Proposal Penelitian
Proposal Penelitian
Latar Belakang
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat
kekurangan gizi kronis dan penyakit infeksi berulang yang ditandai dengan tinggi badan
menurut usia dibawah -2 median standar deviasi (WHO, 2023). Prevalensi stunting di
Indonesia menunjukan prevalensi yang cukup tinggi yaitu 21.6 % (SSGI, 2021). Stunting
menyebabkan gangguan pertumbuhan linier dan gangguan perkembangan kognitif, sehingga
menyebabkan rendahnya performa di sekolah dan produktivitas saat dewasa, selain itu juga
menyebabkan peningkatan risiko obesitas dan komorbiditas penyakit kronis lainnya, sehingga
dalam jangka panjang akan menyebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia (WHO,
2023). Stunting disebabkan oleh multifaktor, baik biologis, perilaku, maupun lingkungan
Mbuya and Humprey, 2016).
Inflamasi juga menyebabkan pemendekan vili usus sehingga mengurangi luas area
permukaan untuk penyerapan zat gizi (Abou-seri et al, 2022). Selain itu respon inflamasi juga
memicu aktivasi sistem kekebalan tubuh dengan mengorbankan karbohidrat dan protein
seluler sehingga berkontribusi terhadap gangguan pertumbuhan anak (Amadi et al, 2021).
Sitokin proinflamasi yang diproduksi tubuh saat terjadi invasi bakteri dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan organ melalui berbagai mekanisme. Mekanisme sistemiknya
melalui resistensi growth hormon (GH) hepatik sehingga sekresi Insulin-like growth factor-1
(IGF-1) yang merupakan mediator utama hormon pertumbuhan menjadi terhambat.
Sedangkan mekanisme lokalnya secara langsung mempengaruhi lempeng pertumbuhan
epifisis tulang panjang melalui penurunan proliferasi dan peningkatan apoptosis kondrosit
(Witkowska et al, 2020).
Tingkat sirkulasi IGF-1 yang menurun akibat inflamasi pada anak stunting tidak hanya
mengangggu pertumbuhan namun diketahui juga dapat mengganggu fungsi kognitif (Deboer
et al, 2023). Penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan terbalik antara inflamasi dan
kematangan kognitif pada anak melalui Microbiota-Gut Brain Axis (MGB Axis), suatu
mekanisme komunikasi langsung antara otak dan pencernaan (Donowitz et al, 2018).
Intervensi melalui pencernaan diperkirakan dapat dijadikan sebagai salah satu opsi dalam
memutus mata rantai stunting. Namun di Indonesia saat ini, pencernaan belum menjadi target
dalam intervensi perbaikan pertumbuhan dan perkembangan kognitif pada anak yang
mengalami stunting. Sementara itu, Indonesia memiliki berbagai probiotik lokal yang
memiliki manfaat potensial untuk pencernaan namun masih minim pemanfaatannya. Hal ini
kemungkinan karena keterbatasan dari bukti ilmiah yang tersedia.
Oleh karena itu perlu diketahui apakah modulasi pencernaan menggunakan sinbiotik powder
(probiotik Lactobacillus plantarum DAD-13 dan prebiotik FOS-GOS) memiliki potensi untuk
dijadikan treatment dalam mengejar ketertinggalan pertumbuhan dan perkembangan kognitif
pada anak stunting, serta bagaimana gambaran patofisiologis yang mendasarinya, terutama
terkait potensi dalam perbaikan fungsi barrier intestinal, inflamasi, dan sekresi Insulin-like
growth factor-1.
Pertanyaan/Tujuan Penelitian
Apakah pemberian sinbiotik powder (probiotik Lactobacillus plantarum DAD-13 dan
prebiotik FOS-GOS) secara prospektif dapat mempengaruhi fungsi barrier intestinal pada
balita stunting?
Apakah sinbiotik powder dapat mempengaruhi inflamasi pada balita stunting?
Apakah pemberian sinbiotik powder dapat mempengaruhi sekresi Insulin-like growth factor-
1 pada balita stunting?
Apakah sinbiotik powder dapat mempengaruhi fungsi kognitif pada balita stunting?
