Anda di halaman 1dari 7

Nama: Muhammad Iqbal Fadillah

Jawaban Learning Issue Step 6


1.) Apa saja ciri-ciri generic transferable skill?
-Kemampuan SoftSkill yang terasah, dengan adanya Transferable Skill kita sebagai Mahasiswa akan
dituntut untuk pembiasaan sifat dan sikap untuk selalu aktif berkomunikasi, bekerjasama, disiplin dan
bertanggung jawab dalam proses pembelajaran
Berikut ini merupakan contoh Soft Skill:
1) inisiatif
2) etika / integritas
3) berfikir kritis kemauan untuk belajar
5) mempunyai komitmen tinggi

(Wibowo & Syamwil, n.d.)

2.) Apa saja yang termasuk dalam generic transferable skill?


-Technical Skills ,
Dengan adanya technical skill adalah suatu kemampuan yang berhubungan dengan teknologi masa
terkini (IT) . Dengan paham atau mahirnya kita dalam teknologi maka tentunya akan memudahkan
kita untuk meraih suatu pekerjaan diera digital saat ini.
-Skill Komunikasi
Five stars doctor bahkan system metode pembelajaran yang sedang kita gunakan saat ini merupakan
suatu komunikasi antara berbagai pihak, pada dasarnya komunikasi ini berasal dari 2 bahasa yaitu
communicare (latin) dan common( English) Yang berarti pertukaran pengetahuan atau informasi yang
kita miliki. Dengan adanya komunikasi yang baik maka diharapkan partner belajar, partner kerja kita
akan paham dan connect terhadap apa yang kita pikirkan
-Skill Management
Kita harus memiliki soft skill yang dimiliki oleh dokter dan perawat untuk
menjawab tantangan pelayanan kesehatan prima di rumah
sakit.
-Leadership
Dapat menempatkan dirinya sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat.
Mampu menemukan kebutuhan kesehatan bersama individu serta masyarakat.
Mampu melaksanakan program sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
-Analytical Skills
Brainstorming adalah sebuah metode yang bisa dilakukan untuk memecahkan berbagai masalah dan
menghasilkan beragam ide baru sebanyak mungkin dengan cepat. Seperti
namanya, brainstorming memiliki tujuan untuk merangsang otak berpikir secara logis, spontan, dan
kreatif.
https://www.ekrut.com/media/transferable-skills-adalah
https://doktersiaga.com/blog/view/five-star-doctor
https://www.alodokter.com/brainstorming-metode-untuk-menghasilkan-ide-dengan-cepat

(Grant, 2005)

3.) Apakah kegiatan CPD dapat dilakukan secara self directed learning?
-pengembangan profesional di berbagai negara dan sistem perawatan kesehatan, ada beberapa fitur
umum: sebagian besar didasarkan pada sistem kredit terkait jam, di mana satu jam kegiatan
pendidikan sama dengan satu kredit; Kegiatan pendidikan cenderung dibagi menjadi tiga kategori:
(a) kegiatan “langsung” atau eksternal (kursus, seminar, rapat, konferensi, presentasi audio dan
video)
(b) kegiatan internal (kegiatan berbasis praktik, konferensi kasus, putaran besar, klub jurnal,
pengajaran, konsultasi dengan rekan sejawat dan kolega)
(c) materi “tahan lama” (cetak, CD Rom, atau materi berbasis web, mungkin berdasarkan kurikulum,
dengan pengujian atau penilaian); dan jika ada sertifikasi ulang atau validasi ulang wajib,
menunjukkan komitmen berkelanjutan untuk melanjutkan pengembangan profesional merupakan
komponen utama dari proses tersebut
BMJ 2000; 320 doi: https://doi.org/10.1136/bmj.320.7232.432Cite this as: BMJ 2000;320:432
https://www.bmj.com/content/320/7232/432.full
4.) Bagaimana cara memilih kegiatan CPD dalam dunia Kedokteran agar memberikan dampak
positif?
CPD(Continuous Professional Development) merupakan suatu proses yang dilakukan oleh para
dokter setelah melakukan Pendidikan kedokteran maupun spesialis , dengan harapan mendapatkan
ilmu yang baru tentang dunia hingga dapat mengerti persoalan tentang virus baru atau wabah baru
yang belum ada obatnya.CDP memiliki beberapa metode akan tetapi salah satu diantaranya
merupakan cara yang fleksibel, mudah, murah, dan efektif yaitu metode informal. Pada metode
informal mereka melakukan belajar secara mandiri dan sesuka mereka.

