Anda di halaman 1dari 2

BAB 4

PEMBAHASAN
Dalam kasus keluarga Bapak “WP” dengan salah satu anggota keluarga baita
gizi kurang Di Banjar Dinas Dauh Tukad, Desa Pengatan, Kecamatan Buleleng,
Kabupaten Buleleng. Saya memberikan asuhan selama 12 hari, dimana selama
memberikan asuhan, pertama dilakukan pengkajian data sebanyak 2 kali ke rumah
bapak “WP” selama melakukan pengkajian dilakukan pengambil data subjektif
dan data objektif. Didapat data jumlah anggota keluarga Bapak “WP” yaitu
sebanyak 4 orang. Setelah diakukan pengkajian data subjektif dan data objektif ,
dilanjutkan dengan melakukan analisis data, dalam analisa terdapat masalah-
masalah yang perlu mendapatkan intervensi. Setelah dilakukan analisa data dan
sudah di tetapkan masalah yaitu “Ketidakmampuan keluarga dalam merawat
balita dengan gizi kurang”. Diagnosis sudah ditegakkan kemudian dilanjutkan
dengan membuat perencanaan tentang intervensi yang akan diberikan kepada
keluarga Bapak “WP” dan setelah membuat perencanaan saya ke rumah Bapak
“WP” untuk memberikan intervensi dan melakukan evaluasi.
Masalah yang terjadi pada keluarga bapak “WP” adalah permasalahan balita
dengan gizi kurang yaitu balita “GS”. Dari hasil penghitungan dengan
menggunakan rumus BBI = (2 x n) + 8, balita “GS” yang berumur 2,5 tahun
seharusnya memiliki berat badan 13 kg. Namun dari hasil pengkajian yang
dilakukan pada balita “GS” didapatkan berat badan 10 kg dan tinggi badan 86 cm.
Ini menunjukkan bahwa ada kesenjangan atau ketidaksesuaian antara umur balita
“GS” dengan berat badan saat ini. Asuhan yang diberikan kepada keluarga bapak
“WP” adalah memberikan KIE kepada Ibu “PW” tentang gizi pada balita,
memberikan KIE mengenai cara merawat anak dengan gizi kurang, memberikan
susu full cream, suplemen makan makanan, dan memberikan PMT 3 bungkus
perhari serta menganjurkan kepada Ibu “PW” agar menimbang berat badan balita
“GS” setiap bulan di posyandu.
Setelah beberapa hari diterapkannya asuhan tersebut dan terakhir dilakukan
pengkajian data pada tanggal 20 Januari 2020 berat badan balita “GS” sudah
menunjukan kenaikan berat badan yaitu menjadi 11kg. Nafsu makan balita “GS”

1
tampak mengalami peningkatan ditandai dengan balita “GS” mampu meng-
habiskan makanan dengan porsi sedang dan ibu “GS” berjanji akan melakukan
penimbangan berat badan balita “GA” rutin setiap bulan di posyandu.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori
dan praktek, karena masalah yang muncul pada ibu tersebut adalah masalah
psikologis yaitu kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang balita gizi
kurang, sehingga antara teori dengan kasus sudah sesuai.

Anda mungkin juga menyukai