Kelogisan (Rationale)
Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa sinbiotik powder (Lactobacillus plantarum
DAD-13 dan prebiotik FOS-GOS) dapat memperbaiki fungsi barrier pencernaan dan
mengurangi inflamasi. Dampak dari perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan sekresi
Insulin-like growth factor-1 serta memperbaiki perkembangan kognitif pada balita stunting.
Dalam konteks ini, hipotesis penelitian ini didasarkan pada upaya untuk mengidentifikasi
sinbiotik powder sebagai alternatif terapi tambahan dalam intervensi spesifik percepatan
penurunan stunting di berbagai pusat pelayanan kesehatan. Dengan demikian, diharapkan
sinbiotik powder dapat mengakselerasi pertumbuhan dan perkembangan kognitif khususnya
pada anak usia kurang dari 2 tahun yang mengalami stunting.
Penelitian akan dilakukan pada Juni - Desember 2026. Kriteria inklusi adalah balita stunting
(TB/U<-2SD), usia 6 - 24 bulan. Kriteria eksklusi adalah balita yang memiliki kelainan
kongenital atau penyakit kronis, menjalani terapi medis atau obat - obatan yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian, serta memiliki riwayat alergi atau intoleransi terhadap bahan
yang digunakan dalam intervensi. Ukuran sampel penelitian ditentukan menggunakan uji
hipotesis 2 proporsi independen menggunakan aplikasi G-Power.
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan pertama dimulai dengan proses
pengemasan produk sinbiotik powder dari campuran probiotik dan prebiotik sesuai dengan
perbandingan komposisi yang telah ditentukan. Sinbiotik powder dikemas dengan berat total
1 gr dan terdiri dari Lactobacillus plantarum DAD-13 109 CFU/gr yang diproduksi oleh
Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, serta FOS dan GOS yang diperoleh
dari PT. Beneo GmbH. Sementara kelompok kontrol akan diberikan plasebo dalam bentuk
susu skim powder dengan berat yang sama.
Tahapan kedua penelitian adalah pengumpulan data baseline yang meliputi wawancara
karakteristik dasar subjek menggunakan kuesioner, pengukuran antropometri berat badan dan
tinggi badan, pengambilan sampel feses dan darah, serta asesmen fungsi kognitif. Fungsi
Barrier Intestinal diukur melalui biomarker zonulin yang terdapat pada sampel feses
menggunakan human zonulin Elisa Kit. Inflamasi Intestinal diukur melalui biomarker
Calprotectin yang terdapat pada sampel feses menggunakan human Calprotectin ELISA kit.
Sedangkan inflamasi sistemik diukur melalui biomarker sitokin (TNF-α) yang terdapat pada
sampel darah menggunakan human sitokin ELISA kit. Insulin-like growth factor-1 diukur
melalui pada sampel darah menggunakan human IGF-1 ELISA kit.
Pengambilan sampel feses dan darah dilakukan pada hari yang sama dan diletakan dalam ice
box dalam waktu maksimal 6 jam, kemudian disimpan dalam suhu -70°c sebelum dianalisis
sesegera mungkin menggunakan ELISA reader. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium
Biokimia, IPB Bogor. Asesmen kognitif dilakukan dengan beberapa tools yang diberikan
kepada anak, lalu diobservasi dan diinterpretasikan menggunakan instrumen Bayley Scales of
Infant and Toddler Development III.
Tahap ketiga adalah pemberian intervensi dimana subjek diberikan intervensi sesuai dengan
kelompok perlakuan (kelompok treatment dan kelompok control). Seluruh subjek dilakukan
randomisasi untuk dimasukan ke dalam kelompok intervensi maupun kelompok kontrol.
Kedua kelompok akan menerima sebanyak 90 sachet produk untuk diberikan sebanyak 1
sachet per hari. Sachet berbentuk bubuk yang dilarutkan oleh orang tua dengan sebanyak 5-
10 ml air dan diberikan secara oral dalam bentuk suspensi. Pada saat intervensi subjek juga
diberikan dan diminta untuk mengisi formulir kepatuhan konsumsi serta mengembalikan
seluruh sisa kemasan sachet untuk memastikan kepatuhan konsumsi
Tahap penelitian keempat adalah pengumpulan data endline yang dilakukan setelah 90 hari
intervensi. Proses pengumpulan data endline yang dilakukan sama seperti metode
pengumpulan data baseline.