Adanu, Theodosia. (2007). Continuing Professional Development (CPD) in state-owned university


libraries in Ghana. Vol. 28 pp 292-305
5.)Apa manfaat CPD ?
CPD adalah aspek penting dari pembelajaran seumur hidup yang memiliki
manfaat pribadi dan organisasi
Manfaat yang kita peroleh adalah adanya transfer suatu ilmu baru, optimalnya suatu perawatan dalam
bidang Kesehatan

ARISTAYUDHA, A A Ngurah Bagus; RICHADINATA, Kadek Riyan Putra; RETTOBJAAN, Vitalia Fina Carla.
CONTINUOUS PROFESSIONAL DEVELOPMENT IN HEALTHCARE.

(Weerakkody et al., 2016).


(Panthi& Pant, 2018).
6.)Apa saja contoh kegiatan CPD?
Pada rumusan dokumen IFLA pun dinyatakan bahwa pustakawan merupakan penghubung aktif antara
pemustaka dan sumber daya informasi maupun pengetahuan, sehingga kemampuan dan kualitas
pustakawan harus dipelihara dan selalu ditingkatkan.Pan dan Hovde (2010)mengungkapkan bahwa
Continuing Professional Development(CPD) adalah proses belajar seumur hidup, baik universal dan
individual. Untuk itu pustakawan harus bisa mengikuti perubahan yang cepat dibidang perpustakaan
dan profesionalisme yang dimiliki. Menurut Pan dan Hode CPDbagi pustakawan, dapat dilihat dari 3
indikator: Needs for Professional Development,Resources for Professional
Development,danAdministrative Support.
Moonasar, A., & Underwood, P. (2018). Continuing Professional Development
opportunities in Information and Communication Technology for academic
librarians at the Durban University of Technology. South African Journal of
Libraries and Information Science, 84(1), 47–55. https://doi.org/10.7553/84-
1-1759
7.) Apa hubungan dari CPD dan self directed learning?
CPD Atau Continuous Professional Development merupakan suatu kesatuan dari Self Directed
Learning karena CPD akan berhasil apabila tenaga medis dapat mempelajari hal hal baru untuk
memperbarui ilmu mereka dengan mengikuti Informal CPD para tenaga medis akan dibiarkan untuk
mencari informasi terpercaya . agar mereka memahami suatu mekanise hal medis terbaru.
Block, K.J. and Kelly, J.A. (2001), “Integrating informal professional development into the work of
reference”, The Reference Librarian, Vol. 34 No. 72, pp. 207-18

8.)Apa saja ciri-ciri dari student centered learning ?


-Pembelajaran Aktif
Secara operasional, pembelajaran aktif (active learn-
ing) dapat didefinisikan sebagai berikut: .Suatu aktivitas
instruksional yang melibatkan para mahasiswa di dalam
mengerjakan berbagai hal dan berpikir tentang apa yang
sedang mereka kerjakan.
- Pembelajaran Interaktif
Interaksi dapat terjadi dalam berbagai bentuk yang
berbeda, antara lain antara mahasiswa dengan materi
pembelajaran, antara mahasiswa dengan aktivitas
pembelajaran, antara mahasiswa dengan dosen/
fasilitator, dan antar mahasiswa. Di dalam pembelajaran
interaktif maka setiap mahasiswa harus mengerjakan
sesuatu, sesuai dengan pengetahuan atau materi yang
sedang dipelajarinya. Interaksi dengan content berarti
terjadi proses aktif dan mengkombinasikan content tadi
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimilikinya (prior knowledge/experience).
- Pembelajaran Mandiri
Pembelajaran mandiri (self-directed learning) adalah
suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
mahasiswa (student-centred approach) di mana proses dan
pengalaman belajar diatur dan dikontrol oleh mahasiswa
sendiri. Para mahasiswa memutuskan sendiri
tentang .bagaimana, di mana, dan kapan belajar tentang
suatu hal yang mereka anggap merupakan hal yang
penting.
- Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif (collaborative learning) pada
hakekatnya merupakan pengalaman filosofis pribadi.
Di dalam kelompok diskusi, tiap-tiap individu berperan
aktif, saling memberi kontribusi, saling menerima
pendapat kawan dengan prasangka baik, saling
menghargai kemampuan orang lain. Pembelajaran
kolaboratif lebih menekankan saling berbagi
pengalaman dan pendapat, dan bukan merupakan
kompetisi di antara pembelajar.
Harsono. Kearifan dalam transformasi pembelajaran:
dari teacher-centered ke student-centered learning. Jurnal
Pendidikan Kedokteran 2006; 1(1):5-10.
O.Neill G, McMahon T. Student-centered learning: what
does it mean for students and lecturers? In O.Neill G.,
Moore S., McMullin B, editors. Emerging issues in the
practice of university learning and teaching. Dublin:
AISHE, 2005; 27-36.
https://luk.staff.ugm.ac.id/mmp/Harsono/SCLdiPT.pdf

