehingga anak merasa
kurang tertarik pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Proses kegiatan pembelajaran yang membuat hati gembira dan tidak
membosankan untuk anak usia dini adalah belajar berbasis edukasi. Dengan
melalui edukasi, diharapkan dapat membantu kemampuan menghitung anak dan
mampu menumbuhkan motivasi anak untuk belajar matematika sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna, tidak membosankan dan anak tidak merasa
tertekan.8
Edukasi media kartu angka bergambar adalah permainan edukasi untuk
melatih berhitung anak usia dini. proses pembelajaran yang menggunakan media
kartu angka dengan menggunakan gambar yang memiliki ukuran sekitar 25×30
cm. Media tersebut dibuat dari kertas yang sudah dipotong dengan ukuran.
Kemudian didalamnya diberi gambar, huruf, angka dan disesuaikan dengan tema
yang akan diajarkan kepada anak. Media kartu angka bergambar mempunyai
kelebihan, diantaranya dalam proses pembuatan dan penggunaannya yang praktis,
dapat meningkatkan daya ingat pada anak karena di dalam kartu terdapat gambar
yang berwarna sehingga menarik perhatiannya, dan selama proses pembelajaran
anak merasa senang.
Edukasi media kartu angka bergambar ini nantinya dapat memberikan
stimulasi pada anak dalam meningkatkan kemampuan menghitung dalam
mengenalkan angka, diharapkan anak menjadi lebih semangat dalam belajar
menghitung, anak dapat lebih mudah dalam memahami konsep angka dengan
menggunakan kartu angka bergambar, dan dapat membuat anak merasa senang
untuk belajar menghitung dengan menggunakan media kartu angka bergambar
Proses pembelajaran yang menyenangkan, diharapkan mampu mengasah otak
anak dalam kemampuan menghitung. Untuk itu peneliti tertarik ingin mengetahui
sejauh mana gambaran pelaksanaan media kartu angka bergambar dalam
kemampuan menghitung anak usia dini.

8
M. Fadlillah, dkk., Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini Menciptakan Pembelajaran Menarik,
Kreatif, dan Menyenangkan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), 2.
13

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Menurut pemahaman anak bunyi merupakan suara yang dihasilkan dari
benda yang dipukul, ditiup, digesek, digoyang-goyangkan yang pada
akhirnya menghasilkan bunyi. Bunyi tidak dapat terlepas dari musik.
 Dengan sifat rasa ingin tahu yang tinggi, anak-anak dapat mencoba
bagaimana caranya untuk menghasilkan bunyi. Karena dengan hal tersebut
anak-anak dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya, yaitu dengan
cara anak dapat membedakan bunyi dan mengklasifikasikan bunyi
tersebut.
 mengkondisikan anak yang dilakukan secara terus menerus dapat
membantu anak dalam mencapai bagian perkembangan anak secara
optimal. Kompetensi itulah yang mesti dimiliki oleh seorang guru PAUD
guna menunjang peningkatan potensi anak.
14

DAFTAR PUSTAKA

Slamet Suyanto. Pengenalan Sains untuk Anak TK dengan Pendekatan Open


Enquiry. Jurnal Edukids Universitas Pendidikan Indonesia.

Fadlillah, Muhammad. (2012). Desain Pembelajaran PAUD: Tinjauan Teoretik


dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Isjoni. (2010). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta.

Nugraha, Ali. (2005). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdiknas.

Nurani, Yuliani. (2011). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia DiniI. Jakarta:
Indeks.

Yulianti, Dwi. (2010). Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-Kanak.


Jakarta: Indeks.

Anda mungkin juga menyukai