Analisa data dilakukan menggunakan microsoft excel 365 dan software SPSS 25. Analisis
yang digunakan diantaranya one sample t-test, paired t-test dan pearson correlation-test. Nilai
p-value <0,05 dianggap signifikan.
Signifikansi/Manfaat
Secara teoritis dan praktis penelitian ini akan berguna sebagai salah satu alternatif terapi
tambahan yang bermanfaat untuk mengakselerasi pertumbuhan dan perkembangan kognitif
pada balita stunting melalui modulasi pada pencernaan
Mempelajari mekanisme interaksi antara sinbiotik dan kognitif pada anak stunting memiliki
potensi untuk memberikan masukan bagi pemangku kebijakan terkait urgensi pemberian
intervensi pada anak stunting melalui modulasi pencernaan. Beberapa biomarker yang terlibat
dalam penelitian ini juga akan menambah pemahaman terkait patogenesis yang terlibat dalam
stunting sehingga dapat dijadikan gambaran untuk memunculkan intervensi inovatif lainnya
bagi penelitian selanjutnya.
Daftar Pustaka
Abou-Seri, H., Abdalgaber, M., & Zahran, F. (2022). Enteric parasitic infections: From
environmental enteric dysfunction to gut microbiota and childhood malnutrition.
Parasitologists United Journal, 15(3), 216-223.
Amadi, Beatrice, et al. "Adaptation of the small intestine to microbial enteropathogens in
Zambian children with stunting." Nature microbiology 6.4 (2021): 445-454.
Bryk, Gabriel, et al. "Effect of a combination GOS/FOS® prebiotic mixture and interaction
with calcium intake on mineral absorption and bone parameters in growing rats." European
Journal of Nutrition 54 (2015): 913-923.
DeBoer, Mark D., et al. "Association of Circulating Biomarkers with Growth and Cognitive
Development in Rural Tanzania. The Journal of Nutrition 153.5 (2023): 1453-1460.
Donowitz, Jeffrey R., et al. "Role of maternal health and infant inflammation in nutritional
and neurodevelopmental outcomes of two-year-old Bangladeshi children." PLoS neglected
tropical diseases 12.5 (2018): e0006363.
Gunawan, Delima, et al. "Effect of Lactobacillus plantarum DAD-13 and Fructo-
oligosaccharides on Short-Chain Fatty Acid Profile and Nutritional Status in Indonesian
Stunting Children." Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences 9.B (2021): 1790-
1796.
Mbuya MNN, Humphrey JH. Preventing environmental enteric dysfunction through
improved water, sanitation and hygiene: an opportunity for stunting reduction in developing
countries. Matern Child Nutr. 2016;12:106–20.
Million M, Diallo A, Raoult D. Gut microbiota and malnutrition. Microb Pathog.
2017;106:127–38.
Rahayu, Endang S., et al. Molecular Characteristics of Indigenous Probiotic Strains From
Indonesia. International Journal of Probiotics & Prebiotics 10.4 (2015).
Rinanda, Tristia, et al. "Correlation between gut microbiota composition, enteric infections
and linear growth impairment: a case–control study in childhood stunting in Pidie, Aceh,
Indonesia." Gut Pathogens 15.1 (2023): 54.
Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tingkat Nasional, Provinsi, Dan Kabupaten/Kota Tahun
2021. Menteri Kesehatan Ri: 2021
Valentini et al. Small intestinal permeability in older adults. Physiol Rep 2014;2:e0028
Witkowska-Sedek, Ewelina, and Beata Pyrzak. "Chronic inflammation and the growth
hormone/insulin-like growth factor-1 axis." Central European Journal of Immunology 45.4
(2020): 469-475.
World Health Organization (WHO). 2023. Levels and trends in child malnutrition:
UNICEF/WHO/The World Bank Group joint child malnutrition estimates: key findings of
the 2023 edition.