9.) Apa yang harus dilakukan agar sistem pembelajaran student centered learning dapat
berjalan dengan lancar?
Agar system pembelajaran SCL (Student Centered Learning) berjalan secara lancar maka kita harus
melakukan beberapa hal berikut dalam aktivitas diskusi kelompok kecil dapat berupa: (a)
Membangkitkan ide; (b) Menyimpulkan poin penting; (c) Mengases tingkat skill dan pengetahuan; (d)
Mengkaji kembali topik di kelas sebelumnya; (e) Menelaah latihan, quiz, tugas menulis; (f)
Memproses outcome pembelajaran pada akhir kelas; (g) Memberi komentar tentang jalannya kelas;
(h) Membandingkan teori, isu, dan interpretasi; (i) Menyelesaikan masalah; dan (j) Brainstroming.

Kunaefi, T. D.,& Tim Penyusun. (2008). Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi Pendidikan Tinggi. Jakarta: Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Wulandari, N., Umu, L., Dian, Adiprana., & Novantoni. (2011). Peran Penghargaan Dalam Rangka
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Bandung: Universitas Pendi-dikan Bandung

10.) Apa hubungan CPD dengan prinsip dokter longlife learning?


Lifelong Learning adalah upaya seseorang untuk terus belajar secara sukarela dan berkelanjutan untuk
alasan pribadi yang bertujuan untuk pengembangan pribadi, meningkatkan daya saing dan
kemampuan kerja. Lifelong Learning adalah usaha yang harus dilakukan dengan sadar dan
menikmati setiap proses belajarnya karena dilakukan dengan sukarela. Hal ini sama dengan tujuan
visi misi dari CPD yaitu sama sama melakukan Pembelajaran seumur hidup tanpa adanya suatu
paksaan
Laal, M., & Salamati, P. (2012). Lifelong learning; Why do we need it? Procedia -
Social and Behavioral Sciences, 31(2011), 399–403.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.12.073
11.) Kenapa CPD penting untuk seorang dokter dalam mengatasi masalah?
pentingnya CPD, Dokter termotivasi untuk
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran serta meningkatkan kepuasan kerja.
Sikap positif terhadap CPD dari manajemen dan rekan memfasilitasi pembelajaran
yang efektif (Panthi & Pant, 2018). Kemudian di lanjutkan bahwa studi ini
menemukan bahwa pendorong terlaksananya Continuing education adalah untuk
meningkatkan kualitas perawatan, meningkatkan kompetensi klinis, keterampilan,
kapasitas pengambilan keputusan klinis dan untuk memperoleh pengetahuan
berbasis bukti dan persyaratan kredit.

A A Ngurah. Bagus. Aristayudha, Continuous Professional Development

12.) Apa definisi dan karakteristik dari student centered learning, adult learning, self
regulation? Dan kaitannya dari ketiga hubungan tersebut.
Student Centered Learning merupakan suatu metode belajar yang berpusat pada mahasiswa.
Pendekatan ini cukup efektif karena memberikan ruang kebebasan dan kesempatan kepada peserta
didik untuk menggali sendiri ilmu karakteristiknya kemandirian selaras dengan konsep adult-learner.

Adult Learning, tipe pembelajaran orang dewasa. Fasilitas belajar, Signifikan hanya pada self nya,
tidak mau belajar dibawah tekanan.
Karakteristik adult-learner meliputi self-directed, life experience & knowledge, praktis dan mampu
menghargai pendapat orang lain.

Self regulation atau regulasi diri adalah kemampuan seseorang untuk melakukan “kontrol” terhadap
dirinya karakteristiknya adalah dapat
bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, aktif dalam belajar, dalam upaya meningkatkan
prestasi belajarnya

Harsono. Student-Centered Learning di perguruan tinggi. Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi
Kesehatan Indonesia. 2008;3:1-7.

Howse, Lange, Farran, & Boyles. (2010). Motivation and Self-Regulation as Predictors of
Achievement in Economically Disadvantaged Young Children. Journal of Experimental.

13.) Perbedaan antara adult learning dengan pedagogy learning?

Andragogi
Suatu metode pembelajaran orang dewasa
yang dilakukan secara mandiri
1. Pembelajar disebut “peserta didik” atau
“warga belajar”
2. Gaya belajar independent
3. Tujuan fleksibel
4. Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki
pengalaman untuk berkontribusi
5. Peserta didik dituntut aktif berpartisipasi
dalam pembelajaran
Pendagogy
Suatu metode pembelajaran anak-anak secara
paksa
1. Pembelajar disebut “siswa” atau “anak
didik”
2. Gaya belajar dependen
3. Tujuan ditentukan sebelumnya
4. Diasumsikan bahwa tidak berpengalaman
dan kurangInformasi
5. Anak didik lebih banyak menerima dari
guru

https://www.silabus.web.id/perbedaan-pendidikan-orang-dewasa-dengan-pendidikan-anak-
anak/
Power Point Bu Endang Lestari

14.) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi self regulation?

Terdapat 2 Faktor Yaitu


Faktor Internal dan factor eksternal
Factor internal dapat berupa:
-Kepercayaan diri
-motivasi
Faktor Eksternal dapat berupa:
-Dukungan sosial
-Dukungan tempat tinggal
Howse, Lange, Farran, & Boyles. (2010). Motivation and Self-Regulation as Predictors of
Achievement in Economically Disadvantaged Young Children. Journal of Experimental.
Alwisol, Psikologi Kepribadian. (Malang: UMM Press, 2009).

Zimmerman, B. J, Self-Regulated Learning and Academic Achievement: An Overview. (Lawrence


Erlbaum Associates. Educational Psychologist, 1990), Vol. 25

https://ejournal.borobudur.ac.id/index.php/psikologi/article/download/589/564

15.)Analisislah suatu contoh kasus pembelajaran berdasarkan adult learning, student centered
learning, dan self regulation!
Menurut analisis yang saya peroleh setelah literasi, contoh kasusnya sendiri merupakan SGD yang
sedang kita hadapi saat ini , SGD pada step 1 dan 2 merupakan perwujudan dari system Pembelajaran
adult learning dan student centered learning, dimana Adult learning adalah suatu pembelajaran yang
berkarakteristik Berkelompok dan para mahasiswa yang sedang bertukar pikiran satu sama lain
berupa saling melengkapi.Setelah Step 2 Terlampaui maka yang dilakukan selanjutnya adalah step 6
berupa belajar secara mandiri melalui sumber sumber yang valid , hal ini bisa dikatakan self
regulation dan self directed learning yaitu suatu proses dimana suatu stimulus keinginan dan suatu
Teknik belajar mandiri dilakukan.
https://ejournal.borobudur.ac.id/index.php/psikologi/article/download/589/564
Shitarukmi, S., Projosasmito, S. R., & Roebertsen, H. (2017). Effectiveness of PBL
Problems from Students and Tutors Perspectives THE EFFECTIVENESS OF PBL
PROBLEMS FROM STUDENTS AND TUTORS PERSPECTIVES. The, 6(1), 31–
43.

Anda mungkin juga menyukai